MASIH DI KECAMATAN BERGAS, KABUPATEN SEMARANG

KIRA KIRA, SOSOK TOKOH ARCA DEWA SIAPA, YANG BERDIRI TEGAK DI ATAS SINGGASANA INI.

Masih di wilayah kecamatan Bergas









Kalau kemarin kita sudah membahas tentang situs Reruntuhan Bangunan Candi yang berada di komplek pemakaman umum milik warga, yang berada di Dusun Jambangan, Desa Kenangkan Kulon. Kali ini, kita bersama sama akan membahas tentang keberadaan situs cagar budaya berupa Lapik arca, atau panel penempatan Arca. Situs tersebut berada di tengah tengah ribunan Hutan Jati. Jika kita lihat secara seksama, situs tersebut kerap sekali di kunjungi oleh orang orang yang mempunyai kepentingan, dengan melakukan ritual kusus sesuai dengan keinginannya. Jadi, jangan khawatir, ketika kita melihat atau mengunjungi lokasi keberadaan situs tersebut, akan meras terpukau di buatnya. Karena, akan selalu  mendapatkan perhatian, mendapatkan perawatan. Yang jelas, terpukau karena melihat lokasi situs selalu bersih dan di pedulian oleh pengunjungnya. 


Desa lembu, merupakan sebuah desa yang menggunakan toponimi dari situs tinggalan leluhur nusantara, yaitu berupa arca nandi atau arca lembu. Yang kini masih tersimpan di bawah pendopo kecil yang di jadikan sebagai pelindung dari terik dan hujan. Di dalam pendopo, terdapat dua buah arca kecil dengan pahatan Arca Nandi da Pahatan Arca sosok Dewa. Kedua Arca itu, masih tersimpan rapi dan masih menjadi icon desa lembu, kecamatan bancak, kabupaten semarang. Masih sama posisinya dengan 4 tahun yang lalu. Keua arca tersebut, masih menjadi, dan terlihat masih di rawat sesua dengan Undang undang Perlindungan Cagar Budaya di Jawa Tengah kususnya. Belum dapat di ketahui sosok arca dewa siapakah yang satu ini. Hanya saja, pahatan arca berbahan dari batu andesit ini, telah memberikan keterangan bahwa, arca tersebut memiliki tangan berjumlah 4 lengan. Dua di antaranya mengarah ke atas, dan dua di antaranya terletak di atas kedua lututnya. Tangan yang berada di samping kanan berjumlah 2 lengan. Namun, ada satu tangan yang mengarah keatas telah patah dan hilang bersamaan dengan anggota badan lainnya seperti badan dan kepalanya. Sedangkan sikap satu tangan berada di depan di atas lutut, sembari membawa bokor atau keranjang uang. Dua anggota tangan berikutnya  berada di sebelah kiri. Memiliki kesamaan dengan kondisi tangan yang berada di sebalah kanan. Sama sama mengarah ke atas, sama sama patah pada bagian lengan dan stelanya. Sedangkan satu tangan yang berada di sebelah kiri, masih utuh. Masih terlihat bentuk pahatannya, dengan gambaran sikap, posisi tangan di atas lutut. Sikap itu menggambarkan, telapak tangan dalam posisi menengadah ke atas, dan di tengah tengah telapak tanggan terdapat bunga padma kecil yang sudah mekar.

Ketika melihat kedua arca tersebut memiliki karakter yang berbeda, kira kira apa yang terpikirkan di dalam isi kepala kita. Yang jelas, pertanyaan itu akan muncul dengan menggambarkan sebuah bangunan tempat pemujaan hidu kuno kala itu. Dugaan saya pribadi, bngunan candi tersebut jelas ada, dengan bukti artefaks berupa dua buah pahatan arca yang berbeda, dengan fungsi yang berbeda pula. Dugaan saya pribadi, bangunan candi tersebut berbentuk atau di banguan tidak sama dengan bangunan candi pada uumnya. Yang harus memiliki atap, dan beberapa panel yang menghiasi bagian atap atau svarlokanya. Dugaan saya sementara, bangunan candi tersebut memiliki dua bangunan, dengan bentuk dan karakter konstruksinya sama. Berupa bangunan candi induk dan bangunan candi apit. Kalau saya membayangkan, bangunan candi ini memiliki kesamaan dengan bangunan candi kimpulan yang berada di Universitas Islam Idonesai. Tanpa bangunan atap, tanpa memiliki badan bangunan. Akan tetapi, bangunan candi ini hanya memiliki pagar pembatas saja. 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA