JEJAK MATARAM KUNO DI GOA KRINCING

JEJAK MATARAM HINDU, DI GOA KRINCING

Air Terjun Krincing


Banyak yang memiliki pendapat, Bahwa Negara kita Indonesia ini, memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan. Sehingga pendapat itu keluar dari lapisan masyarakat, bahkan dari dunia luar pun menganggapnya, di sinilah letaknya Surga Dunia. Ada pepatah mengatakan Tongkat kayu dan Batu jadi Tanaman. Dan ada pula yang mengatakan Gemah Ripah Loh Jinawi yang artinya, tanah indonesia sangat subur, rakyatnya makmur, dan memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah. Bisa kita lihat, di salah satu perbatasan wilayah antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Boyolali. Berawal Dari Kecamatan Bancak yang memiliki kontur tanah berbukit, wilayah tersebut di Dominasi tanaman Jenis Jati, yang memiliki pokok atau batang keras, yang bisa di gunakan sebagai bahan pendukung untuk membuat rumah dan kerajinan berbentuk meja dan kursi. Tanaman musiman seperti Jagung, pari tadah hujan, ikut berperan serta menghiasi jajaran perbukitan yang mengelilingi wilayah tersebut. Wilayah ini memiliki perbatasan dengan Icon yang di jadikan atribut perbatasan kedua wilayah. Icon itu di bangun, di atas puncak bukit dengan toponimi Gunung Jati, yang menjadi tanda batas wilayah antara Kabupaten Semarang dengan Kabupaten Boyolali. Dalam perjalanan kita selalu mengamati hamparan lahan hijau yang teramat sangat luas. Setelah mencapai di sudut perbatasan wilayah, kita membayangkan tentang keagungan Yang Maha Kuasa, ketika melihat hiasan bak permadani yang di Gelar di atas permukaan bumi. Tidak ada perbedaan yang menonjol di antara kedua wilayah tersebut. Antara kecamatan Bancak dengan Kecamatan Wonosamudro. Sama sama memiliki kontur tanah yang berbukit, dengan perhiasan tanaman Jati, Jagung dan Pari tadah hujan. Sehingga, dengan keadaan yang demikian, kita tidak bisa membedakannya. Nah, disinilah Ragam hias yang saling mendukung di antara keduanya. Dengan suguhan pemandangan yang demikian, mata ini tersanjung. Dan, menciptakan angan yang terbang tinggi tak terkendali. Yang terbayang hanya tentang keindahan dan ucapan syukur atas nikmat dan karunianya, yang telah di berikan kepada semua Makhluk di bumi ini. Maha dahsyat dan maha perkasanya Yang kuasa, yang menciptakan alam beserta seisinya.



Berjalannya waktu merubah keadaan secara besar besaran. Mulai dari perubahan itu, kita harus mengingat, peranan yang demikian ini tidak luput dari jerih payah leluhur kita. Yang ikut memberikan gagasan, pendapat, sehingga, para pendahulu kita mempunyai peranan penting dalam memajukan kesejahteraan suatu peradaban yang pernah di pimpinnya. Dari masa ke masa, hingga bertahan dan tumbuh semakin besar sampai sekarang ini. Dari tradisional, hingga mengenal teknologi yang di mutakhirkan. Jujur, saya sendiri merasa senang, tenang, dan nyaman. Saat melakukan perjalanan lintas perbukitan. Semua itu tidak bisa di ucapkan menggunakan kalimat, dan, semua itu tidak bisa di gambarkan menggunakan tulisan. Karena, saking megahnya alam ini di ciptakan untuk kita. Hanya pujian saja yang keluar dari pikiran kita, berupa pujian yang kita tujukan kepada Sang Maha Kuasa dan Maha Segalanya.

Kita memang sengaja menyusun suatu rencana, sehingga memiliki tujuan untuk mengunjungi salah satu tempat, yang secara kebetulan memiliki cinderamata yang telah di wariskan oleh kita, dari leluhur Nusantara. Mungkin hanya sebuah benda yang bisa di bilang tidak ada artinya. Bahkan, benda tersebut terbuat dari batu biasa, yang di bentuk sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Bagi leluhur kita, benda tersebut memiliki simbul dan makna yang sangat di muliakan. Sehingga, adat dan budaya itu saling sambung dan tidak putus benang merahnya. Sangat banyak sekali contohnya, adat budaya yang masih di pakai sampai sekarang, yang pernah di ciptakan oleh leluhur kita. Yang secara garis besar, tertuang dalam sistem pertanian. Sistem tersebut, sekarang di kenal dengan sebutan wiwitan. Tradisi wiwitan, masih melekat dan masih diterapkan di beberapa daerah seperti Pulau Bali dan Pulau Jawa.

Tepatnya berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Kita tergerak dan terpanggil untuk menelusuri jejak leluhur yang berada di desa tersebut. Jejak tersebut berada di sebuah lembah, sudut desa Wonosamudro. Berupa jejak kekunoan yang dulu pernah di jadikan piranti pemujaan Dewa pada masa Mataram Hindu Kuno. Benda tersebut berada di depan Goa, di samping Curug atau Air terjun yang memiliki kesamaan nama dalam penyebutannya. Yaitu Goa dan curug Krincing. Nah, dari 3 obyek tersebut, yang akan saya bahas tentang curugnya terlebih dahulu.


Goa Krincing


Sebenarnya, perjalanan menuju ke lokasi dimana ketiga obyek tersebut berada, sangat singkat, kalau kita berani menuruni dan menyusuri jalan perbukitan dengan medan terjal sampai 80 derajad kemiringannya. Kita pun tidak berani mengambil nresiko yang di luar pemikiran kita, tidak cukup adrenalin untuk mencoba dan menantang medanya. Untuk amannya, kita mengambil jalan dengan memutari lembah, supaya untuk bisa sampai ke lokasi tersbut. Memang estimasi waktu yang di perlukan sangat panjang, bahkan, jika kita menghitungnya, perjalanan dari perbatasan wilayah menuju ke lokasi keberadaan ke tiga obyek tersebut, kisaran 30 sampai 40 menitan. Dan pastinya kita akan di manjakan dengan pemandangan pedesaan yang masih natural, dengan pemandangan rumah berbentuk joglo limas. Mirip dengan rumah rumah pada jaman dahulu. Sunyi, rapi, tidak bising dengan keadaan seperti di kota, penduduk yang ramah tamah, saling tegur sapa. Sepertinya, kearifan lokal nusantara tertuang di sini semua.

Curug krincing, merupakan air terjun yang bersanding dengan goa. Curug tersebut memiliki ketinggian kurang lebih 12 meter dari permukaan air. Dengan debit air yang tidak begitu besar. Akan tetapi, memiliki pemandangan yang sangat exotice. Air yang di alirkan pun, bersumber dari endapan air hujan yang masuk ke dalam celah tanah yang di tumbuhi pepohonan jenis jati. Jadi, tanah tersebut memiliki perbedaan dengan tanah tanah yang berada di pegunungan pada umumnya. Dan tanah tersebut, memang memiliki kecocokan dengan tanaman jenis Jati. Karena, pohon jati salah satu tanaman yang sangat pandai menyimpan air. Hasil dari endapan air hujan, terkumpul menjadi satu, dan mengalir sesuai dengan kontur tanah yang membentuknya. Sehingga mejadikan aliran tersebut dengan debit yang besar dan menjadi sebuah pemandangan yang mampu memanjakan mata. Saya akui, hasil endapan tersebut, tidak kalah bening dan segarnya, jika di banding dengan air pegunungan. Walau pun cuaca di sana, berlembab. Yakinlah, ketika dirimu menyentuh air tersebut, expresi yang kamu keluarkan adalah bahasa tubuh di kala kamu menyentuh es. Dan rasa segar menghampiri pikiran dan bawaannya pengen mandi, berenang di bawah air terjunnya. Berenang dan merasakan kesegaran air dan kesejukan udara yang tersaji di lokasi terebut. Setelah menikmati pemandangan alam air terjun dan cagar alam di sekitaran, perjalanan kami lanjutkan menuju ke sebuah tempat, masih satu lembah dengan air terjun yang menakjubkan ini. Tempatnya saling berdampingan, dan jarak tempuhnya untuk menuju obyek yang ke dua ini tidak terlalu jauh. Obyek yang menunjukan sebuah goa yang tidak terlalu besar diameter mulutnya. Goa tersebut berada di dinding tebing, di atas air terjun, dengan rerimbunan tanaman jenu yang menghiasinya. Goa tersebut ada dua tempat dan saling berdampingan, kira kira jarak antara kedua goa itu, kisaran 8 meter. Memiliki pintu atau mulut yang tidak besar juga tidak lebar.



Ukuran mulut goa yang pertama, tinggi kisaran 80 cm, lebar kisaran 40 sampai 60 cm. Memiliki 3 ruangan yang saling menyambung. Soal kedalaman jangan tanya. Saya pun, nekad masuk dan memberanikan diri hanya sampai ruangan ke 3. Dan banyak sekali penghuninya, ratusan kelelawar yang bergelantungan, yang berada dan menghiasi rongga atau bagian langit langit atas goa. Untuk goa yang kedua, ukuran mulut atau pintu goa, memiliki ketinggian kisaran 80 cm, dan lebar mulut Goa mencapi 100 cm sampai 120 cm. Ruangan pertama, tidak begitu lebar, begitu juga dengan rongga langit langitnya. Namun, ketika kita menuju ruangan yang ke dua, untuk menuju ruangan yang ketiganya, sangat tidak mungkin untuk di masuki. Karena, medan untuk mencapai ruangan yang ke tiga ini sangat sulit sekali. Itupun, kita harus dalam posisi berdiri, memanjat, untuk bisa sampai di ruangan ke tiga. Dan bagi saya pribadi, saya tidak berani. Bukane tidak mampu, akan tetapi, adrenalin saya sudah mulai ciut nyalinya.

Ada yang menarik dari cerita Goa ini, ketika kita menayakan kepada seseorang yang mengelola tempat ini, tentang terciptanya atau adanya Goa ini, dari pihak pengelola menyatakan, bahwa, goa tersebut asli dan tidak ada unsur atau campur tangan orang untuk menggalinya. Dan saya percaya akan pernyataan itu. Kenapa, karena, langit langit goa membentuk profile stalakmit, dan hal itu memberikan peryataan bahwa, goa tersebut terbentuk secara alami dari proses alam. Goa krincing, ketika warga masyarakat mengenalnya. Yang di kelola oleh warga setempat dan pernah menjadi wahana wisata cagar alam. Perlu di ketahui, goa tersebut memiliki kenangan bersejarah yang sangat kental dengan peradaban hindu masa itu. Dengan di temukannya yoni dengan bentuk yang sempurna, akan tetapi, yoni tersebut memiliki ukuran yang terbilang tidak terlalu besar. Dengan ukuran 46 cm x 46 cm, tingginya hanya 30 cm. Benda tersebut di fungsikan sebagai sarana pemujaan hindu kuno kala itu. Yang memiliki pasangan berupa lingga. Jika kenyataanya demikian, apakah Lingga yoni, ada kaitane dengan goa tersebut. Mengingat, temuan yoni tidak jauh dari mulut Goa. Secara persisnya, saya pribadi belum bisa memastikan, apakah goa tersebut, dulu pernah di jadikan tempat pemujaaan semacam bangunan candi. Karena, daerah daerah lain seperti Goa selomangkleng memiliki predikat demikian. Sebelum menemukan sumber yang menyatakan sebut goa tersebut pernah di jadikan tempat pemujaan, saya pribadi tidak berani menyatakan iya dan tidaknya. Hanya saja, ketika kita masuk ke dalam Goa, seolah olah, goa tersebut memiliki ruangan yang saling menghubungkan. Dan ruangan tersebut memang memiliki tempat untuk bersemedi dengan sikap duduk bersila. Goa tersebut juga memiliki lorong yang sangat dalam.



Terus, lingga dan yoni itu sendiri fungsi dari sebenarnya untuk apa .. ??? 

Yoni adalah kata yang mempunyai arti bagian/tempat (kandungan) untuk melahirkan. Kata ini mempunyai banyak arti, di antaranya adalah sumber, asal, sarang, rumah, tempat duduk, kandang, tempat istirahat, tempat penampungan air, dan lain-lain. Dalam buku Kama Sutera dan dalam kaitannya dengan batu Candi yoni berarti pasangan Lingga yang merupakan simbol dari alat kelamin wanita. Pasangan lingam-yoni dalam arti ini juga dikenal pada situs sejarah warisan dunia Mohenjo-daro di Pakistan Yoni merupakan sebuah objek cekung atau berlubang, yang melambangkan kemaluan wanita atau vagina Objek ini merupakan lambang kesuburan. Di beberapa daerah di Indonesia yoni disebut juga lesung batu karena menyerupai sebuah lesung yang terbuat dari batu.


Temuan arkeologi Yoni di Indonesia sangat banyak. Yoni merupakan objek sakral yang disembah oleh masyarakat Jawa Kuno penganut Agama Hindu. Yoni memiliki bentuk dan ukuran yang beragam, tetapi memiliki kesamaan yaitu memiliki lubang tempat lingga dan cerat untuk mengalirkan air. Penemuan yoni biasanya berasosiasi dengan keberadaan sebuah bangunan suci. Seperti Yoni yang berada di Candi Siwa Kompleks Candi Prambanan, Yoni di Candi Ijo, Yoni di Candi Sambisari, dan masih banyak lagi.

Sebenarnya masih banyak sisa sisa dari peradaban masa itu, masa hindu buddha, jika kita mau menelusuri jejak jejaknya. Kadang, manusia memiliki logika yang keluar dari cara berfikirnya pribadi. Sehingga, menjadikan benda semacam itu, hanya kemasan dari sebuah cerita yang tidak ada ujungnya. Perlu di ketahui, leluhur kala itu, meninggalkan warisannya untuk generasi masa sekarang, supaya mau memecahkan teka teki kehidupan yang harus di jalaninnya dengan tertata dan setara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA