SENDANG PITU CABEAN KUNTI, CEPOGO, BOYOLALI

 MENGUNJUNGI SENDANG INI, SERASA HIDUP DI JAMAN PARA PENDEKAR

Kalimat itu harus di mulai dari mana lagi, harus di ungkapkan dengan kata kata seperti apa, tentang kekaguman Warisan Cagar Budaya tinggalan leluhur kita. Explore tentang bangunan Candi yang masih utuh sudah, bangunan candi yang berwujud puing puing juga sudah. Bangunan Petirtaan kuno sudah, dengan sumber Air panasnya dan sumber yang keluar air dingin. Tidak ada habisnya, ketika kita mengagumi hasil karya dari leluhur kita. Bayangkan saja, bangunan bangunan kuno yang menggunakan materia batu maupun banon. Tergurat rapi dengan pahatan reliefnya, yang memberikan sebuah gambaran tentang keadaan alam pada masa itu. Yang memberikan gambaran tentang filosofi kehidupan masa mendatang. Menggabarkan tentang peranan manusia untuk menjalani hidup yang penuh dengan perdamaian. Memberikan gambaran tentang pesan moral yang di torehkan. Semua itu di ciptakan untuk kita, dari lrluhur kita di persembahkan untuk kita. Supaya kita mampu mempelajari dan mengambil hikmah dari setiap pesan moral yang di berikan kepada kita. Supaya kita tidak keluar jalur dari kaidah kehidupan berbudaya yang bermartabat dan berbangsa. Supaya kita tetap menggenggam teguh nilai nilai luhur, dari perilaku yang di contohkan kepada kita. Masih banyak lagi yang harus kita pelajari, masih banyak lagi pesan moral yang harus kita cari, dan masih banyak lagi pelajaran yang kita belum mengerti dan yang harus kita cari dari sini.

Kehebatan leluhur kita, menciptakan maha karyanya tidak pada sembarang tempat. Contoh sedikit saja, setiap leluhur kita mendirikan bangunan yang di sakralkan, keberadaan tempat tersebut selalu memiliki dua obyek. Obyek yang pertama, bangunan yang di buatnya selalu megah. Entah bangunan itu besar maupun bangunan itu kecil, karakter bangunan tersebut cenderung memiliki ketertarikan khusus untuk di kunjungi, kesannya meiliki khas keistimewaan dari sebuah kemewahan. Walaupun, hanya sekedar tumpukan batu yang mungkin, di niai memiliki kesamaan dalam bentuk dan jenisnya. Obyek yang kedua adalah, setiaap bangunan candi yang di dirikan selalu berdampingan dengan pemandangan alam yang sangat luas. Mampu menyegarkan mata, mampu memberikan kenyamanan pada otak kita, ketika lebih banyak di gunakan untuk menyelesaikan suatu tuntutan dalam bekerja. Saya berikan contoh keberadaan kedua obyek tersebut yang paling umum. Komplek percandian Dieng di Kabupaten Banjarnegara, Kompek percandia Gedong Songo, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Letak dan bangunan tersebut, selalu menyuguhkan pemandangan pemandangan yang sangat menakjubkan. Belum lagi komplek percandian yang berada di Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Klaten, Sleman, dan Kabupaten Karanganyar. Tempat tempat yang saya sebutkan tersebut, banyak sekali berdiri percandian dengan view atau pemandangan yang sangat mengagumkan. Kehebatan mana lagi yang masih di ragukan kepada para pendahulu kita.

Kali ini kita berkunjung ke Kabupaten Boyolali, merupakan sebuah wilayah yang memiliki banyak Wisata wisata cagar alam dan Wisata wisata cagar budaya. Apalagi,  obyek tersebut bearada di antara dua di lereng gunung yang lumayan cukup besar, yaitu Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Di wilayah Kabupaten Boyolali, kita mengunjungi banyak sekali bangunan yag notabenya adalah sendang. Sendang itu berjumlah tuju bangunan dengan tempat yang bisa di bilang berdampingan, karena jarak keberadaan sendang sendang tersebut tidak terlalu jauh. Masih di daerah yang sama, Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Sendang yang memiliki kisah cerita rakyat yang selalu memiliki tampilan  dengan pesan moralnya. Kisah cerita rakyat ini hampir memiliki kesamaan dengan cerita rakyat yang mengupas tentang bangunan canddi Prambanan. Perbedaanya obyek yang di ceritakan hanya pada bangunannya saja. Kalau prambanan menceritakan tentang pembdangunan seribu candi, kalau ncabean kunti menceritakan tentang bangunan tuju sendang yang memiliki beberapa komponen yang mirip dengan bangunan candi.

Disini saya akan mengutip sedikit tentangerita rakyat cabean kunti.

Patirtaan Kuno Cabean Kunti
Terletak di Desa. Cabean Kunti
Kec. Capogo
Kab. Boyolali

Mitos Tentang Cerita rakyat Patirtaan Cabean Kunti.
Cerita ini hampir ada kemiripan dengan daerah daerah lainya
1. Cerita tentang Pembangunan sebuah masjid yg gagal oleh mbah wali, yg berwujud Fisik bangunan adalah sebuah Situs Candi.
2. Cerita Tentang kisah Percintaan dua manusia antara Bandung Bondowoso dengan Roro Jongrang.
Yg meminta untuk di buatkan Sewu Candi, dan masih banyak lagi cerita yg hampir ada kemiripan dengan Cabean Kunti.

Mendengarkan Cerita dari Bapak Budiono Sebagai Nara sumber sekaligus Jupel patirtaan cabean Kunti.
Beliau menceritakan Mitos yang menjadi cerita rakyat Cabean Kunti.
Berawal dari cerita Joko Bandung Yg mencintai Dewi Kunti.

 Patirtaan Cabean Kunti

Dialah sosok seorang pemuda yg gagah dan Tampan. Joko Bandung Namanya, yang mempunyai ilmu kanuragan yg lumyan tinggi dan tidak bisa di anggap remeh. Pemuda tersebut atau joko bandung mencintai seoran putri yg sangat cantik rupawan, Dewi Kunti Namanya.

 Singkat Cerita : 
Joko Bandung mengejar ngejar cintanya dewi kunti, untuk di sunting menjadi istrinya. Namun, Dewi kunti tidak menginginkan cintanya Joko Bandung hinggap di hatinya. Dengan berbagai macam cara di lakukan Dewi Kunti untuk menghindar dari kejaran Cintanya Joko bandung. Dalam setiap pelarian dan persembunyian Dewi kunti, Joko Bandung pun dapat mengetahinya. Maka dengan kesaktian yg Joko Bandinh Miliki, dengan Mudahnya Joko Bandung mengetahui dan cepat Untuk menemukanya. Mungkin juga lelah dan letih atas tindakan Dewi Kunti untuk menjauh dari Joko Bnadung.

Patirtaan Cabean Kunti
Sisa Material Bangunan Patirtaan Kuno.

Patirtaan Cabean Kunti

Kedua Kemuncak yg di jadikan tugu selamat datang untuk masuk ke lokasi patirtaan.
Siasat dari Dewi Kunti pun akhirnya berjalan, ntuk menggagalkan rencana Joko Bandung dalam Misi pembuatan tujuh Sendang, dengan harapan, supaya Joko Bandung Tidak bisa melanjutkan niatnya untuk mencinta Dewi Kunti.
Jika di ungkapkan Mungkin ...
Maaf hanya kemungkinan saja, karena saya juga mendengarkan cerita dari Bapak Ngasri Sebagai Jupel Patirtaan ... 
Dalam percakapan Dewi Kunti Dan Joko bandung.

Patirtaan Cabean Kunti
Patirtaan Yang pertama.

