PETIRTAAN KUNO DI LERENG GUNUNG KENDALISODO
MATARAM KUNO, JEJAK LELUHUR DI.LERENG GUNUNG KENDALISODO
Khususnya di Jawa Tengah, Cerita rakyat itu menjadikan acuan supaya kita lebih perhatian terhadap situs bersejarah tinggalan leluhur bangsa. Dengan adanya cerita rakyat yang di balut dengan kesakralan, Justru akan menunjukan, dan memperlihatkan jenis kearifan lokal yang melekat pada diri bangsa. Dan menjadikan cerita tersebut sebagai hiasan untuk kewibawaan yang di sandangnya. Di balik itu, semua memiliki sisi baik yang terkandung di dalam konsep tersebut. Sebuah Konsep yang di tujukan sebagai bentuk perlindungan Cagar Budaya yang berada di sekeliling kita. Di Jawa tengah khususnya dan Umumnya sampai seantero Nusantara.
Situs Makam Nduwet, Antevikas Sudut dan Yoni |
Komponen Bangunan Petirtaan Seklotok Bawen |
Tapi, untuk sekarang tidak tau pastinya, kenapa terjadi pengikisan alur cerita rakyat yang sudah melekat di dalam nurani bangsa. Apa mungkin semakin tergerus jaman, yang di pandang sudah semakin terdepan. Sehingga, lupa akan jati diri bangsa kita. Sedikit banyaknya cerita rakyat tersebut sudah mulai terabaikan begitu saja.
Di perkuat dengan cara seperti apa pun, tentang marwah cerita tersebut, tidak akan mampu untuk mengembalikan wibawa tentang kearifan lokal dengan seutuhnya. Jika kita tidak mempertahankan konsep cerita rakyat itu sendiri.
Panel Antefiks |
Bahkan di dalam ranah tersebut, masih saja terjadi suatu hal yang tidak di inginkan, apa lagi jika konsep konsep itu sudah terkikis habis. Kesakralan sudah tidak di perhatikan lagi. Disitulah letak kesadaran kita mulai berkurang, perhatian terhadap situs mulai terpinggirkan, dari situ pula timbul kerusakan yang akan terjadi. Nah, kira kira kejadian yang tidak di inginkan itu apa saja ..
Pengerusakan yang tidak di sengaja terhadap situs tinggalan leluhur, karena kurangnya pengawasan
Kurangnya perawatan dan Pelestarian
Dan yang paling parah, banyaknya situs yang di curi, pemanfaatan yang yang tidak tepat, dengan cara menjadikan situs sebagai bahan dasar utama sebuah bangunan baru.
Entah karena kurangnya publikasi atau memang ada unsur kesengajaan dengan dicari
Panel Jaladwara, gambar dari samping
|
Bagai mana .. Keren Kan .. !!!
Panel Atap Bagian Relung Arca, dengan relief itik |
Selain cerita rakyat, gunung kendalisodo ternyata banyak menyimpan tinggalan sejarah klasic. Sejarah Klasic tentang tinggalan dari peradaban Hindu masa itu. Tinggalan itu berupa Yoni dan beberapa komponen batuan berbentuk balok persegi dan berpola, yang di duga material atau komponen bangunan Candi. Selain Yoni tanpa Lingga, terdapat pula komponen batuan candi yang memiliki relief di bagian permukaan depan, yang membentuk sudut. Di duga, komponen tersebut merupakan salah satu hiasan yang terdapat pada struktur bangunan candi.
Kondisi yoni saat ini, masih terbentuk dengan sifat aslinya. Hanya saja, ada beberapa bagian yang sensitif, yang mudah rusak atau aus karena kondisi cuaca .
Watu Sing Sifate Atos wae Iso Rusak, Opo meneh Ati Menungso Sing Empuk e koyo telo
Kondisi yoni berikutnya patah pada bagian certanya, bagian inilah yang sebenarnya sangat rentan kerusakannya. Mengingat bahwa, bahan material yang di pergunakan untuk memahat yoni bukan material batu andesit. Yang biasanya, material tersebut di pergunakan untuk membangunan Candi. Melainnkan, material yang di pergunakan untuk memahat yoni jenis batuan alam. Yang memiliki warna agak keokelatan. Yoni dan beberapa material candi tersebut berada di komplek makam Nduwet.
Panel atap relung Arca, dengan relief burung kakak tua |
Mungkinkah, sebelum menjadi komplek makam, lokasi tersebut merupakan tempat pemujaan hindu klasic pada masa itu ... ???
Setelah banyak mencatat informasi yang akan saya jadikan bahan tulisan, selanjutnya saya beserta temen temen komunitas sejarah pindah haluan menuju tempat pemandian kuno. Nah, di tempat yang terakhir kita kunjungi itu, merupakan tempat yang paling teristimewa di banding dengan tempat yang sebelumnya.
Tempatnya berada di tengah tengah lahan produktif milik warga, lahan persawahan yang masih aktif. Makanya, saya tidak heran jika Gunung ungaran memiliki status dengan sebutan stratovolcano. Karena, di lokasi yang saya maksud merupakan tempat pemandian alami, dengan sumber mata air panas yang keluar dari dalam perut bumi. Dengan adanya keunikan tersebut, membuat lahan atau tanah sekitar menjadi subur, dan lebih mudah untuk di olah, bercocok tanam, di tanami berbagai tumbuhan yang menghasilakn. Makanya, leluhur kita pada masa peradaban Hindu kuno, tidak salah ketika membangun sebuah petirtaan dengan megah dan penuh dengan hiasan.
Sedikit akan kita kupas tentang petirtaan tersebut
Dua Panel atap relung arca |
Sendang seklotok namanya, Bangunan petirtaan ini memiliki konsep denga bangunan yang di sakralkan. Karena tidak ada bedanya, ketika bangunan candi dengan petirtaan memiliki konsep yang sama. Terlihat dari berbagai komponennya saja sudah kelihatan. Sama sama menggunakan komponen antefiks sebagai penghias, komponen kemuncak untuk penghias bagian atap, sama sama menggunakan batuan pengisi untuk dindingnya.
Dan disini saya engeluarkan pendapat sendiri tentang bangunan petirtaan atau bangunan sendang seklotok ini. Jika di lihat pada bagian panel panelnya, bangunan sendang ini tidak pada biasanya. Dalam arti, bangunan sendang yang konsep pembangunannya seperti penampungan air pada umumnya yang berwujud sendang. Air yang keluar dari sumbernya, di tampung terlebih dahulu, lalu di pergunakan sesuai dengan aktifitas. Menurut saya pribadi, konsep bangunan sendang dan petirtaan itu berbeda jauh.
Kalau sendang itu, konsep pembangunannya harus bertahap
Kedua panel atap relung arca |
Yang pertama penggalian tanah terlebih dahulu, dengan bentuk kotak membujur atau kotak seperti bujur sangkar. Tapi, kebanyakan bangunan sendang ini berbentuk kotak persegi panjang dan membujur. Setelah tahap penggalian tanah sudah selesai, dinding bagian dalam sendang di tata menggunakan material batu yang sudah di pahat berbentuk persegi. Di tata secara berlapis menyeluruh secara memutar sesuai dengan bentuk galiannya. Setelah selesai, komponen batu di tata secara berjajar dan membentuk lantai dasar sendang. Setelah itu,di lanjutkan dengan pembangunan pagar sendang yang di ikuti hiasan seperti antefiks, kemuncak dan hiasan lainnya. Contoh sendang yang masih terlihat lengkap, sendang pitu cabean kunti boyolali.
Sedangkan untuk petirtaan, memanfaatkan sumber mata air yang mengalir. Di alirkan lewat komponen berbentuk talang dari batu yang di pahat sedemikian rupa. Talang tersebut di fungsikan untuk melancarkan aliran dari sumbernya, yang kemudian di keluarkan melewati komponen yang di sebut dengan Jaladwara. Hasil dari pada bentuk konstruksi bangunan tersebut adalah, berupa air yang mancur dari atas ke bawah. Kesamaan pada strutur bangunan Petirtaan dan sendanga, sama sama memiliki bangunan dinding pembatas, sama sama memiliki hiasan pada bangunannya. Sama sama memiliki komponen antefiks sebagai penghias, sama sama memiliki kemuncak. Perbedaan terletak pada konstruksi bangunannya saja, Antara sumber air yang mancur, dengan sumber air yang di tampung.
Sebagai Contoh bangunan petirtaan yang masih terlihat lengkap, seperti petirtaan Jolotundo di jawa timuran, atau petirtaan sumber tetek mojokerto.
Komponen Bangunan Petirtaan Seklotok Bawen |
Dengan analisa saya pribadi, sebutan untuk bangunan yang berada di seklotok bukan berupa sendang, melainkan bangunan berupa petirtaan. Yang memiliki bangunan berupa candi di atasnya, walaupun kecil. Tapi, konsep bangunan petirtaan di seklotok, memiliki kesamaan dengan bangunan petirtaan yang berada dikomplek situs liyangan.
Itu analisa saya pribadi, saya bersumber pada komponen komponen yang berada di lokasi situs petirtaan tersebut.
Mempelajari karya leluhur, menurut saya sangatlah penting. Jika ingin mengetahui kewibawaan dan jatidir dari bangsa ini.
Komponen Antefiks Sudut Situs Komplek Makam Umum Nduwet |
Komentar
Posting Komentar