MAKAM KASEPUHAN KERATON SURAKARTA, PAGERSARI

 MAKAM SESEPUH DESA PAGERSARI, TOKOH DARI KERATON SURAKARTA

Pagersari

Komplek Makam Kasepuhan Pagersari

Agak kesulitan sebenarnya, jika harus memvisualkan tentang gambaran wilayah yang satu ini. Kalau menurut saya pribadi, wilayah ini memiliki segalanya, yang belum tentu daerah lain memilikinya. Wilayah yang sangat kaya akan aspek aspek sumber kehidupan. Aspek aspek tersebut terkandung dalam bumi berupa sumber mata air yang melimpah, tanah yang subur, sehingga menjadikan tanah tersebut semakin mudah dan mampu untuk menghasilkan sumber pangan yang produktif. Kekaguman ini tidak berhenti pada sumber mata air dan pertanian saja. Melainkan, sumber lain seperti  literasi sejarah yang dapat kita gali informasinya di sini. Makanya tidak heran ketika, Nama Pagersari di sematkan untuk satu wilayah ini. Bentengan berupa Gunung dan perbukitan, yang mmemutar memagari wilayah tersebut menunjukan bahwa, wilayah tersebut memiliki nama dan mengandung arti sangat tepat.

Komplek Makam Kasepuhan Desa Pagersari

Pager, merupakan kalimat yang berasal dari Jawa yang berarti Pagar. Penjabaran luas kalimat adalah Benteng, penyebutan dalam kaidah bahasa indonesia. Betengan merupakan penyebutan dalam bahasa jawa, yang secara menyeluruh memiliki arti yang sama.

Sari, merupakan sebuah kalimat yang memiliki arti yang sangat luas. Indah, menakjubkan, damai, makmur dan sentosa. Arti sari memiliki kesamaan dalam rangkuman kalimat, yang sering di lontarkan kepada orang orang yang mengagumi keelokan alam dan suasananya. Kalimat ini berasal dari bahasa Jawa yang sudah populer di kalangan pengagum dan pecinta yaitu Gemah ripah Loh Jinawi.

Jadi singkatnya, kata Pagersari adalah, suatu wilayah yang indah,  makmur dan sentosa, yang di lindungi jajaran gunung yang membentang sebagai pagarnya.

Tidak cukup jika hanya mengagumi wilayahnya saja, Pagersari memiliki jejak jejak leluhur Nusantara, masa kejayaan Kerajaan mataram Hindu. Sebagai bukti jejak arkeologi yang terdapat di berbagai Dusun di wilayah Desa. Jejak arkeologi tersebut berupa, di duga komponen batuan lepas dari bangunan pemujaan berupa candi

Terdapat Lingga Yoni sebagai alat untuk prasarana pemujaan Hindu Siwa

Jajaran watu lumpang dan watu Lesung

Wujud sebuah arca berbentuk hewan lembu yang di sucikan pada masa itu, Sebutanya adalah Arca nandi

Sebuah sumber mata air kuno, yang berada di dusun silowah, di bawah rimbunnya pohon beringin.

Kiranya masih kurang, Situs makam kuno yang berada di sebuah Bukit kecil, gumug seguo namanya.

Jika masih kurang saya tambahi lagi

Berupa komplek makam kasepuhan, keberadaannya di tengah tengah lahan persawahan di Desa Pagersari.

Komplek Makam Kasepuhan Desa Pagersari

Nah, sebenarnya makam kasepuhan inilah, yang akan saya kupas.

Sore itu, saya sengaja menyempatkan diri untuk berkunjung dan melihat suasana makam yang berada di tengah tengah persawahan. Secara kebetulan, di lokasi makam saya bertemu dengan salah satu warga Dusun Segeni, beliau bernama Pak Suwondo, beliau sedang beraktifitas sore yaitu, nyiram tanaman Cabe di lahan garapannya. Bukannya kekurangan Air, tapi tanaman cabe tidak boleh terkena air terlalu banyak.

Setelah bertemu dengan beliau, percakapan itu pun terjadi dengan memunculkan beberapa pertanyaan dari saya pribadi. Pertanyaan itu berkaitan dengan Siapakah tokoh pini sepuh yang di Makamkan disini. Ada kisah apa tentang tokoh tersebut, ada berapa tokoh yang sebenarnya yang di makamkan di komplek makam ini. Ketika beliau masih hidup, ada kisah cerita apa tentang beliau.

Dari berbagai pertanyaan yang saya lontarkan kepada Mbah Suwondo, beliau menjawab sesuai dari apa yang saya bayangkan.

Jawaban yang sangat simpel, masuk akal, dan lugas jika menurut pendapat saya.

Banyak jawaban yang di sampaikan kepada saya, beliau bercerita tentang keadaan dan kondisi makam kasepuhan tersebut. Beliau bercerita tentang tokoh yang di makamkan, bukanlah orang sembarangan. Dalam arti, tokoh yang di makamkan mmerupakan orang dari keraton surakarta atau solo. Tokoh yang di makamkan memiliki jiwa kepemimpinan, tokoh yang tinggi derajadnya, tokoh yang faham dalam bidang keilmuan umum tata pemerintahan.

Komplek Makam Kasepuhan Desa Pagersari

Dan ketika saya menanyakan tentang nama tokoh yang di makamkan. Mbah Suwondo memberikan jawaban bahwa, beliau juga belum tau, tentang siapa nama tokoh yang di makamkan, di komplek makam kasepuhan tengah sawah ini. Jawaban itu di lontarkan sembari melihat dan mengusap jirat makam, seolah olah ada yang sedang di cari oleh beliau. Dengan melakukan hal seperti itu, ternyata beliau mencari nama tokoh yang di makamkan tersebut. Siapa tau, ada guratan berupa tulisan yang tercatat pada bangunan jirat dan nisan makam di antara ketiganya. Karena, mbah Suwondo sendiri menyatakan bahwa, beliau tidak cocok dengan nama nama yang di sematkan dari hasil olah sepiritual orang lain. Yang di butuhkan catatan sejarah dan sebuah tulisan yang terpahat pada bangunan makam.

Nisan dengan Pahatan Abad 20, langgam Pantura

Sama halnya dengan pernyataan Mbah Suwondo, memang benar bangunan makam kasepuhan tersebut memiliki Langgam Pakubuwono abad ke 17 pertengahan. Jika di jabarkan, tokoh yang di makamkan lahir sebelum Pra Perjanjian Gianti dan Beliau Wafat Pasca Perjanjian Giyanti. Jadi, pahatan atau langgam bangunan makam mengikuti Pakubuwono, karena beliau yang di makamkan termasuk Abdi Dalem dari Keraton Surakarta atau Keraton Solo. 

Makam Dengan Jirat di duga Batu Candi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA