MAKAM SUROLOYO SEPUJUD, PENATUS SOROPADAN PERTAMA

 MAKAM LURAH PEMIMPIN PERANG DENGAN 100 PRAJURIT

Komplek Makama Kasepuhan 

Soropadan, Merupakan nama pedesaan yang berada di wilayah Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Desa tersebut ternyata menyimpan misteri di puncak perbukitan. Misteri yang harus di ketahui, untuk di ungkap supaya di pelajari. Untuk di ungkap, supaya selalu di kenang. Bukan harta benda, melainkan lebih berharga dari harta benda. Hanya berupa komplek pemakaman Kasepuhan, yang semasa hidupnya, beliau mengabdikan diri untuk pepundennya. Demi ikut membela dan mengusir penjajahan belanda kala itu. Siapakah beliau sebenarnya, dan apa hubungan beliau dengan keterkaitan pengusiran penjajah belanda dari bumi Nusantara.

                                    

Mari kita pelajari bersama dan mari kita teliti dan memaknai secara kebersamaan.

Saya akan mengadakan penelitian kecil, yang kemudian saya tulis lewat media internet.

Penelitian yang akan saya lakukan lewat typologi jirat dan nisan makam tokoh, kemudian nama gelar yang di sandangnya.

Beliau sering di sebut dengan Ki Soromenggolo, merupakan sebuah gelar yang di anugerahkan oleh pepundennya. Beliau mendapatkan Anugerah, berupa jabatan dalam sistem pemerintahan. Jabatan tersebut adalah Penatus, kira kira penatus itu apa .. ???

Kutipan bersumber dari :

Komplek Makam Kasepuhan 


Makam Ki Soromenggolo

DINAS KEBUDAYAAN ( kUNDA KABUDAYAN ) Pemda DIY dalam karya tulisnya berjudul Sejarah Kerajaan Mataram di Kerto

Demikian militasi penduduk Ibu Kota Mataram pada zaman Sultan Agung berkuasa. Beliau menyadari bahwa, tugas kemiliteran membuat mataram menjadi negara baru sangat penting. Oleh karena itu, meneruskan tradisi zaman silam yaitu sejak zaman Majapahit. Semua penduduk di kenakan wajib militer, sudah tentu bagi mereka yang memenuhi syarat. Tiap tiap desa setidaknya memiliki 100 Prajurit yang tangguh. Dan Kepala Desa atau Lurah, harus merangkap menjadi komandan atau seksi di ke Militeran. Karena itu, Kepala Desa yang memegang jabatan tersebut mendapatkan gelar jabatan sebagai PENATUS. Yang Artinya, Pemimpin dari seratus Prajurit. Bisa di artikan jika wilayah tersebut meluas setingkat kecamatan berarti, harus memiliki 1000 prajurit yang tangguh. Dan Camat harus merangkap menjadi komandan Batalion dari 1000 prajurit tersebut. Karena itu, Jabatan Camat, ketika mendapatkan mandat atau tugas tambahan dari Pepundenya di sebut dengan Panewu.

Komplek Makam Kasepuhan Ki Soromenggolo

Pasukan khusus bertugas mengawal keamanan keraton, di sebut dengan pasukan Wiraraja atau Pasukan Pengawal Raja. Dalam pasukan Wiraraja tersebut, terdapat barisan pasukan yang di sebut Singosari atau Pasukan Kawal Kaputren. Sedangkan tentara keamanan yang pertama adalah pasukan Wirasinga, yaitu pasukan pasuka siap tempur yang bertugas untuk melawan musuh yang menyerbu dan menyerang musuh di luar di luar Kerajaan atau Negara. Pasukan Wirasinga ini di bantu oleh pasukan pasukan cadangan yang di sebut dengan pasukan Wiratani, yaitu pasukan yang berasal dari penduduk desa yang di pimpin oleh penatus dan panewu. Paukan Wiratani, kesehariannya bertugas sebagai petani. Tetapi,ketika kerajaan atau mendapatkan kecaman dari pihak musuh harus bisa di kerahkan untuk memanggul senjata dan berperang di medan pertempuran sebagai Prajurit Perang. Pendek kata, pada zaman itu tiap kepala pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah daerah setingkat Propinsi, Kabupaten, Kecamatan bahkan Sampai kelurahan, wajib memiliki kwalitas kemampuan sebagai panglima perang, yang memiliki ilmu strategi dalam pertempuran.

             

Setiap hari kami di adakan seban, di mana hari tersebut di wajibkan untuk menghadap sang Sultan atau Raja yang Agung, yang duduk di Sitihinggilan. Di atas batu datar dengan ukuran lebar 3 meter persegi. Diatas batu datar tersebut di letakan kursi yang berbahan baku dari kayu cendana yg memiliki ukiran yang sangat indah. Di situlah seorang sultan atau Raja duduk dan menyampaikan pesan atau amanatnya kepada para Pejabat tertinggi dan para Panglima Perang yang menghadap. Jumlahnya kisaran 600 orang, dalam jajaran lapis 3 berkeliling.

                

Di alun alun, pada setiap hari sabtu, di adakan latihan perang bersama dengan para prajurit yang lainnya. Mengenakan berbagai macam jenis senjata, di komando oleh Panglima yang berpendidikan, yang memiliki pengalaman semangat tempur yang Pemberani. Karena yang di latih dari setrategi perang dan ketangkasan yag meningkatkan kemampuan militer pada Pribadi para Prajurit masing masing.

Untuk kutipan yang berikutnya, melalui sedikit penelitin yang saya kembangkan lewat nama Gelar Penatus yang di sandang oleh tokoh yang di makamkan di komplek pemakaman atau Pasarean Soroloyo Sepujud.

Jika mengadopsi dari sumber DINAS KEBUDAYAAN ( KUNDA KABUDAYAN ) Pemda DIY dalam karya tulisnya berjudul Sejarah Kerajaan Mataram di Kerto.

                 

Ki Soromenggolo memiliki Gelar PENATUS pertama kali Di Desa Soropadan. Yang artinya, beliau termasuk pejabat penting di salah satu keraton kasepuhan. Walaupun jabatannya hanya sebagai penatus yang setara dengan kepala Desa atau Lurah. Yang menjadikan hal terpenting lain dan harus di catat, dan di ingat adalah, ketika Penatus di wajibkan menjadi panglima perang yang memimpin memimpin dan harus memiliki 100 orang prajurit siap tempur, walau pun dari kalangan petani di desa itu sendiri. Nah, kita jabarkan dengan ketentuan pahatan jirat akam atau langgam nisan Penatus Ki Soromenggolo.

                                 

Siapa sebenarnya Ki Soromenggolo

Kita akan mengambil makna dari kalimat Ki Soromenggolo

Sebutan Ki adalah, salah satu tokoh yang di tuakan di salah satu wilayah.

Soromenggolo merupakan penggabungan dua kalimat yang memiliki arti yang berbeda

Soro dalam bahasa jawa merupakan kalimat yang memiliki sifat tidak menyenangkan yang artinya menyedihkan. Karena, Soro dalam bahasa jawa yang artinya sengsara atau sedih

                               

Sedangkan Menggolo, memiliki arti sebagai seorang pemimpin prajurit perang. Ketika di artikan kalimat dari ketiganya, ki Soromenggolo memiliki Arti, Orang yang di tuakan, yang memiliki karakter bersedih dan beliau merupakan tokoh yang memimpin prajurit. Nah, kalimat soro ini, atau kalimat yang berarti sedih ini, bukan karakter yang melekat pada dirinya. Melainkan, karakter yang ketika beliau maju perang bersama dengan para prajuritnya, akan menimblukan kesedihan dan kesusahan bagi para musuh musuhnya.

Langgam Nisan atau bangunan jirat makam Ki Soro Menggolo berbahan kayu secara menyeluruh. Bangunan jirat dan nisan makam tersebut, sudah populer di abad ke 19 an. Kisaran tahun 1800 an ke atas. Bisa saja 1810, 1820 atau 1830 an. Jika pada masa itu, kita mengingat perjuangan Pangeran Diponegoro, saat melawan penjajah belanda di Tegalrejo Magelang. Yang terkenal dengan perang Jawa atau De Java OorLog yang berlangsung selama 5 tahun, dari tahun 1825 sampai tahun 1830.

Dengan pernyataan demikian, kira kira apa yang anda fikirkan tentang sepak terjang, dan siapa Ki Soromenggolo sesungguhnya. Apakah dengan pernyataan dari beberapa sumber yang saya sebutkan, benarkah Ki Soromenggolo Ikut aktif berperang di Tegalrejo bersama Pangeran Diponegoro ... ???   

MAKAM KI HONGGOPOTRO

MAKAM KI HONGGOPOTRO
Beserta Keluarganya




Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA