STASIUN JAMBU AMBARAWA

 Stasiun Mungil Dengan Pemandangan Pegunungan Yang Exotice

Sebuah bangunan yang dibangun sendirian di atas lahan produktif. Pernah menjadi saksi kesibukan dan hiruk pikuk keramaian warga pribumi dan orang belanda kala itu. Mjereka berbaur, bercengkerama dengan bahasa yang berbeda dimasanya. Sebuah bangunan stasiun kecil, yang menjadi saksi kegagahan, ketangguhan Kereta Api Uap butan Jerman kala itu. Iya Benar, kereta api uap B 25 buatan Pabrik Esslingen ( Jerman ), yang mulai di operasikan pada tahun 1902.

Stasiun Jambu Ambarawa

Kalau di hitung umur, kereta api uap tersebut, sudah mencapai kisaran 121 tahun. Yang seharusnya, B 25 tersebut sudah udzur atau sudah saatnya masuk ke dalam museum dan dijadikan sebuah pajangan. Tapi, dengan kenyataanya, hingga sampai saat ini, B 25 masih berjalan dengan gagahnya, masih bisa berjalan dengan tangguhnya, Masih tetap setia menghampiri penumpangnya. Walaupun keadaan sudah berubah, penumpang yang berbeda dan sangat terbatas. Untuk saat ini, Kereta Api B 25, hanya melayani penumpang yang bertujuan  wisata saja dan bernostalgia. Perjalanan reguler dengan rute Stasiun Willem I menuju ke Stasiun Tuntang, dan kembali lagi ke Stasiun Willem I. Sembari menikmati pemandangan alam sekitar di sepanjang perjalanan.

Stasiun Jambu Ambarawa

Di stasiun kecil ini, salah satu bangunan yang sering kali di jadikan trasit loko B 25 di masanya. Stasiun kecil yang mampu mempereratkan persaudaraan dari beda ras, beda budaya, beda keyakinan, dan beda asal. Disini, di dalam bangunan kecil ini, yang mampu menampung muatan barang dari penumpang. Dan, bangunan mungil ini pula yang mampu melindungi dari teriknya matahari dan dinginnya air hujan kala itu, dengan berdiri di bawah atapnya, sembari menunggu loko yang datang menghampirinya.


Stasiun Jambu Ambarawa

Dalam sejarahnya, stasiun ini di bangun bersama dengan pembangunan jalur kereta api  Secang - Ambarawa. Jalur ini, termasuk jalur kereta api pegunungan yang menggunakan rel bergerigi. Menghubungkan kawasan strategis militer hindia belanda di kota Magelang dengan Benteng Willwm I di Ambarawa. Hal ini sebenarnya memiliki tujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 februari 1905, jalur sekmen ini selesai di bangun. Pada tahun 1976, jalur kereta api ini resmi di tutup. Akan tetapi, untuk mendukung dan mempertahankan operasi tersebut. Museum Kereta Api Ambarawa membuka jalur sampai ke stasiun bedono saja.

Stasiun Jambu Ambarawa

Hanya satu layanan kereta api yang melayani stasiun ini, yaitu kereta api wisata Ambarawa ke Bedono, yang di tarik lokomotif uap dan di jalankan dalam format sewa. Mengingat usia lokomotif tersebut tidak mungkin jika harus di jalankan secara reguler. Di stasiun ini, lokomotif yang menarik kereta akan berganti posisi. Yang semula berada di depan, dengan posisi menarik. Akan berpindah haluan kebelakang dengan posisi mendorong rangkaian gerbong. Dan untuk sekaarang ini, rute keereta api tidak lagi melayani Stasiun willem I ke stasiun Bedono. Melainkan, dari stasiun Willem I menuju ke stasiun Tuntang.

Stasiun Jambu Ambarawa

Tidak begitu banyak tentang apa yang harus di ceritakan lagi, untuk stasiun mungil dengan sejarah panjangnya. Hanya takjub dan mengagumi tinggalan masa lampau, yang setiap saat harus di kabarkan kepada mereka mereka, generasi berikutnya. Bahwa, wilayah semarang mengukir sejarah tentang perkeretaapian, yang di tunjuk dan dibangun pertama kali masa pemerintahan kolonial belanda. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA