MAKAM ULAMA SEPUH MATARAM ISLAM AWAL
KYAI SEPUH SURO GENDIRO, MATARAM ISLAM AWAL, PIJAHAN, KALIPUCANG, GRABAG
Makam Kyai Suro Gendiro |
Perjalanan kita sampai juga di salah satu desa yang berada di kecamatan Grabag. Yang seharusnya, kita itu tidak memiliki agenda akan kesanan. Ketika pikiran sedang tidak tenang, gabut bahasa ngetrenya sekarang,atau kurang hiburan, di karenakan kurang blusukan juga. Ketika itu pula, keinginan kita tersampaikan juga lewat lamunan. Dengan melamunkan dan memikirkan salah satu desa, yang secara kebetulan memiliki jejak jejak sejarah dari berbagai masa. Sejarah masa hindu klasic, masa Mataram Islam, dan Jejak kolonial. Secara keseluruhan, obyek tersebut berada dalam satu wilayah desa yang penuh dengan keramahan, wilayah yang penuh dengan senyuman, Wilayah yang penuh dengan tegur sapa, tanpa memikirkan siapa yang di sapa. Wilayah tersebut adalah Dusun Pijahan, Desa Kalipucang, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Makam Kyai Suro Gendiro |
Nah, di dalam catatan saya akan utamakan untuk pembahasan tentang makam kasepuhan yang berada di salah satu perbukitan kecil. Warga setempat menyebutnya dengan istilah Gumug. Memang lokasi makam tersebut berdampingan dengan situs situs lainnya, seperti jejak peninggalan Hindu Klasic dan jejak masa kolonial Hindia Belanda. Kayaknya, pembahasan ini akan semakin syahdu jika harus di urutkan. Sebenarnya komplek makam kasepuhan di lokasi itu sendiri ada dua tempat, dan lokasi keberadaan makam itu pun, hanya terpisah jalan penghubung antar pedesaan. Yang satu terkenal dengan Makam Kasepuhan Tumenggung Wirapati, komplek makamnya berada di sebelah barat jalan penghubung desa dan yang ke dua lebih di kenal dengan sebutan, makam kasepuhan Kyai Suro Gendiro. Lokasi makamnya berada di puncak Gumug dan berada di sisi timur jalan penghubung desa. Salah satu tokoh yang bernama Tumenggung Wirapati, beliau terkenal dengan kepahlawanannya, saat membatu pertempuran Tegalrejo bersama Pangeran Diponegoro. Tokoh yang kedua, Kyai Suro gendiro yang terkenal dengan tingkatan kewaliannya, sosok ulama pada masa Mataram Islam Awal.
Menurut cerita rakyat sekitar, Kyai Suro Gendiro merupakan salah satu tokoh yang membantu pertempuran Pangeran Diponegoro, di bawah Komando Tokoh Pahlawan Tumenggung Wirapati. Keduanya bersama sama ikut membantu pertempuran Pangeran diponegoro, yang terkenal dengan De Java Oorlog atau Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang terjadi di Tegalrejo Magelang.
Ada yang janggal dengan cerita tersebut, tapi apa
Mari kita selesaikan berdasarkan bukti langgam nisan makam
Jika mengingat cerita rakyat yang membahas tentang Pahlawan Tumenggung Wirapati sangat jauh kaitanya jika harus mengikut sertakan Kyai Suro gendiro. Karena, di antara keduanya terpaut rentang waktu yang sangat lama sekali. Jika harus di jabarkan dengan kalimat, kehidupan Kyai Suro Gendiro pada masa Mataram Islam dengan sosok pemimpin Kerajaan yang pertama bernama Danang Sutowijoyo atau Lebih di kenal dengan Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing Ngalogo Sayyidin Panotogomo. Dan itu terjadi pada abad ke 16 pertengahan. Sedangkan Tokoh yang bernama Tumenggung Wirapati, beliau tokoh yang membantu pertempuran Pangeran Diponegoro, pada masa pemerintahan Hamengkubuwono ke 3 yang memerintah Jogjakarta dalam dua periode. Periode yang pertama tahun 1810 sampai 1811 dan periode yang kedua dari tahun 1812 sampai 1814. Jadi, tidak ada keterkaitan di antara kedua tokoh tersebut, selisih waktunya kurang lebih 250 tahunan. Jika di lihat dari data yang tertera, lebih duluan Kyai Suro Gendiro jika di Banding dengan sepak terjang Tumenggung Wirapati. Usia pemakamannya pun, lebih sepuh Kyai Suro Gendiro jika di bandingkan dengan makam Tumenggung Wirapati. Bahkan, Kyai Suro Gendiro sudah wafat, Ayah dari Tumenggung Wirapati belum lahir. Pada intinya, jika harus di adakan perbandingan tentang usia bangunan makam, lebih sepuh Kyai Suro Gendiro jika di banding dengan tokoh Pahlawan Tumenggung Wirapati.
Langgam Batu Nisan Kyai Suro Genddiro, Terdapat Inskripsi yang belum Terbaca |
Sosok Kyai Suro Gendiro terbukti dari langgam atau pahatan Batu Nisannya, sudah menunjukan bahwa, beliau memiliki sepakterjang yang sudah populer pada masa Pemerintahan Mataram Islam Awal. Beliau adalah sosok Ulama' dengan Ilmu tasyawuf yang tinggi. Gelar yang beliau sandang bukan Ulama saja, dalam pahatan batu nisan menunjukan, bahwa beliau adalah sosok tokoh yang memiliki Ilmu Tata Negara yang tidak di ragukan lagi. Jelas dan singkatnya adalah, Kyai Suro Gendiro merupakan Tokoh Ulama yang memiliki Jabatan di bidang sistem Pemerintahan.
Komentar
Posting Komentar