SUMOWONO, ADA MAKAM TEERUA DI SANA
SALAH SATU DUSUN DI SUMOWONO, ADA MAKAM ULAMA PALING SEPUH DI MASANYA.
Untuk kesempatan ini, kita akan membahas tentang Komplek pemakaman Kasepuhan yang berada di Desa Lanjan, wilayah sumowono. Komplek makam tersebut berada di puncak bukit, berdekatan dengan jalan penghubung antar kabupaten. Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Temanggung. Tokoh yang di makamkan memiliki gelar yang di sebut dengan Syech, dan memiliki nama paten dengan sebutan Abdurrokhman. Menurut cerita warga sekitar, sosok tokoh tersebut juga memiliki nama gelar dalam sistem pemerintahan. Banyak yang menceritakan, tokoh ini memiliki gelar sebagai tumenggung yang berasal dari keraton jogja. Yang notabenya, beliau adalah pejuang dari laskar pangeran diponegoro. Benarkah pernyataan dari cerita rakyat yang sudah di yakini dan tersebar luas hingga sampai saat ini .. ??? Mari kita kupas benar dan tidaknya cerita rakyat tersebut dengan membaca typologi batu nisan dan konsep pemakaman Fersi Mataraman, yang sudah di terapkan semenjak periode wali songo.
Kalau kita amati, makam Syech Abdurrokhman berada disisi paling utara, dan penampatan makam pun berada di tempat tertinggi jika di banding dengan yang lainnya. Dengan konsep yang demikian, memberikan informasi bahwa, makam beliau memang di muliakan. Ketika berbicara tentang tokoh yang di muliakan, secara garis besarnya, tokoh tersebut memiliki Gelar yang di berikan dari Pepundennya, yang di titahkan untuk bisa memimpin disalah satu wilayah. Tokoh yang di maksud juga memiliki gelar dari tingkatan Nasab Keilmuan yang tidak di ragukan lagi. Jadi, keistimewaan dari tokoh tersebut telah memiliki Ilmu tata Pemerintahan dan Ilmu Keagamaan.
Sedangkan Tokoh yang bernama Abdurrokhmman berasal dari Wangsa Mataram Islam awal. Abad 16 pertengahan Yang memiliki gelar dengan tingkatan Ilmu Tasyawufnya yang di sebut dengan Syech. Komplek makam tersebut memberikan informasi yang yang terdapat pada pahatan batu nisan. Yang menunjukan bahwa, pahatan batu nisan yang terdapat pada komplek makam kasepuhan terbaca typologinya Langgam Mataram Isllam Awal. Keterangan lain, berhubung nisan Syech Abdurrokhman belum terbaca typologinya, di karenakan pemasangan nisan tersebut terbalik. Dugaan sementara, Bisa juga, Nisan Syech Abdurrokhman memiliki langgam Pajang atau Kasultanan Pajang Jaka Tingkir atau Hadi Wijaya. Kenapa demikian, karena jarak masa Pemerintahan Kasultanan Pajang dengan Masa pemerintahan Mataram Islam awal itu sangat singkat.
Jadi tidak mungkin, Syech abdurrokhman Sejaman dengan Pangeran Diponeggoro. Sedangkan kehidupan atau sepak terjang Pangeran Diponegoro masuk abad ke 19. Bisa juga di katakan, atau di artikan, Simbah Danggah dari Pangeran Diponegoro belum lahir, makam tokoh satu ini sudah ada di Desa lanjan sumowono.
Mari bersama kita cari sumber data yang menyatakan demikian
Canggah P. Diponegoro
Sunan Amangkurat IV atau Sunan Jawi, Memiliki nama asli Raden Mas Suryaputra, Beliau adalah Putera Sunan Pakubuwono I, yang lahir dari Permaisuri Ratu Mas Blitar pada tahun 1680
Buyut P. Diponegoro
Hamengkubuwono I atau Raden Mas Sudjana, setelah dewasa bergelar Pangeran Mangkubhumi, Lahir pada tanggal 6 Agustus 1717, dengan Ayah Bernama Raden Mas Suryaputra atau Sunan Jawi, dengan Gelar Amangkurat IV, susuhan mataram ke delapan. Dengan Ibu dari seorang selir yang bernamam Ayu Tejawati. Beliau merupakan pendiri sekaligus Raja Pertaa kalai Kasultanan Jogjakarta.
Embah Kakung P. Diponegoro
Hamengkubuwono II, Nama Asli Gusti Raden Mas Sundara, Putera ke IV yang Lahir pada tanggal 7 Maret 1750, dengan Ayah sebagai Pendiri dan Raja Kasultanan Jojakarta yang pertama kali yang Bergelar Hamengkubuwono I. Dengan Ibu dari Tokoh Permaisuri yang bernama Gusti Kanjeng Ratu Hageng atau Gusti Kanjeng Ratu Kadipaten.
Ayah P. Diponegoro
Sri Sultan Hamengkubuwono III atau Gusti Raden Mas Surojo, dengan nama lengkap Ngarso Dalem, Sampean Dalem Ingkang Sinuwun Sultan Hamengkubuwono Senpati Ing Ngalogo Abdurrakhman Sayyidin Panotogomo, Khalifatulloh, Ingkang Jumeneng Kaping tigo, Ing Ngayogjokarto Hadiningrat. Lahir pada tannggal 20 Februari 1769. Ayah yang bernama Hamengkubuwono II atau Raden Mas Sundara. Dengan Ibu bernama, Gusti Kanjeng Ratu Kedaton.
Sedangkan untuk Pangeran Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo. Memiliki Nama Lahir Bendoro Raden Mas Mustahar. Lahir pada tanggal 11 November 1785. Ayah Bernama Sri Sultan Hamengkubuwono III, dengan Ibu Bernama Raden Ayu Mangkorowati.
Jadi, kesimpulannya, Canggah dari Pangeran Diponegoro, Yang bergelar Amangkurat IV belum lahir, makam tersebut sudah ada. Karena, tokoh yang di makamkan dari Kerajaan Mataram Islam awal. Dan tidak mungkin terjadi, Syech Abdurrokhman menjadi Senopati Perangnya Pangeran Diponegoro. Karena Selisih Waktunya Kisaran 250 tahun. Sampai di sini Faham ya
Komentar
Posting Komentar