MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA
MAKAM SYECH SUDJONO
( Dan kedua Sahabatnya )
لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ|
Dengan Rakhmat Dari ALLOH SWT, dan Segala Nikmat Dan Hidayahnya, yang di Berikan Kepada kita semua.
Nabi Muhammad S.a.w, Sebagai Rosul-Nya, Yang Di utus Untuk menyampaikan pesan2nya kepada semua Umatnya di muka bumi, Semoga di yaumul qiamah kita termasuk Ahli safaatnya
AMIIN YAA ROBB
Di sini saya menulis ringkas sejarah cerita rakyat, yg saya kumpulkan dari beberapa narasumber sebagai Informasi dari tokoh Agama dan Masyarkat di
Dsn Punden
Desa Penawangan
Kec. Pringapus
Ki AGENG MUNIF atau WALIYULLOH RADEN SYECH SUDJONO
Belum Di ketahui asal usul beliau dari mana asalnya, Saat mencari informasi kepada semua narasumber, belum ada yg tau beliau dari mana.
Kisah Cerita.
Pada masa kejayaan KASULTANAN DEMAK BINTORO yg di PIMPIN oleh sultan atau RAJA pertama R. FATAH pada tahun 1475
.
KI AGENG MUNIF atau SYECH SUDJONO..
beliau adalah sahabat dari WALIYULLOH KHASAN MUNADI.
Beliau berdua mengembara untuk Menyebarkan keyakinan yg di bawanya.
Khususnya di Desa Nyatnyono, ungaran dan sekitarnya.
bersama keduanya pernah tinggal di nyatnyono dan mendirikan suatu padepokan atau tempat mempelajari ilmu Tasyawuf.
Yaitu Ilmu yang mempelajari tentang mensucikan Batin dengan Cahaya ma'rifat dan Taukhid kepada ALLOH SWT, yang mana akan menghasilkan akhlaqul karimmah, Akhlaq ke hambaan yang sempurna menurut Sunnah Khadrot Baginda " Nabi Muhammad Saw ".
Meninggalkan gemerlapnya keduniawian dan Mengutamakan Akhiratnya.
Mengajarkan dan membimbing masyarakat setempat yg masih menganut suatu kepercayaan, yang masih beranggapan bahwa roh nenek moyang masih bernaung atau penunggu pohon pohon besar mau pun yg berada di bebatuan besar.
mengajak dan memperkenalakan ajaran agama yg di bawa oleh keduanya, dan di yakini oleh PARA WALIYULLOH tersebut yaitu AGAMA ISLAM.
Kedua WALIYULLOH mengajarkan juga membimbing mereka dengan penuh perhatian dan kesabaran..
di kenalkan juga Dalam mempelajari kitab dan amalan2 ahlusunnah waljama'ah dan mengajarkan kitap AL QUR'AN dan SUNNAH2 ROSUL di tengah tengah lapisan Masyarakat.
AWAL MULAINYA PENGEMBARAAN WALIYULLOH SYECH SUDJONO DAN MUNCULNYA NAMA SUDJONO.
Nama Awal Beliau Ki Geng Munif, dan belum Belum mempunyai Julukan Syech Sudjono.
Berhubung dalam satu MAJELIS ada dua guru
Maka Ki AGENG MUNIF memilih menyebarkan agama islam di daerah timur desa NYATNYONO.
Di dapatinya Sebuah Desa dengan paradaban Yg sangat ramai, tepatnya di desa Gedanganak, Akan Tetapi peradaban di desa gedanganak bisa di bilang masih sama dengan di desa nyatnyono, di mana Peradaban Itu masih saja berkeyakinan Hindu pada Umumnya.
( Nb : kenapa saya menyebut peradaban di gedang anak berkeyakinan hindu masa itu ... !!!
Karena di desa Gedanganak Krajan masih memiliki Situs cagar Budaya berupa sisa bangunan candi, dan gedanganak krajan berada tepat di awbwlah utara makam Waliulloh Syech Dzakir ), Berupa Yoni, Di Mana Yoni di jelaskan dalam etimologi hindu sebagai trimurti, tiga dewa dalam keyakinan hindu kuno.
Dewa Siwa di lambangkan sebagai lingga
Dewa Wisnu Dan Dewa Brahma di lambangkan sebagai Yoni.
