MAKAM SENTONO WETAN

MAKAM DORO PUTRI, LANGGAM NISAN DEMAK

( Makam Seorang Bendoro Puteri Istri Joko Kliwon )

Jika menurut cerita, situs ini saling berkesinambungan, ada keterkaitan dengan kisah cerita rakyatnya. Antara makam kasepuhan sentono dowo, yang berada di Desa Gandulan, dengan komplek makam kasepuhan sentono wetan atau sentono Puteri, yang berada di Dusun Libak, Desa Klepu, Kecamatan Kranggan. Mari kita ulas keterkaitan di antaranya. Pertama yang ingin saya sampaikan, di dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas tentang sejarah tokoh yang di makamkan. Yang kedua, saya tidak akan membahas tentang siapakah nama tokoh yang di makamkan di dusun tersebut. Yang ketiga, saya juga tidak akan membahas tentang sepak terjang karakter tokoh di antaranya. 

Pernyataan dalam tulisan ini, saya hanya mempelajari karakter pahatan nisan atau langgamnya. Jadi, ketika ada orang, atau salah satu tokoh masyarakat yang mencari sumber sejarah, tulisan saya ini bisa di jadikan sebagai sumber pembandingnya.

Setelah mendapatkan informasi dari warga desa gandulan, tentang keberadaan dan jumlah makam panjang ini. Kita mencermati, mencari sumber informasi selanjutnya. Untuk bisa datang atau mengunjungi makam yang di ceritakan oleh warga tersebut. Kira kira jarak tempuh 25 menit, untuk bisa sampai ke obyek yang kita tuju. Memang, perjalanan kala itu agak sedikit tersendat, karena kurang fahamnya wilayah yang di maksud, dan baru kali ini mendatangi lokasi. Dalam perjalanan blusukan kali ini, saya pribadi hanya mengingat cerita dari warga desa gandulan. Tentang keterkaitan kedua makam yang berbeda wilayah tersebut. Oke, kita bahas tentang keterkaitanya di antara kedua makam tokoh. Sebutanya makam sentono wetan, ada juga yang menyebutkan makam sentono putri. Komplek makam tersebut berada di tengah tengah lahan produktif milik warga.

 Tepatnya berada di sisi selatan bangunan Masjid. Di lokasi ini, atau di wilayah sini, ada obyek yang menurutku sangat janggal sekali. Sehingga menjadikan bahan pemikiran baru atau tambahnya bahan yang harus di pikirkan lagi. Yaitu, tentang keberadaan lahan atau tanah berbentuk lapang, dan membujur ke arah selatan dan utara. Secara administratif, tata letak tanah lapang tersebut berada di lahan produktif, dan tidak di olah untuk di jadikan lahan yang menghasilkan. Mungkin lebarnya, hampir sama dengan lapangan Bola. Nah, keanehan lokasi, yang akhirnya menjadikan bahan untuk di pikirkan, bahwa di lokasi tanah lapang tersebut tumbuh 2 pohon pokok keras. Yaitu, 2 pohon besar, yang usianya di duga sudah mencapai ratusan tahun, dengan jenis beringin yang benar benar rindang, dengan tata letak yang membujur ke utara ke selatan.

Sekilas, jika kita melihat penataan demikian, pikiran saya pribadi mengacu ke tanah lapang dengan konsep berupa alun alun. Jangan jangan, obyehk Bangunan Masjid, konsep alun alun dan makam sentono puteri saling berkaitan. Atau, jangan jangan, bangunan masjid yang di depan adalah, bangunan masjid kasepuhan yang sudah di renofasi secara keseluruhan. Saya mengingatkan lagi, di lokasi ini, saya tidak membahas sejarah sepak terjang tokoh yang di makamkan. Akan tetapi, di lokasi ini, saya hanya membahas tentang ke tiga obyek yang di duga kuat ada kaitanya, dan membahas langgam nisan tokoh yang di makamkan saja.

Jika kita gambarkan dengan kalimat, tata letak ke tiga obyek tersebut saling berdekatan. Sebelah selatan masjid terdapat tanah lapang, yang masih di duga merupakan tilas sebuah alun alun kuno. Sedangkan di sisi, barat alun alun, terdapat komplek makam kasepuhan yang kita maksud. Komplek makam sentono wetan, atau komplek makam sentono putri untuk sebutannya. Setelah melihat lihat Nisan, kondisi makam, di sini saya baru berani menyimpulkan bahwa, cerita rakyat itu ada benarnya. Jika kedua obyek makam kasepuhan tersebut saling berkaitan. Bahwa, kedua obyek makam tersebut, sama sama memiliki pahatan atau langgam Nisan Demak. Pahatan nisan tersebut memiliki identitas asal muasal kedua tokoh yang di makamkan.

Saat keduanya masih hidup dan memiliki sepak terjang di masanya. Saya pribadi menduga, kedua tokoh yang di makamkan beda wilayah itu, merupakan sosok pejabat penting pada masa pemerintahan kerajaan Demak, yang di pimpin oleh seorang sultan, dengan nama dan gelar. Raden Fattah Senopati Jimbun Ningrat Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidin Panotogomo. Jika menurut babad tanah jawa. Sedhangkan nama dan gelar Sultan Syah Alam Akhbar, tercatat dalam serat Pranitiradya. Sultan Surya Alam, menurut Hikayat Banjar, dan Pate Rodim, menurut Suma Oriental. Itulah sederet nama dan gelar Raden Fattah sebagai Penguasa Kerajaan Demak. Bersumber dari langgam batu nisan ke dua tokoh. Secara langsung, keduanya pernah hidup sejaman dengan Wali Songo.

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang sekiranya sangat penting untuk di bahas. Yaitu, tentang bangunan makam tokoh tokoh pembesar kerajaan islam di nusantara. Misalnya, pertanyaan itu muncul ketika melihat bangunan makam atau memiliki jirat yang panjang dan nisan yang besar. Seringnya berbeda pendapat, ketika jawaban itu muncul dari sebuah pertanyaan yang sama, itu hal yang biasa. Karena, setiap pemikiran manusia itu tidak harus sama. Kalau pribadi saya mengartikan, kenapa bangunan jirat dan nisan makam itu panjang, tinggi dan besar. Semua itu di mengandung sebuah konsep tentang, bagai mana cara menghormati, dan memberikan informasi, bahwa tokoh yang di makamkan memiliki kelebihan tertentu. Dari ilmu tasyawufnya, dari ilmu tata negara, karena beliau adalah tokoh pejabat pemerintahan. Dan derajad dari tingkatan sepiritualnya.

Sekarang kita wedar atau bersama sama sama kita bahas. Memang ada sedikit perbedaan diantara kedua makam tokoh tersebut. Jika kita benar benar tidak jeli, maka, kita akan menganggap kedua makam tersebut memiliki ukuran dari komponen bangunan jirat makam mau pun ukuran nisan yang sama. Sebenarnya, kedua makam tokoh tersebut memiliki perbedaan dengan ukuran secara keseluruhan. Dari panjang makam dan dari ukuran pahatan nisannya. Jika nisan tokoh yang di makamkan di komplek pemakaman sentono dowo memiliki ukuran panjang, artinya jarak nisan satu dengan nisan satunya 18 meter, seangkan bangunan jirat secara menyeluruh mencapai 20 meter.

Sedangkan tokoh yang di makamkan dalam komplek makam kasepuhan sentono putri memiliki panjang, natara nisan satu dengan nisan yang satunya 15 meter. Dengan dugaan sementara, bangunan jirat makam mencapai 17 meter. Tinggi nisan dari kaki sampai mustaka, kedua di antara mencapai 100 cm dan 80 cm. Untuk ketebalan nisan 30 cm. Seangkan untuk Pahatan batu nisan, sama sama memiliki langgam Demak periode 1500an. Walau pun komplek makam di antaranya, memiliki penyebutan yang berbeda. Sebenarnya, tokoh yang di makamkan memiliki jenis kelamin yang sama. Yaitu, sama sama berjenis kelamin pria atau laki laki. Pernyataan tersebut bisa di buktikan dari pahatan batu nisannya. Artinya, tokoh yang di makamkan dalam komplek makam sentono putri, beliau adalah seorang pejabat pemerintahan dari demak, dan berjenis kelamin laki laki. Walau pun , warga sekitar lebih mengenal dengan sebutan makan Ndoro Putri.

 Tanda bahwa, yang di akamkan adalah seorang laki laki, terpahat pada bagian pinggang nisan, yang di jadikan sebagai garis pemisah antara kaki nisan dengan bagian tubuh nisan.

Bersama kita belajar mengenal jejak jejak leluhur nusantara, Leluhurku, Leluhurmu, dan leluhur kita









Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA