GEDANGANAK, TERNYATA ADA MAKAM SEPUHNYA

MAKAM ITU LANGGAM PAKUBUWONO DAN LANGGAM TEMBAYAT JADI SATU KOMPLEK

Wilayah gedanganak merupakan titik pusat kegiatan aktif di bidang Pemerintahan  dan perindustrian.

Memiliki 5 dusun di bawah Wilayah Desa. Seperti Dusun Jatisari, Dusun Mijen, Dusun Pundungputih, Dusun Watububan dan Kerajan. Letak wilayah administratif berada di sisi timur desa Candirejo, di sisi tenggara Desa Genuk, di sisi selatan Desa Sidomulyo, di sisi barat Desa Leyangan dan di sisi utara Desa Langensari. Desa Gedanganak termasuk wilayah tertua semenjak jaman Kerajaan mataram kuno. Bukti bukti tersebut di perkuat dengan adanya situs situs purbakala tinggalan masa hindu klasic, dan masih nampak bentuk dan wujudnya di wilayah ini. Seperti punden berundak, sendang kuno, yoni pasangan lingga yang di jadikan piranti pemujaan keyakinan Hindu Siwa, dan beberapa wujud batu lumpang. Setelah peradaban itu maju, dengan melalui berbagai masa. Bahkan setelah Islam masuk ke nusantara, peradaban tersebut masih berlanjut dan berkembang hingga sampai saat ini.

Selain peninggalan Mataram Kuno, yang masih nampak terlihat. Jejak  peradaban Islam pun ikut mewarnainya. Semenjak akhir Mataraman Surakarta Pakubuwono Periode 1900 an awal. Peradaban itu di perkuat dengan bukti adanya makam makam sepuh 2 masa yang berbeda.  Makam tokoh tokoh penting di masa yang berbeda.

Titik letak keberadaan makam makam tersebut berada di komplek makam karangbawang dan Gunung Sedrojog. Komplek pemakaman Karangbawang terbagi atas dua tempat, yang pertama komplek makam karangbawang sebelah selatan, dan komplek pemakaman Karangbawang sebelah utara. Pada gambaran peta terbitan belanda tahun 1915, desa gedanganak memiliki 4 komplek pemakaman. Komplek Pemakaman itu tidak berada pada satu wilayah saja. Melainkan, berbeda wilayah dan berbeda nama tempatnya.

Di dalam Peta, wilayah tersebut sudah di tandai dengan simbul bulan sabit berwarnah Merah. Dan di tunjukan dengan gambar bentuk lingkaran. Untuk lingngkaran yang pertama, merupakan komplek makam karangbawang sebelah selatan, gambar lingkaran nomor 2, menunjukan komplek makam karangbawang sebelah utara. Gambar Lingkaran nomor 3, menunjukan, komplek makam Gunung Sedrojog, dan yang terakhir, gambar lingkar nomor 4, menunjukan komplek makam turusan. Keseluruhan berada di wilayah Gedanganak Krajan.

Bukan berarti, komplek makam yang tergambar dalam peta tersebut kuno semua. Memang, makam makam tersebut sudah ada sebelum peta itu di buat. Ke empat komplek makam yang berada di wilayah Gedanganak sudah saya blusuki semua. Hanya ada dua makam yang di sepuhkan. Dengan ciri khas bangunan dan pahatan nisan yang berbeda beda. Keberadaan makam yang di sepuhkan terdapat pada gambar peta lingkar nomor 2dan 3. Sedangkan, untuk nomor 1 dan 4, hanya terdapat pahatan nisan yang masa periodenya di atas tahun 1910 ke atas. Kemungkinan, selisih waktunya hanya 5 sampai 10 tahun saja. Akan tetapi, makam yang memiliki bangunan, dengan ciri khas tertentu, yang menunjukan masanya, hanya terdapat pada lingkaran nomor 2 dan nomor 3. Dimana makam makam tersebut masih menunjukan pahatan pahatan nisan dan bangunan jirat yang masih bisa terbaca typologinya.

Awal memperhatikan makam, terlihat hanya 3 bangunan saja. 1 obyek terletak di sisi barat, terdapat makam yang terbaca typologinya dengan langgam Pakubuwono, Periode awal tahun 1800 an. Sedangkan untuk bangunan yang berikutnya, terdapat 2 makam yang terbaca typologinya dengan langgam tembayat,  Periode akhir tahun 1800 akhir, 1900 awal.

Bangunan makam dengan langgam pakubuwono itu sendiri, terdapat beberapa panel dengan bentuk dan pahatan yang berbeda. Itu artinya, dan di mungkinkan, langgam Pakubuwono tidak hanya satu saja, melainkan ada langgam Pakubuwono yang semasa.

Sedangkan untuk Kelebihan itu sendiri, terdapat pada panel jirat bagian punggung, lapik penempatan nisan, dan pecahan nisan yang berbeda dari segi Pahatannya.

Begitu juga dengan langgam tembayat, terdapat 4 pahatan nisan dengan bangunan jirat makam yang berbeda. Menunjukan bahwa, langgam tersebut tidak hanya dua saja. Melainkan lebih dari dua bangunan. Itu artinya, secara keseluruhan makam yang di sepuhkan, yang berada dalam satu komplek tidak hanya 3 saja. Melainkan, lebih dari tiga bangunan makam. Setelah kita melakukan pencarian, dan penyusunan ulang, bangunan makam dengan langgam pakubuwono ada 2 bangunan. Sedangkan, untuk bangunan makam dengan langgam tembayat ada 3 bangunan.

Peta wilayah gedanganak 1915
Makam Langgam Pakubuwono

Wilayah Gedanganak merupakan Desa dengan populasi penduduknya yang paling padat dikecamatan ungaran Timur. Jika harus di hitung, jumlah penduduk asli dengan penduduk pendatang hampir setara. Populasi penduduk di desa gedanganak meningkat saat sistem pembangunan bermula dari perindustrian Pada tahun 1980an. Penduduk yang notabenya pendatang, kebanyakan mengadu nasib, bekerja sebagai buruh pabrik.

Langgam Pakubuwono 1800 an

Langgam Pakubuwono 1800 an

Wilayah gedanganak merupakan pusat kegiatan aktif di bidang Pemerintahan tingkat desa dan perindustrian. Wilayah Gedanganak memiliki 5 dusun di bawah pemerintahan Desa, Jatisari, Mijen, Pundungputih, Watububan dan Krajan. Letak wilayah administratif berada di sisi timur desa Candirejo, di sisi tenggara Desa Genuk, di sisi selatan Desa Sidomulyo, di sisi barat Desa Leyangan dan di sisi utara Desa Langensari. Desa Gedanganak termasuk wilayah tertua semenjak jaman Kerajaan mataram kuno. Bukti bukti tersebut di perkuat dengan adanya situs situs purbakala tinggalan masa hindu klasic, dan masih masih nampak bentuk dan wujudnya di wilayah ini. Seperti punden berundak, sendang kuno, yoni pasangan lingga, yang di jadikan piranti pemujaan keyakinan Hindu Siwa, dan beberapa wujud batu lumpang. Peradaban tersebut berlanjut hingga sampai sekarang ini. Setelah peradaban itu maju, dengan melalui berbagai masa. Bahkan setelah Islam masuk ke nusantara, peradaban tersebut masih berkembang hingga sampai pemerintahan Pakubuwono Periode 1800 an awal. Peradaban masa Mataraan di perkuat dengan adanya makam makam tokoh penting di masanya.

Makam Langgam Tembayat, Periode 1900 awat


Nisan Langgam Tembayat

Nisan Langgam Pakubuwono, Periode 1800 an

Komplek makam sepuh Gedanganak

Komplek makam karangbawang terbagi atas dua tempat, yang pertama komplek makam karangbawang sebelah selatan, dan yang satu lagi, komplek karang bawang sebelah utara. Pada gambaran peta terbitan belanda tahun 1915, desa gedanganak memiliki 4 komplek pemakaman, akan tetapi berbeda wilayah dan berbeda nama tempatnya. Lingkaran yang pertama, merupakan komplek makam karangbawabg sebelah selatan, gambar lingkaran nomor 2, menunjukan komplek makam karangbawang sebelah utara. Gambar Lingkaran yang nomor 3, menunjukan komplek makam Gunung Sedrojog, dan yang terakhir, gambar lingkar nomor 4, menunjukan komplek makam turusan.


Komplek Makam Sepuh
Langgam Tembayat yang rusak
Panel  Panel Bangunan Jirat Lain

Semua komplek permakaman, dalam gambaran peta sudah di tandai dengan simbul bulan sabit berwarna merah. Bukaan berari, semua makam itu terdapat kekunoannya. Dalam arti, makam makam tersebut sudah ada sebelum peta tersebut di buat. Sedangkan, ke empat komplek makam yang sudah saya blusuki, hanya ada dua makam kasepuhan dengan ciri khas bangunan makam dan pahatan nisannya. Keberadaan makam sepuh tersebut terdapat pada tanda lingar nomor 2dan 3, sedangngkan untuk nomor 1 dan 4, hanya terdapat pahatan nisan sudah di atas tahun 1910 ke atas. Memang, hanya selisih kisaran 5 sampai 10 tahun, akan tetapi, makam dengan yang memiliki bangunan dengan ciri khas pada masanya hanya terdapat pada lingkaran nomor 2 dan nomor 3. Dimana makam makam tersebut masih menunjukan pahatan pahatan nisan dan bangunan jirat yang masih bisa terbaca typologinya.


Komplek Makam Sepuh Desa Gedanganak

Komplek Makam Sepuh Desa Gedanganak
Memang awalnya terlihat hanya 3 bangunan makam saja. Bangunan makam yang 1, yang terletak di sisi barat terdapat makam yang terbaca typologinya dengan langgam pakubuwono periode awal 1800 an. Bangunan makam yang berikutnya, terdapat 2 makam yang terbaca typologinya dengan langgam tembayat periode akhir 1800 awal 1900 awal. Untuk bangunan makam dengan langgam pakubuwono itu sendiri, terdapat beberapa panel yang memiliki perbedaan atau kelebihan panel bangunan yang bukan pasangannya. Panel jirat bagian punggung, lapik penempatan nisan, dan dugaan sementara pecahan dari nisan yang berbeda. Begitu juga dengan langgam tembayat, terdapat 4 pahatan nisan dan bangunan jirat makam yang berbeda menunjukan bahwa, makam tersebut tidak hanya dua saja. Melainkan, lebih dari dua bangunan. Artinya, komplek makam sepuh yang berada dalam satu komplek tersebut tidak hanya 3, melainkan lebih dari tiga. Setelah kita melakukan penyusunan ulang, makam dengan langgam pakubuwono ada 2 makam 2 bangunan, sedangkan untuk bangunan makam dengan langgam tembayat, terdapat 3 makam dan 3 bangunan.

Nisan Langgam Pakubuwono, Periode 1800 an

Nisan Dengan Langgam Tembayat 1900 awal

Saat ini, kondisi makam dengan langgam pakubuwono, masih tersisa panel jiratnya yang tidak lengkap, satu nisan pada bagian kaki pecah. Sehingga, untuk melengkapinya, kita menggunakan bahan material ringan berupa hebel. Sedangkan, satu bangunan dengan langgam pakubuwono, hanya menyisakan beberapa panel yang sudah tidak bisa di susun ulang kembali. Karena, panel2 di antaranya tidak dapat di ketahui keberadaanya. Entah terkubur dalan tanah atau beralih dari fungsinya. Sedangkan, untuk letak makam tersebut tidak dapat di ketahui posisi dan keberadaanya. Dugaan sementara, kemungkinan makam tersebut merupakan, salah satu makam istri dari tokoh Desa Gedanganak.

Komplek Makam Sepuh Desa Gedanganak

Komplek Makam Sepuh Desa Gedanganak

Untuk makam tembayat, kondisi makam tidak lengkap secara keseluruhan. Setelah di lakukan penyusunan ulang, ternyata makam dengan langgam tembayat terdapat 3 bangunan atau 3 makam. Untuk bangunan yang pertama dengan nisan yang lengakap. Makam yag ke dua sama sama memiliki nisan yang lengkapnya. Walau pun, nisan makam pertama dan kedau, dan diantaranya patah pada bagian kakinya. Akan tetapi, panel bagian jirat atas atau punggung masih lengkap. Untuk kondisi makam langgam tembayat yang ke tiga, tanpa satu pun nisan yang terpasang, dan bagian komponen jirat secara keseluruhan sudah rusak, patah dan hilang.


Nisan Langgam tembayat, 1900an
Nisan Langgam Pakubuwono Periode 1800an

Belum dapat di ketahui, siapakah tokoh tokoh yang di makamkanjadi satu dalam komplek pemakaman ini. Namun, ketika melihat dari bentuk bangunan secara keseluruhan. Sepertinya, makam makam sepuh tersebut, merupakan makam tokoh penting di masanya. Kalau pendapat dari saya pribadi, dengan kajian yang sudah saya buktikan dari dilapangan, makam yang paling sepuh memang berada di komplek pemakaman Karangbawang Desa Gedanganak. Disini bisa kita artikan, Gedanganak merupakan Pusat pemerintahan sejak Kasultanan Surakarta. Kenapa kasultanan Surakarta, karena langgam nisannya Pakubuwono 1800 an yang menjadi titik identitas penerangnya. Kira kira tokoh siapakah beliau, yang di makamkan di dalam Komplek Pemakaman Karangbawang. Mungkinkah beliau sosok tokoh yang berpengaruh di masanya .. ???

Benar, beliau yang di makamkan adalah seorang tokoh penting yang berpengaruh di masanya. Bisa di katakan, beliau adalah seorang tokoh Pemimpin Desa yang pertama kali di Desa Gedanganak. Dan beliau memiliki Jabatan sebagai Penatus. Kira kira, Jabatan Penatus itu apa .. ??? Penatus adalah seorang tokoh atau pejabat yang memimpin wilayah setingkat dengan lurah. Di masa sepak terjang Pangeran diponegoro, penatus mempunyai peranan penting selain di bidang pemerintahan. Peranan penting itu di bidang Militer. Jabatan Penatus, memang di wajibkan memiliki Prajurit siap tempur sebanyak 100 orang. Prajurit  Wiratani sebutannya, tidak lain tidak bukan, pekerjaan utamanya sebagai petani penggarap lahan perkebunan juga persawahan. Akan tetapi, prajurit wiratani ini, ketika mendapatkan perintah untuk berperang, kesiapan dan kesigapan akan memenuhi panggilan tersebut. Perang di dalam mau pun di luar kerajaan atau keraton. Bahkan, setiap 3 bulan sekali, prajurit wira tani dari berbagai penjuru daerah, di kumpulkan oleh sultan, untuk pertemuan rutin dan di adakan latihan perang secara serentak.

Jadi, Jabatan Penatus kala itu, tidak hanya di bidang pemerintahan saja, melainkan di bidang Kemiliteran.

Di antara makam makam yang disepuhkan, makam dengan langgam tembayat merupakan makam tokoh yang berprofesi Dalang. Sumber ini bsaya dapat dari sesepuh desa yang di tuakan. 











Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA