SITUS CANDI BOTO TUMPANG
CANDI MEGAH, DENGAN BANGUNAN BERBAHAN BAKU BATU BATA MERAH
Situs Candi Boto Tumpang merupakan sebuah situs yang di eskavasi pada tahun 2019. Kebenaran dari situs ini, bukan merujuk pada hasil temuan yang tidak sengaja pada tahun 2018. Karena, pada tahun 1979, bangunan situs candi masih berdiri berupa susunan tembok atau bagian tubuh bangunan candi, kisaran 2 meter tingginya. Kabar ini, saya terima dari warga sekitar yang pernah melihat obyek itu berdiri. Hanya pada bagian tubuh candi bagian sisi timur saja yang masih terlihat. Dan tanpa komponen pendukung bangunan atap. Pada tahun 2017, saya pernah melakukan blusukan lintas komunitas, berasal dari berbagai daerah, di tiap kabupaten di Jawa Tengah. Dari Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Dan kondisi bangunan tersebut sudah mengalami perubahan. Tembok atau badan bangunan sudah mengalami runtuh, sama seperti saat belum di adakan eskavasi. Tepatnya di Desa Karangsari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal. Awal dinamakan Situs Candi Boto Tumpang karena situs bangunan tersebut berupa susunan batu bata kuno atau banon, yang tersusun dengan konsep tersusun atau tumpang, hingga berbentuk bangunan Pemujaan Kuno atau Candi.
Bangunan Candi ini menghadap ke arah timur, dengan konstruksi anak tangga, bahwa bangunan candi tersebut memiliki selasar atau kaki candi. Namun, anehnya pada bangunan candi yang terbilang cukup megah ini, tidak ada satu pun, jenis arca, atau potongan arca, yang pernah di temukan dalam komplek bangunan candi. Karena, informasi dari beberapa warga sekitar, bangunan candi ini hanya menyisakan batu bata atau banon yang mendominasi komplek candi tersebut. Kemungkin, jika eskavasi di perluas, akan banyak presentase penemuan artefaks lainnya. Mungkin juga wujud arca, gerabah, mau pun obyek yang berbahan keramik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) ditemukan bahwa penggalian awal bangunan candi diduga berukuran 12 × 12. Namun, setelah dilakukan penggalian lanjutan hingga kedalaman 7 meter, ternyata penggalian hanya sebatas satu sisi tanah, sehingga ukuran candi diperkirakan dua kali lipat dari perkiraan semula, yaitu 24×24 meter. Kemudian berdasarkan garis besar atau bentuk candi, ditemukan bangunan setengah lingkaran yang sama persis dengan pondasi candi Batujaya Karawang dalam penelitian tahun 2000.
Dugaan sementara, Situs Candi Boto Tumpang diperkirakan lebih tua dari Candi Borobudur. Berdasarkan observasi dan penelitian lebih lanjut, Candi Boto Tumpang diyakini sebagai situs kerajaan Mataram Hindu kuno yang diperkirakan dibangun sekitar abad ke-7. Dugaan ini semakin diperkuat dengan hasil pengujian terhadap material yang ditemukan oleh dua laboratorium berbeda di Selandia Baru dan Prancis yang menunjukkan bahwa candi yang dinamai menurut desa tempat ditemukannya itu dibangun pada tahun 630 M menyiratkan bahwa Candi Boto Tumpang adalah sebuah Kompleks candi relatif besar, lebih tua dari candi kerajaan Mataram kuno lainnya di Jawa Tengah. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Candi Boto Tumpang diperkirakan lebih tua dari bangunan Candi Borobudur, meski baru diketahui dibangun pada abad ke-8 Masehi, tepatnya 750 Masehi.
Tapi, semua itu bisa di patahkan teorinya, dengan tidak adanya temuan prasasti yang mendukung tentang informasi penyebutan angka tahun, atau penyebutan tentang informasi dari fungsi bangunan candi itu sendiri. Masa pemerintahan siapa dan kerajaan apa, dan bangunan candi tersebut untuk persembahan Dewa siapa. Dan, Semua itu masih menjadi misteri hingga saat ini. Tapi, bangunan candi ini sangat istimewa, mungkin, baru pertama kali ini, saya melihat bangunan candi dengan tahap eskavasi, memiliki selasar yang sangat tinggi. Pribadi ini membayangkan, bangunan candi ini memiliki gaya arsitektur khas Majapahitan.
Adanya penemuan situs Candi Boto Tumpang di Desa Rowosari, Kendal diharapkan warga dapat menjaga dan melestarikan potensi yang ada dengan bijak. Jika penggalian situs Candi Boto Tumpang sudah sampai tahap utuh, maka diharapkan dapat menjadi obyek wisata sejarah yang dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar.
Komentar
Posting Komentar