Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi Di Belakang Komplek Masjid Agung Demak
Setelah mengadakan kunjungan ke suatu tempat, yang di duga Makam Syech Maulanan Ibrahim Al Maghribi. Rasa penasaran itu kembali terselubung di dalam pikiran saya. Karena, sebelumnya, kabar yang sama datang menghampiri. Tentang keberadaan makam Ulama yang di duga makam Syech Maulanan Ibrahim Al Maghribi. Namun makam tokoh Ulama' tersebut berbeda beda tempatnya. Sebenarnya itu lah yang membuat rasa penasaran ini mulai timbul. Kok bisa yaa, makam satu tokoh yang sama tapi memiliki tempat pemakaman yang berbeda .. ??? Hayuk, kita ari tahu keberadaan makam Tokoh tersebut. Karena, sepengetahuan saya pribadi, Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi hanya ada di Kabupaten Gersik, Provinsi Jawa Timur.
Pembuktian saya pertama kali mendatangi komplek makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi yang berada di Dukuh Pantaran, Desa Candisari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Memang warga atau lapisan masyarakat meyakini bahwa makam tersebut merupakan makam salah satu tokoh Ulama' besar yang pernah hidup di masa kiprahnya Wali Songo di dalam dunia dakwah Islam. Pada masa kejayaan Kerajaan Demak dengan Sultan atau Raja Yang bernama Raden Fattah kisaran tahun 1478.
Pembuktian dan kunjungan ke dua kalinya, kebetulan keberadaan lokasi makam tersebut dekat dengan wisata pantai Parangtritis dan pantai Parang Koesoemo. Lebih tepatnya berada di puncak Bukit Sentono, Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Ygyakarta. Warga sekitar juga meyakini bahwa, makam tersebut adalah makam Ulama' besar yang berasal dari Maroko, termasuk dalam Anggota dewa Wali Songo.
Yang berikutnya, kunjungan saya mengarah ke daerah timur laut, lebih tepatnya di Kabupaten Demak yang terkenal dengan sebutan kota Wali. Nah, di Kabupaten Demak inilah secara saya mendapatkan kabar dari salah satu teman, yang secara kebetulan berasal dari daerah tersebut. Kabar itu saya terima setelah kunjungan saya ke Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi yang berada di Kabupaten Bantul DIY. Selang waktu kunjungan kisaran hampir tiga minggu lamanya. Dari salah satu teman mengabarkan bahwa, di belakang Masjid Agung Demak juga terdapat satu makam dengan sebutan Syech Maulana Ibrahim al Maghribi, satu komplek dengan makam makam Raja raja Demak, lebih tepatnya berada di sisi sebelah selatan komplek makam Sultan Trenggono. Di bawah pohon bunga kemuning dan rimbunan pohon kamboja. Makam tersebut di bangun bersamaan dengan makam makam yang berada di belakang Masjid tersebut. Akhirnya tanggal 2 bulan September tahun 2023 kemarin, saya memutuskan untuk mengadakan kunjungan untuk menziarahi makam Ulama tersebut.
|
Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi
Sempat Kesasar dua kali, karena mengikuti google map. kesasar ddari perjalanan yang pertama, dalam tampilan google map tersebut, juga terdapat Makam syech Maulana Ibrahim Al Maghribi di Dusun Krajan, Desa Poncoharjo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Kisaran 4 km dari Masjid Agung Demak. Memang benar keberadaan makam tersebut, cuma ada beberapa hal yang di sayangkan. Yaitu, konstruksi bangunan makam yang lama di ganti dengan konstruksi bangunan makam yang baru dengan material pasir atau di beton.
Yang keduanya, posisi sudah di lingkungan Masjid Agung Demak. Cuma, kita memang di arahkan untuk mengunjungi makam salah satu tokoh penting di komplek makam tersebut. Keberadaan makam yang di tuju berada diluar komplek bangunan masjid. Komplek makam Astana Sentanan lebih tepatnya. Terdapat maka makam sepuh, dengan langgam Demak Adipati Unus, periode 1830 an, dengan material bangunan makam dari koral atau dari batu karang. Sebenarnya bukan kesasar, tapi memang sengaja di arahkan ke komplek makam makam tersebut. Karena, beliau beliau juga butuh di doakan.
Akhirnya kita berlanjut menuju komplek makam yang berada di dalam komplek bangunan Masjid Agung Demak. Kita tidak melewati gapura masuk yang dari arah depan, melainkan kita melewati gapura masuk yang berada di belakang Masjid. Pada saat akan memasuki gapura, sempat menanyakan tentang keberadaan Makam yang saya maksud, pertanyaan itu saya lontarkan kepada beliau, salah satu pedagang aksesoris religi yang membuka lapaknya di belakang masjid Demak. Dan Alhamdulillah, mendapatkan arahan dari beliau yang menyatakan bahwa, tentang kebenaran keberadaan makam tersebut.
|
|
Makam Syech Amulanan Ibrahim Al Maghribi
Sebelum mengunjungi makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi, terlebih dahulu, kunjungan yang utama tertuju pada makam Para Sultan Demak dan keluarganya. Karena, memang beliau beliau lah yang di sepuhan sebagai para pemimpin dalam sistem pemerintahan.
Setelah ziarah ke makam para Sultan Pemimpin Kerajaan Demak, melanjutkan ziarah ke makam yang menjadi tujuan awal, Yaitu makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi. Di dalam perjalanan menuju makam beliau, di sini saya masih terpukau dengan bangunan makam kasepuhan yang berada di komplek Masjid Agung Demak. Walaupun kebanyakan bangunan jirat makam sudah di ganti dengan yang permanen, dari susunan jirat batu di ganti material campuran pasir. Tapi disini masih terlihat wibawa dari kearifan lokalnya. Pahatan Nisan yang masih asli, dengan material batu andesit.
Di komplek makam kasepuhan demak ini, kita bisa menjumpai makam dari berbagai masa, berbagai langgam dan berbagai jenis materialnya. Di komplek makam kasepuhan ini juga, nisan nisan sepuh masih terpasang dengan aslinya. Bahkan nisan paling sepuh atau paling tua masih banyak kita jumpai pada masa pemerintahan Raden Fattah, dengan langgam demaknya, yang menjadikan ciri khas nisan atau identitas daerahnya.
Bukan langgam demak saja, melainkan, makam makam sepuh berbagai langgam juga bisa kita lihat di komplek makam ini. Bahkan, ada dua pasang nisan, dua pusara, dengan langgam Troloyo. Nah, langgam nisan troloyo tersebut, merupakan ciri khas atau identitas seseorang yang di makamkan, berasal dari daerah troloyo jawa timuran, yang mengabdikan dirinya dipemerintahan demak.
Yang berikutnya, masih dalam perjalanan menuju makam Syech MAulana Ibrahim Al Maghribi, di sepanjang jalan menuju makam, kita bisa menjumpai makam makam sepuh berbagai masa dan berbagai langgam. Pahatan nisan dengan langgam Cirebonan, masa Mataram Islam awal, Langgam Cirebonan, masa mataram Islam Amangkurat. Masa Pakubuwono tahun 1800 dengan pahatan demak Adipati Unus, Masa Pakubuwono 1830 an, dengan nisan pahatan panturanya. |
|
Gapura Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi
Sesampainya di depan komplek makam Syech Maulanan Ibrahim Al Maghribi, ada yang lebih menarik lagi dari strutur bangunan Ambang Pintu makam. Bangunan miniatur masa Transisi hindu, masih di terapkan dalam bangunan gapura makam beliau. Konsep bangunan gapura makam beliau merupakan arsitek lama, yang sudah ada sejak kejayaan Kerajaan Majapahit. Kalau saya menyebutnya gapura bentar, yang mengadopsi bangunan Gapura Ringin Lawang yang berada di Mojokerto Jawa Timur.
Cuma bedanya, kalau Gapura Ringi Lawang menggunakan bahan material Banon atau batu bata merah kuno, sedangkan gapura masuk ke Komplek Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi mrnggunakan Material cor dan di cat warna hitam. Bangunan tersebut di padukan dengan miniatur tajuk Masjid Agung Demak, yang memiliki hiasan mustaka di pagian puncaknya. Perpaduan tersebut menggambarkan bahwa, Keyakinan Islam masih memegang teguh budaya tinggalan dari leluhurnya yang menganut Hindu.
| Makam Tokoh tokoh Penting Pada Masa Kejayaan Demak
|
Di luar bangunn komplek makam, kita masih bisa menjumpai dengan pahatan dan tipe nisan yang sama. Karena, menurut saya pribadi, nisa dengan tipe yang sama, dengan langgam yang sama, masih ada kaitan erat dengan beliau Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi. Entah itu dari masa, entah itu memiliki kaitan erat antar ulama', yang jelas, nisan tersebut memberikan keterangan bahwa, makam yang di luar komplek dengan makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi, pada masanya beliau beliau pernah bertemu dan saling tegur sapa.
| Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi
Setelah kita masuk ke komplek makam tersebu, sebelumnya kita tetap minta ijin sama orang orang yang memiliki tugas mulia, yang merawat masjid dan makam para ulama dan suhada'.
Alkhamdulillah, ternyata beliau beliau memberikan ijin dengan ramahnya, kita di persilahkan masuk dan kita di persilahkan untuk mengabadikan moment yang istimewa ini.
Akhirnya, mulailah acara ziarah ini dan terlaksana dengan lancar pada akhirnya.
Jika kita melihat kondisi bangunan makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi. Bangunan pagar yang mengelilingi makam beliau dalam kondisi baik, lantai makam beralaskan keramik bersih dan sangat terawat. Dari nisan masih terlihat dengan keasliannya. Cuma, bangunan jirat makam tersebut sudah di ganti dengan keramik. Bandunan makam atau komplek makam beliau di rimbuni pohon yang lumayan cukup besar dan rindang. Pohon kemuning namanya dan beberapa pohon kamboja, yang menunjukan ciri khas tubuhan di pemakaman. |
|
|
Makam Engking Koesoemo
Di dalam komplek makam beliau, terdapat dua makam yang memiliki langgam yang sama, pahatan yang sama, tinggi, tebal dan lebar yang sama, bahan materialnya pun juga sama. Yang satu makam Syech Mulanan Ibrahim Al Maghribi dan yang satunya lagi adalah makam salah seorang Abdi Kerajaan Demak bernama Engking Koesoemo. Hanya yang membedakan kedua nisanh tokoh tersebut adalah pada pahatan Purnama Sidinya, yang terpahat pada bagian penampang luar nisan Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi. Pahatan Purnama Sidi tersebut bertulisakan Dua Kalimah Sahadat. Menunjukan bahwa beliau merupakan tokoh yang berpengaruh di masanya. Apakah beliau seorang ulama .. ??? Jawabanya adalah Iya, beliau merupakan seorang tokoh Ulama' besar.
Apakah beliau termasuk abdi kerajaan yang memiliki peran serta dalam sistem pemerintahan .. ??? Jawabanya adalah Iya, beliau salah seorang Abdi Keraton yang meiliki jabatan penting di masanya.
Jika berbicara tentang diantara makam yang sudah saya kunjungi, khususnya makam Syech Maulana Ibrahim al Maghribi, yang tersebar di berbagai daerah, makam manakah yang tergolong paling sepuh .. ???
Jawaban saya adalah, semua tergolong sepuh, dan beliau beliau memiliki tingkatan dan ilmu tasyawuf yang sama. Beliau beliau semua adalah tokoh Alim Ulama' yang sama sama memiliki pengaruh di sistem pemerintahannya. Sama sama pendakwah, walaupun mungkin, cara caranya yang berbeda, dengan tujuan yang sama.
Cuma perbedaannya terletak pada masa kehidupan beliau, coba kita urutkan dari Demak
Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi, yang berada di belakang Masjid Agung Demak, beliau pernah memiliki sepak terjang pada masa pemerintahan Kejayaan Kerajaan Demak, kisaran abad 14.
Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi, yang berada di Dusun Pantaran, Desa Candisari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, memiliki seni pahat ukir langgam Mataram Islam Hanyokrokusuman Ageng. Kisaran tahun 1600 an.
Sedangkan Makam Syech Maulana Ibrahim Al Maghribi yang berada di Dusun Pancingan, Desa Parangtritis, Kecamayan Kretek, Kabupaten Bantul DIY. Belum bisa memastikan. Krena, sama sekali belum pernah melihat bangunan jirat makam atau melihat lansgung pahatan nisannya.
Banyak yang harus kita ketahui dari pelajaran itu semua. Karena apa .. ??? Karena, leluhur kita sudah mewariskan hasil teknologi di masanya, untuk di pelajari dan di cermati. Gunanya untuk apa .. ??? Gunanya untuk mempererat persatuan beda keyakinan. Karena, banyak sekali product hindu yang di adopsi dan di terapkan pada bangunan pemakaman muslim dan bangunan tempat ibadah umat muslim, seperti msajid Agung Demak dan Masjid Agung Kudus.
Pada intinya, kita di wajibkan bersatu tanpa memandang ras dan agama, leluhur kita yang bicara dengan pesan yang di torehkan lewat pahatan pahatan bangunan makam dan batu nisan Nisan.
|
Komentar
Posting Komentar