Mungkin Juga Situs itu sudah ada sebelum ke datangan Para wali di jawa, mungkin juga pengaruhnya masih kuat pada jaman para wali datang dan Syiar agama di setiap desa yg di sebutkan.
Maaf poto belum saya tampilkan, tunggu saja ).
Awal mulanya sangat kesulitan untuk mengenalkan Ajaran baru bagi mereka penduduk Desa Gedanganak, Namun dengan ke pandaian beliau, di lalui dengan pendekatan supaya bisa masuk di tengah tengah kalangan warga tersebut, secara pelan pelan dan penuh kesabaran.
Akhirnya beliau berhasil, masuk di kalangan lapisan masyarakat.
pernah mendirikan sebuah bangunan padepokan tempat mengajar ngaji dan menyebarkan agama ISLAM di GUNUNG SEDROJOG tepatnya.
( Sekarang Menjadi Makam Waliulloh Syech Dzakir Murid Kanjeng Sunan Gunung Jati).
Semua kalangan warga gedanganak, waktu itu menerima dengan baik, tentang ajaran yg di bawa oleh Ki Ageng Munif, hanya saja cuma dua di antaranya yg mengikuti dan mau belajar keyakinan yg di bawa oleh beliau, Murid tersebut adalah Nyai Ageng Mursiah Dan Nyai egng Mintreng.
Dalam pengajaran AGAMA yg berlangsung beberapa waktu kemudian, ada yg mengganggu
pikiran dan batin KI AGENG MUNIF tidak tenang dan timbul rasa ke khawatiran
yg di karenakan takut ada kecemburuan masyarakat pada kala itu, karena memiliki dua orang murid perempuan.
Kecemburuan yang akan menimbulkan kemaksiatan Dan dugaan Yg tidak di inginkan antara warga setempat.
Sehingga kecemburuan itu di anugerahkan dari warga masyarakat kepada KI AGENG MUNIF. Sehingga dari warga Masyarakat setempat di julukinya KI AGENG MUNIF dengan sebutan SUDJONO
di ambil dari bahasa JAWA yg artinya CEMBURU atau KECEMBURUAN..sampai sekarang di pakai nama tersebut menjadi SYECH SUDJONO.
Makam Syech Sudjono Beserta Sahabatnya.
Makam Kedua sahabat Syech Sudjono belum ada yg mengetahui nama ke duanya, Bahkan Sesepuh punden Penawangan dan sesepuh Secang Penawann tidak ada yg tau Nama nama tersebut.
Untuk melanjutkan penegembaraan, SYECH SUDJONO meninggalkan desa gedanganak dan mengembara ke desa lainya, Pengembaraan Untuk pengembangan ajaran agama ke wilayah timur,yg di tuju sudah barang tentu yg padat penduduknya, dan masih tergolong memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.
Untuk di kenalkan pada keyakinan yg di Imaninya.
Perjalanan SYECH SUDJONO untuk pergi ke arah timur, Sudah barang tentu meminta ijin kepada WALI KHASAN MUNADI untuk hijrah melebarkan sayap dalam Pengembangan Ajaran islam, Dengan berjalan kaki, Meniti kemana langkah menuju, mengikuti pandangan mata yg tertuju, sampailah di sebuah desa paling pojok, arah mata angin tenggara jika berposisi dengan desa Nyatnyono.
Tempat yg di kunjunginya adalah Desa Penawangan.
Dimana Suatu desa yg masih tergolong mempunyai keyakinan yg masih lama, dan belum kenal dengan keyakinan yg baru.
Makam Syech Sudjono Dan Ke dua Sahabatnya.
Namun Sepengetahuan MBAH KHASAN MUNADI, bahwa desa ujung timur itu susah atau kesulitan dalam mencari Air, di karenakan lahan tanah yg tandus dan banyaknya material bebatuan di duga sulitnya akan kemunculan mata air, Akan tetapi dengan tekadnya, SYECH SUDJONO tetap melanjutkan pengembaraan menuju ke desa ujung timur, dan di temuibsebuah desa ygbpadat akan penduduknya, desa penawangan yg menjadi lahan Syiar islam.
sepeninggalan SYECH SUDJONO dari GedangAnak yang berpindah tempat untuk menyebarkan agama ISLAM,sehingga di lanjutkan ke dua murid perempuan yg pertama kali masuk dan belajar agama tsb.
kedua muridnya tersebut
diantara NYAI MURSIAH menjadi PEPUNDEN SESEPUH CIKAL BAKAL DESA GEDANGANAK
sedangkan NYAI AGENG MINTRENG tidak tau tapak tilasnya.
Sesampainya di wilayah padat penduduk,ternyata tidak sesuai
dengan apa yg di harapkan SYECH SUDJONO.
Banyak timbul penolakan penolakan bahkan di lakukan pengusiran yg di lakukan masyarakat kepada SYECH SUDJONO,karena penduduk setempat melihatnya AGAK aneh dan jarang sekali bahkan belum pernah menemukan seseorang yg berbusana aneh seperti itu,dalam jari jemarinya seperti menghitung sebuah benda secara memutar, berupa bulat bulat terangkai di dlm genggamannya..
Dengan sabar beliau mencoba melakukan pendekatan,ramah tamah,pengenalan diri,lalu mendekati perlahan lahan dan mulai pendekatan dgn beberapa orang termasuk kepala dukuh terasebut.
Bahkan Syech sudjono pun ikut dalam Mengikuti kehidupan dan aturan desa tersebut, tentunya tidak meninggalkan Syariatnya.
Mungkin itu strategi dalam meyesuaikan diri kepada masyarakat penawangan pada zaman itu,dan akhirnya para penduduk mulai perlahan lahan menerima SYECH SUDJONO dan Mau di kenalkan dengan keyakinan baru yg di Bawa oleh Syech Sudjono.
Kehidupan semakin berubah, Semenjak Syech Sudjono Tinggal Di antara tengah tengah masyarakat Penawangan, Semakin banyak yg mengikuti Keyakinan Baru itu, dan bertambah banyak Santri dari beliau, pada akhirnya, Masyarakat memberikan sebidang tanah untuk mendirikan suatu padepokan di lingkungan tersebut, yg di peruntukan dalam kegiatan bimbingan Pengajaran.
Lambat laun fikirannya teringat, dan benar yg di ucapkan mbah KHASAN MUNADI ternyata daerah penawangan susah akan adanya AIR dan banyak bebatuan besar dan lahan tanah yg GERSANG..
sehingga SYECH SUDJONO melaporkan kondisi desa penawangan Ke pada Waliulloh Kahsan Munadi, sebenarnya bagai mana dan seperti apa Kondisi Tanah di Penawangan.
.
Setelah mendapatkan pengaduan dari Syech Sudjono, Wali Khasan Munadi pun mengambil tindakan, bagai mana caranya Penawangan bisa Mendapatkan Aliran Air yg di butuhkan dalam kesehariannya.
Sungguh kejadian yg di luar penalaran kita, mbah khasan munadi mengirim air ke desa penawangan melalui tumbuhan GADUNG WULUNG.
" Mitos cerita lain dari GADUNG WULUNG, berfungsi sebagai faktor untuk membuat enak tembakau di sebuah ladang perbukitan, Jika Tanaman gadung Wulung tersebut di tanam dalam puncak Bukit.
kaitanya
.Sendang tetes.
.sendang pamenang.
.sendang sari drono
.sendang kalimah toyyibah
Desa penawangan menjadi subur dan makmur,di tambahkan dengan warga masyarakatnya rajin beribadah dan bercocok tanam seperti persawahan dan perkebunan.
Nb : ASAL MUASAL SENDANG TETES ADA DUA FERSI mungkin juga lebih
Dan yg saya ketahui cuma dua saja itupun dari ke empat nara sumber yg berbeda tapi isinya sama.
Aliran air sendang tetes dulu sangat deras alirannya,seperti halnya sendang pancuran pada umumnya.
Tapi saat JIN kafir saat itu mempunyai rencana menggagalkan pertumbuhan penyebaran agama ISLAM yg di lakukan oleh SYECH SUDJONO di desa tsb.
Bangsa jin mempunyai alasan tersdndiri.
Kalau pertumbuhan agama di desa penawangan ini sangat pesat,bagai mana nasib anak cucu dari bangsa kami tidak mendapatkan perhatian,karena ritual,sesembahan,sesaji yg di persembahkan kepada kami hilang dan tidak ada lagi,dengan berbagai segala macam upaya,bangsa jin ingin menggagalkan upaya SYECH SUDJONO memperbesar ajaran agama MUSLIM di tanah penawangan itu.
Berbagai macam cara sudah di lakukan bangsa jin,namun tetap tidak menemui hasilnya.
Dan dengan waktu bersamaan,SYECH SUDJONO pun mengetahui upaya tersebut,dan yg di lakukan SYECH SUDJONO dengan para penduduk desa itu hanya satu,percaya dan meminta perlindungan dari yang maha kuasa yaitu GUSTI ALLOH TA'ALA dari berbagai macam jenis cobaan.
Untuk mensiasati hal itu,bangsa JIN pun tidak kurang akal..
.
Di putusnya aliran air dari nyatnyono yg menuju penawangan
.
Di sinyalir bahwa sendang yg tepat berada di sebelah PERUMAHAN PURI PAMENANG tepatnya di bawah ( Menurut Carita Warga ), bwkas potongan aliran berada di banguna pagar bumi BARAT LAUT ( POJOK KULON SISIH LOR .
SYECH SUDJONO beserta para pengikutnya semakin rajin beribadah dan bekerja bercocok tanam.
Karena yg di fikirkan SYECH SUDJONO beserta pengikutnya.
Kalau cuma masalah air yg jd kendala bagi ibadah dan bercocok tanam,kami tidak jadi masalah atau tidak kami permasalahkan.
Karena kami punya ALLOH SWT,yg maha pemurah,dan yg menguasai seluruh jagad alam raya seisinya.
Dan semenjak itu sendang tsb tidak mengalir deras.
Melainkan sendang tersebut tetap mengeluarkan air namun hanya menetes.
Dan akhirnya sendang itu di beri nama oleh warga sebagai SENDANG TETES atau Aumur tretes.
1. Sendang amanah GUNUNG SURA LAYA
2. sendang KALIMAH TOYYIBAH desa nyatnyono
3. Sendang tetes DI DESA PENAWANGAN
Tetapi semua itu bukan karena sendang tersebut yg memiliki ke istimewaan..semua itu karena kehendak yg MAHA KUASA ATAS SEGALA GALANYA,
Kita sebagai umat hanya di suruh menjaganya dan jangan di keramatkan.
ACARA NYADERAN.
لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ|
Dengan Rakhmat Dari ALLOH SWT, dan Segala Nikmat Dan Hidayahnya, yang di Berikan Kepada kita semua.
Nabi Muhammad S.a.w, Sebagai Rosul-Nya, Yang Di utus Untuk menyampaikan pesan2nya kepada semua Umatnya di muka bumi, Semoga di yaumul qiamah kita termasuk Ahli safaatnya
AMIIN YAA ROBB
Di sini saya menulis ringkas sejarah cerita rakyat, yg saya kumpulkan dari beberapa narasumber sebagai Informasi dari tokoh Agama dan Masyarkat di
Dsn Punden
Desa Penawangan
Kec. Pringapus
Makam Syech Sudjono Dan ke dua Sahabatnya
Gapura Komplek makam
Pintu Menuju ke komplek makam Syech Sudjono Dan ke dua Sahabatnya
In Action
Pak Modin Eko pananta, Juru Kunci atau pakuncen Mbah Sarpin dan Kadus Bapak Sugiarno
Mbah Padji Pakuncen ( Punden )
Pakuncen Mbah Paji dari Punden
Ki AGENG MUNIF atau WALIYULLOH RADEN SYECH SUDJONO
Belum Di ketahui asal usul beliau dari mana asalnya, Saat mencari informasi kepada semua narasumber, belum ada yg tau beliau dari mana.
Kisah Cerita.
Pada masa kejayaan KASULTANAN DEMAK BINTORO yg di PIMPIN oleh sultan atau RAJA pertama R. FATAH pada tahun 1475
.
KI AGENG MUNIF atau SYECH SUDJONO..
beliau adalah sahabat dari WALIYULLOH KHASAN MUNADI.
Beliau berdua mengembara untuk Menyebarkan keyakinan yg di bawanya.
Khususnya di Desa Nyatnyono, ungaran dan sekitarnya.
bersama keduanya pernah tinggal di nyatnyono dan mendirikan suatu padepokan atau tempat mempelajari ilmu Tasyawuf.
Yaitu Ilmu yang mempelajari tentang mensucikan Batin dengan Cahaya ma'rifat dan Taukhid kepada ALLOH SWT, yang mana akan menghasilkan akhlaqul karimmah, Akhlaq ke hambaan yang sempurna menurut Sunnah Khadrot Baginda " Nabi Muhammad Saw ".
Meninggalkan gemerlapnya keduniawian dan Mengutamakan Akhiratnya.
Mengajarkan dan membimbing masyarakat setempat yg masih menganut suatu kepercayaan, yang masih beranggapan bahwa roh nenek moyang masih bernaung atau penunggu pohon pohon besar mau pun yg berada di bebatuan besar.
mengajak dan memperkenalakan ajaran agama yg di bawa oleh keduanya, dan di yakini oleh PARA WALIYULLOH tersebut yaitu AGAMA ISLAM.
Kedua WALIYULLOH mengajarkan juga membimbing mereka dengan penuh perhatian dan kesabaran..
di kenalkan juga Dalam mempelajari kitab dan amalan2 ahlusunnah waljama'ah dan mengajarkan kitap AL QUR'AN dan SUNNAH2 ROSUL di tengah tengah lapisan Masyarakat.
AWAL MULAINYA PENGEMBARAAN WALIYULLOH SYECH SUDJONO DAN MUNCULNYA NAMA SUDJONO.
Nama Awal Beliau Ki Geng Munif, dan belum Belum mempunyai Julukan Syech Sudjono.
Berhubung dalam satu MAJELIS ada dua guru
Maka Ki AGENG MUNIF memilih menyebarkan agama islam di daerah timur desa NYATNYONO.
Di dapatinya Sebuah Desa dengan paradaban Yg sangat ramai, tepatnya di desa Gedanganak, Akan Tetapi peradaban di desa gedanganak bisa di bilang masih sama dengan di desa nyatnyono, di mana Peradaban Itu masih saja berkeyakinan Hindu pada Umumnya.
( Nb : kenapa saya menyebut peradaban di gedang anak berkeyakinan hindu masa itu ... !!!
Karena di desa Gedanganak Krajan masih memiliki Situs cagar Budaya berupa sisa bangunan candi, dan gedanganak krajan berada tepat di awbwlah utara makam Waliulloh Syech Dzakir ), Berupa Yoni, Di Mana Yoni di jelaskan dalam etimologi hindu sebagai trimurti, tiga dewa dalam keyakinan hindu kuno.
Dewa Siwa di lambangkan sebagai lingga
Dewa Wisnu Dan Dewa Brahma di lambangkan sebagai Yoni.
Mungkin Juga Situs itu sudah ada sebelum ke datangan Para wali di jawa, mungkin juga pengaruhnya masih kuat pada jaman para wali datang dan Syiar agama di setiap desa yg di sebutkan.
Maaf poto belum saya tampilkan, tunggu saja ).
Awal mulanya sangat kesulitan untuk mengenalkan Ajaran baru bagi mereka penduduk Desa Gedanganak, Namun dengan ke pandaian beliau, di lalui dengan pendekatan supaya bisa masuk di tengah tengah kalangan warga tersebut, secara pelan pelan dan penuh kesabaran.
Akhirnya beliau berhasil, masuk di kalangan lapisan masyarakat.
pernah mendirikan sebuah bangunan padepokan tempat mengajar ngaji dan menyebarkan agama ISLAM di GUNUNG SEDROJOG tepatnya.
( Sekarang Menjadi Makam Waliulloh Syech Dzakir Murid Kanjeng Sunan Gunung Jati).
Semua kalangan warga gedanganak, waktu itu menerima dengan baik, tentang ajaran yg di bawa oleh Ki Ageng Munif, hanya saja cuma dua di antaranya yg mengikuti dan mau belajar keyakinan yg di bawa oleh beliau, Murid tersebut adalah Nyai Ageng Mursiah Dan Nyai egng Mintreng.
Dalam pengajaran AGAMA yg berlangsung beberapa waktu kemudian, ada yg mengganggu
pikiran dan batin KI AGENG MUNIF tidak tenang dan timbul rasa ke khawatiran
yg di karenakan takut ada kecemburuan masyarakat pada kala itu, karena memiliki dua orang murid perempuan.
Kecemburuan yang akan menimbulkan kemaksiatan Dan dugaan Yg tidak di inginkan antara warga setempat.
Sehingga kecemburuan itu di anugerahkan dari warga masyarakat kepada KI AGENG MUNIF. Sehingga dari warga Masyarakat setempat di julukinya KI AGENG MUNIF dengan sebutan SUDJONO
di ambil dari bahasa JAWA yg artinya CEMBURU atau KECEMBURUAN..sampai sekarang di pakai nama tersebut menjadi SYECH SUDJONO.
Makam Kedua sahabat Syech Sudjono belum ada yg mengetahui nama ke duanya, Bahkan Sesepuh punden Penawangan dan sesepuh Secang Penawann tidak ada yg tau Nama nama tersebut.
Untuk melanjutkan penegembaraan, SYECH SUDJONO meninggalkan desa gedanganak dan mengembara ke desa lainya, Pengembaraan Untuk pengembangan ajaran agama ke wilayah timur,yg di tuju sudah barang tentu yg padat penduduknya, dan masih tergolong memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.
Untuk di kenalkan pada keyakinan yg di Imaninya.
Makam Syech Sudjono dan ke dua Sahabatnya
Perjalanan SYECH SUDJONO untuk pergi ke arah timur, Sudah barang tentu meminta ijin kepada WALI KHASAN MUNADI untuk hijrah melebarkan sayap dalam Pengembangan Ajaran islam, Dengan berjalan kaki, Meniti kemana langkah menuju, mengikuti pandangan mata yg tertuju, sampailah di sebuah desa paling pojok, arah mata angin tenggara jika berposisi dengan desa Nyatnyono.
Tempat yg di kunjunginya adalah Desa Penawangan.
Dimana Suatu desa yg masih tergolong mempunyai keyakinan yg masih lama, dan belum kenal dengan keyakinan yg baru.
Makam Syech Sudjono Dan Ke dua Sahabatnya.
Namun Sepengetahuan MBAH KHASAN MUNADI, bahwa desa ujung timur itu susah atau kesulitan dalam mencari Air, di karenakan lahan tanah yg tandus dan banyaknya material bebatuan di duga sulitnya akan kemunculan mata air, Akan tetapi dengan tekadnya, SYECH SUDJONO tetap melanjutkan pengembaraan menuju ke desa ujung timur, dan di temuibsebuah desa ygbpadat akan penduduknya, desa penawangan yg menjadi lahan Syiar islam.
sepeninggalan SYECH SUDJONO dari GedangAnak yang berpindah tempat untuk menyebarkan agama ISLAM,sehingga di lanjutkan ke dua murid perempuan yg pertama kali masuk dan belajar agama tsb.
kedua muridnya tersebut
diantara NYAI MURSIAH menjadi PEPUNDEN SESEPUH CIKAL BAKAL DESA GEDANGANAK
sedangkan NYAI AGENG MINTRENG tidak tau tapak tilasnya.
Sesampainya di wilayah padat penduduk,ternyata tidak sesuai
dengan apa yg di harapkan SYECH SUDJONO.
Banyak timbul penolakan penolakan bahkan di lakukan pengusiran yg di lakukan masyarakat kepada SYECH SUDJONO,karena penduduk setempat melihatnya AGAK aneh dan jarang sekali bahkan belum pernah menemukan seseorang yg berbusana aneh seperti itu,dalam jari jemarinya seperti menghitung sebuah benda secara memutar, berupa bulat bulat terangkai di dlm genggamannya..
Dengan sabar beliau mencoba melakukan pendekatan,ramah tamah,pengenalan diri,lalu mendekati perlahan lahan dan mulai pendekatan dgn beberapa orang termasuk kepala dukuh terasebut.
Bahkan Syech sudjono pun ikut dalam Mengikuti kehidupan dan aturan desa tersebut, tentunya tidak meninggalkan Syariatnya.
Mungkin itu strategi dalam meyesuaikan diri kepada masyarakat penawangan pada zaman itu,dan akhirnya para penduduk mulai perlahan lahan menerima SYECH SUDJONO dan Mau di kenalkan dengan keyakinan baru yg di Bawa oleh Syech Sudjono.
Kehidupan semakin berubah, Semenjak Syech Sudjono Tinggal Di antara tengah tengah masyarakat Penawangan, Semakin banyak yg mengikuti Keyakinan Baru itu, dan bertambah banyak Santri dari beliau, pada akhirnya, Masyarakat memberikan sebidang tanah untuk mendirikan suatu padepokan di lingkungan tersebut, yg di peruntukan dalam kegiatan bimbingan Pengajaran.
Lambat laun fikirannya teringat, dan benar yg di ucapkan mbah KHASAN MUNADI ternyata daerah penawangan susah akan adanya AIR dan banyak bebatuan besar dan lahan tanah yg GERSANG..
sehingga SYECH SUDJONO melaporkan kondisi desa penawangan Ke pada Waliulloh Kahsan Munadi, sebenarnya bagai mana dan seperti apa Kondisi Tanah di Penawangan.
.
Setelah mendapatkan pengaduan dari Syech Sudjono, Wali Khasan Munadi pun mengambil tindakan, bagai mana caranya Penawangan bisa Mendapatkan Aliran Air yg di butuhkan dalam kesehariannya.
Sungguh kejadian yg di luar penalaran kita, mbah khasan munadi mengirim air ke desa penawangan melalui tumbuhan GADUNG WULUNG.
" Mitos cerita lain dari GADUNG WULUNG, berfungsi sebagai faktor untuk membuat enak tembakau di sebuah ladang perbukitan, Jika Tanaman gadung Wulung tersebut di tanam dalam puncak Bukit.
kaitanya
.Sendang tetes.
.sendang pamenang.
.sendang sari drono
.sendang kalimah toyyibah
Sendang yg berada di sisi Sebelah timur Punden Penawangan, Lebih tepatnya berada di sebelah timur laut makam Syech sudjono, berjarak sekitar 500 meter dari Maqom.
Desa Punden Penawangan.
Nb : ASAL MUASAL SENDANG TETES ADA DUA FERSI mungkin juga lebih
Dan yg saya ketahui cuma dua saja itupun dari ke empat nara sumber yg berbeda tapi isinya sama.
Aliran air sendang tetes dulu sangat deras alirannya,seperti halnya sendang pancuran pada umumnya.
Tapi saat JIN kafir saat itu mempunyai rencana menggagalkan pertumbuhan penyebaran agama ISLAM yg di lakukan oleh SYECH SUDJONO di desa tsb.
Bangsa jin mempunyai alasan tersdndiri.
Kalau pertumbuhan agama di desa penawangan ini sangat pesat,bagai mana nasib anak cucu dari bangsa kami tidak mendapatkan perhatian,karena ritual,sesembahan,sesaji yg di persembahkan kepada kami hilang dan tidak ada lagi,dengan berbagai segala macam upaya,bangsa jin ingin menggagalkan upaya SYECH SUDJONO memperbesar ajaran agama MUSLIM di tanah penawangan itu.
Berbagai macam cara sudah di lakukan bangsa jin,namun tetap tidak menemui hasilnya.
Dan dengan waktu bersamaan,SYECH SUDJONO pun mengetahui upaya tersebut,dan yg di lakukan SYECH SUDJONO dengan para penduduk desa itu hanya satu,percaya dan meminta perlindungan dari yang maha kuasa yaitu GUSTI ALLOH TA'ALA dari berbagai macam jenis cobaan.
Untuk mensiasati hal itu,bangsa JIN pun tidak kurang akal..
.
Di putusnya aliran air dari nyatnyono yg menuju penawangan
.
Di sinyalir bahwa sendang yg tepat berada di sebelah PERUMAHAN PURI PAMENANG tepatnya di bawah ( Menurut Carita Warga ), bwkas potongan aliran berada di banguna pagar bumi BARAT LAUT ( POJOK KULON SISIH LOR .
SYECH SUDJONO beserta para pengikutnya semakin rajin beribadah dan bekerja bercocok tanam.
Karena yg di fikirkan SYECH SUDJONO beserta pengikutnya.
Kalau cuma masalah air yg jd kendala bagi ibadah dan bercocok tanam,kami tidak jadi masalah atau tidak kami permasalahkan.
Karena kami punya ALLOH SWT,yg maha pemurah,dan yg menguasai seluruh jagad alam raya seisinya.
