PUNDEN BERUNDAK YANG BERSANDING DENGAN BANGUNAN CANDI
" DI KABUPATEN SEMARANG, BARU KALI INI ADA SITUS DI ATAS SITUS "
![]() |
Pemandangan Gunung Ungaran |
Awalnya mendapatkan informasi temuan batu yang terpahat menyerupai pipisan. Setelah diamati secara teliti, ternyata sebuah komponen yang di duga bagian panel dari bangunan candi. Salah satu pemuda setempat yang menginformasikan tentang temuan tersebut. Setelah mengunjungi lokasi, dan melakukan pencarian ulang, tidak ada temuan selanjutnya. Padahal pencarian tersebut telah di bantu oleh tokoh dan masyarakat desa. Dalam kegiatan pencarian panel candi, sebenarnya hanya ingin membuktikan saja, kalau tempat tersebut pernah berdiri bangunan Pemujaan. Sehingga berbagai macam alasan dilakukan, untuk memperkuat benar adanya jejak sejarah tersebut. Sehingga membuat warga masyarakat sekitar bangga dan ada kemauan untuk melestarikan dan merawatnya.
Untuk menyatakan kalau wilayah ini pernah berdiri sebuah bangunan kuno, tidak semudah dengan apa yang kita pikirkan. Jika harus memberikan pendapat secara langsung tanpa melakukan kajian dan penelitian, sama juga memberikan informasi yang tidak benar. Walau pun hanya menemukan satu komponen saja, tidak bisa di jadikan alasan bahwa tempat tersebut pernah memiliki jejak sejarah yang pernah berdiri. Barang kali panel tersebut merupakan pindahan dari tempat lain dan belum ada yang mengetahuinya. Karena banyak sekali kasus demikian, pemanfaatan dengan cara memindahkan dari tempat asal ke tempat lainnya. Jika mengingat banyaknya kasus yang sering terjadi, memberikan pernyataan sebagai berikut.
Pernyataan pertama, bisa saja panel yang dimaksud sengaja di pindah dan di ambil dari tempat lain. Yang pastinya pemindahan itu mempunyai berbagai jenis faktor dan beberapa alasan. Maka dari itu, harus di adakan kajian atau penelitian yang focus pada tempat tersebut. Sampai menunjukan hasil akhir dari sebuah kajian lewat penelitian. Yang akhirnya mampu memberikan keterangan bahwa, kalau tempat tersebut memang pernah berdiri sebuah bangunan pemujaan berupa Candi. Hasil dari kegiatan seperti itu pun, belum bisa dijadikan sebagai penguat untuk memberikan sebuah jawaban. Sedangkan untuk kajian itu sendiri tidak hanya tertuju pada banyaknya temuan panel saja. Akan tetapi, masih terus berlanjut hingga kajian itu masuk keranah tentang tata letak, kontur tanah, dan faktor lain seperti kondisi perubahan tempat yang terjadi karena cuaca atau gejala alam.
![]() |
Panel Pelipit Genta atau Padma |
![]() |
Batu Pengisi |
Jika diamati tentang kondisi kontur tanah, di mana lokasi titik panel tersebut di temukan. Memberikan keterangan dan kejelasan bahwa, titik temuan itu menyandang predikat bahwa, tanah tersebut memiliki tingkatan kesuburan yang efektif. Mengandung air atau dekat dengan sumber mata air yang mampu memberikan kehidupan di alam sekitarnya. Karena dalam mitologi hindu kuno, selain di anggap sebagai sumber kehidupan, mata air adalah tempat bermainnya para Dewa. Jadi jangan heran, ketika sendang sendang kuno dengan sumber mata air yang melimpah, akan di bangun oleh leluhur kita jika memang benar tempat itu memenuhi persyaratan. Tentunya pembangunan itu akan memiliki proses yang sama seperti membangun Bangunan Candi. Kesamaan yang jelas itu terlihat dari komponen dan panel penghiasnya. Ukiran relief yang menggambarkan suasana pada masa itu sebagai penghias dinding bangunannya. Yang berikut pahatan jenis Arca, dan yang paling terpenting adalah, adanya sarana pemujaan seperti Lingga dan Yoni. Contohnya bangunan sendang Pitu Cabean Kunthi di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Di luar itu semua, keberadaan temuan panel yang di maksud, berada di dataran tinggi lereng Gunung Ungaran. Jadi sudah jelas, untuk syarat berdirinya bangunan Candi di wilayah tersebut sangat cocok atau sudah terpenuhi persyaratanya. Jadi, memang pantas ketika panel tersebut ditemukan di seputaran area itu. Artinya, area tersebut memang pernah berdiri bangunan Candi, atau tempat yang di sucikan atau tempat untuk pemujaan. Sebab akibat gejala alam yang sering berubah dan mungkin juga akibat letusan Gunung Berapi, bangunan candi tersebut roboh dan terkubur oleh material abu Vulkanic.
![]() |
Panel Sabuk pada Selasar |
![]() |
Temuan Panel Candi Pertama kali |
Selain beberapa temuan panel dari bangunan candi, lokasi tersebut juga terdapat 3 buah bangunan berbentuk Punden Berundak. Terkonsep atau tertata hampir sejajar menyerupai huruf leter L. Dengan posisi penempatan, punden pertama berada di sisi utara, punden ke dua berada dibagian tengah, punden ketiga berada di sisi sebelah barat punden kedua. Ketika proses penggalian informasi tentang keadaan ketiga bangunan punden, warga masyarakat menceritakan atau memberikan informasi bahwa, bangunan punden yang menyerupai pematang pertanian tidak pernah di buat oleh orang orang jaman sekarang. Bahkan, cerita itu di sampaikan secara turun temurun. Sehingga, oleh orang jaman dahulu, tempat tersebut sangat di sakralkan dan mendapat sebutan Sentono Budho. Secara keseluruhan, ketiga punden tersebut sampai saat ini masih di sakralkan. Akan tetapi, untuk segi perawatan dan pelestarian belum terlaksanakan.
![]() |
Bangunan Punden II |
Ada satu bangunan punden yang masih terjaga keasliannya hingga sampai sekarang. Walau pun seputaran bngunan punden yang ke dua banyak sekali ditumbuhi berbagai macam rumputan liar mulai dari teras pertama hingga teras ke lima. Pada bangunan punden yang ke dua, terdapat Menhir atau batu yang paling besar dan tinggi. Akan tetapi, kondisi Menhir tersebut telah patah pada bagian tubuh atau pada bagian tengahnya. Terdapat dua meja altar untuk menaruh sesaji, dengan pahatan yang sangat sederhana dan berbahan material dari batu Andesit. Tata letak kedua altar tersebut saling berhadapan dengan menhir yang paling besar. Sedangkan posisi altar yang kedua, berada di belakang altar yang pertama. Obyek obyek yang di maksud berada pada bagian teras ke lima. Terdapat bekas anak tangga untuk naik ke bangunan punden, yang menghadap ke arah barat. Sedangkan untuk bangunan punden nomor 1 dan nomot 3 belum dapat di ketahui keberadaan anak tangganya yang menuju ke bagian yang di sakralkan.
![]() |
Punden Pertama |
![]() |
Punden ke dua |
![]() |
Punden ke Tiga |
Memang banyak sekali perubahan pada tempat ini. Di mana situs situs tersebut di bangun menggunakan material batuan tanpa berpola. Di tata dengan rapi hampir menyerupai betengan atau vondasi sebuah bengunan. Di duga, denah atau batur bangunan membentuk persegi panjang yang membujur ke arah utara dan ke selatan. Akan tetapi, dua bangunan tersebut tinggal separuhnya saja. Jika kita amati secara seksama, tiga di antara dua bangunan situs punden berundak berada di tepian bibir jurang. Sebenarnya dengan keadaan yang demikian, kedua bangunan punden memang memiliki keanehan pada tempatnya. Jika kita membicarakan dengan keadaan yang sekarang, kenapa leluhur masa itu membangun tempat yang di anggap suci tidak dilakukan di tempat yag luas dan aman. Kenapa harus memilih tempat yang bersanding dengan jurang. Dari sini kira kira agak rancu atau tidak, menurut pendapat kalian.
![]() |
Jurang aliran lahar dingin |
Mari kita ulas perihal tersebut
![]() |
Peta Terbitan Beanda tahun 1915 |
Coba kita amati peta buatan belanda yang di terbitkan tahun 1915.
Pada peta ini, keberadaan situs masuk ke wilayah yang di sebut dengan Ampelgading. Yang terdapat pada kotak persegi panjang berwarna merah, atau kotak nomor 1. Kotak nomor 2 adalah, sebuah wilayah tersendiri, yang di kenal dengan sebutan Bandungan, yang sekarang ini menjadi Alun alun. Gambar anak panah nomor 1, yang menunjukan simbul bulan sabit berwarna merah, adalah letak atau lokasi situs sentono budho berada. Sedangkan gambar anak panah nimor 2, yang menunjukan simbul bulan sabit berwarna merah adalah, di duga lokasi komplek bangunan kuno yang posisinya untuk saat ini berada di belakang Wisata Cagar Alam Ampelgading. Untuk kondisi wilayah di dalam peta terbitan belanda pada tahun 1915, yang berketempatan situs Sentono Budho sama sekali tidak tergambar sebuah garis linier, yang memberikan keterangan nama sebuah obyek berupa kali atau jurang. Apakah mungkin, lokasi yang berketempatan situs punden berundak tersebut pernah longsong karena abrasi yang di sebabkan oleh banjir dari air hujan atau, banjir lahar dingin yang di sebabkan oleh aktifitas Vulkanisme Gunung Ungaran. Dari hasil Vulkanisme tersebut yang mengeluarkan atau memunculkan ke permukaan berbagai macam material campuran antara, lumpur, pasir, kerikil, batu, yang bercampur dengan air dari dalam perut bumi. Bertambahnya informasi dari beberapa warga bahwa, dulu pernah terjadi bencana berupa aliran lahar dingin yang keluar dari area puncak Gunung Ungaran. Dan secara kebetulan, aliran tersebut melewati area di mana situs situs itu berada.
Di lokasi ini membuktikan hasil temuan 2 situs dengan masa yang berbeda
![]() |
Menhir yang patah |
![]() |
Batu Altar |
Yang pertama periode megalitikum atau zaman batu besar, di mana zaman itu orang belum mengenal tulisan atau zaman prasejarah. Dengan bukti 3 bangunan Punden Berundak, lengkap dengan menhirnya. Batu besar tunggal yang di dirikan tegak di atas pundennya.
Untuk yang kedua, temuan beberapa panel dari situs bersejarah, atau situs di mana orang pada masa itu sudah mengenal tulisan dan menggunakan tulisan.
Jadi secara sistematis untuk penyebutannya adalah situs di atas situs. Artinya, pemanfaatan bangunan lama di gunakan kembali tanpa merubah struktur bangunan lamanya.
Setelah di ketahui tentang status dan kondisi tempat tersebut, warga lapisan masyarakat setempat, beserta para tokoh desa berkerja sama, bergotong royong, ramai ramai membersihkan punden tersebut. Secara kebersamaan dalam waktu itu, tempat tersebut di buka dengan kegiatan yang di awali dengan Tirakatan malam satu suro. Yaitu sebuah peristiwa penting, yang di sakralkan sebagai pembuka awal Tahun Baru Hijriyyah.
26 Juni 2025
Bandungan
#jejaksejarah #sejarahdesa #blusukan #jejakleluhur #leluhurnusantara #bandungan #ceritabandungan #bangunancandi #blusukancandi #gedongsongo #dolancandi #dolanhemat #picnikcerdas #ayodolancandi #budayaindonesia #cagarbudaya #karyabangsa #semarang #jawatengah #jejakperadaban
Komentar
Posting Komentar