SELAIN WATU LUMPANG, JEJAK BANGUNAN CANDI HINDU JUGA ADA, ADA APA DENGAN DESA MBARAN ... ???
Apakah ada bangunan Candinya .. ???
Buktinya .. ???
|
Lingga Semu atau Lingga Patok
Tapal batas Wilayah tanah sima atau tanah bebas pajak Biasanya, lingga patok terdapat dalam komplek bangunan candi, dan memiliki pasangan berupa lapik sebagai penyangganya untuk berdiri. Lingga patok dalam bangunan candi, umumnya berjumlah 4, 8, 12 jumlahnya. Di pasang pada setiap sudut, bagian tegah tanah yang berdiri bngunan candi. |
|
Watu Lumpang Baran, Ambarawa
Kabarnya ada 9 watu lumpang yang tersebar di wilayah baran, untuk penjelajahan desa tersebut, terhenti karena kebetulan turun hujan dan waktunya sudah mulai gelap. Jadi, hanya beberapa saja yang dapat kita datangi dan kita abadikan dengan cara mengambil gambarnya
| Watu Lumpang Baran, Ambarawa |
|
|
Saat kemarin kita mengadakan blusukan, dengan di temani salah satu warga desa baran. Sengaja beliau kita tunjuk sebagai Guide, untuk mencapai lokasi keberadaan obyek yang kita maksud. Beliau juga menceritakan tentang berapa jumlah watu lumpang yang berada di desanya. Bahwa, watu lumpang tersebut jumlahnya lebih dari 7 buah, dan tersebar di setiap wilayah tingkat R.T. Mulai dari bentuk watu lumpang yang bulat, bentuknya kotak, dan juga meniliki bentuk yang tidak beraturan. Mulai dari yang besar maupun yang kecil. Tidak hanya batu lumpang saja, ternyata desa mbaran juga terdapat reruntuhan bangunan candi, tepatnya berada di salah satu lahan produktif milik warga, berupa lahan persawahan dan perkebunan Sayur. Istilah penamaan wilayaha yang di maksud, mengadopsi dari nama sebuah tinggalan pada jaman dahulu, berupa pemujaan kuno yang di sebut dengan candi. Makanya, tidak heran ketika warga sekitar mengabil sebuah nama bangunan tersebut, untuk toponimi penyebutan sebuah wilayah, yang fungsinya sebagai penanda bahwa, di lokasi tersebut dulu pernah berdiri bangunan candi.
Kenapa banyak sekali watu lumpang yang berada di desa baran yaa...
Ada bangunan candinya pula, ada apa dengan desa baran, ambarawa
Mari kita ulas tentang beberapa pendapat, tentang fungsi dari pada watu lumpang
Untuk pendapat yang Pertama
Watu Lumpang Merupakan penanda suatu wilayah yang di sebut dengan " Krajan ".
Di mana terdapat sebuah desa atau tempat yang berkaitan dengan nama Krajan sebagai toponiminya. Sudah bisa di pastikan, lokasi tersebut terdapat situs cagar budaya, minimal watu lumpang dan situs lainya, mungkinan keberadaan sisa bangunan Candi maupun jenis arca Nandi dan Yoni, sebutan luasnya watu lesung atau watu kenteng.
|
Watu Lumpang Baran, Ambarawa |
|
Pendapat Ke dua:
Watu Lumpang sengaja di buat sebagai alat, untuk mempermudah suatu pekerjaan. Sebagai contoh, untuk menumbuk hasil pertanian mau pun untuk alat pengolahan obat obatan herbal di masa itu.
Pendapat Ketiga :
Watu lumpang di ciptakan sebagai piranti atau sarana pemujaan dewi kesuburan atau Dewi Sri atau Dewi Padi. Pemujaan tersebut di lakukan dengan cara mengikut sertakan lapisan masyarakat untuk melakukan acara sakral tersebut. Pemujaan kepada dewi Sri pun, dilakukan di tengah tengah tanah yang luas dan lapang, tentunya dengan bacaan bacaan mantera dan doa yang di harapkan.
Dengan adanya ritual semacam itu, terciptalah tradisi " Wiwitan berasal dari bahasa jawa yang berati awalan ". Tradisi tersebut masih terlaksana hingga sampai sekarang. Acara seperti itu masih diadakan khususnya daerah pulau Jawa dan Bali. Wiwitan adalah, upacara adat Budaya yang di lakukan untuk mengawali atau memulainya masa panen. Kebanyakan acara acara adat tersebut dilaksanakan saat mulai panen.
Dengan adanya tradisi semacam itu, leluhur Nusantara mewariskan budaya ke generasi berikutnya. Walaupun beda cara berdoa, namun sikap pelaksanaan tetap sama walaupun beda tipis.
Jangan memiliki persepsi yang negatif.
Karena, kita mempunyai konsep masing masing dalam melaksanakan atau melakukan ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pendapat Ke Empat
Watu Lumpang memiliki pasangan yaitu sebatang Alu, penyebutan bahasa jawanya. Yang terbuat dari batu Juga. Antara watu lumpang dan alu, Merupakan benda yang di gunakan sebagai sarana untuk pemujaan. Pendapat ini memang agak masuk akal jika menurut saya. Alu dan watu lumpang, Merupakan gambaran atau bentuk lingga dan yoni yang belum sempurna.
Setiap masa, Perkembangan pemikiran manusia selalu mengalami perubahan dengan ide kreatifnya, untuk membuat suatu gagasan yang masuk logika.
Kalau jaman sekarang, Lingga Yoni Reborn
Secara keseluruhan pendapat di atas, bagiku masuk di akal semua. Untuk mencari kebenaran tentang fungsi watu lumpang sangat sulit. Karena, Belum pernah di ketahui atau di temui sebait prasasti yang menjelaskan tentang kegunaan watu lumpang tersebut.
Biarkan manusia berpendapat tentang logika dan nalar yang di gunakannya, Kembalikan pada pendapat yang terakhir. Bahwa, informasi yang memuat tentang kegunaan watu lumpang sangat minim dan belum di ketahui sumbernya yang jelas.
|
Watu Lumpang Baran, Ambarawa |
|
Dan Uniknya, batu lumpang yang paling besar, dan menurut saya pribadi pahatanya paling sempurna, bagian penampang luar masih utuh dan garapan dari segi pahatannya terbilang sangat halus. Masih berbentuk pada aslinya, dalam arti, memiliki bentuk yang sangat istimewa. Memiliki ukuran ukuran pada setiap bagiannya. Untuk ukuran kedalaman lubang tengah batu lumpang 30 cm, Ukuran diameter cekungan batu lumpang 40 cm, Tinggi batu lumpang 120 cm dari permukaan tanah, Untuk ukuran penampang atas 120 cm. Batu lumpang tersebut berada di tengah tengah komplek perkampungan. Mungkinkah lokasi tersebut, sebelum menjadi perkampungan merupakan lahan pertanian yang sangat subur dan makmur. Terlihat dari kontur tanahnya yang sangat cocok untuk di olah dan menjadi lahan pertanian. Mengandung air yang sangat melimpah, dalam arti banyak sekali di temukan sumber mata air di desa tersebut. Terletak di lereng gunung ungaran, sisi sebelah timur.
Tugas saya sebagai penulis atau perangkai sebuah kalimat, hanya berbagi sedikit pengetahuan yang saya pelajari saja.
Selanjutnya terserah mereka mereka yang akan menanggapi hal ini.
Komentar
Posting Komentar