Dan semenjak itu sendang tsb tidak mengalir deras.
Melainkan sendang tersebut tetap mengeluarkan air namun hanya menetes.
Dan akhirnya sendang itu di beri nama oleh warga sebagai SENDANG TETES atau Aumur tretes.
Sendang Tetes Atau sumur Tretes
1. Sendang amanah GUNUNG SURA LAYA
2. sendang KALIMAH TOYYIBAH desa nyatnyono
3. Sendang tetes DI DESA PENAWANGAN
Tetapi semua itu bukan karena sendang tersebut yg memiliki ke istimewaan..semua itu karena kehendak yg MAHA KUASA ATAS SEGALA GALANYA,
Kita sebagai umat hanya di suruh menjaganya dan jangan di keramatkan.
ACARA NYADERAN.
Makam Syech Sudjono di Kunjungi oleh orang orang di daerah luar penawangan, Melainkan dari luar kecamatan Pringapus juga, mereka datang untuk tawasul dan Bermujahadah di maqom beliau, Dalam pemilihan waktu yang tepat adalah malam Jum'at pon dalam itungan hari, tutur kata dari sesepuh desa punden dan secang penawangan.
Prosesi acara Nyaderan di Komplek maqom, Nyaderan di Sini tidak menggunakan hitungan Tanggal atau bulan sebagai patokan, di mana biasanya di tentukan oleh masyarakat pada umumnya,
hanya saja jika sudah saatnya musim tanam ( Laboh / Jawa ), Maka acara Nyaderan akan di laksanakan, di tempat tempat lain pada umumnya, acara Nyaderan terjadi hanaya Satu tahun sekali, namun di Pundwn penawangan, satu tahun Bosa terjadi selama tiga kali, Itu pun dengan menggunakan itungan Yg tepat atau menentukan masa tanam.
Untuk Acara tasyakuran Musim tanam tiba, sebagian ibu ibu ada yg membantu masak memasak di area depan Halaman Komplek maqom dan ada juga yang menggarap lahan sawah atau ladangnya.
hasil masakan tersebut, Simbul rasa bersyukurnya warga Penawangan ke pada ALLOH SWT, atas limpahan Rizqi yg si turunkan Di tengah tengah lapisan masyarakat.
sama juga seperti ibu ibu yang lain, Bapak bapak warga setempat, ada juga yg duduk di komplek Maqom, Guna untuk melangsungkan acara tawasulan yg di pimpin oleh pamong desanya, Sedangkan Bapak bapak yang lain sebagian bekerja menggarap laham Sawahnya.
Jika acara Tawasul sudah selesai.
Banyak warga yg bercerita, Bahwa sesungguhnya Syech Sudjono itu seorang tokoh Ulama besar, Yg meneladani ilmu Tasyawuf dan Meneladani bidang Pertanian. Banyak kisah sedjarah yg tumbuh pada suatu daera, dan berusaha untuk menceritakan Siapa sebenarnya Tokoh sesepuh yg membuka lahan pertama kali di desa ( Babat Alas Desa ) atau yg bahu rekso desa tersebut.
Dengan harapan, Supaya tidak luntur atau hilang nilai historysnya.
Kisah yg menarik, Pada umumnya di kisahkan tetang keteladanannya, kearifan dan kebijaksanaanya Tokoh tokoh tersebut.
Benar dan tidaknya, ini hanya sebuah cerita rakyat, tidak berdasarkan sedjarah aslinya, Melainkan hanya cerita singkat dari leteladanan Syeh Sudjono, informasi dari tokoh masyarakat dan dindukung oleh masyarakat penawangan.
Nb : Maqom Syech Sudjono Di adakan pengajian setiap selapan sekali ( 38 hari ), di adakan pengajian dan tawasul berjama'ah
Demi Kejayaan Nusantara
Jelajahkarungrungan.blogapot.com
Mantul
BalasHapusMaaf sebelumnya ...untuk kisah perjalanan Raden Sudjono Tuwin Sahabat Kaleh Dipun lengkapi ..sebelom beliau berjuang ke desa penawangan ,Raden Sudjono meniko ngajak Nyai Ageng Mintreng Saking Wilayah Kebonangung
BalasHapusSiap pak
HapusAda kisah ceritanya pak
Mungkin bisa di tampilkan