BANGUNAN PENDOPO ATAU BANGUNAN CANDI
DI DALA PENDOPO INI, KIRA KIRA SOSOK ARCA SIAPA
Bergas memiliki banyak sekali tentang temuan temuan benda cagar budaya, yang kini telah menjadi warisan untuk kita dari leluhhur kita. Selain bangunan candi ngempon, jejak jejak bangunan bersejarah mendominasi di wilayah tersebut. Memang, ada beberapa titik keberadaan jejak jejak itu. Hampir disetip desa di wilayah kecamatan bergas. Kali ini, kita bersama sama akan membahas tentang keberadaan situs cagar budaya berupa Lapik arca, atau panel penempatan Arca. Situs tersebut berada di tengah tengah rimbunan pohon Jati. Jika kita lihat secara seksama, situs tersebut kerap sekali di kunjungi oleh orang orang yang mempunyai kepentingan, dengan melakukan ritual kusus sesuai dengan keinginannya.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang lokasi yang berketempatan situs lapik arca tersebut. Apakah benar, lokasi itu pernah berdiri bngunan candi .. ???
Mari kita bahas dengan kajian ilmiah yang di dasari dengan beberapa bukti dari hasil blusukan. Di lokasi ini ada beberapa tinggalan dari leluhur kita berupa satu lapik arca, 9 umpak dengan pahatan bulat pipih, dan beberapa temuan batu bata merah kuno atau banon. Dari kajian saya pribadi, lokasi yang berketempatan situs lapik arca itu bukan berwujud bangunan candi pada umumnya. Yang memiliki selasar atau kaki candi, badan candi mau pun atap candi. Jika kita melihat dari segi panel panelnya, adanya umpak dengan pahatan bulat pipih berjumlah 9 buah, memberikan keterangan bahwa, lokasi tersebut memang pernah berdiri sebuah bangunan berupa pendopo. Umpak umpak tersebut memiliki peranan sebagai penopang komponen yang berbahan baku dari kayu. Kayu kayu tersebut berbentuk tiang, yang memiliki fungsi untuk menyangga kerangka atap.
Sedangkan untuk batu bata merah kuno atau banon, dugaan kuat di fungsikan sebagai lantainya. Jadi, konstruksi bangunan pendopo tersebut memiliki tiang berjumlah 12. Walau pun dengan kenyataanya umpak tersebut hanya bisa di temukan 9 buah saja. Tidak mungkin, ketika umpak berjumlah 9 buah dan tiang atau sokonya berjumlah 9 juga. Setidaknya, jumlah antara umpak mau pun soko memiliki kesamaan, antara 8 atau 12, kedua komponen itu pun saling melengkapi. Bangunan pendopo tersebut seharusnya memiliki 12 umpak, tapi dengan kenyataanya, upak tersebut hanya berjumlah 9 buah saja. dugaan sementara, ketiga umpak yang belum kelihatan, mungkin saja sudah hilang atau mungkin saja masih terkubur di dalam tanah.
Sedangkan untuk lapik arca itu sendiri, berada tepat di bawah atap bangunan pendopo. Dan, Posisinya tetap berada pada bagian tengah tengah ruangan. Fungsi dari pada lapik arca tersebut sudah jelas. Tentunya untuk membantu berdirinya sosok arca dewa. Akan tetapi, sosok dewa yang berdiri di atas lapik arca, sama sekali tidak dapat di ketahui. Karena, di lokasi tersebut tidak meninggalkan jejak yang benar benar bisa di kenali. Bisa saja arca Dewa Siwa, Bisa saja arca Dewa Ganesha, bisa saja arca Dewi Durga, dan bisa saja arca Agatya.
Lapik arca itu berbentuk kotak bujur sangkar, hapir menyerupai yoni. Walau pun notabenya sama sama sebagai lapik atau penempatan piranti selanjutnya. Sama sama memiliki lubang pengunci di bagian penampang atas. Akan tetapi, ada yang membedakan di antara kedua benda tersebut. Jika yoni memiliki pengunci berbentuk kotak bujur sangkar dan memanjang ke dalam. yang berada tepat pada bagian tengah penampang atas. Sedangkan, pengunci lapik arca hampir menyerupai bentuk palang romawi. Tata letaknya kadang berada di pinggir bagian kanan, pinggir bagian belakang, kadang juga berada di tengah. Berikutnya memiliki kesamaan berupa cerat yang berada di ujung penampang atas bagian depan. Cerat yang berada pada bagian lapik arca disini dalam kondisi patah. Namun, patahan cerat tersebut tidak terlihat lagi di komplek situs, antara hilang, atau terkubur di dalam tanah. Karena, jika kita perhatikan, lahan tanah itu sendiri merupakan tanah produktif atau tanah yang sering kali di garap untuk kelangsungan kesuburan tumbuhan yang di tanamnya. Sedangkan untuk lapik arca itu sendiri menghadap ke utara. Dugaan sementara, bangunan pendopo dan arah hadap arcanyanya, sama sama ke arah timur. Dugaan selanjutnya, pintu masuk menuju pendopo, juga berasal dari arah timur. Syaratnya, jika lapik arca tersebut masih insitu atau masih sesuai dengan letak aslinya.
Sedangkan untuk komponen umpak itu sendiri, sudah banyak sekali yang aus. Hanya beberapa saja yang masih terlihat dengan bentuk aslinya. Walau pun agak sedikit terkikis karena lamanya termakan usia. Untuk penataan umpak itu saja, sudah berubah secara keseluruhan. Sudah tidak pada skema aslinya, yang seharusnya tertata secara berjajar membujur ke utara dan selatan, sama seperti yang semestinya.
Sedangkan untuk komponen banon itu sendiri, khususnya yang masih terlihat dan yang masih berada di lokasi. Secara keseluruhan, sama sekali tidak ada yang terlihat utuh atau normal. Kesemuanya dalam keadaan rusak, patah, mungkin karena benturan dengan benda keras.
Kalau kemarin kita sudah membahas tentang situs Reruntu
Komentar
Posting Komentar