BAK MANDI TINGGALAN MATARAM HINDU ITU MASIH UTUH, KONSTRUKSINYA TIDAK BERUBAH DARI DULU
" BARU KALI INI, MELIHAT SECARA DETAIL BANGUNAN KOLAM PETIRTAAN KUNO JEJAL MATARAM HINDU "
Baru kali ini saya pribadi mengunjungi dan melihat secara langsung, bangunan masa hindu klasik yng tidak berubah, atau masih utuh bangunannya. Walau pun hanya sekedar kolam kuno berbentuk bak. Dengan konstruksi bangunan yang sama dengan bak kamar mandi di jaman moderen. Cuma bedanya, terletak pada segi material bangunannya. Sebenarnya tidak jauh dari lokasi petirtaan derekan dan komplek percandian ngempon. Memang agak tersembunyi tempatnya. Kalau belum pernah kesana, mencari pun bakalan tidak menenmukannya. Penduduk sekitar tetap mempertahankan ke aslian dari bangunan tersebut. Hanya memberi imbuhan bangunannya saja berupa tambahan tembok dan konstruksi kerangka atapnya. Untuk penutup bangunan bagian atap menggunakan material logam, yaitu Seng Galvalum.
Bangunan ini berada di salah satu wilayah, masih di lingkungan Desa Derekan. Dan tidak jauh dari pemandian air hangat dan komplek percandian Ngempon. Kurang lebih berjarak kisarna 1 km dari ke dua obyek tersebut. Tutur warga setempat yang bernama Bapak Sudaryanto mengungkapkan bahwa, bangunan itu masih utuh dari dulu hingga sampai saat ini. Hanya saja, beberapa arca yang telah di sebutkan dalam percakapan telah hilang sejak tahun 1992. Besreta 8 watu kenong yang dulu sempat di kumpulkan, dan di jadikan satu oleh warga dalam satu penampungan sekitar berangsur hilang. Bapak Sudaryanto juga menyebutkan arca kerbau sedang duduk, mungkin yang di maksud adala arca Nandi. Saat di pertanyakan Lingga yoni, Pak Daryanto kebingungan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Biasanya, penyebutan lingga yoni, atau khususnya yoni, itu berubah nama penyebutannya menjadi watu lumpang kotak, watu lesung atau watu kenteng. Dan, penyebutan ini sudah umum di tempat tempat lainnya. Saat di pertanyakan tentang temuan Arca, Bapak Dayanto juga tidak memberikan jawaban mengenai hal itu. Akan tetapi, jika kita melihat kondisi bangunan yang saat ini, dan kita padukan sumber cerita dari kesaksian Bapak Sudaryanto, tentang keberadaan watu kenong, dan arca nandi. Dugaan sementara, bak kuno ini memiliki serangkaian bangunan pelindung berupa pendopo berbentuk joglo limas. Yang memiliki 8 soko, sesuai dengan jumlah watu kenong atau watu umpak yang pernah di temukan. Dimana watu umpak tersebut di fungsikan untuk landasan berdirinya tiang atau soko penyangga kerangka atap.
Bak Kamar Mandi Kuno |
Bangunan ini memiliki dua kamar. Walau pun sebenarnya dulu belum terdapat bangunan dinding pemisah di antara keduanya. Yang menciptakan pemberian nama baru, yaitu, sendang lanang dan sendang wadon. Sendang Lanang, di khususkan tempat aktifitas mensucikan diri untuk kaum laki laki. Sedangkan untuk sendang wadon, di khususkan untuk Kaum Perempuan. Obyek tersebut mempunyai ukuran yang lumayan cukup besar, dengan bentuk penampungan air berbentuk Bak, di atas permukaan tanah. Bukan penampungan air yang tertimbun di dalam tanah sejenis kolam renang. Memiliki ukuran Panjang 8 meter, tinggi dari permukaan tanah bagian luar, 80 cm. Tinggi dari permukaan dalam, 100 cm. Lebar 2,5 meter. Komponen yang di pergunakan untuk bangunan tersebut adalah. Batu andesit, yang biasanya di pergunakan untuk membangun bangunan Candi. Lantai bagian luar dengan komponen batu terpahat kotak, yang di susun secara berjajar dan merata, sepanjang bangunan Kolam. Sebelum pada akhirnya, di tutup dengan material cor.
Bagian dinding luar bangunan Bak, di lapisi dengan material cor, supaya, air yg berada di dalam Bak tidak merembes keluar lewat celah celah batu komponen yang disusun tersebut. Pemandian ini selalu ramai di datangi wisata dari luar daerah. Hanya untuk mandi, mensucikan diri, dan di pergunakan untuk lelaku sepiritual yang di yakininya. Menurut sumber yang saya terima, kebanyakan orang luar yang datang ke lokasi ini berasal dari Demak, Jogja, Solo atau Surakarta dan Kota semarang. Belum begitu banyak warga2 dari luar yang mengetahui obyek pemandian ini. Warga dari luar mengunjungi obyek tersebut, secara berbondong bondong di Bulan bulan tertentu saja. Misal, bulan Ramadhan, pada malam 17 Ramadhan, malam 21 Ramadhan, Malam Lailatul Qodar, bulan Safar dan bulan Suro. Dan untuk hari hari tertentu, kedatangan warga dari luar daerah pada hari Senin Wage, Selasa Kliwon dan Jum'at Pon. Keramaian itu memuncak setelah di atas jam 12 malam. Banyak pelaku pelaku sepiritual berkumpul dan bercerita dengan pengalamannya masing masing.
Ketika arah informasi yang saya terima dari pak Daryanto menyebutkan arca kerbau, atau arca nandi. Sudah jelas, keberadaan arca tersebut pasti ada kaitannya dengan keberadaan lingga yoni, Lambang kesuburan. Di samping arca nandi, lingga yoni, juga terdapat singgasana untuk penempatan arca. Terfikirkan atau tidak, kira kira, yang pernah terdiam di atas singgasana, jarca jenis apa ya .. ??? Yang jelas Bangunan bak kuno ini, pernah terdiam sosok arca dengan penokohan Dewa, tokoh dewa siapa kiranya .. ???
Bak kamar mandi kuno |
temuan batu candi |
Komentar
Posting Komentar