Joko Bandung : Kenapa Berhenti wahai engkau putri nan cantik Dewi Kunti ... ???
Dewi Kunti : Maaf kang  mas Joko Bnadung, Saya Berlari atau Bersembunyi, tidak menghindar dari kejaran Cintamu, Melainkan kiranya kamu sanggup atau tidak menemukan aku di setiap persembunyianku.
Tapi, Aku mengakuinya kang mas ... !!!
Kesaktianmu tidak bisa di ragukan lagi.
Joko Bandung : Kalau aku menginginkan satu hal yg aku sukai, sebisa mungkin, dengan segala kemanapun akan aku dapatkan dengam caraku sendiri, termasuk dirimu Wahai Dewi Kunti.
Dewi Kunti : Aku juga mengakui kesaktianmu kang mas Joko Bandung.
Bahkan aku juga ingin tau, bagai mana kesediaan kang mas untuk bersungguh sungguh menerima cintaku, dengan syarat syarat dan ketentuan yg aku jadikan sebagai Mas Kawin Kelak kita akan menikah nanti.
Joko Bandung : Silahkan Dewi Kunti, ajukan padaku, apa permintaanmu, aku bersedia mengabulkan permintaamu.
Dewi Kunti : Aku ingin, kang mas joko bandung membuatkan tujuh sendang dalam satu malam sebelum matahari terbit dari ufuk timur, sendang itu harus sudah jadi dan akan aku pergunakan Untuk Mandi.
Joko Bandung : Dengan senang Hati Dewi Kunti permaisuriku, Akan aku kabulkan permintaanmu

Maka seketika itu, joko bandung bersemedi sebentar, untuk mengundang jin penghuni Gunung dan Hutan, Di kumpulkan dan meminta bantuan untuk di buatkan tujuh sendang yg akan di persembahkan kepada Dewi Kunti yang akan di pinang menjadi permaisurinya, sebagai Mas kawinnya.

Patirtaan Cabean Kunti

Siasat yg di gunakan untuk menggagalkan niat dari Joko Bandung, Yaitu dengan cara membangunkan Warga yg berada di daerah timur sebelum matahari terbit.
Dan membuat kegaduhan dengan cara menabuh lumpang serasa menggambarkan aktifitas di pagi gari yg di jalani oleh warga.

Patirtaan Cabean Kunti

Seraya mendendangkan sebuah irama seperti orang menumbuk padi, sehingga terciptalah suara ayam pejantan berkokok.
Warga sekitar di perintahkan oleh Dewi Kunti Untuk membakar dedaunan dan ranting ranting pohon yang kering.
Menggambarkan Rona Merah di ufuk timur, sebagai tanda matahari akan terbit.

Patirtaan Cabean Kunti

Sisa material babgunan Patirtaan di sebelah Timur bangunan Patirtaan Pertama
Mengetahui akan hal itu, Joko Bandung Akhirnya Menyerah dengan Kecewa.
Karena Usahanya sia sia saja.
Begitulah cupkikan narasi dari cerita mitos Sendang pitu ( Sendang 7 ) cabean kunti.

Patirtaan Cabean Kunti

Bati di atas terdapat di antara bangunan patirtaan Satu dan dua.
Dan di yakini oleh warga sekitar, Batu tersebut di namakan Batu pasujutan.
Atau petilassn Hamengkubuwono Ke 5 ( Lima )

Patirtaan Cabean Kunti

Patirtaan Yang ke dua, berada di posisi pintu masuk yg mempunyai tugu selamat datang, yg terbuat dari konekting kemuncak.
Setelah mengexplore patirtaan satu dan dua, perjalanan kita lanjutkan ke sebuah bangunan patirtaan di seberang jalan sebelah barat

Patirtaan Cabean Kunti

Patirtaan Yang ke tiga dari bagian dari cabean Kunti.
Patirtaan ini berad tidak jauh dari patirtaan satu dan dua, di sebelah barat di seberang jalan.
Kondisi patirtaan yg ke tiga sudah mendapatkan penanganan dari dinas terkait, di banding dengan patirtaan pertama.
Yg kemungkinan material konekting bangunan sudah banyak yg aus atau rusak di makan usia.
Patirtaan yg ketiga, sudah mempunyai gambaran atau relief di setiap dinding luar dan dalam

Patirtaan Cabean Kunti

Relief tersebut seperti menggambarkan warga masyarakat khususnya kaum perempuan sedang menunggu sesepuh yang memimpin berlangsungnya sedekah selamatan atau bersyukur atas pemebrian anugerah dari dewa, terlihat Ukiran bakul yg di isi dengan nasi, dan di atas nasi terlihat lauk pauk dengan ukiran tiga buah ikan air tawar.

Apakah ini salah satu gambaran merti dusun yaa ... ???

Patirtaan Cabean Kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian dalam

Patirtaan Cabean Kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian dalam terdap relief burung rajawali memangsa ikan

Patirtaan Cabean Kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian dalam terdap relief seperti adat selamatan atas anugerah yg di berikan kepada rakyat, dari dewa yg di puja.
Dalam relief terukir seperti nasi di atasnya ada lauk pauk berupa daging unggas bagian paha.
Salah seorang duduk di depan dan memimpin jalannya upacara pemujaan, di belakang nomor dua dari pemimpin, seperti gambar seseorang sedang mempersilahkan.
Salah satu orang yg duduk di belakang, nomor tiga paling akhir, seolah menunjuk seseorang untuk elmenjadi pemimpin jalanya upacara pemujaan.

Patirtaan cabean Kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian dalam terdap relief tiga ekor burung merak, membawa setangkai bunga dengan menggunakan paruhnya.
Relief buring merak yg satu ekor rusak atau aus.

Patirtaan Cabean Kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian luar sisi kanan terdap relief dua Gana.

Patirtaan Cabean Kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian luar terdap relief flowra berukir bunga di dalam bingkai.

Patirtaan Cabean Kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian depan sisi kanan terdap relief gana.

Patirtaan cabean kunti

Relief pada dinding pagar patirtaan, bagian dalam terdap relief tiga ekor burung elang sedang memangsa anak ayam.

Patirtaan Cabean Kunti

Terlihat di sebelah sendang bekas potongan pohon beringin, yang tersisa hanya bagian akar.
Pertama kali saya ke lokasi tersebut, pohon tersebut masih sehat dan besar, tinggi menjulang.
Gak tau kenapa sekatang di tebang.
Pada patirtaan Cabean kunti yg ke tiga ini, membentuk sebuah bangunan yg mempunyai relief atau hiadan pada dinding dalam dan luar, berbeda dengan patirtaan nomor satu dan dua.

Patirtaan Cabean Kunti

Patirtaan terlihat dari depan ke dalam dinding.

Patirtaan Cabean Kunti

Patirtaan Yang nomor empat, sangat dekat dengan patirtaan nomor tiga, di sisi sebelah barat daya, cuma berjarak 20 meter dari patirtaan nomor tiga.
Gambar tersebut saya ambil dari sisi kiri patirtaan.

Patirtaan Cabean Kunti

Kondisi patirtaan yang nomor empat, bangunan tersebut, terbilang sudah komplit.
Hanya beberapa komponen kemuncak, yg berada di sisi depan kanan, dan sisi belakang kiri, tidak kelihatan wujudnya.
Mungkin rusak atau masih tertimbun tanah, sehingga belum dapat di pasang dengan konecting lainya.

Pak Budiono

Selaku Juru pelihara situs Patirtaan Cabean Kunti.
Yg bercerita tentang mitos dan legenda rakyat Joko Bandung dan Dewi Kunti.
Benar atau tidaknya, kita tetap menghargai dan bersukur karena, bangsa ini masih mempunyai cerita yg kemungkinan patut di ceritakan pada anak cucu kita.

Perjalanan saya tidak berhenti di patirtaan cabean kunti yang ke empat saja, melainkan masih ada tiga patirtaan yg harus di kunjungi dan di kenali.

Masih ada patirtaan,
Ke lima
Ke enam
Ke tujuh
Patirtaan Mojo sendang ke sucian dan Patirtaan yang ke tujuh di sebutkan, patirtaan kedung Mayit.
.
Demi Kejayaan Nusantara
Jelajahkarungrungan.blogspot.com




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA