MAKAM ULAMA BESAR DI TENGAH PERTANIAN

'' DISINI BERSEMAYAM TOKOH ULAMA BESAR DARI KASULTANAN MATARAM ISLAM AMANGKURAT ''

eko budi y
Makam Ulama di Karangwetan

Kunjungan kita lanjutkan ke salah satu tempat, dengan obyek berupa komplek makam kasepuhan. Tidak jauh dengan komplek makam Kyai Ageng Wilis, radius kisaran 300 meter terletak di sisi sebelah barat laut. Masih satu lokasi, akan tetapi beda wilayah menurut tata letaknya. Komplek makam Kyai Ageng Wilis berada di wilayah Kebumen, sedangkan untuk obyek yang ke dua ini berada di wilayah Karangwetan. Sama sama berada di Desa Watugandu, Kecamatan Sumowono.Terdapat sebuah bukit kecil yang memiliki 5 teras, yang di kelilingi lahan pertanian. Tersusun atas batuan alam, ke lima teras tersebut seolah sudah terkonsep dan menunjukan bahwa, lokasi tersebut adalah komplek pemakaman yang umayan besar.Tepat berada di tengah tengah lahan produktif milik warga. Berbalik arah dengan Komplek Makam Kyai Ageng Wilis, yang terlihat bersih karena sangat terawat. Untuk kondisi komplek makam yang satu ini, selain panel jiratnya berserakan, dari wujud dan bentuk nisanya belum dapat di ketahui keberadaanya.

Makam Ulama di Karangwetan

Beberapa panel jirat berserakan, beberapa panel jirat yang beralih fungsi, dan sepertinya banyak panel panel yang tertimbun. Sangat di sayangkan, kurangnya perawatan dan pelestarian yang menimbulkan makam makam itu semakin hilang jejaknya. Padahal, jika di perhatikan dari pahatan panel jiratnya, makam tokoh yang di makamkan memiliki peranan yang sangat penting di masa itu. Karena mampu meneruskan atau melanjutkan lahirnya peradaban itu hingga sampai sekarang. Untuk mengetahui tentang siapakah tokoh yang di makamkan, kita kupas sesuai dengan pahatan jiratnya. Mungkin pembahasan ini luamayan panjang, Karena untuk mengetahui status periode di masa beliau masih berkiprah harus mengikut sertakan sumber pembandingnya dengan makam makam di wilayah lain. Yang hampir menyerupai dari segi bangunan jirat, ukiran penghias dan simbol simbol tertentu. Itu pun masih dengan status yang belum bisa di tetapkan. Artinya, selama belum bisa menemukan nisannya, maka dari itu tidak bisa di jadikan acuan masa periode lewat bangunan jiratnya.

Makam Ulama di Karangwetan

Perkembangan untuk pengamatan ini, mengingatkan pada dua bangunan makam yang memiliki kesamaan dari masa priodenya, dari segi pahatan atau langgam nisannya, dan hampir memiliki kesamaan dari ornamen penghiasnya. Walau pun kedua obyek tersebut berada di wilayah yang berbeda. Satu obyek berada di wilayah Kecamatan Brabgsong, Kabupaten Kendal, dan satu obyek berada di Desa Catur, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Keduanya hampir memiliki kesamaan dengan komplek makam kasepuhan yang berada di Desa Karangwetan, Kecamatan Sumowono. Bahkan dari segi materialnya pun, sama sama terbuat dari batu andesit. Untuk status sosial, makam tokoh yang berada di Desa Karangwetan, Kecamatan Sumowono adalah, sosok alim ulama yang tidak di ragukan lagi tentang nasab keilmuannya. Informasi itu terdapat pada panel yang terpahat sibol simbol yang menyatakan tokoh yang di makamkan adalah sosok Kyai atau Ulama besar.

Milik eko budi y
Makam Ulama di Karangwetan

Dari pahatan jirat makam yang di sebut dengan waru, karena memang pahatan tersebut mirip dengan bentuk daun waru. Beralih kalimat menjadi wruh, beralih ke makna lagi dengan sebutan kaweruh. Artinya, sebuah tindakan yang di lakukan oleh tokoh yang di maksud, sehingga mencapai sebuah tingkatan yang di inginkan atau lebih. Orang yang memiliki kaweruh, atau orang yang memiliki kemampuan, dalam arti tentang kajian sepiritual berupa peningkatan tentang ilmu agama. Sehingga menjadikan tokoh tersebut adalah orang yang di tuakan, orang yang di hormati dari segi nasab keilmuan, orang yang memiliki wibawa dari perilakunya, dan semua yang di dapat saling berkaitan di antara ketiga.

Makam Ulama di Karangwetan
Dugaan sementara, tokoh yang di makamkan berasal dari periode Kasultanan Mataram Islam Amangkurat. Jika menurut kajian lewat perbandingan, dengan makam yang sudah di sebutkan dari wilayah lain. Kalau memang benar tokoh yang di makamkan dari periode Kasultanan Mataram Islam Amangkurat, artinya, Kecamatan Sumowono termasuk peradaban yang sangat religius. Yang berkelanjutan, dan di mulai dari Kerajaan hindu, dengan bukti bangunan candi gedong songo, bangunan candi Asu, situs petirtaan Kalibeji, dan masih banyak lagi jejak jejak peradaban hindu di deputaran wilayah lereng Gunung Ungaran. Bahkan sampai peradaban islam masih berjalan dan berkembang pesat. Sistematis perjalanan suatu peradaban sudah terkonsep dan tersusun dari jejak jejaknya. Dengan adanya komplek makam dari periode Kasultanan Mataram Islam awal, berada di Desa Lanjan, Kecamatan Sumowono. Komplek Makam dari periode Kasultanan Mataram Islam Amangkurat, yang berada di Dusun Karangwetan, desa Watugandu. Komplek makam kasepuhan di wilayah logumng, Kecamatan Sumowono, dan komplek makan kasepuhan di Dusun Kebumen, Desa Watugandu, Kecamatan Sumowono.



















































Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA