LINGGA TUNGGUL WERDO DESA SOKO



" Sisa Sisa Dari Kerajaan Kuna Di Desa Soka ( Soko ) Ungaran Barat "

Sisa Sisa Dari peradaban Kuna yang masih tersimpan di suatu daerah.


Merupakan Sumber sedjarah yang pernah terjadi di Tempat tersebut, Di mana suatu perjalanan yang menyisakan sebuah warisan yang harus di lestarikan. Bukan karena  oleh suatu keyakinan, Melainkan Kesadaran diri untuk tetap memgabadikan sisa sisa peradaban masa kuna, Yang pernah tercetak di masanya.

Maqom Mbah Tunggul Werdo

Maqom Mbah Tunggul Werdo, merupakan satu komplek pemakaman yang berada di desa soka, berdampingan dengan komplek makam umum warga soka, Kec. Ungaran Barat.
Tidak banyak di ketahui tentang sedjarah beliau ( Mbah Tunggul Werdo ), Hanya Saja, Warga setempat menganggap beliau adalah salah satu tokoh penyebar keyakinan muslim, Dan salah satu tokoh yang bubak alas desa tersebut.
Saya berserta kang Eka W Prasetya, memberanikan diri untuk mendatangi maqom beliau, Tidak banyak yang kita lakukan, selain tawasul dan sebenarnya ingin mengetahui asal usul dari mana Mbah Tunggul Werdo itu berasal.
Untuk di rangkai menjadi sebuah karya tulis, Yang kemungkinan bisa di gunakan sebagai penyambung lidah untuk generasi berikutnya termasuk saya. Namun hal itu tidak kita dapati dengan mudah, Secara kebetulan saat penelusuran situs cagar budaya berlangsung, Kita tidak menemui seseorangpun yang kemungkinan bisa di gali sumber informasinya, Walaupun sedikit saja.
Hal berikutnya, Kita memang sengaja napak tilas jejak peradaban kuna di desa tersebut, Untuk mengetahui sisa sisa dari bangunan kuna di masanya, Di mana bangunan tersebut merupakan sumber cerita yang pernah di jadikan tempat tempat yang di anghap suci atau di sucikan pada saat kepemimpinan Raja raja kuna dahulu.

Maqom Mbah Tunggul Werdo

Maqom Mbah Tunggul Werdo, Berada di dalam sebuah bangunan yang mirip dengan Mushola atau langgar. Ada dua maqom yg membujur ke Utara dan ke selatan, satu di ataranya adalah maqom istri dari Mbah Tunggul Werdo. Yang berada di dalam satu ruangan. Namun, Nama istri dari mbah tunggul werdo kita belum mengetahuinya, Karena kembali ke permasalahan awal, Minimnya informasi yang kita dapat dari warga setempat, Mungkin akan lebih greget lagi ceritanya, Jika kita bisa menemukan salah satu tokoh desa setempat, Yang tau akan cerita dari pada punden desa tersebut.

Maqom Mbah Tunggul Werdo

Di antara ke dua maqom tersebut, Yang terlihat di tengah tengah Pusara tokoh desa Soko. Merupakan sebuah batu berbentuk bulat memanjang, Dengan di bungkus potongan Kain Mori ( Kain kafan ). Adalah sebuah " Lingga ".
Apakah yang di namakan Lingga .. ???

Lingga Merupakan Pasangan dari yoni, Yang di jadikan sebagai sarana pemujaan Hindu Siva ( Siwa ). Namun, Lingga tersebut tidak memiliki pasangan yang di maksud dengan yoni. Karena, Lingga itu di temukan oleh warga desa soko, dalam keadaan rusak karena benda keras, tepatnya di pematang sawah dan dalam keadan ambruk terbengkelai. Lalu dengan ide inisiatif salah satu warga, Lalu di pindahkannya lingga tersebut. Dan di alokasikan ke sebuah tempat. Namun, cerita tersebut Berkelanjutan. Terjadi hal hal yang aneh, dengan kembalinya lingga tersebut ke tempat semula. Membuat warga desa soko semakin bingung dan terheran herankan. Dan ada yang menceritakan bahwa, Yang di maksud dengan lingga itu ternyata, Sebuah tongkat yg sering di bawa oleh Mbah Tunggul Werdo. Secara Garis besarnya, Lingga tersebut adalah sebuah tongkat Mbah Tunggul Werdo, yang di gunakan untuk membuat garis sebagai batas antar desa. Dengan kelebihan dari Mbah Tunggul Werdo, Garis pembatas desa tersebut, Berubah menjadi sungai, Dan di aliri air yang cukup melimpah. Hingga sampai saat ini, air tersebut di manfaatkan untuk pengairan sawah. Itulah Kisah legenda rakyatnya.

Maqom Mbah Tunggul Werdo

Maka dari cerita tersebut, Warga soko meyakini bahwa, Batu tersebut merupakan bukan sembarangan batu biasa. Namu, batu tersebut mempunyai petuah dari leluhur desanya. Lalu, Proses pemindahanya bagai mana .. ???
Proses pemindahan batu lingga tersebut melalui tahap tahap lelaku ( Tirakatan ), Barulah bisa di pindahkan. Dan di jadikan tetenger maqom mbah tunggul werdo beserta istrinya.

Maqom Mbah Tunggul Werdo

Di antata maqom mbah tunggul werdo dan istrinya, Terdapat enam buah batu berpola kotak, Mungkin sisa Sisa dari sebuah bangunan kuno berupa candi. Akan tetapi belum juga iyakan. Karena, Di lokasi tempat penemuan lingga tersebut, Tidak ada sisa sisa bangunan pendukung lainya. Seperti material atau konecting sebuah bangunan. Ataukah memang sebuah bangunan pemujaan, Tapi tidak berwujud bangunan candi pada umumnya. yang memiliki kaki, Badan dan Atap. Mungkin juga, Hanya sebuah pelataran saja yang di taruh sebuah lingga tanpa Yoni sebagai pasangannya. Jika memang demikian, Berarti di daerah desa soko, dulunya ( Masa kerajaan mataram kuno ), merupakan peradaban penganut Aliran  Brahma. Jika memang iya, Bisa di artikan, Kec. Ungaran memiliki dua sekte, Yaitu Sekte siwa dan sekte Brahma.

Hampir memiliki kesamaan dengan Lingga Phallus yang berada di Desa Bantir Sumowono.


Maqom Mbah Tunggul Werdo

Lingga tidak hanya tertuju pada satu sekte saja, melainkan di jadikan dua sekte yang saya ketahui. Sekte siwa komplit dengan pasanganya berupa yoni. Sedangkan sekte brahma, Hanya lingga tanpa pasangannya yoni. Seringnya, Lingga sekte brahma, Berdiri sendiri dan berada di tempat tempat tertinggi. Seperti perbukitan dan di lereng gunung. Sekte brahma, Banyak sekali di temukan, Di daerah Jawa Timuran.

Maqom Mbah Tunggul Werdo

Lingga tersebut memiliki ukuran tinggi sekitar 120 cm dan diameternya, kemungkinan juga sekitar 46 cm. Lingga tersebut dalam keadaan fragmen atau rusak. Di tanam di antara pusara maqom Mbah Tunggul Werdo, tepatnya berada di tengah tengah kedua maqom tersebut.

Cerita rakyat, Juga mampu melindungi situs cagar budaya di nusantara. Karena denga mitos dan mistisnya tempat sakral tersebut. Tetap semangat, Nguri nguri kabudayan Jawi.



" Hobiku Dolan Alasa "


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA