MAKAM KYAI BAGUS GUNUNG

 BARAN KAUMAN, KECAMATAN AMBARAWA, MAKAM KYAI BAGUS GUNUNG

Bangunan Masjid Baran Kauman


Bangunan Balai Sepanjang, berada di depan Bangunan Masjid Baran Kauman

Baran Kauman, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Terdapat dua makam kasepuhan yang selalu menjadi sumber perdebatan. Nah di sini saya akan melakukan kajian dari beberapa sumber. Mulai dari cerita rakyat dan typologi pahatan batu nisan.

Yang pertama, akan saya bahas tentang makam yang di anggap sepuh. Nah, makam kasepuhan berikut ini, di yakini oleh beberapa masyarakat sekitar sebagai makam Kyai Bagus Gunung. Komplek makam tersebut banyak sekali di temukan panel panel batuan candi yang di alih fungsikan sebagai jirat dan nisan makam.

Untuk yang keduannya

Komplek makam kasepuhan, yang berada di tengah tengah komplek pemakaman milik warga setempat. Banyak yang mengira bahwa, makam tersebut adalah pusara dari tokoh Alim pada masanya. Bahkan, tokoh tersebut merupakan ulama, dengan sosok seorang perempuan yang memiliki Nama, Nyai Sekar Arum.

Nah, sekarang kita pikirkan bersama tentang konsep yang di ceritakan oleh warga masyarakat Baran Kauman, dengan Konsep Penataan makam yang di lakukan oleh orang orang terdahulu, sebelum kita.

Yang pertama, kita akan mengunjungi sebuah bangunan tua, berbahan material dari kayu pokok keras. Bangunan tersebut lebih di kenal dengan sebutan Balai Sepanjang. Yang konon ceritanya, bangunan tersebut merupakan tinggalan wali songo pada masa Kerajaan Demak. Dalam alur cerita rakyatnya, dahulu, bangunan tersebut di pergunakan untuk jajak pendapat, untuk memecahkan suatu masalah lewat  musawarah mufakat.

Salah satu komponen Bangunan Candi, yang di sebut dengan Yasti

Bangunan yang memiliki bentuk persegi panjang yang membujur dari timur ke barat ini, memiliki bentuk bangunan panggung dengan 8 soko guru penyangga atapnya. Soko guru tersebut, sekaligus di fungsikan sebagai kaki kaki bangunan. Konstruksi atap berbentuk limas persegi panjang, dengan arah bujur mengikuti bangunan vondasi utamanya. Memiliki ukuran lebar kisaran 2 meter, dan panjang kurang lebih 12 meter. Bangunan tersebut berada di halaman komplek masjid. Konon ceritanya, Masjid tersebut, termasuk bangunan tertua di Desa Baran Kauman. Akan tetapi, sudah mengalami perubahan dengan di rehap secara menyeluruh. Yang terlihat hanya konsep dari konstruksinya saja, yang masih menunjukan konsep bangunan kunonya. Banyak pendapat yang di jadikan sebagai patokan. Bahwa, bangunan masjid bisa di anggap kuno, ketika kita bisa melihat arah hadap bangunan masjid tersebut tidak ke arah barat, melainkan arah hadapnya kiblat. Jika di gambarkan dengan metode arah mata angin, bangunan masjid tersebut agak membujur ke barat laut. Tidak terlalu ke barat, juga tidak terlalu ke utara. Namun, konsep tersebut, kadang di jadikan kiblat untuk bangunan bangunan masjid yang sekarang ini.

Gambar yang di depan adalah, komponen nisan makam kasepuhan
gambar yang kedua adalah, salah satu panel bangunan candi, salah satu perangkat kemuncak

Di halaman komplek bangunan masjid, juga terdapat artefaks berupa panel bangunan candi berupa yasti. Selain itu, artefaks lainnya berupa komponen bagian kemuncak bangunan candi. Bahkan, bukan artefaks bangunan candi saja, ada satu artefaks yang mirip komponen dari bangunan candi, yang di sebut sebut dengan antefiks. Padahal, jika kita amati secara teliti, panel yang di duga antefiks itu merupakan komponen Nisan atau Kijing makam, yang benar benar tua atau sepuh. Nah, kira kira, nisan atau kijing tersebut berasal dari mana .. ??? Nah, mari kita telusuri dan mari kita bahas bersama.

