TUK BONG, ASINAN BAWEN

JEJAK KOLONIAL TUK BONG, BANGUNAN SUMBER MATA AIR PENINGGALAN BELANDA

Pagi ini, suasana sangat cerah sekali, membayangkan seakan akan siang hari turun hujan. Harapan semua orang seperti itu. Kenapa .. ??? Karena, musim kemarau melanda cukup lama sekali. Membayangkan ketika hidup di daerah pegunungan yang memiliki sumber mata air yang penuh. Ketika pagi menjelang, duduk di depan teras, sebatang rokok yang di temani secangkir kopi setengah pahit. Alangkah indahnya jika membayangkan hidup tidak punya beban dalam pikiran.

Namanya orang hidup, pasti punya beban .. !!! Yang akhirnya akan menjadi buah pikiran. Sebenarnya sama saja, ketika angan itu melayang tanpa arah dan tujuan. Ketika, arti tidak memberi jawaban yang pasti. Hanya pembohongan dan pembodohan diri yang terus menerus tanpa bertepi. Hanya imajinasi yang takut dengan nurani. 

Sedikit Sajak Untuk menyambut Pagi yang cerah ini

Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen

Sedikit cerita rakyat terjadinya desa Asinan

Pada zaman dahulu, ada seorang pepunden bernama Mbah Kyai Yasin yang merupakan menantu dari Mbah Sindu Boyo. Pada saat Mbah Yasin baru menikah Mbah Sindu Boyo meminta beliau untuk menjaga tanaman jagung di ladang. Kemudian Mbah Sindu Boyo pergi ke suatu tempat tanpa memberi tahu Mbah Yasin. Pada saat menjaga tanaman jagung tersebut, Mbah Yasin duduk di atas bunga jagung. Beliau melihat keberadaan Mbah Sindu Boyo berada di ladang yang lain. Singkat cerita, pada saat keduanya bertemu, Mbah Yasin berkata bahwa beliau mengetahui keberadaan Mbah Sindu Boyo, lalu Mbah Sindu Boyo bertanya “bagaimana kamu mengetahui keberadaan ku?”, lalu Mbah Yasin menjawab “aku mengetahui pada saat aku duduk di atas bunga jagung.”, kemudian Mbah Sindu Boyo menimpali perkataan Mbah Yasin. Beliau mengakui kehebatan ilmu yang dimiliki Mbah Yasin, sehingga beliau memberi wasiat jika beliau meninggal untuk dimakamkan di Selatan jalan dan Mbah Yasin di Utara Jalan karena di Utara jalan memiliki daratan yang lebih tinggi sesuai ilmu yang dimiliki Mbah Yasin. Kemudian Mbah Yasin dikebumikan di makam cungkup dan Mbah Sindu Boyo dikebumikann di makam Gempol.

Nama desa Asinan diambil dari tokoh yang bernama Mbah Yasin, karena beliau memiliki banyak jasa di tempat tersebut sehingga disebut desa Asinan.

Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen

Sebenarnya sudah lama ingin berkunjung dan ingin mengetahui tentang wilayah perkebunan kopi Desa Ngasinan, Kecamatan Bawen. Di mulai dari rasa penasan dengan adanya perkebunan tersebut. Rasa itu muncul ketika di dasari dengan pengalaman saat blusukan di beberapa daerah. Dan secara kebetulan, tema blusukan itu ada kaitanya dengan perkebunan. Pengalaman pun membuktikan karena, di setiap perkebunan pasti ada jejak kolonialnya. Entah itu bangunan Rumah, Bangunan Gudang, Bangunan Perkantoran bahkan sampai Bangunan Irigasi perairan. Dan keseluruhan obyek tersebut bertemakan tentang bangunan peninggalan belada.

Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen

Sebenarnya sering sekali lewat jalan utama penghubung Semarang ke Surakarta atau Solo. Ketika masuk dari pertigaan Terminal Bawen menuju ke salatiga. Pandangan itu tidak akan lepas dengan perbukitan yang di tanami Tanaman Kopi jenis Robusta. Tanaman Kopi yang berseragam dengan bentuk teras siring, dalam penataan yang sejajar dari puncak bukit sampai batas selokan jalan utama.

Di dalam pikiran saya kala itu, yang ada hanya kekaguman, dengan mereka, para Perancang dan pekerja pada zaman kolonial. Sampai sampai, tanaman itu tertata dengan rapi dan berseragam. Ketika membayangkan tentang Perkebunan kopi itu, di saat itu pula, pikiran ini membayangkan keberadaan letak bangunan belanda masa itu. Akhirnya, dari dalam fikiran, saya kembangkan untuk pencarian informasinya. Pencarian informasi itu Saya  lakukan kepada teman teman terdekat, secara kebetulan teman tersebut berdomisili di Kecamatan Bawen dan tidak jauh dari perkebunan tersebut.

Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen

Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen

Singkat cerita, informasi itu sangat membuahkan hasil, ternyata memang benar kabar tentang keberadaan beberapa bangunan yang berada di lingkuop perkebunan tersebut. Yang memberitahukan bahwa, perkebunan Kopi di Desa Asinan memang terdapat bangunan peninggalan belanda berupa Rumah Sinder dan saluran penampungan Air.  

Lebih di kenal dengan sebutan Tuk Bong, yaitu sebuah bangunan sumber air, yang di bangun menggunakan material susunan batu alam dengan material pasir tanpa batu bata sebagai pendukungnya. Bangunan itu berada disisi jalan penghubung antara jalur semarang solo menuju ke lapangan Tambak Boyo Ambarawa. Dan lebih tepatnya berada di sisi kanan, jika kita berjalan dari jalur Semarang Solo menuju ke Ambarawa.

Banyak yang bercerita tentang keangkeran peninggalan belanda tersebut. Tapi maaf, saya di sini hanya kagum dengan bangunan bangunannya. Untuk mengungkap misterinya, cukup dengar dari cerita orang lain saja. Saya berusaha menulis tentang sedikit sejarah melalui analisa yang saya lakukan. Karena, minimnya Informasi tentang sejarah pembangunani tersebut, saya pribadi tidak bisa memberikan informasinya secara detail dan panjang.  


Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen

Tuk Bong ini di bangun sebelum penampungan airnya, walaupun pembangunannya terjadi pada tahun 1916, akan tetapi, ada yang membedakan tentang pelaksanaan pembangunan tersebut. Yaitu perbedaan pada tanggal dan bulannya. Lebih duluan Tuk Bongnya jika di banding dengan penampungan airnya. Saat pembangunan Tuk Bong masih berjalan, pembangunan penampungan air pun segera di laksanakan. Ketika Tuk Bong selesai di bangun, maka dengan selisih waktu yang tidak lama, penampungan air tersebut sudah siap untuk di pergunakan.

Setelah air di tampung, selanjutnya air tersebut di distribusikan ke rumah rumah Sinder yang berada di kawasan perkebunan tersebut. Bangunan penampungan air dan rumah sinder berada di dataran tinggi dan keberadaan bangunan tuk bong berada di dataran rendah. Lalu bagai mana cara belanda mendistribusikan air tersebut dengan kontur tanah yang berbukit. sedangkan jarak penampungan air dengan tuk bong kisaran 500 meteran. Sing Tenang, belanda sudah mempersiapkan pompa air yang di sebut dengan Pompa Hidram Atau Water hammer, jadi Pompa tersebut bekerja tanpa bantuan energi listrik.

Loh, lah kok bisa .. ???
Nih, simak cara kerja Pompa Hidram.

Pompa Hidram, merupakan pompa air tanpa listrik yang di pergunakan untuk menyedot air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi, secara automatic. Tenaga yang di hasilkan adalah dari air itu sendiri. Yaitu adanya tinggi air jatuh yang di gunakan untuk menekan katup yang terdapat pada pompa hidram dan mengakibatkan efek tekanan balik air ( water hammer ).

Wuiiiih, kerennn yaa mas .. !!!
Loh Jangan salah, sebelum mengadakan pembangunan, kolonial belanda sudah memperhitungkan secara keseluruhannya, yang sulit bagi mereka, selalu ada solusinya.

Kira kira pompa air tersebut masih ada ndak mas ???
Informasi dari Pak Paidi, Pompa Air tersebut telah raib di curi orang yang tidak bertanggung jawab.


Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen


Tuk Bong Perkebunan Kopi Asinan, Bawen

Tidak begitu banyak informasi yang saya terima tentang sejarah pembangunan tuk bong tersebut. Hanya beberapa penelitian pribadi, yang di hasilkan dari pikiran yang malas ini.

Oke, selanjutnya kita akan membahas tentang bangunan megah, berupa rumah sinder yang berada di tengah tengah perkebunan kopi asinan tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI