HARI JADI KABUPATEN SEMARANG

 SEMARANG KE 503 TAHUN, MERTI BUMI KABUPATEN, DUSUN GINTUNGAN DESA GOGIK, UNGARAN BARAT

Kabupaten Semarang, adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Ungaran. Kabupaten ini memiliki perbatasan langsung dengan Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan, yang berada disisi wilayah sebelah timur. Untuk perbatasan berikutnya, meliputi Kabupaten Boyolali yang berada di sisi selatan dan timur. Serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Kendal. Ke tiga wlayah terebut berada di sisi barat dan sisi barat daya dari Kabupaten Semarang. Untuk kota Salatiga sendiri merupakan sebuah wilayah enklave dari Kabupaten Semarang.

Dalam sumber yang tertulis, kabupaten Semarang pertama kali didirikan oleh Raden Kaji Kasepuhan di kenal sebagai Ki Ageng Pandan Arang II dan di sahkan oleh Sultan Kerajaan Pajang Bernama Hadiwijaya atau Jaka Tingkir. Kalimat atau kata Semarang, konon merupakan pemberian Ki Ageng Pandan Arang II, ketika dalam perjalanan beliau menjumpai deretan pohon asam yang berjajar secara jarang jarang, atau arang arang sebutan dalam bahasa jawanya. Sehingga terciptalah nama Semarang, yang di jadikan toponimi sebuah wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Dari kejadian terciptanya sebuah nama, dari lapisan warga semarang, nama tersebut di sakralkan hingga sampai sekarang. Dan di hari ini, tanggal 03 maret 2024, secara kebetulan, Merti Kabupaten Semarang atau susuk wangan terlaksana dengan Khidmat. Ada pun serangkaian acara sakral yang tersusun.

Acara sakral tersebut digelar di komplek Sendang Kuno Suko Ponco, Dusun Gintungan, Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat. Acara yang pertama, pengambilan air sendang, yang nantinya akan di manfaatkan untuk jamasan Pusaka Ki Ageng Pandan Arang ke II.

Di susul dengan pelepasan benih ikan, pelepasan burung perkutut yang di lakukan oleh masyarakat Desa, tokoh pemerintah tingkat Desa, tingkat Kecamatan beserta jajaran TNI dan POLRI.

Berikutnya, penempatan sesaji ke ujung sumber sendang Suko Ponco

Dan yang terakhir, memberikan Tapeh ( bahasa Jawa ), atau memberikan kain putih, yang di lilitkan secaramemutari pada batang pohon yang hidup di komplek sendang tersebut.

Secara keseluruhan, acara tersebut memiliki makna atau simbolis masing masing.

Jamasan Pusaka misalnya, kita sebgai warga masyarakat Jawa, memiliki adab, adat dan budaya. Ritual tersebut sebagai bukti kearifan lokal Nusantara yang begitu sangat berharga. Ritual ini mengajarkan kita untuk menghargai warisan dari leluhur atau nenek moyang, dan memahami bahwa, di balik benda benda pusaka memiliki filosofi tentang kehidupan.

 Pelepasan Ikan dengan Burung Perkutut, merupakan simbolis dari berlangsungnya komuditas alam sekitar, untuk saling mengimbangi kehidupan di darat, air dan udara. Nah, cara mengimbangi kehidupan di darat itu apa..???

Dengan Simbolis memberi tapeh pada batang pohon yang besar. Maka dari itu, simbol simbol tersebut menyimpan kekuatan alam, yang  terletak pada kelangsungan hidup ekosistem lingkungan sekitar.

Sajen atau sesaji memiliki makna dan simbolis

Sajen atau sesaji merupakan tradisi turun temurun mayarakat jawa kususnya. Simbol simbol dalam sesaji memperlihatkan ungkapan estetika yang merefleksikan artinya. Berupa makna, pesan, atau nilai nilai yang terkandung dalam seni budaya. Sesaji merupakan media untuk mendekatkan diri kepada alam dan Penciptanya alam tersebut. Dalam sesaji atau sajen terdapat nasi yang lengkap dengan lauk pauknya, yang di berikan taburan bunga bungaan sebanyak 7 rupa atau beda jenisnya. Sajen tersebut di ambil dari belahan nasi tumpeng yang sudah di bacakan do'a menurut keyakinan ketua adat atau sesepuh desa, lebih jelasnya tokoh agama. Nah, tumpeng itu sendiri juga memiliki pesan moral, sekiranya belum banyak orang yang tau tentang makna dan artinya.

Arti tumpeng, dan bahan utamanya berupa nasi dengan warna dominan putih

Nasi dengan warna putih tersebut, di bentuk mengerucut ke atas, kebanyakan orang orang bilang pada umumnya adalah Gunungan. Di sisi samping kanan kiri tumpeng, di taburi lauk pauk dengan berbeda macamnya. 

Dan secara keseluruhan, lauk pauk tersebut memiliki arti masing masing

Lauk pauk dari berbagai macam jenis, yang di tata secara memutari tumpeng, memiliki simbol bahwa, manusia itu memiliki kesamaan dalam segi kehidupan. Walau pun di sisi lain, tata cara yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada tuhannya, atau tata cara berdo'a memiliki perbedaan. Sedangkan nasi putih berbentuk gunungan, merupakah simbol dari do'a do'a penganut keyakinan yang berbeda. Namun memiliki tujuan yang sama, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Dari tradisi ini, marilah kita bersama sama, saling menjaga rasa persatuan dan kesatuan. Dan secara kebersamaan, kita melestarikan dan melindungi alam. Karena dengan demikian, kita sudah memiliki peranan sumbang sih terhadap alam dan kearifan lokal Nusantara.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA