MERTI DUSUN KEARIFAN LOKAL DESA GEDANGANAK, KECAMATAN UNGARAN TIMUR

 ADAT BUDAYA DESA GEDANGANAK MASIH TETAP BERJALAN.


Ketika kearifan lokal sudah mulai berkembang di setiap wilayah. Akan membawa keramahan, Kewibawaan, yang dapat kita buktikan pada Dunia Luar.

Ini Lo Kita Yang Sebenarnya

Selalu menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Ini Loh Kita Sebenarnya

Putera puteri bangsa indonesia yang beradab dan berkebudayaan

Ini Loh kita Sebenarnya

Selalu menjunjung tinggi Nilai Nila yang terkandung dalam Panca Sila sebagai Dasar Negara.

Ini Loh Kita Sebenarnya

Pemuda dan Pemudi yang selalu menjunjung tinggi Bhenika Tungga Ika

Ini Loh Kita

Pemuda dan pemudi yang selalu bersyukur, ketika kita Masih di berikan kesempatan untuk berdiri tegak, mengemban tugas untuk mengisi kemerdekaan, yang di landasi dengan Undang Undang Dasar 45, dengan mewujudkan  pembangunan untuk berkembang di Nusantara. Pembangunan Sosial, Pembangunan Budaya, Pembangunan Negeri dan Pembangunan untuk manusianya. 


Dengan sikap dan perbuatan, menggambarkan betapa kayanya Nilai nilai yang terkandung dalam kearifan lokal di Indonesia.  Kearifan lokal yang sudah melekat pada pribadi bangsanya. Yang sudah di ajarkan oleh leluhur kita, hingga di tinggalkan untuk di wariskan kepada kita. Sehingga, kita memiliki tugas untuk menjaga dan melestarikan warisan tersebut.

Sama halnya dengan Merti dusun, sering di sebut juga dengan istilah bersih Desa atau Jamasan Desa. Hakikat yang terkandung dalam kebudayaan tersebut adalah, merupakan simbolis untuk menunjukan rasa Syukur kita kepada sang pencipta, Tuhan yang maha kuasa, tuhan Semesta Alam, ALLOH SWT. Atas nikmat dan Anugerah yang di limpahkan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Nikmat dan Anugerah tersebut berupa

Rizqi

Keselamatan

Yang di maksud dengan Rizqi itu tidak berupa Harta benda saja. Penjabaran rizqi telah menentukan etikanya yaitu, setiap usaha jerih payah yang di lakukan dan menghasilkan. Sehingga dapat kita rasakan dan bermanfaat untuk orang lain.


Rizqi berupa hasil dari pertanian yang di tanam, seperti padi, sayuran dan buah buahan. Gedanganak merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kelurahan Gedanganak yang asli memiliki Dusun berjumlah lima wilayah. Di antaranya, Dusun Gedanganak Krajan, dusun Watububan, Dusun Pundungputih, Dusun Mijen, Dusun Jatisari. Kelima dusun tersebut cukup maju di bidang pertaniannya, dan berakhir pada tahun 1982 sampai sekarang. Setelah banyaknya perindustrian yang masuk dan berdiri di Desa gedanganak. Pertanian yang masih aktif di Desa Gedanganak menurut saya pribadi tinggal 48 persen saja. Untuk tanah yang lainnya sudah berdiri perumahan, bangunan pabrik dan gudang.

Tapi, masyarakat Desa Gedanganak tetap bersyukur, ketika perubahan itu terjadi dari masa ke masa, dan terus berkembang. Masyarakat Gedanganak masih di beri kesempatan untuk melihat pertanian yang terus di galakan. Masih di beri kesempatan untuk melihat persawahan, Perkebunan dan peternakan. Gedanganak sendiri merupakan wilayah yang terdapat pada dataran rendah di lereng Gunung Ungaran. Lebih tepatnya berada disisi sebelah timur. Jadi, tidak heran ketika Desa Gedanganak memiliki banyak sumber mata air yang tersebar di berbagai sudut wilayahnya.


Konsep seperti inilah, yang sebenarnya baru kita pelajari. Kenapa pembuatan sendang yang di lakukan oleh pendahulu kita, banyak di temukan atau bisa kita jumpai di berbagai sudut Desa. Di luar batas wilayah Desa, di berbagai penjuru arah mata angin. Bahkan, beberapa sendang juga berada di tengah tengah perkampungan

Pada tanggal 9 juli 2023 atau 20 Muharam 1445 Hijriyyah, Desa gedanganak Ceritone duwe gawe, Punya khajad yang di sebut Merti Desa. Merti Desa itu di laksanakan setiap 1 tahun sekali. Adapun acara yang di laksanakan berupa Sadranan atau Nyaderan. Acara tersebut di gelar di komplek pemakaman sesepuh Desa Gedanganak. Membawa bekal dari rumah masing masing, lalu di adakan pembacaan tahlil dan memanjatkan doa kepada ALLOH SWT. Selanjutnya, bekal yang di bawa dimakan secara berssama sama. Istilah dalam bahasa jawa di sebut dengan Kepungan atau bancak'an.

pgi harinya, Pengambilan sembilan sumber mata air, yang di jadikan satu dalam wadah atau tempayan, atau kendi. Kemudian di arak keliling desa, dan berakhir di tengah tengah lapangan selatan desa. Tapi, Sebelum pengambilan sumber mata air tersebut di lakukan, satu minggu sebelumnya sudah di adakan Kuras sendang atau bersih bersih sendang.

Untuk acara puncaknya, pagelaran wayang kulit semalam suntuk. dimulai dari siang hari, selepas sholat dzuhur. dan malam Hari selepas ba'da sholat Isya'. Sampai menjelang Subuh.

Dalam filsafah jawa mengatakan

Resik'e Rejekimu

Gumantung Soko Panggonan Olehmu

Makna ini memiliki arti yang sangat luas

Bersihnya dan baiknya rejekimu, tergantung dari tempat atau lingkungan kerjamu.

Sama halnya Air

Baik atau Buruk

Keruh atau bening, air yang di ambil

tergantung dari tempat atau wadahnya

Kenapa filsafah jawa selalu menyebutkan, Banyu Sumbere Panghuripan

Pesan sedikit untuk Warga Gedanganak

Rawatlah, suber mata air di lingkungan kita 


 

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI