SELAIN PANEL CANDI, DI SINI ADA MAKAM LANGGAM TEMBAYAT
Masih berkeliling menyusuri jalan berliku di wilayah Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Menyisir jejak peradaban dari masa ke masa, dengan cara menyambangi di setiap wilayah Desa, yang masih menyimpan beberapa dari kisah cerita rakyat, dengan legenda dan misterinya. Tentunya, dari cerita, legenda dan misteri, yang membalut kisah perjalanan panjang Leluhur Nusantara. Yang masih bernaung dan berdiam diri di tempat yang di anggap paling nyaman dan aman. Aman dan Nyaman dari gangguan yang muncul akibat keserakahan yang di buat oleh segelintir umat. Penyusuran ini kami lakukan untuk lebih mengenal jati diri bangsa yang sesungguhnya. Sampai sejauh mana kita di tumbuhkan. Dan dari rahim siapa kita di cetak, berkembang, hingga mampu terbawa dan bertahan di tengah tengah peradaban yang pesat ini. Hanya kewibawaan yang mampu menjunjung tinggi keberlanjutan ini, hanya keberanian yang mampu membawa keberlanjutan ini. Dengan melewati berbagai macam ancaman dan gempuran dari dalam mau pun dari luar. Hingga sampai detik ini, kita masih bisa merasakan warisan yang ada didalam diri kita. Berupa karakter dan sifat, yang mampu menjunjung tinggi moral adab dan budaya.
Selain sifat dan karakter, leluhur kita juga mewariskan budaya yang mampu mendorong untuk memunculkan Kewibawaan, yang memiliki pengaruh besar di dalam Persatuan Bangsa. Sehingga terciptalah identitas dengan ciri khas, yang belum tentu di miliki oleh bangsa di luar sana. Sungguh, warisan yang tidak ternilai harganya, yang tidak bisa di gantikan dengan Materi.
Di kesempatan kali ini, saya akan mengajak semuanya untuk melihat dan menyaksikan sisa sisa dari warisan yang masih bertahan hingga sampai saat ini. Saya akan mengajak blusukan ke salah satu komplek makam umum yang berada di sudut Wilayah. Sisa itu berupa penghias bangunan Candi, yang sering kita lihat panel tersebut berada pada konstruksi bangunan Selasar dan Atap. Antefiks dan beberapa temuan komponen yang di duga batu pengisi. Secara keseluruhan, Benda Cagar Budaya tersebut beralih fungsinya dan di gunakan sebagai nisan. Sebagai penanda bahwa, tempat tersebut adalah kuburan atau tempat terakhir terbaringnya orang yang di tokohkan. Belum bisa di ketahui, tentang siapa, dan dari mana tokoh yang di makamkan tersebut. Yang jelas, di sini saya tidak akan membahas tentang sejarah sepak terjang tokoh tokoh tersebut. Mungkin ada pertanyaan, Apakah komplek pemakaman tersebut pernah berdiri bangunan Candi yang besar, jika mengingat atau melihat, komponen penghias bangunan sebesar itu. Saya pribadi tidak bisa menyimpulkan benar dan tidaknya tentang komplek makam tersebut, tentang pernah berdirinya bangunan Candi.
Akan tetapi, ini akan tetap kita bahas, tentang benar dan tidaknya perihal tersebut.
Memang di komplek makam ini terdapat panel dari bangunan Pemujaan kuno, berupa Antefik. 2 buah panel Penghias ini berada pada bagian selasar, dan atap bangunan Candi. 2 panel antefiks tersebut, memiliki ukuran yang lumayan besar, dan memiliki jenis pahatan yang sama. Juga terdapat 2 buah batuan lepas berbentuk balok, yang di duga komponen pengisi bangunan Candi, dengan ukuran yang lumayan cukup besar.
Kalau memang benar, tentang keberadaan komponen bangunan candi, merupakan temuan asli dari komplek makam ini, itu artinya, lahan ini pernah berdiri bangunan candi sebelum menjadi komplek pemakaman warga. Jika di lihat dari pahatan seni ukir yang artistik, dan komponen balok pengisi candi dengan ukuran yang terbilang cukup besar, artinya, bangunan candi yang dulu pernah berdiri memiliki bentuk bangunan yang sangat besar, luas, dan Megah.
 |
Antefiks, Panel Penghias bangunan Candi
|
 |
Antefiks, Panel penghias Bangunan Candi
|
 |
Nisan Langgam Tembayat, Periode Pakubuwono 1800 an
|
Mari kita kupas .. !!!
Jika memang benar lahan ini pernah berdiri bangunan candi yang besar dan megah. Seharusnya, banyak sekali material reruntuhan candi ditemukan di komplek makam ini, tidak hanya 4 panel saja. Misalnya temuan benda benda pendukung lainnya seperti, kemuncak atau ratna, panel antefiks lainnya, temuan potongan arca, material yang di jadikan komponen batu pengisi bangunan candi, temuan benda terpenting seperti lingga dan yoni, atau hanya yoninya saja tanpa lingga. Secara bentuk bangunan fisik, yang saya sebutkan, di depan tidak mewakili semua. Itu artinya, 2 panel antefiks dan 2 panel batu pengisi, sengaja di boyong, atau di pindahkan ke komplek makam tersebut. Dan di alih fubgsikan menjadi nisan makam salah satu tokoh yang memiliki peranan penting di masa itu. Dengan kata lain, komplek makam ini, tidak pernah berdiri bangunan candi, menurut analisa yang saya lakukan.
Selain jejak arkeologi dari peradaban hindu Klasic, di komplek makam ini, kita juga bisa melihat jejak arkeologi peradaban islam, yang pernah ikut mewarnai jejak sejarah di wilayah Kecamatan Jambu dan sekitarnya. Jejak arkeologi peradaban Islam itu, berupa bangunan makam kasepuhan dengan Langgam Tembayat. Dan anehnya, komplek makam ini di dominasi makam kasepuhan dengan langgam tembayat, satu periode dengan kurun waktu yang terbilang cukup lama. Kurang dan lebihnya kisaran 100 tahun. Karena, di komplek makam ini terdapat dua langgam tembayat yang berbeda masanya. Yang satu, Langgam Tembayat periode Pakubuwono 1800 an, dan yang kedua, Langgam Tembayat Periode Pakubuwono 1900 an awal.
Saya pribadi juga heran, kenapa Bangunan Makam dengan Langgam Tembayat mendominasi wilayah Kecamatan Jambu. Beberapa makam di wilayah Kecamatan Jambu, yang sudah saya blusuki bersama teman teman seperjuangan, kedapatan Bangunan Makam dengan Langgam Tembayatnya. Apakah, dulu wilayah Kecamatan Jambu, banyak yang memiliki Trah dari Tembayat .. ??? Jika kita kupas, akan panjang perjalanannya, karena harus melalui beberapa tahap penelitian. Jelas dan singkatnya, berkaitan dengan istilah Trah dan keturunan.
Kalau saya pribadi memberikan penjelasan, kalimat Trah, bukan berarti keturunan dari Sunan Tembayat. Melainkan, salah satu dari garis keturunan, bukan keluarga sunan tembayat, melainkan salah satu tokoh lain, mungkin dari kakek buyut, canggah, udek udek gantung siwur, dan seterusnya, pernah mengabdikan diri di kedaton Sunan Tembayat. Sehingga, ciri khas untuk mengenali leluhurnya, dengan cara membangun makamnya yang di samakan dengan Pepundennya.
Tapi kalau keturunan, berarti sudah Jelas, ada kaitanya secara turun temurun tanpa putus dari Gen atau Generasi penerus dari Sunan Tembayat. Sedangkan ntuk bangunan Makamnya, Apakah tetap mengikuti Bangunan Makam Sunan tembayat, dari segi pahatan dan langgamnya. Yang Jelas Iya. Kenapa demikian .. ??? Sedangkan yang di sebut dengan Trah, bukan keturunannya saja, tetap mengikuti Bangunan Langgam dari Pepundennya. Berarti, secara garis besarnua, Bangunan Makam keturunannya wajib mengikuti dari leluhur awalnya.
Terus bagai mana kelanjutannya, untuk membedakan Pahatan atau Langgam Tembayat Periode Pakubuwono awal 1800 an, dengan periode Pakubuwono awal 1900 an. Yang jelas ada perbedaan dari segi bangunan dan pahatannya. Walau pun, di dalam pahatan tersebut, telah tertuang ciri khas yang sangat kental. Yang artinya serupa tapi tak sama.
Sampai di sini Faham .. ???
 |
Nisan Langgam Tembayat, Periode Pakubuwono 1800 an
|
 |
Nisan Langgam Tembayat, Periode Pakubuwono 1800 an
|
 |
Komponen Jirat Makam, Langgam Tembayat, Periode Pakubuwono 1800 an
|
 |
Antefiks, Panel Bangunan Candi
|
 |
Nisan Langgam Tembayat, Periode Pakubuwono 1800 an
|
 |
Antefiks
|
 |
Nisan Langgam Tembayat, Periode Pakubuwono 1900 an
|
Komentar
Posting Komentar