Menurut saya pribadi, desa baran kauman merupakan wilayah yang sangat istimewa. Kenapa saya mempunyai ungkapan demikian. Karena, desa baran kauman mempunyai tinggalan atau warisan yang tidak ternilai harganya. Mulai dari sisa bangunan peradaban Hindu, peradaban Mataram, termasuk juga bangunan kolonial.

Pada intinya, pertama kali yang akan saya bahas adalah Komplek pemakaman sosok alim ulama, yang memiliki sebutan atau nama Kyai Bagus Gunung. Karena, menurut saya pribadi, obyek tersebutlah yang paling penting untuk dari bahas. Di duga makam sosok ulama besar, menurut cerita rakyat, sosok tokoh tersebut pernah memiliki sepak terjang yang sejaman dengan wali songo. Entah dari mana cerita itu di dapat. Mungkinkah secara turun temurun. Atau kah, narasi itu muncul setelah mengadakan olah sepiritual, tanpa adanya kajian dari literasi sejarah yang bersumber dari olah penelitian yang di sah kan.

Salah Satu Nisan Makam, yan berada di depan Bangunan Masjid Kauman

Bagian Komponen Candi, yang di sebut dengan Yasti, terpasang terbalik
Berada di depan bangunan masjid kauman

Makam yang di duga Kyai Bagus Gunung, berada disisi barat laut bangunan Masjid Kauman, Sedangkan untuk makam kasepuhan Nyai Sekar Arum berada tepat di sisi timur bangunan Masjid. Jika di tarik garis lurus dari peta buatan belanda terbitan tahun 1915. Sehingga, dalam penggambaran peta belanda, ketiga wilayah bersejarah tersebut membentuk pola segi tiga. Yang di duga makam Kyai Bagus Gunung, di bangun menggunakan material bangunan candi. Dalam arti, bangunan jirat makam dan pahatan batu nisannya menggunakan komponen komponen bekas bangunan candi. Bahkan, ada beberapa makam yang berada di luar cungkup bangunan makam, terdapat enam pusara yang tertata secara berejajar dari timur ke barat. Kira kira benarkah cerita rakyat yang memberikan keterangan bahwa, makam tersebut adalah makam ulama yang di agungkan, yang di sebut sebutkan memiliki gelar dan nama Kyai Bagus Gunung. Mari bersama kita pikirkan dari hasil cerita rakyat tersebut, dan mari kita adakan perbandingan dengan makam Nyai Sekar Arum.

Peta Buatan Belanda, terbitan tahun 1915

Di sini, saya akan memulainya dengan konsep penataan makam dari Kyai Bagus Gunung

Secara kebersamaan, jika kita melihat konsep penataan makam Kyai Bagus Gunung tidak memiliki kesamaan dengan penataan makam makam kasepuhan pada umumnya. Konsep penataan makam Kyai Bagus Gunung terlihat sejajar dan tidak memberikan sebuah keterangan tentang, mana makam yang seharusnya di sepuhkan atau mana makam yang di anggap lebih muda. Dalam arti, perbedaan anatara makam yang sepuh dengan yang muda adalah, beda tingkatan derajad, bea tingkatan ilmu tasyawuf, dan beda tingkatan Pangkatnya. Walau pun, memiliki sepak terjang di masa yang sama. Jika memang benar penataan makam masih mengikuti tata cara adab kerajaan, walau pun dengan kontur tanah yang datar dan lapang, seharusnya, makam Kyai Bagus Gunung, posisinya terletak di tengah tengah antara keenam makam yang berada di halaman cungkup. Itu menunjukan bahwa, makam makam yang berada di sekeliling Kyai Bagus Gunung masih memiliki hubungan darah atau masih keluarganya. Untuk alasan yaang brtikutnya. Jikalau kontur tanah memang datar dan lapang, setidaknya, makam Kyai Bagus Gunung berada di ujung paling utara sendiri. Mengingat dan memberikan keterangan. Karena, konsep itu sudah menunjukan bahwa tokoh Kyai Bagus Gunung memang di anggap paling sepuh secara keseluruhan, dan benar benar tokoh yang di tuakan. Terkecuali, jika posisi makam Kyai Bagus Gunung yang sekarang ini di dalam kontur tanah paling tinggi, itu beda bahasannya. Konsep pemakaman beliau sudah benar menurut tingkatan sepiritualnya. Dan, makam makam yang lebih muda dari tingkatan Ilmu sepiritualnya, seyogyanya, makam makam tersebut memang harus di bawah makam tokoh yang di tuakan.

Dari keterangan yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, lewat cerita rakyat, lewat kajian ilmiah saya pribadi, lalu saya uraikan. Benarkah, komplek makam tersebut masuk dalam kategori komplek makam kasepuhan. Dan kira kira, adakah tokoh pembesar sekelas ulama, yng di sebut Kyai Bagus Gunung, makamnya di wilayah tersebut.

Saya cantumkan sumber pendukungnya, yaitu, poto peta belanda yang sudah saya petak petakan sebagai rujukan wilayah, tata letak, nama obyeknya untuk melengkapi keterangannya.

Dalam peta terbitan belanda tahun 1915, peta wilayah baran kauman sudah tergambar dengan rapinya.

Keterangan pada lingkaran merah nomor 1, Dengan simbul bulan sabit berwarna merah, memberikan keterangan bahwa, lokasi tersebut adalah pemakaman yang sudah ada pada tahun itu. Antara lingkaran merah 1 dan lingkaran merah 2, terdapat goresan tinta di tengah tengan obyek ke 1 dan obyek ke 2. Memberikan keterangan bahwa, garis tersebut adalah jalan yang menghubungkan antar desa.

Lingkaran merah nomor 2, memberikan keterangan sebuah komplek pemakaman, yang secara kebetulan, komplek makam tersebut sudah ada sejak pembuatan peta berlangsung. Merupakan komplek makam kasepuhan dengan langgam Mataram Islam, sering di sebut dengan makam Nyai Sekar Arum.

Lingkaran merah nommor 3, memberikan keterangan bahwa, lokasi tersebut adalah sebuah bangunan masjid kauman, saat pembuatan peta, bangunan masjid tersebut sudah ada sebelumnya. Dengan simbol, kotak bujur sangkar, dan terdapat bulan sabit di atasnya.

Untuk keterangan Lingkaran merah nomor 4. Nah, disini kita bisa menyesuaikan dengan keadaan yang sekarang. Karena, sangat sulit untuk membedakan keterangan lingkaran merah nomor 1, 2 dan 4. Yang ke tiga tiganya memiliki simbul yang sama. Yaitu, bulan sabit berwarna merah. Kenapa saya menyebutkan kalimat tentang penyesuaian dengan keadaan yang sekarang. Simbol ke tiga tiganya ternyata, memiliki perbedaan dari obyek yang sudah di data dan tergambar dalam peta. Antara menunjukan sebuah obyek makam atau sebuah obyek percandian. Jalan satu satunya harus melalui kunjungan dan sedikit penelitian yang di anggap paling penting. Dan obyek lingkaran merah nomor 4 tersebut adalah, lokasi di mana makam Kyai Bagus Gunung berada. Padahal, lokasi tersebut banyak sekali di temukan panel panel bangunan candi. Yang sekarang ini di fungsikan sebagai bangunan jirat dan nisan makam Kyai Bagus Gunung.

Coba, bantu menganalisa dengan logika yang normal, tentang komplek makam Kyai Bagus Gunung, kira kira benar benar makam atau obyek yang di permakamkan

Selamat Berjuang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA