CANDI SOROGENI DAN BENARKAH ADA MAKAM PRAJURIT PANGERAN DIPONEGORO

" SEBUTAN SOROGENI BUKAN UNTUK BANGUNAN CANDI, MELAINKAN SOSOK TOKOH PASUKAN ELIT KERATON KASEPUHAN "

Nisan Langgam Pakubuwono

Masih mengadakan blusukan di wilayah Kecamatan Banyubiru. Setelah kunjungan ke makam Kyai Sumowicitro, secara tidak sengajak, perjalanan pulang melintasi komplek pemakaman yang memiliki nama atau sebutan yang tidak seperti biasanya. Komplek makam umum ini di kenal dengan sebutan Komplek Makam Sorogeni. Sebutan yang membuat rasa penasaran semakin timbul di pikiran. Sebenarnya ada misteri apa tentang komplek makam yang di maksud.

Semua serba kebetulan, saat kebingungan mencari sumber informasi tentang makam yang di maksud. Melintaslah seorang Bapak bapak paruh baya di area makam. Bergegaslah untuk menghentikan langkahnya, yang sekiranya mau memberikan informasi tentang makam yang di maksudkan. Setelah mendengar cerita dan mendapat keterangan warga sekitar, pikiran agak sedikit lega. Buat saya, informasi tersebut masih belum memberikan jawaban sesuai yang saya inginkan. Informasi yang saya terima atas penjelasan dari warga sekitar menyatakan bahwa, di komplek makam yang di maksud hanya ada sisa sisa komponen dari sebuah bangunan klasic yang di duga runtuhan Candi. Hanya itu saja informasi yang di terima. Akhirnya memutuskan untuk mencari sebutan Sorogeni pada beberapa literasi yang saya buka. Sorogeni adalah, Prajurit dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang berasal dari daerah Sorogenen, Surakarta. Nama Sorogeni itu sendiri merupakan gabungan dari dua kalimat Soroh dan Geni. Soroh memiliki arti memberi sedangkan Geni memiliki arti Api. Prajurit ini merupakan pasukan elit yang pernah di bentuk dari Keraton Kasunanan Surakarta. Yang memiliki tugas kusus di dalam lingkup keraton. Dan ketika Keraton mendapatkan ancaman musuh dari luar, yang menyebabkan penyerangan itu harus terjadi, maka pasukan ini siap untuk di perintahkan dan melakukan penyerangan di luar keraton.

Nisan Langgam Pakubuwono

Selain itu, sebutan sorogeni tidak hanya di tunjukan pada salah satu gelar kesatuan dalam sistem militer saja. Akan tetapi, nama gelar sorogeni juga di berikan kepada tokoh tokoh yang berpengaruh di masanya. Seperti halnya dua tokoh suami istri dengan sebutan Kyai Sorogeni dengan Nyai Sorogeni. Di sentolo diyakini sebagai pasangan suami istri dari Blambangan, yang menetap di Gunung Karang setelah berakhirnya Perjanjian Giyanti. Kedua tokoh memang sangat di hormati oleh warga masyarakat setempat. Sehingga nama wilayah tersebut mendapatkan nama toponimi dengan sebutan  Sorogenen. Sebuah peralihan kalimat dari Sorogeni menjadi Sorogenen. Tempat yang di yakini sebagai petilasan dari kedua tokoh dan sangat di sakralkan. Bahkan, setiap ada kegiatan ritual adat dan keagamaan, seperti halnya menyambut bulan bulan hijjriah, seperti Syafar atau saparan, kegiatan tasyakuran itu diadakan di lokasi yang di maksudkan.

Nisan Langgam Pakubuwono
Mungkin ada pertanyaan .. 

Apakah sebuah wilayah dengan toponimi dari gelar dari Pasukan Elit Kasunanan bisa di asumsikan, bahwa tempat tersebut pernah memiliki jejak sejarah penting di masa itu.

Jawabanya adalah .. 

Jika merujuk pada gelar dari kesatuan elit kasunanan surakarta, berarti wilayah tersebut memang benar memiliki jejak sejarahnya yang belum di ketahui. Atau malah pernah terjadi peristiwa penting di masa itu. Karena tidak mungkin, ketika sebutan gelar yang istimewa tiba tiba dipakai untuk nama wilayah secara kebetulan. Pastinya jelas ada sebab dan musababnya, yang benar benar menyangkut perihal itu. Jika di perhatikan, tempat yang di maksud hanya berupa komplek pemakaman umum saja. Banyak kemungkinan di anggap biasa saja. Akan tetapi yang perlu di ketahui, dikomplek makam ini memiliki dua jejak sejarah yang tidak bisa di pisahkan.  Sangat besar pengaruh dan peranan di antara keduanya. Karena ikut mewarnai jejak sejarah yang di bungkus cerita rakyat di wilayah ini. Jika di hitung dengan rentang waktu, sangat jauh sekali periodenya. Dan keduanya mempunyai peranan penting terbentuknya suatu peradaban besar yang berlanjut hingga sampai sekarang. Bukti bukti itu masih bisa kita amati dan masih bisa di pelajari.

Terdapat tiga makam tokoh penting, bahkan mungkin bisa lebih. Yang bisa di jadikan rujukan untuk kajian literasi sejarah. Bahwa ketiga tokoh yang di makamkan bukanlah orang orang seperti pada umumnya, akan tetapi tokoh tokoh yang tidak sembarangan. Merupakan tokoh tokoh yang mendapat gelar dari kesatuan elit militer yang di berikan oleh Rajanya. Karena memiliki sepak terjang dan ahli di bidang sistem kemiliteran. Tentunya tokoh tokoh ini memiliki pengaruh di dalam sistem pemerintahan  di masa itu. Sehingga saat meninggal dalam penugasan, tokoh tokoh tersebut dikebumikan di wilayah konflik. Yang sekarang ini menjadi komplek pemakaman umum. Bahkan hingga sampai saat ini, perkomplekan makam tersebut masih di fungsikan oleh warga setempat.

Ketiga makam tokoh tersebut, masing masing masih memiliki batu nisan dengan langgam yang sama walau pun gaya pahatannya berbeda. Nisan nisan itu sama sama dari periode pasca perang Jawa tahun 1825 sampai 1830 an ke atas. Sementara tiga makam tokoh yang dapat di ketahui bahan nisannya adalah, dua makam menggunakan nisan dengan berbahan baku dari batu andesit. Dan satu makam yang menggunakan nisan yang berbahan baku tanah liat yang di bakar.

Sebutan sorogeni masih terpakai hingga sampai saat ini, penyebutan untuk sebuah pemakaman yang berada di Dusun Bendosari, Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru. Ada jejak yang tersembunyi di komplek makam tersebut. Berupa jejak Hindu Klasic yang pernah ikut mengawali pemukiman di wilayah Kebumen.

Asli Batu Nisan





Menyambut acara Merti Desa di lingkungan kelurahan Gedanganak, Kecamatan Ungaran timur. Arara ini sudah terlaksana 7 kali dalam agenda tahunan. Acara yang di adakan, dan melibatkan tokoh Masyarakat dan semua lapisan Masyarakat Desa Gedanganak. Terlaksana Pada hari minggu, tanggal 12 oktober tahun 2025. Jam 7 pagi sampai selesai. Dengan mengusung tema " Gumregah nyawiji, angrabuk rukun, Ambangun Deso ". Yang artinya Bangkit kita bersatu, Memupuk rasa persatuan dan kesatuan untuk membangun Desa. Semoga Alloh Subkhanahuwata'ala menjawab dan terwujudnya doa kita semua, untuk perkembangan dan kemajuan sistem pertanian, infrasetruktur pembangunan, moral manusiawinya, adat, adab dan budaya yang di kita gadang gadang. Laskar Gunung Sedrojog









Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA