JEJAK LELUHUR, KOMPLEK PERCANDIAN GEDONG SONGO

 " ADA BANGUNAN CANDI LAINNYA DARI KOMPLEK PERCANDIAN GEDONG SONGO "

Komplek Bangunan Candi I

Banyak yang menyatakan dan menyaksikan secara langsung bahwa, komplek percandian gedong songo hanya berjumlah 5 Komplek saja. Semua itu di tunjukan dengan melihat wujud nyata dari bangunan yang masih berdiri. Dan ada beberapa tutur yang menyampaikan, jika ingin melihat perkomplekan bangunan candi yang lainnya harus melakukan tirakat khusus. Kabar tersebut menceritakan, orang yang dapat melihat komplek percandian gedong songo yang ke 6, 7, 8, dan 9 itu tidak sembarangan. Atau, tidak semua orang bisa tau dan melihat keberadaan candi candi tersebut. Hanya orang orang suci , yang tidak memikirkan keduniawian, dan orang orang terpilih saja yang mampu untuk melihatnya. Dalam penyebutan kalimat Orang suci adalah, orang orang yang mampu melakukan lelaku, atau prihatin, dengan cara bertirakat yang di jadikan sumber persyaratanya. Pertanyaannya, kira kira benar atau tidak perihal yang di sampaikan tersebut.

Kunjungan saya kali ini memang tidak melewati jalur utama. Setelah pembayaran loket atau tiket, dari jalur utama sebelum menuju komplek bangunan candi yang pertama, saya lebih tertarik melewati jalur kuda yang nantinya akan menghubungkan langsung ke komplek Bangunan Candi yang ke 5. Lebih dekat untuk mencapai tujuan ke komplek candi 10, 9, dan ke VIII. Kalau ingin di langsungkan mengunjungi keseluruhan komplek percandian gedong songo, akan banyak menyingkat waktu, dan mungkin semua bangunan candi akan mendapatkan kunjungan secara keseluruhan. Hemat tenaga dan tidak terlalu capek. Karena, setelah kunjungan ke komplek bangunan candi yang ke 9, di lanjutkan lagi perjalanan turun menuju komplek percandian yang ke 6 dan komplek percandian yang berada di samping kanan kirinya.

Komplek Bangunan Candi I

Mari kita bahas dengan logika dan bukti yang benar benar nyata.

Untuk mencapai komplek candi ke 6, 7, 8 dan 9, ada dua jalur yang dapat kita lewati. Jalur yang pertama, melewati komplek bangunan Candi yang utama atau komplek bangunan Candi pertama. Kondisi bangunan candi ini, sangat beda dengan bangunan candi yang lainnya. Lebih kaya akan pahatan yang memiliki aneka ragam hiasan relief. Mulai dari pahatan berbentuk hewan dan tumbuh tubuhan berupa sulur gelung. Untuk panel bangunan Candi yang pertama ini memang tidak terpasang secara keseluruhan. Terlihat pada bagian atap atau yang di sebut dengan Svarloka. Bangunan candi pertama berdiri sendiri tanpa adanya Candi pendamping seperti, Candi Perwara mau pun Candi Apit. Sedangkan untuk komponen atau panel panel yang berada di sisi selatan candi utama adalah, komponen bagian svarloka yang sengaja tidak di pasang karena rusak atau aus.

Komponen bagian atap atau
Svarloka Bangunan Candi I

Komplek Bangunan Candi II

Komplek Bangunan Candi II

Berikutnya, untuk menuju ke komplek percandian yang ke dua. Perjalanan memang agak jauh, kurang lebih 300 meter dari komplek percandian yang pertama. Kondisi bangunan candi yang ke dua menunjukan dengan kemegahan dan kegagahan dari segi arsitektur bangunannya. Bangunan candi ke dua ini memiliki kesamaan dengan bangunan candi yang ke 5, dan komplek bangunan candi yang ke 8. Untuk hiasan atau ukiran yang terdapat pada bangunan Candi, hanya menampilkan kala makara yang terdapat pada Ambang pintu utama bangunan Candi. Dan ambang bilik luar untuk penempatan Arca yang terdapat pada bagian tubuh Candi, atau Bhuvarloka. Komplek percandian yang ke dua ini tidak berdiri sendiri. Melainkan, komplek percandian yang ke dua berdiri dengan bangunan candi pervara, dan tanpa bangunan candi apit.

Perjalanan di lanjutkan lagi ke komplek bangunan candi yang ke 3 dan ke 4. Dari sini, mulai penasaran kan, di mana sebenarnya letak komplek percandian gedong songo yang ke 3 dan yang ke 4. Letak kedua komplek percandian tersebut tidak terlalu jauh, tidak seperti komplek bangunan candi lainnya, yang memiliki jarak tempuh perjalanan yang panjang. Perkomplekan bangunan candi ke 3 dan ke 4, memiliki kesamaan dengan penempatan komplek bangunan candi ke 5 dan ke 6, sangat dekat sekali. Malah saling berdampingan di antara kedua komplek percandian. Ada batasan yang memisahkan atara komplek candi ke 3 dan komplek candi ke 4. Berupa baturan tanah yang di jadikan dinding pemisahnya di antara kedua perkomplekan. Berada di dataran tanah paling tinggi jika di banding dengan letak komplek Candi  yang ke dua, dan letak keduanya berada di sisi selatan dan di dataran paling tinggi. Komplek percandian yang ketiga berupa reruntuhan saja, dan tidak ada bangunan yang utuh sama sekali. Hanya menyisakan komponen komponen batuan candi yang sudah rusak atau aus. Dan memungkinkan tidak bisa di rangkai atau di bangun kembali. Komponen komponen tersebut hanya di tata membentuk baturan persegi panjang  saja. Akan tetapi, penataan tersebut  masih mengikuti konsep dari bangunan awalnya. Dan baturan tersebut memberikan keterangan bahwa, bangunan candi menunjukan jumlah yang di tentukan yaitu, 3 bangunan candi, diantaranya, candi induk, candi pervara dan candi apit.

Komplek Bangunan Candi III

Komplek Bangunan Candi III

Komplek Bangunan Candi IV

Untuk komplek berikutnya, kalau saya pribadi menyebutnya komplek bangunan candi yang ke 4. Dimana letak bangunan candi ini berdampingan dengan komplek bangunan candi yang ke 3. Memang, letak bangunan ini memiliki daya tarik tersendiri, jika di banding dengan tata letak bangunan candi candi yang lainnya. Untuk bangunan candi di komplek ke empat, memang terlihat sangat exotice dan sangat mempesona. Bahkan, keseluruhan dari bangunan komplek ini bisa di bilang dengan kondisi yang masih sangat sempurna. Selain kesempurnaan dari segi bangunan, kesempurnaan itu juga tertuju pada komplitnya jumlah bangunan yang masih terlihat lengkap. Ada bangunan Candi Induk, ada bangunan Candi Apit, dan ada bangunan Candi Perwara. Pahatan arca Dewa dalam keyakinan Hindu klasic juga masih menempel dengan indahnya, di setiap relung badan Candi bagian luar. Yang menghadap ke penjuru arah mata angin yang berbeda. Sisi bagian depan bangunan yang menjaga pintu Candi ada sosok arca Mahakala dan Nandiswara. Bagian Relung luar sisi selatan, ada sosok arca Dewi Durga Mahisasuramardini. Sisi relung luar bagian barat, ada sosok arca Dewa Ganesha. Dan relung luar sisi utara terdapat sosok arca Resi Agastya. Bahka ada yang menarik, terletak pada kaki Candi Apit, yang tidak bisa di temui pada setiap bangunan candi di mana pun. Berupa sosok arca gajak kecil dan imut, dengan sebutan Gajah Jerum.

Komplek Bangunan Candi IV

Komplek Bangunan Candi V

Untuk menuju ke komplek bangunan candi ke 5, 6, 7, 8, 9 dan 10. Harus menyeberangi jurang yang memisahkan perkomplekan candi di gedong songo. Terdapat obyek wisata dengan sumber air panas yang keluar dari dalam perut bumi. Dinding jurang sebelah timur, terdapat lubang sebagai jalan keluarnya kepulan asap yang di hasilkan oleh Magma. Saking kuatnya tekanan dari dalam, hingga menciptakan suara yang keras. Hampir menyerupai raksasa yang sedang bernafas. Tempat itu terkenal dengan sebutan, Kawah Candradimuka. Yang memiliki legenda yang kental dengan tokoh pewayangan yang di sebut Hanoman dan Raksasa bernama Rahwana atau Dasamuka. Setelah menyeberangi obyek yang disebutkan, sesampainya diatas ada pertigaan. Jika pengunjung ambil arah kiri, akan menuju ke komplek percandian ke 5, dalam catatan papan Informasi memberikan keterangan yang demikian. Tapi, kalau saya pribadi menyebutnya komplek percandian yang ke 8. Kita urutkan dengan mengabil jalur arah ke kanan. Ada komplek percandian yang bentuk bangunannya masih sempurna, dan untuk bangunan candi apit mau pun perwara, secara keseluruhan dalam keadaan rusak. Memang ada beberapa yang masih menyisakan denah bangunannya, berupa batur atau kaki candi, seringnya di sebut dengan Bhurloka. Bangunan komplek percandian ke 5 ini, bisa di bilang paling banyak jumlahnya.

Komplek Bangunan Candi V

Komplek Bangunan Candi VI

Komplek Bangunan Candi VI

Komplek Bangunan Candi VI
Bekas Vandalis Gangsiran

Komplek Bangunan Candi VII



Tidak jauh dari komplek percandian ke 5, tepatnya berada di sisi selatan terdapat perkomplekan bangunan candi yang ke 6. Kondisi bangunan tersebut rusak parah, hanya menyisakan denah baturan atau menyisakan kaki candi saja. Dengan pengetahuan yang memadahi, dengan adanya penelitian yang berlanjut. Komplek bangunan candi yang ke 6 ini, pernah mengalami pencurian peripih, atau unsur senyawanya bangunan candi dengan cara di Gangsir. Bangunan Candi yang mendapatkan perlakuan vandalisme, di curi unsur senyawanya adalah Candi Induknya.

" Bejo kui malinge, pas di gangsir, Candinnya ora rubuh, ambleg, Njog Ngebrugi Ndase "

Sama seperti dengan bangunan candi lainnya, di komplek ke 6 ini, bangunan candinya sangat komplit. Ada bangunan candi induk, ada bangunan candi perwara, dan ada juga bangunan candi apitnya.

Kita berjalan dan menyisir ke arah barat daya dari kompek percandian ke 7.  Seolah berada di tengah lapang yang luas, berdiri dua bangunan candi yang sangat mungil atau kecil. Kedua bangunan ini memiliki perbedaan arah hadapnya dengan bangunan candi lainnya. Jika bangunan bangunan candi yang lain menghadap ke arah timur, untuk komplek bangunan candi ke 7 ini, malah menghadap ke arah barat. Bahkan, kedua bangunan candi  tidak memiliki ruangan yang besar. Yang sekiranya, ruangan tersebut bisa di masuki orang. Komplek candi yang ke 7, hanya berdiri dua bangunan saja. Berupa bangunan candi Induk dan Candi Apit. Satu bangunan candi sudah roboh, dan menyisakan baturannya saja. Di sebut candi pendamping atau candi Apit. Sedangkan yang masih berdiri dengan kokoh adalah candi Induk.

Seperti pada ulasan di depan, banyak yang menyebutnya dengan komplek bangunan candi yang ke 5. Kalau menurut hitungan perkomplek, ini adalah komplek bangunan candi yang ke 8. Berada disisi sebelah utara komplek bangunan candi ke 5. Berada di atas dataran tanah yang paling tinggi di antara komplek komplek lainnya. Di puncak bukit, bangunan candi komplek ke 8 berdiri. Bangunan candi ini tidak berdiri sendirian, melainkan berdampingan dengan bangunan candi apit. Akan tetapi, sama halnya dengan bangunan percandian di komplek lainnya. Bangunan candi apit berdiri dalam keadaan tidak utuh. Hanya menyisakan batur atau kaki candi, dan dinding bagian sudut yang masih berdiri. Sedangkan untuk bagian komponen lainnya, di tata membujur kearah utara ke selatan. Dan arah timur ke barat membentuk leter L. Panel atau komponen bagian candi perwara banyak sekali yang belum terpasang. Di karenakan aus atau lapuk, karena lamanya termakan usia.

Disini, nanti bisa di artikan kenapa komplek bangunan candi gedong songo hanya tertentu saja yang di sebutkan.

Lokasi Kawah Mati
Komplek Bangunan Candi VII

Komplek Bangunan Candi VIII

Untuk mencapai kompek bangunan candi yang ke 9 dan ke 10, akses jalan bisa melalui komplek bangunan candi yang ke 6.  Masuk ke area perhutani dengan jarak tempuh kira kira 200 sampai 250 meter di atas Kawah mati. Terdapat sisa dari reruntuhan bangunan, yang hanya memberikan penampilan pada batur atau selasar candinya. Batur candi berbentuk kotak bujur sangkar, yang mempunyai ukuran kurang lebih 2 meter kali 2 meter. Akan tetapi, dengan kenyataannya, batur candi tersebut membentuk kotak persegi panjang yang membujur kearah barat dan ke arah timur .. ??? Hampir secara menyeluruh, bangunan candi di jawa tengahan memiliki batur dengan bentuk kotak bujur sangkar. Kenapa di komplek percandian yang ke 9 ini, justru memiliki batur dengan kotak persegi panjang. Supaya lebih mudah dalam segi penataan dan tidak ada unsur yang lainnya. Bangunan candi ini berdiri sendiri tanpa bangunan candi pendamping seperti komplek yang lain. Dugaan, bangunan Candi ini menghadap ke arah barat.

Komplek Bangunan Candi IX
Batu dengan Inskripsi yang sudah aus


Sisa panel panel Bangunan Candi X

Komplek Bangunan Candi X

Untuk mengetahui komplek bangunan candi yang ke 10, pengunjung harus melewati jalan setapak di atas kawah mati. Menyusuri hutan pinus kearah utara lebih tepatnya, dengan jarak tempuh perjalanan kurang lebih 200 meter. Di sebuah tempat dengan suasana sunyi, sepi dan mistis dan sangat di sakralkan. Himbauan bagi para pengunjung, alangkah lebih baiknya, kalau di lokasi candi yang ke 9 ini, jaga sopan santun, terutama perilaku atau perbuatan, ucapan dan kurangi canda tawa yang kurang berfaedah. Tidak hanya di bangunan candi yang ke 10 saja, perilaku dan perbuatan harus tetap di jaga di saat mengunjungi komplek percandian di mana pun itu tempatnya.  Di sini para pengunjung, akan menemukan pemandangan yang tidak seperti biasanya. Akan di suguhkan pemandangan dengan adanya dua buah batu alam yang lumayan cukup besar, yang berada di atara bangunan candi yang di maksud. Jika pengunjung jeli, akan menemukan inskripsi angka tahun yang sudah rusak atau aus. Dengan ketentuan jumlah pahatan yang tertera pada media batu hanya tiga angka saja. Di seputaran komplek tersebut, jika pengunjung jeli akan menemukan panel panel lain yang tersebar di beberapa titik. Namun, panel panel yang di duga komponen dari bangunan candi ini sudah tertutup rumput liar. Dan untuk sisa panel bangunan candi di tata berdampingan dengan batu alam yang paling besar. Bangunan candi komplek ke 10 ini, memiliki denah dengan batur berbentuk bujur sangkar. Dugaan, bangunan candi ini memiliki ukuran kurang lebih 1,5 m kali 1,5 m. Hanya menyisakan panel bagian selasar, penghias pipi tangga atau makara, dan beberapa panel penghias bagian Svarloka atau bagian atap sepreti kemuncak dan mercu. Di duga bangunan candi ini menghadap ke arah barat, memiliki arah hadap yang sama dengan bangunan candi di komplek 7 dan 9.

Panel Bangunan Candi Bagian Atap

Panel Bangunan Candi Bagian Atap

Ada salah satu bukit, lumayan agak jauh jika perjalanan di mulai dari komplek bangunan candi yang ke 10. Kira kira jarak tempuhnya radius, kisaran 250 meter sampai 300 meter ke arah utara. Obyek tersebut berada di puncak bukit kecil. Di bawah rerimbunan pohon pinus, yang di tambal sulam dengan tanaman kopi jenis Robusta. Dengan nomor Registrasi S.U.M / X / 10. Hanya berupa panel seperangkat kemuncak komplit dengan mercunya. Tidak ada denah atau batur yang menunjukan sebuah bangunan yang pernah berdiri. Apakah mungkin panel panel tersebut pindahan dari komplek ke 10. Karena, mengingat nomor registrasinya sama dengan komplek sebelumnya.

Kunjungan saya kali ini memang tidak melewati jalur utama. Setelah pembayaran loket atau tiket, dari jalur utama sebelum menuju komplek bangunan candi yang pertama, saya lebih tertarik melewati jalur kuda yang nantinya akan menghubungkan langsung ke komplek Bangunan Candi yang ke 8. Lebih dekat untuk mencapai tujuan ke komplek candi 10 dan 9. Kalau ingin di langsungkan mengunjungi keseluruhan komplek percandian gedong songo, akan banyak menyingkat waktu, dan mungkin semua bangunan candi akan mendapatkan kunjungan secara keseluruhan. Hemat tenaga dan tidak terlalu capek. Karena, setelah kunjungan ke komplek bangunan candi yang ke 9, di lanjutkan lagi perjalanan turun menuju komplek percandian yang ke 6 dan perkomplekan candi yang berada di samping kanan kirinya.

Kenapa Komplek percandian gedong songo hitungannya hanya berjumlah 5 saja .. ??? Padahal sangat jelas, bahwa komplek percandian Gedong Songo lebih dari Lima tempat.

Jawabanya sangat mudah, Ternyata, yang di hitung itu cuma bangunan candi yang masih terlihat utuh saja. Sedangkan bagian perkomplekan yang sudah menjadi puing atau reruntuhan tidak ikut di hitung.

Masih ada kelanjutan tentang beberapa komplek percandian gedong songo, arah ke arah puncak Bondolan Gunung Ungaran.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI