MAKAM SENTONO SEPUH BARAN KAUMAN, AMBARAWA
MAKAM NYAI SEKAR ARUM, SIAPAKAH TOKOH TERSEBUT
Setelah kita mengexplore makam Kyai Bagus Gunung, saya akan mengajak anda untuk blusukan di komplek makam umum milik warga. Masih di wilayah Desa Baran Kauman. Komplek pemakaman milik warga tesebut, terdapat komplek makam kasepuhan yang kita akan kunjungi. Berada di tengah tengah pemukiman padat penduduk. Seperti yang sudah tergambar dalam peta buatan belanda, terbitan tahun 1915, letak makam tersebut berada di sisi timur bangunan masjid kauman. Terdapat 4 makam kasepuhan, dengan sisa sisa bangunan yang masih terlihat dengan jelas, mulai dari bentuk pahatan nisan dan sisa bangunan jirat makam. Ke 4 makam kasepuhan tersebut berada di tengah tengah pemakaman umum.
Saya pribadi meyakini bahwa, lokasi makam tersebut, dulunya pernah di semayamkan jasad jasad tokoh penting di masanya. Bahkan saya yakin, dulu makam makam kasepuhan yang berada di sini, tidak hanya 4 saja. Akan tetapi, lebih dari 4 pemakaman, dengan ornamen pahatan nisan dan lengkap dengan banunan jirat makamnya. Kenapa saya memiliki alasan demikian. Padahal, jika di lihat secara normal, bangunan makam yang di anggap sepuh hanya terlihat 4 pusara saja. Terus, makam makam yang lainnya berada di mana. Apakah makam yang lainnya tidak terlihat secara gaib, atau kah, makam yang lainnya sengaja di sembunyikan oleh makhluk gaib penunggu komplek makam. Hadduh, bukan seperti itu konsepnya. Tidak serta merta, kita melihatnya harus mengadakan upacara ritual pemanggilan makhluk halus, untuk melihat akam kasepuhan yang di maksud.
Temuan Nisan di kedalaman 50 - 60 cm |
Sebelum saya melanjutkan pokok bahasan tentang makam Nyai Sekar Arum, di sini saya akan memberikan jawaban bagai mana caranya, saya bisa tau kalau komplek makam kasepuhan tersebut lebih dari 4 pusara. Awal kunjungan saya ke lokasi makam, saya menemukan banon yang kondisinya sudah rusak atau patah. Saya pribadi mengira bahwa, banon itu merupakan salah satu komponen dari bangunan candi. Akhirnya, kita mengadakan blusukan yang berikutnya, kiita menemukan satu panel yang mirip dengan pahatan nisan. Awalnya kita menduga, temuan panel tersebut merupakan salah satu komponen bangunan candi. Semakin kesini, kita menyadari bahwa, tidak ada pahatan sebuah panel bangunan candi, yang menyerupai pahatan batu nisan. Pada akhirnya, panel panel temuan kita kumpulkan dan kita tata di depan pintu gapura masuk ke komplek pemakaman.
Rentang waktu yang cukup lama, saat mengadakan blusukan kembali ke lokasi makam, kita menemukan satu komponen dengan bentuk yang sama dengan temuan yang ke dua. Akhirnya, kita baru menyadari bahwa, kedua panel tersebut memang komponen satu pasang nisan yang pernah di temukan oleh warga setempat saat menggali makam untuk menguburkan jenazah. Temuan itu sengaja kita kumpulkan di depan gapura masuk ke komplek pemakaman. Obyek berupa, dua belah pahatan batu nisan, satu buah temuan banon atau batu bata merah kuno. Sehingga, kita mulai menyimpulkan bahwa, komplek makam kasepuhan Nyai Sekar Arum, tidak hanya 4 pusara saja. Melainkan, ada beberapa makam kasepuhan yang di duga masih tertimbun tanah.
Kondisi Nisan Patah pada bagian tubuh |
Bersamaan itu, kedua nisan di temukan oleh warga di kedalaman kisaran 50 sampai 60 cm saat penggalian kubur berlangsung. Kedua obyek di temukan tidak pada satu titik saja. Melainkan di dua titik dengan jarak kisaran 4 sampai 6 meter. Kronologi awal nisan nisan tersebut bisa terkubur sampai setengah meteran karena ada penggalian makam di sekitaran temuan nisan. Antara, tanah yang keluar dengan tanah yang masuk, lebih banyak tanah yang keluar. Mungkin, kalau saya pribadi memberikan penjelasan, saat tanah galian mengalami pemerataan, makam makam kasepuhan yang berada di seputaran terurug dengan sendirinya.
Dan kejadian itu tidak hanya sekali atau dua kali saja. Ada perbedaan di antara temuan kedua nisan. Mungkin, jika kita melihatnya sekilas memiliki kesamaan bentuk dan pahatannya. Padahal sejatinya, ketika kita melihat secara teliti, tinggi dan tebalnya pahatan di antara keduanya memiliki perbedaan yang sangat menonjol. Berarti, temuan telah membuktikan sekaligus memberikan jawaban, kedua nisan tersebut di peruntukan bukan hanya satu pusara saja, melainkan untuk dua pusara.
Selanjutnya kita akan membahas tentang pahatan jirat dan batu nisan Nyai Sekar Arum. Komplek makam tersebut berada di pusat atau berada di tengah tengah komplek pemakaman Baran Kauan. Ada 4 pusara yang masih terlihat wujud bangunannya. Walau pun secara kebenaran, saya pribadi belum bisa memastikan tata letak pusara Nyai Sekar Arum. Jika mengikuti adab pemakaman dari Keraton kasepuhan, Pusara Nyai Sekar Arum berada pada posisi di belakang suaminya. Jika kita urutkan dari sebelah barat ke timur. Makam yang letaknya berada paling barat sendiri merupakan pusara untuk anak laki lakinya.
Di belakang atau disisi timur anak laki laki, untuk penempatan makam suami dari Nyai Sekar Arum. Berikutnya, posisi ke tiga dari barat, merupakan pusara Nyai Sekar Arum. Sedangkan untuk pusara yang berada disisi paling timur sendiri merupakan pusara untuk anak perempuannya. Karena, dalam konsep pemakaman kuno, setelah Islam masuk ke Nusantra. Adab pemakaman sudah di terapkan mulai jaman Kerajaan Demak berdiri. Untuk makam makam kasepuhan, yang notabenya memiliki nasab keningratan, justru anak laki laki yang pemakamannya paling ujung barat. Jika dalam filosofi kehidupan. Anak laki laki lah yang di nantikan sebagai Imam panutan keluarga. Walau Pun secara kedudukan, derajad dan pangkatnya lebih tinggi sang Ayah.
Walau pun panel jirat dan pahatan nisan dalam kondisi yang berantakan. Akan tetapi, pahatan atau langgam nisan tersebut masih bisa di kenali. Mulai dari kaki nisan, badan nisan, hiasan kembang awan yang melekat pada bagian samping kanan dan samping kiri badan nisan, sudah menunjukan bahwa, komplek makam keluarga Nyai Sekar Arum dari Mataram Islam Amangkurat, periode 1700an. Sebelum adanya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Yaitu, pecahnya mataram islam menjadi dua wilayah, antara Kasunanan Surakarta dengan Kasultanan Jogjakarta. Untuk bahasan mengenahi Biografi beliau, saya sendiri tidak banyak mengetahui. Bahkan dari sumber cerita rakyat pun hanya menyebutkan. Bahwa, tokoh Perempuan yang memiliki sebutan Nyai Sekar Arum adalah, orang yang pertama kali bubak yoso, atau orang yang pertama kali membuka Desa Baran Kauman. Nah, mari kita kupas karakter beliau dari nama yang beliau sandang.
Sekar, merupakan bentuk kalimat dari bahasa Jawa yang berarti Kembang atau bunga
Arum, sama sama memiliki predikat bahasa Jawa, yang mempunyai arti harum.
Sekar Arum, jika di gabungkan kedua kalimat tersebut memiliki arti Kembang yang Wangi, atau Bunga yang harum. Nah, kita jajaki penjabaran kedua kalimat tersebut, yang nantinya akan menunjukan atau memberikan jawaban tentang siapakah sebenarnya Nyai Sekar Arum. Apakah nama itu menunjukan sebuah Gelar atau kah, sandangan sebutan paten untuk nama panggilan beliau semasa masih hidup.
Kita mulai membahas tentang nama beliau terlebih dahulu. Pada dasarnya, makam makam sepuh yang memiliki peranan sebagai tokoh yang di muliakan atau di pundenkan. Kebanyakan, oleh lapisan masyarakat tidak satu pun dapat mengetahuinya. Biasanya, nama asli tokoh tidak di sebutkan dan hanya menggunakan nama gelar yang di berikan dari pepundennya. Sedangkan, pepundennya memberikan nama gelar atau nama sematan baru itu, sesuai dengan bidang pekerjaan dan keahlian, yang setiap orang tidak memilikinya. Karena untuk pemberian gelar tersebut, pepundenya, atau rajanya, atau sultannya itu tidak sembarangan asal memberi. Yang jelas sudah melalui tahap pertimbangan antara katuranggan, bahkan dari bibit, bebet dan bobotnya. Kalau saya pribadi menganalisa dari sebutan nama Sekar Arum. Beliau merupakan pejabat dari pemerintahan Kasultanan Mataram Islam Amangkurat.
Dugaan sementara, beliau adalah Panewu yang memimpin wilayah setingkat dengan Kecamatan. Beliau mendapatkan Gelar dengan Sebutan Sekar Arum di karenakan. Saat beliau memimpin suatu wilayah, beliau mampu mensejahterakan Rakyatnya, mampu membawa Rakyatnya menuju Gemah Ripah Loh Jinawi, mampu dan membuktikan sebagai pemimpin yang adil dan bijak sana. Sehingga, membuat pribadi tokoh tersebut menjadi Kembang yang indah untuk di pandang. Kembang di sini bukan lah wujud tanaman kembang. Namun, untuk sebutan kembang disini merupakan penggambaran sebuah karakter pemimpin yang adil dan bijak sana. Sedangkan Arum atau Harum, mudah untuk di kenang namanya karena dari tindakan tindakan beliau yang menggambarkan wibawanya.
Dan, apakah beliau merupakan sosok tokoh yang taat kepada tuhannya ... ???
Kalau jawaban saya Iya, beliau adalah tokoh yang taat dengan perintah Agama, Suami dan Junjungannya. Apalagi, tokoh tersebut merupakan pejabat pemerintahan Mataram Islam. Yang notabenya merupakan kerajaan pewaris ilmu tasyawuf dari Wali Songo. Walau Pun, beliau tidak setingkat dengan Wali wali di tanah jawa yang notabenya sebagai penyebar Islam di Nusantara. Beliau adalah sosok wali, karena beliau memang di tuakan dari segi derajad dan pangkatnya. Tokoh yang di tuakan karena segi derajad dan Pangkat sebagai pejabat pemerintah. Sebagai tokoh pengayom masyarakat dari wilayah yang di pimpinnya. Jadi, intinya, Nyai Sekar Arum merupakan seorang Wali yang di tuakan, karena menyandang status kepemimpinan.
Itu kalau pendapat saya pribadi, dengan sumber dari pahatan atau langgam batu nisan. Kalau menurutmu bagai mana
Komentar
Posting Komentar