MAKAM SYECH SUDJONO ADA DUA TEMPAT
MAKAM SYECH SUDJONO ADA DUA TEMPAT, MANAKAH YANG ASLI
Dengan menyebut Asma Alloh yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Mengingat saat blusukan ke Desa Nyatnyono, lebih tepatnya di komplek makam Mbah Khasan Munadi. Saya mendengar kabar dari seorang teman yang menyatakan bahwa, komplek makam Mbah Khasan Munadi terdapat bangunan pemakaman yang selama itu saya cari cari, yang nantinya akan saya jadikan sumber pembanding dengan makam makam yang sudah saya datangi dan saya pelajari dari bangunan makamnya, berupa jirat dan langgam nisan makam. Saya mempunyai tujuan, dengan mengadakan penelitian kecil yang saya lakukan. Dan dari hasil penelitian tersebut, harapan saya pribadi, supaya bisa membantu walaupun sedikit informasi dari sebuah kebenaran. Dari cerita yang sudah beredar di kalangan Masyarakat ramai. Melalui cerita yang di sampaikan lewat mimpi atau pun perjalanan spiritual pribadi, yang di lakukan oleh orang lain. Disini saya tidak mewajibkan semua harus percaya, tapi setidaknya, berusahalah untuk menjadi pembanding dari sedikit pemikiran yang menggunakan logika normal.
Memang benar berita yang saya teriama dari teman saya, keesokan harinya, saya mendatangi lokasi komplek makam yang di sebutkan. Alangkah sangat takjubnya, bahkan pikiran saya berkata, ternyata di ungaran masih bisa di jumpai makam makam kuno dengan bangunan jirat dan langgam nisan tertentu. Pagi itu, saya di pertemukan dengan pakuncen makam Mbah Khasan Munadi, Mbah Wasidi namanya. Setelah pertemuan itu, saya mencoba mengajukan beberapa pertanyaan kepada beliau. Pertanyaan itu berupa tentang kondisi bangunan makam dan siapakah nama tokoh yang di makamkan disebelah makam Mbah Khasan Munadi tersebut. Dengan pertanyaan demikian, Mbah Wasidi pun menceritakan bangunan makam yang saya maksud, dari cerita beliau, ada bagian terpenting, yang di sebutkan dari kalimat beliau. Kalimat itu menyebutkan, Inilah makam Raden Sudjono atau Syech Sudjono.
Mendapati jawaban yang demikian, saya pun kaget di buatnya. Dengan bentuk pahatan jirat, dan langgam nisan makam menunjukan bahwa, bangunan tersebut mempunyai ciri khas bangunan makam langgam Pakubuwono periode 1800an. Dan dari jawaban ini lah, yang akhirnya membuat saya menjadi bingung. Sedangkan, saya pribadi juga tau, bahwa makam Raden Sudjono atau Syech Sudjono juga ada di Dusun Punden, Desa Penawangan, Kecamatan Pringapus. Memang bangunan makam Syech Sudjono, yang berada di Nyatnyono telah di pugar dan di hilangkan sifat bangunan aslinya. Tapi kenyataannya, Mbah Pasidi masih menangi atau masih Jamani bentuk bangunan makam yang sesungguhnya. Bentuk bangunan makam yang sesungguhnya, yang beliau ceritakan, sama dengan makam yang berada di sekelilingnya. Dengan bangunan jirat yang sama dan bentuk nisan juga sama. Tujuannya di ganti dengan yang baru, karena bentuk bangunan makam yang sesungguhnya sudah rusak dan tidak berbentuk lagi.
Jauh Setelah mendapatkan informasi dari Mbah Pasidi, akhirnya pada tanggal 11 oktober 2023, saya memutuskan mengunjungi komplek makam Syech Sudjono yang berada di Desa Penawangan. Perjalanan atau kunjungan saya ke sana, tentunya tidak sendirian. Melainkan, saya tetap mengajak teman yang banyak. Karena, jika saya berangkat sendirian, takutnya saya di culik orang, dan di kira saya masih jomblo, lebih parahnya lagi, di kira orang lain, saya itu penakut, walaupun sebenarnya memang benar, saya itu penakut. Setelah membujuk beberapa saudara, untuk mengikuti atau mengantar saya ke komplek makam yang saya maksud. Akhirnya ajakan saya itu berhasil, dan tidak sia sia bujukan saya tersebut, beberapa saudara satu keluarga mau mengantar ke desa yang menjadi tujuanu.
![]() | ||
Komplek Makam Syech Sudjono Penawangan Kenapa pada bagian keterangan di atas, saya menyebut adanya keterkaitan keluarga antara Bapak dan Anak. Bagi saya pribadi, alasan tersebut masuk akal. Oke .. !!! Kita kembali ke pokok pembahasan bangunan makam. Makam Syech Sudjono yang berada di komplek makam Mbah wali Khasan Munadi, memiliki langgam Pakubuwono periode 1800an. Sedangkan, Makam Syech Sudjono yang berada di Dusun Punden, Desa Penawangan memiliki Langgam Pakubuwono Jalur Pantura, periode 1830an. Jika kita lihat angka tahunnya, selisih hanya 30 tahun saja. Membuktikan bahwa, kehidupan beliau berdua pernah bertemu, dalam satu masa. Hanya saja yang membedakan tahun lahir beliau berdua. Jika memiliki nama yang sama itu lumrah. Karena, nama Syech Sudjono itu bukan merupakan nama asli dari tokoh tersebut. Sebutan Syech Sudjono merupakan Nama Gelar saja. Banyak orang tidak mengetahui tentang nama asli tokoh yang di maksud. Kebanyakan nama asli dari seorang tokoh, tidak di publikasikan semenjak itu. Terkenalnya dengan nama gelar saja. Dan nama gelar itu bisa di turunkan kepada ahli waris atau anaknya. Misalnya Sudjono menurunkan anak Laki laki yang akhirnya memakai gelar Ayahnya bernama Sudjono I, jika masih ada keturunan anak laki laki lagi, menjadi sudjono II. Nah, kira kira ada atau tidak ahli waris yang ke dua ini .. ??? Jika meang tidak ada, berarti berhenti ke anak pertama dengan sebutan Syech Sudjono I saja. Syech Sudjono I, Susuhan Syech Sudjono. Jadi, jika di tanya tentang dua hal, antara Syech sudjono itu ada berapa .. ??? Jawabanyanya, Syech Sudjono itu ada dua orang dengan makam yang berbeda, dengan orang yang berbeda, akan tetapi masih memiliki hubungan darah. Lebih tua atau lebih sepuh yang mana .. ??? Jelasnya, lebih sepuh Syech Sudjono yang berada di Komlek makam Desa Nyatnyono. Itu Pendapat Saya pribadi, yang saya kaji lewat pahatan bangunan Jirat dan Pahatan Nisan makam. Jika Menurut Antuuuuum Bagai mana .. ???
|
![]() |
Komplek Makam Syech Sudjono Penawangan |
![]() |
Komplek Makam Syech Sudjono Penawangan |
![]() |
Komplek Makam Syech Sudjono Penawangan |
![]() |
Sendang Tretes atau Sumur Tretes |
![]() |
Sendang Tretes atau Sumur Tretes Setelah kita berkunjung dan berziarah ke makam Syech Sudjono, perjalanan kita lanjutkan menuju ke sebuah sendang yang sangat terkenal di Desa tersebut maupun di luar desa, khususnya bagi kalangan para peziarah. sendang Tretes atau Sumur Tretes warga sekitar menyebutnya. Keunikan dari sendang ini adalah, Sendang tersebut tidak pernah mati sumber airnya. Debit air yang di hasilakan hanya menetes saja, tidak kurang juga tidak lebih. Entah itu pada masa musim kemarau atau pun pada musim penghujan. Volume air pun tidak pernah berubah. Bahkan, Air di dalam sendang tersebut terlihat bening dan jernih. Maka dari itu, sumber air sendang Tretes tersebut, selalu di rawat dan di jaga kelestariannya oleh Warga penawangan seluruhnya. Karena mampu memenuhi kebutuhan warga desa dalam sehari hari. Sendang tersebut termasuk sendang yang di keramatkan. Konon ceritanya, air sendang tersebut, bisa di jadikan perantara dan mampu menyembuhkan penyakit di luar pengobatan medis. Tata cara mengambil air sendang tersebut, syaratnya hampir mirip dengan pengambilan air di Sendang Kalimah Toyyibah Desa Nyatnyono. Yang pertama, sebelum masuk sendang, ucapkan salam sebanyak tiga kali dengan menghadap ke arah Kiblat. Tanpa merubah hadap arah hadap, di lanjutkan membaca Sholawat Nabi tiga kali. Istighfar tiga kali dan dilanjutkan dengan membaca Syahadad tiga kali. Lalu, ambilah air sendang secukupnya, bawa ke makam Syech Sudjono, bacakan tawasul atau bacakan tahlil di depan makam beliau. Jika wadah tempat air tersebut ada tutupnya. Maka, bukalah tutup tersebut. Pada akhir pembacaan tahlil dan sekiranya sudah di tutup dengan do'a, maka mulailah membaca surat alfatikhah, di khususka oleh orang yang menderita sakit. Meminta kepada Alloh Subkhanahuwata'ala, mintalah kesembuhan untuk orang yang sedang sakit tersebut. Selesai do'a, tiup air dalam wadah sebanyak tiga kali. Yen Percoyoooooooooooooooooooooooooooooooo Ora .. !!! Yoo ora popoooooooo |
Komentar
Posting Komentar