" JEJAK PERADABAN ISLAM, GEMOLONG, SRAGEN "
Berketepatan dengan hari jadi Kabupaten Semarang yang ke 504. H - 1, atau sebelum hari H, kita berdua memang mengadakan kegiatan blusukan secara dadakan. Sudah tau kan, kenapa semua serba tanpa di rencana. Sebab, kalau di rencana, ujung ujungnya tidak bakalan jadi berangkat. Wis to, manuto aku, Penak penak. Kita memilih tempat untuk blusukan, di luar wilayah Kabupaten Semarang. Melainkan, blusukan kali ini, kita berkunjung ke Wilayah Kabupaten Boyolali dan di lanjutkan ke wilayah Kabupaten Sragen. Tidak lain juga tidak bukan, tujuan kita selain berwisata religi, dengan kata lain, kita menyebutnya blusukan ke komplek makam makam Kasepuhan yang berada di wilayah tersebut.
Yang menjadi awal dari kunjungan kita adalah, komplek makam kasepuhan Kyai Bahu Sanjaya. Merupakan Cikal Bakal Dusun Jaten, Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Komplek makam beliau, berada di tengah tengah lahan Produktif, berupa sawah, di bawah rerimbunan pohon Jati. Yang nampak kelihatan hanya terdapat 1 makam tokoh saja, dan tidak ada makam tokoh yang lainnya. Namun di dalam kisah ini, saya belum akan membahas makam tokoh Kyai Bahu Sanjaya. Melainkan, yang kita bahas dalam tulisan ini, merupakan makam sosok tokoh yang di kenal oleh warga sekitar dengan sebutan Kyai Ageng Natar Nyowo. Dengan sematan nama tersebut, nanti akan kita bahas. Benarkah nama tersebut merupakan nama asli dari tokoh yang di makamkan, atau kah hanya nama gelar saja. Dan kira kira, kalau nama gelar, apakah memiliki arti dan maksud di balik semua itu.
Di dalam perjalanan mulai dari komplek makam Kyai Bahu Sanjaya menuju ke Dusun 3, Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong. Di tengah tengah perjalanan, kita berhenti sebentar karena di kejutkan oleh obyek yang di duga benda cagar budaya. Obyek tersebut berada di tengah jalan pertigaan yang bercabang. Setelah melihat dari Papan keterangan, obyek tersebut di beri nama dengan sebutan situs watu gong. Tidak tau menahu secara pasti, bagai mana tentang kisah cerita rakyat yang membahas tentang situs batu gong tersebut. Karena, kurangnya informasi yang saya terima. Karena, secara kebetulan, ketika berhenti di tempat tersebut, tidak ada warga yang melintas untuk di gali informasi dan keterangan selanjutnya. Hanya dapat menarik kesimpulan berdasarkan bentuk fisik obyek obyek tersebut. Di dalam pagar komplek Situs Batu Gong terdapat 14 umpak, dengan bentuk pahatan yang berbeda beda. Dan ada satu Doorpal dengan keadaan aus. Dan itu pun hanya ada satu komponen saja. Dugaan semantara, umpak umpak tersebut merupakan komponen komponen sebuah bangunan yang memiliki tiang penyangga konstruksi atap yang berbahan baku dari kayu yang besar. Jadi, posisi umpak umpak tersebut berada di bawah tiang atau soko penyangga atap. Pembuatan komponen umpak tersebut di maksudkan supaya, komponen tiang penyangga atap tidak mudah bergeser atau meleset dari tempat berdirinya. Tidak mudah keropos, semakin memperkokoh bangunan tersebut. Memang benar, komponen umpak tersebut, dulu di pergunakan dalam sistem konstruksi bangunan kuno. Akan tetapi, untuk mengetahui secara pasti, tentang jenis obyek bangunannya belum menemukan titik terangnya. Yang jelas, bangunan kuno yang memiliki atap berbahan baku dari kayu, dengan pelindung atau genting yang terbuat dari bahan tumbuh tumbuhan. Entah berbahan dari daun lontar atau, berbahan dari kayu juga, yang di sebut dengan sirap. Berbentuk joglo limas, dengan 4 soko guru, 12 soko pengapit, dan 8 soko pengarak. Jika harus di pastikan jumlah umpak yang sesungguhnya, seharusnya ada 24 umpak. Seperti keterangan ini. Tapi, dengan kenyataanya, umpak tersebut hanya berjumlah 14 saja. Itu artinya, keberadaan umpak yang lain, bisa saja belum ketemu atau bisa saja hilang, atau bisa saja sudah rusak dan sudah tidak ada wujud dari bentuk aslinya. Memang agak panjang, dan sangat menyita waktu, jika kita terus membahas obyek komponen umpak dari sisa bangunan kuno yang dulu pernah berdiri ini. Kita teruskan saja pokok bahasan, atau inti bahasan tentang langgam nisan yang dijadikan prasasti, untuk tokoh yang di makamkan di komplek pemakaman kasepuhan yang berada di Dusun 3, Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen.
 |
"Kyai Yusuf di Komplek Makam Kyai Natar Nyowo "
Di dalam area komplek pemakaman milik warga Dusun 3, Desa Kalangan, dengan ukuran panjang kurang lebih 80 m, Luas kurang lebih 70 m, terdapat satu pusara tokoh penting di masanya. Berada di bawah rindangnya Pohon Beringi, bersanding dengan pohon kemuning, dan di kelilingi pepohonan jati. Dengan pahatan nisan yang menurutku sangat istimewa. Kira kira, makam tokoh siapa, memiliki sepak terjang di dalam periode pemerintahan apa, dan beliau memiliki status sosial sebagai apa.
Jika kita melihat secara terang dan gamblang, pahatan kedua batu nisan tersebut memiliki perbedaan dari bentuk ukirannya. Batu nisan yang berada disisi utara, atau lebih tepatnya nisan yang berada dibagian kepala. Memiliki seni ukir pada permukaan bagian tubuh nisan. Dengan pahatan berbentuk Bulan purnama atau Purnama sidi. Berupa pahatan garis tengah yang membujur ke atas dan kebawah. Yang di sebut dengan tumpal sodo lanang atau bisa juga di sebut dengan tumpal soko tunggal. Tumpal sodo lanang menusuk purnama sidi tepat di bagian sumbu tengahnya. Sedangkan untuk nisan disisi selatan, yang terdapat pada bagian kaki, memiliki pahatan berupa tumpal saja tanpa purnama sidi pada bagian kedua permukaan tubuh nisan.
Arti dari sebutan atau gelar Natar Nyawa
Arti kata Tatar
Berasal dari Bahasa Jawa, yang artinya adalah, mengajar, membimbing, memberikan pendidikan untuk menaikan dan memperdalam suatu tingkatan. Supaya memiliki kemampuan untuk mengenal dan memperkenalkan. Untuk meningkatkan mutu dari kemampuan, pengetahuan, keterampilan.
Sedangkan Arti Nyawa
adalah, berupa kata sifat yang tidak terlihat wujudnya, atau Ghoib. Yang bernaung di dalam tubuh atau Jazad Manusia. Yang memberi kehidupan atas Ijin Yang Kuasa, Azza Wajalla. Sehingga, mampu melakukan aktifitas sesuai dengan perbuatan yang di inginkan. Dari sini, keterangan keduanya semakin jelas. Keterkaitan antara nama gelar dan pahatan batu nisan tokoh yang di makamkan.
Status sosial tokoh yang di makamkan, sama seperti dengan keterangan yang terpahat pada batu nisan. Merupakan sosok ulama', sekaligus memiliki peranan penting di dalam sistem pemerintahan sebagai pejabat dari Kasultanan Pajang awal. Pahatan nisan memberikan keterangang masa peralihan, periode akhir Demak, awal Kasultanan Pajang. Sehingga, nisan tersebut masih Nunggak seminya dengan pahatan pahatan nisan pendahulunya. Masih jelas, dan sangat terlihat dari bagian mustaka, pinggang, dan kaki Nisan. Pahatan bagian mustaka masih memiliki bentuk tumpul dan tidak menunjukan sudut lancip. Kemajuan seni pahat mulai berkembang setelah akhir kasultanan Demak. Yang menjadi ciri khas periode berikutnya yaitu Kasultanan Pajang. Terpahat dua bentuk bahu yang berada di samping kanan dan kiri Mustaka Nisan. Yang nantinya akan Nunggak Semi lagi atau melahirkan Nisan nisan dengan periode berikutnya, seperti Mataram Islam awal, sampai ke Nisan nisan Mataram Islam Amangkurat akhir. |
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Situs Umpak Jenala
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Nisan Kyai Tatar Nyawa
|
 |
Nisan Kyai Tatar Nyawa
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Nisan Kyai Tatar Nyawa
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Nisan Kyai Tatar Nyawa
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Nisan Kyai Tatar Nyawa
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Nisan Kyai Tatar Nyawa
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
 |
Situs Umpak Jenalas
|
Komentar
Posting Komentar