KYAI BAHU SANJAYA

" SANG PENCERAH DARI DUSUN JATEN, DESA MOJO, ANDONG, BOYOLALI "

Makam Kyai Ageng Bahu Sanjaya

Sistem pemerintahan Kasultanan Demak, memang banyak memiliki segudang prestasi dalam mencetak karakter sifat yang mampu mengubah perwatakan manusia. Dengan doktrin dan bekal, yang sudah di persiapkan oleh Pepunden atau Junjungannya kala itu. Sehingga, melahirkan tokoh tokoh  penting yang mampu menguasai keahlian diberbagai bidang, dan memiliki pengaruh besar di masanya. Pembekalan itu terus berlanjut dan masih dipergunakan hingga sampai generasi periode berikutnya. Beberapa gelar yang dulu pernah di sematkan, sampai saat ini pun masih dipergunakannya hingga sampai sekarang.

Salah satu wilayah di Kabupaten Boyolali, dengan bangga telah memiliki tokoh tokoh penting yang berpengaruh di masa Pemerintahan Kasultanan. Walau pun tokoh yang di sebutkan sudah menutup kisah dari sepak terjang di masa lalunya. Akan tetapi, hasil dari jerih payah, hasil dari pola pikir, hasil dari kepemimpinannya, masih bisa dirasakan hingga sampai saat ini. Sosok tokoh penting inilah, yang akhirnya di jadikan suri tauladan yang sangat berharga di lingkungan sekitar. Karena telah mewariskan secara keseluruhan dari bentuk pengabdian dan bentuk kearifan dari kepemimpinannya. Sehingga sampai wafatnya beliau, warga masyarakat sekitar sangat menghormati dan memuliakannya. Sosok tokoh yang dimakamkan di sudut wilayah Dusun Jaten, Desa Mojo, Kecamatan Andong ini, merupakan tokoh Alim Ulama dan Pejabat penting di masa pemerintahan Kasultanan Pajang. Terpilih tempat tersebut sebagai ma'baroknya atau tempat peristirahatan terakhir, yang kini telah berdiri bangunan berbentuk Pendopo dengan ukuran yang sangat besar dan luas. Peranan bangunan tersebut sebagai bentuk pemuliaan, dan pemanfaatan untuk menampung jama'ah peziarah yang berkunjung dari luar daerah. Komplek ma'barok tersebut telah di tanami Pohon pokok keras jenis Jati, sesuai dengan nama toponimi wilayahnya yaitu, Jaten.

Sendang Keramat



Bangunan Makam Kyai Ageng Bahu Sanjaya

Bergelar Kyai Ageng Bahu Sanjaya, sebutan itu di sematkan oleh Pepundennya. Pasti memiliki makna tertentu di bidang yang di Eembannya, sesuai dengan karakter sifat bawaanya. Berkaitan akan hal itu, ketika tokoh yang di maksud meninggal. Pihak dari pemerintahan atau Kasultanan, akan melaksanakan kewajibannya sebagai penghormatan terakhir. Dengan membangun makam, membuat prasasti berupa batu nisan. Dengan pahatan bersimbul tertentu, sebagai penanda yang bisa memberikan keterangan tentang status sosial dan Jabatan.

Mari kita kupas keduanya, benarkah pahatan Nisan bisa memberikan keterangan tentang status sosial, dan gelar yang di sandang tokoh yang di maksud.

Yang akan kita kupas pertama kali adalah, nama gelar tokoh sebutan Bahu Sanjaya.

Kata Bahu, merupakan bagian organ tubuh yang berada di antara leher dan lengan. Sering mendapatkan perlakuan istimewa dari yang lebih tua dari segi usia, dan yang lebih tinggi jabatannya. Karena, mengagumi kepribadian karakter penokohan yang di nilai sangat baik dan bijak. Tidak sembarangan, ketika penobatan atas jabatan, gelar yang di berikan kepada tokoh yang terpilih, harus memenuhi kriteria penuh rasa tanggung jawab, berani mengambil sikap dengan resikonya, penuh pertimbangan dari olah pikir yang matang. Persyaratan dari beberapa pertimbangan yang di haruskan antara lain, bibit, bebbet, dan bobot. Katuranggan yang di bawa sejak lahir, di jadikan alasan berikutnya untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi pejabat pemerintahan. Dengan kata lain, Bahu merupakan arti dari sebuah jabatan, pangkat, yang di Emban oleh tokoh yang di maksud.

Sedangkan Sanjaya


Arti nama Sanjaya dalam agama Hindu berasal dari bahasa Sanskerta. Sapaan ini memiliki makna kemenangan, puncak kejayaan. Memiliki penulisan asli Sanjaya, sapaan ini populer di kalangan kaum yang beragama Hindu karena merupakan karakter dari epos perang Hindu India Kuno Mahabharata.

Selain Sanjaya, variasi penulisan lain yang bisa di pertimbangkan adalah Sanjay, Sanjai, Sanjey, Sanje, Sanjaey, atau Sunjay. Meskipun memiliki penulisan yang beragam, arti nama Sanjaya tidak mengalami perubahan. Sanjaya melambangkan pesona dan karisma. Dengan karakter yang glamor dan menjadi pusat perhatian. Mengutarakan gagasan serta bekerja keras untuk mewujudkan. Karakter yang perasa, pemimpin tulus dan semangat.

Nama Bahu Sanjaya adalah, Pejabat pemerintahan yang menang, atau, Kemenangan Pejabat. Dengan penyematan gelar demikian, dengan arti yang demikian, Apakah dalam sistem pemerintahan kerajaan atau kasultanan, bisa di kategorikan sebagai Pejabat yang berperan di bidang Kemiliteran. Mungkin ada penyematan dengan sebutan sanjaya, pemikiran orang seketika membayangkan sosok yang berwibawa, tangguh, dan tidak mudah terkalahkan. Bisa saja terjadi, ketika gelar penyebutan tersebut di sematkan kepada tokoh yang demikian. Misalnya Kyai Ageng Bahu Sanjaya adalah Pejabat Pemerintahan,  yang memimpin sebuah wilayah di bawah Kerajaan atau Kasultanan. Dan memiliki peranan penting di bidang kemiliteran. Bisa saja Jabatannya sebagai Adipati, Tumenggung, Panewu, atau Penatus. Karena, setiap gelar tersebut ke semuanya itu selalu berkaitan dengan militer. Itu artinya, pejabat wilayah di dalam sistem pemerintahan, di bawah Kerajaan atau di bawah Kasultanan, di wajibkan merangkap sebagai pejabat militer. Kenapa demikian .. ??? Di karenakan kondisi masa itu, rawan sekali terjadi pemberontakan dan peperangan di dalam mau pun di luar kerajaan atau kasultanan. Saling memerebutkan kekuasaan, untuk menambah perluasan wilayah dan pembentukan armada perang di setiap Matranya. Lalu, apa kaitanya dengan Nisan yang terdapat simbul Purnama sidi, yang terdapat pada permukaan Nisan Kyai Ageng Bahu Sanjaya. Simbul telah memberikan keterangan tentang status sosial dan Nasab keilmuan tokoh tersebut. Ada sebuah kiasan dengan di awali kalimat Gelap, Hitam, Mencekam. Sehingga, tidak tau arah dan tidak tentu arah. Insan yang hidup, berjalan di kegelapan, tanpa tongkat sebagai penunjuk jalan, tanpa cahaya sebagai penerang jalan, pertanyaannya, kira kira akan vepat mencapai tujuan, atau kah lambat dan kemungkinan besar berhenti di tempat saja. Ketika di tengah tengah kejadian itu, muncul sebuah pelita, cahaya, kira kira, apa yang akan terjadi dengan keadaan itu selanjutnya.

Bahu Sanjaya adalah Pemimpin yang mampu memberikan Pencerah, atau pelita sebagai penerang, yang mampu mencerahkan keadaan di sekitarnya. 

Faham Kan .. ???


Nisan Makam Kyai Ageng Bahu Sanjaya



Nisan Dengan Langgam Pajang
Kyai Ageng Bahu Sanjaya


Bangunan Makam Kyai Ageng Bahu Sanjaya, Nampak Dari Depan sisi timur


Bungunan Cungkup Kyai Ageng Bahu Sanjaya


Nisan Sepuh Kyai Ageng Bahu Sanjaya







Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI