PERNAH TERTIMBUN MATERIAL LETUSAN GUNUNG BERAPI RIBUAN TAHUN
Desa sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Merupakan salah satu desa dari 15 desa di Kecamatan Dukun yang mempunyai jarak 24 km dari kota. Secara geografis Desa Sengi sendiri terletak di perbatasan dengan sebelah utara Kecamatan Sawangan, Sebelah Timur Kabupaten Boyolali, sebelah selatan Desa Patean dan sebelah barat desa sewukan.
Letak geografis tanahnya berbentuk pegunungan dengan lahan sebagian besar di manfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian, sehingga sebagian besar masyarakat desa adalah petani dan petani penggarap.
Desa sengi merupakan salah satu tempat yang memiliki tanah sangat subur. Maka tidak heran jika pada masa Kerajaan Mataram Kuno, Raja yang memerintah pada masa itu, selalu mengutamakan kesejahteraan Rakyatnya. Contoh dengan adanya sistem pertanian dan pembangunan tempat pemujaan atau komplek percandian menurut sektnya. Hingga sampai saat ini, bangunan candi tersebut masih tetap bertahan dengan megahnya walaupun, kondisinya sangat berbeda dengan masa itu. Yang nampak jelas dan masih bisa di rasakan sampai saat ini adalah sistem pertanian yang masih di terapkan. Dari sistim pertanian tersebut, telah banyak menghasilkan orang orang yang cerdas di bidang pertanian. Sehingga Orang orang tersebut ikut berperan dalam menghasilkan bahan pangan yang mampu mencukupi kebutuhan sehari hari dan meningkatkan pertumbuhan perekonomi masyarakat.
Tidak hanya dari segi pertanian saja, pendongkrak pertumbuhan perekonomian lain yang di rasakan hasilnya sampai saat ini adalah, ramainya wisatawan luar daerah, yang mengadakan kunjungan ke komplek percandian walau pun hanya sekedar berwisata atau melakukan penelitian. Hingga sampai terciptanya usaha mikro yang berdiri di sekitar percandian.
Bukti tinggalan masa Hindu Siwa, yang masih terlihat di desa sengi hingga sampai ssaat ini. Tinggalan berupa tiga bangunan candi yang terbilang cukup besar dan megah. Bagi saya pribadi, Desa Sengi saya anggap salah satu daerah yang memiliki warisan dari leluhur Nusantara. Jajaran bangunan candi yang berdekatan itu membuktikan bahwa, Desa sengi merupakan suatu daerah yang berharga bagi Pemimpinnya masa itu, dengan bukti yang masih bisa terlihat dan di nikmati hingga sampai saat ini.
Selain kokoh dan megahnya bangunan candi, pada masa lalu candi tampaknya di bangun dengan perencanaan dan pemikiran yang sangat matang. Pembagian kerja para pekerja pembuat candi juga sangat jelas. Sehingga, kolaborasi merka menghasilkan bangunan candi tak hanya indah namun juga terlihat megah dan kokoh.
 |
Bangunan Candi Pendem
Berdasarkan kitab Manasara Silpasastra, tata pembangunan Candi meliputi perencanaan untuk candi, mencari lokasi untuk membangun candi, menguji tanah untuk menentukan tingkat kesuburannya, menyiapkan tanah, pembuatan Vastupurusamandala ( denah suci ), membuatkan denah dan menempatkan sesuai rencana ruang pada mandala serta pengerjaan fisik, seperti penumpukan batu dan membuat ornamen.
Memang bangunan candi itu sendiri, di bangun pada sebidang tanah yang subur. Kenapa demikian .. ??? Karena, penentuan lokasi merupakan bagian yang sangat penting. Lahan calon lokasi candi harus suci, keramat, tenang dn jauh dari keramaian. Lahan juga di pandang menyimpan kekuatan dewa, atau menyimpan kekuatan supranatural yang bersemayam.
Penentuan lahan ini memerlukan kajian yang mendalam oleh kaum Brahmana. Lahan yang bisa di gunakan untuk candi misalnya, hutan yang lebat, lereng gunung dan lebih dekat dengan rangkaian pegunungan. Di tepian lahan subur yang produktif atau juga dekat dengan sumber suber mata air dan pertemuan dua sungai. Nah, bangunan cand di jawa bisa di temukan di lokasi lokasi tersebut.
|
 |
Bangunan Candi Pendem
Sama halnya dengan candi Pendem di komplek Desa sengi ini, Bangunan tersebut masuk dalam kriteria yang di sebutkan. Antara hutan, atau lahan produktif. Akibat letusan gunung berapi, materialnya menimbun bangunan candi tersebut dan di temukan kembali pada tahun 1929noleh masyarakat sekitar. Yang tengah menggarap lahanya. Setelah di laporkan kepada pemerintah setempat, pada masa kolonial Hindia belanda. Pengglian atau eskavasi pertama kali di pelopori oleh tuan De Plink. Bangunan candi tersebut berbentuk bujur sangkar dengan panjang 11,9 meter dan lebar 11,9 meter.
Candi Pendem di bangun pada abad ke 9, pada masa pemerintahan kerajaan mataram kuno. Pada saat itu, kerajaan matara kuno masih di bawah pimpinan Maharaja Kayuwangi Dyah Lokapala. Raja tersebut merupakan raja ke 8yang memerintah pada tahun 855 - 885 M. Sehingga, bangunan candi ini termasuk salah satu percandian dengan sekte Siwa. |
 |
Relief Candi Pendem
Menjadi salah satu peninggalan kerajaan matara kuno, lokasi candi ini tidak jauh dengan beberapa candi hindu lainnya. Lokasi candi Pendem berada di antara Candi Lumbung dan Candi Asu. Di mana kemudian ketiga bangunan candi tersebut, disebut sebut dengan komplek Candi Sengi. Di tinjau dari seni arsitekturnya, melalui percandian di desa sengi. Adanya candi Pendem ini di hubungkan dengan Prasasti yang ada. Prasasti yang di temukan pada komplek bangunan candi sengi adalah Srimanggala II, Kurambitan I dan Kurambitan II. Pada ketiga Prasati tersebut menyebutkan adanya keberadaan Dharma di salingsingan. Prasasti salingsingan memiliki angka tahun 802 saka atau 880 M.
Di mana Prasasti tersebut berisi tentang danan kebaktian Sri Maharaja Rakai Kayuwangi kepada Bhatara di Salingsingan. Ketiga Prasasti yang di temukan di sekitar candi sengi berisi Sang Pamgat Hino Pu Apus menetapkan Dharmmanya di salingsingan. Sedangkan menurut Prasasti Wanua Tengan III, pada tahun 880 M berada di bawah kekuasaan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.
Prasasti Wanua Tengah III yang berisi Urutan Raja - raja pemimpin Kerajaan Mataram Kuno sebagai penguasa daerah Jawa Tengah pada masanya. Dengan menggunakan dasar dari Prasasti ini dn dihubungkan dengan Prasasti Salingsingan, maka di pastikan bahwa Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala merupakan Pemimpin Kerajaan saat dibangunanya ketiga Candi Sengi. |
 |
Pahatan Arca Ghana Candi Pendem
Setiap bangunan Candi di buat semegah dan seindah mungkin. Maka dari itu, pada kulit luar bangunan candi, pada dinding selasar atau kaki bangunan candi, tidak mungkin di biarkan kosong begitu saja. Mestinya, akan dibuatkan oranmen ornamen dari segi pahatan di sebut dengan reliaf. Contoh saja pahatan atau relief sulur gelung yang keluar dari jambangan, Seekor burung bangau yang membuka lebar lebar sayapnya, pahatan arca dan pahatan relief Ghana, semua itu sudah ada bagiannya masing masing. Secara struktur kerja, pahatan pahatan relief tersebut di buat salah seorang yang sudah di percayakan tentang jenis tugas dari bidang pekerjaanya, yaitu Sang Taksaka adalh orang yang memiliki suatu pekerjaan di bidang pemahat relief dan jenis arca.
|
Penamaan dari Candi ini dikarenakan bentuk bangunan candi yang berada di dalam tanah atau terkubur. Pendem sendiri berasal dari bahasa jawa yang berarti pendam. Oleh sebab itu, penamaan candi pendam ini dikarenakan kondisi bangunan candi yang terlihat terpendam.
Bangunan Candi ini hanya tersisa pada bagian selasar saja, apabila di amati lebih detail, bangunan candi memiliki hiasan motif sulur gelung yang keluar dari jambangan. Yang berada di bangian tengah ikal sulur merupakan burung bangau yang membuka lenbar sayapnya. Keberadaan panel tersebut di apit pilaster yang bersebelahan dengan relief Ghana.
 |
Sumuran Candi Pendem
Bangunan candi tidak luput dengan Sumuran candi, di mana bangunan sumuran tersebut berada pada bangian tengah ruang utama Candi. Pada bagian dasarnya akan di tanam peripih yang di isi denga logam logam mulia atau jenis biji bijian. Sebagai unsur senyawa bangunan candi. Setelah peripih di letakan di dasar sumuran, perihal berikutnya akan menutup sumuran tersebut, sehingga menjadi lantai ruangan utama. Lalu berikutnya, di atas lantai akan di dirikan sebuah pahatan Arca berbentuk Dewa atau sarana pemujaan lainnya seperti Lingga dan Yoni. |
 |
Bangunan Candi Pendem
|
Keunikan dari bangunan candi ini adalah di temukan berbagai lubang lubang yang digunakan untuk permainan dakon, pada bagian batur sudut barat daya bangunan candi.
keberadaan candi ini di tengah lahan persawahan. Keberadaannya masih terus di lestarikan dengan perawatan candi yang selalu di lakukan oleh pihak pemerintah desa dengan tokoh dan masyarakatnya.
Keberadaan bangunan candi di suatu daerah, merupakan sumber inpirasi untuk memajukan sistem penataan perekonomian suatu daerah di pedesaan. Makanya tidak heran, jika leluhur nusantara sudah menyiapkan jalan untuk sebuah gagasan. Tinggal bagai mana cara kita melakukan untuk pemanfaatan warisan tersebut. Semua bisa berkembang karena pola pikir kita yang bisa di mulai dri titik paling rendah. Sehingga, bisa menimbulkan dampak positif yang besar bagi lingkungan dan luar daerah.
Komentar
Posting Komentar