TEMUAN CANDI DI KALIWUNGU SELATAN

 Temuan Candi, Kaliwungu Kendal

Candi Kedungsuren, Alas Darupono


Candi Kedungsuren, Kaliwungu Selatan

Setelah Beberapa kunjungan Situs bersejarah yang berada di Alas Darupono, mulai dari situs lapik arca, jembatan masa colonial, kali ini kita mengunjungi situs bangunan Candi yang baru di temukan oleh warga pada bulan september tahun 2021, dan telah di survei dari pihak BRIN dan Dinas P dan K, pada oktober tahun 2021. Dalam kunjungan ke beberapa tempat keberadaan situs tersebut, kita di temani oleh beberapa pemuda yang asli dari Kabupaten Kendal.

Yang Pertama ada Mas Fikri A.e

Beliau merupakan Tim TACB dari Kabupaten kendal

Yang ke dua ada Mas Age Karisma, Beliau Pakar Sejarah di bidang Sejarah Perjuangan Indonesia.

Yang ke tiga ada Kang Mas Roso, Ahli Sepiritual

Yang Ke empat ada Mas Abidoeng Zainal, Beliau ahli dan Mempunyai ciri khas tentang penelitian Benda Keramik Kuno.

Beliau beliau ini termasuk Pemuda yang menaungi atau pemuda yang ikut berkontribusi didalam komunitas yang di sebut Kendil Wesi.

Kolaborasi blusukan dengan Komunitas Dari Semarang yang bernama Dewa Siwa. Bukan hanya sekali atau dua kali saja, ita mengadakan acara blusukan seperti ini, kalau tidak salah, ini yang kelima kalinya. Dan untuk yang ke enam kalinya baru kita rencanakan blusukan bersama 3 komunitas besar yang berada di Kabupaten Temanggung. Doanya yaa gaes, Semoga acara tersebut berjalan dengan lancar dan aman.

Ternyata, desa yang kita kunjungi mempunyai kisah cerita yang sangat istimewa. Mulai dari legenda cerita rakyat, dan unsur cerita sejarahnya. Di sini saya pribadi tidak akan menceritakan Sejarah desa tersebut. Melainkan, ikut belajar mengkaji bab ilmiah tentang penelitian kecil dan bermanfaat untuk saya, syukur syukur bermanfaat untuk orang lain. 

Desa kedungsuren memiliki tiga dusun yang terdiri dari dusun krajan timur, dusun krajan barat, dan dusun glandang.

Batas wilayah Desa kedungsuren yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Magelung Sebelah Selatan : Kecamatan Singorojo Sebelah Timur : Desa darupono Sebelah Barat : Desa Sidomakmur

Desa kedungsuren berada di daerah dataran rendah dengn Luas 934.824 Ha. Yang terdiri dari 130.000 Ha tanah sawah, 223.324 Ha Tanah Kering, 75.500 Ha tanah fasilitas umum,dan 506.000 Ha tanah hutan.

ternyata desa ini memiliki harta karun yang tersembunyi, kira kira ratusan tahun tertimbun tanah. Harta karun yang tidak ternilai harganya, yaitu bangunan candi. Adalah maha karya leluhur nusantara yang di wariskan kepada kita semua. Yang jelas untuk dipelajari keberadaannya.

mari kita kupas :

Candi Kedungsuren, Kaliwungu Selatan

Nama Candi menurut asal muasal dari salah satu nama untuk Durga sebagai Dewi Maut yaitu Candika. Dalam mitologi Hindu, Dewi Durga disebut sebut sebagai Dewi Maut yang dihubungkan dengan dewi kematian. Jadi, candi adalah sebuah bangunan untuk memuliakan orang yang telah meninggal. Khususnya untuk para raja dan orang – orang terkemuka.

Dalam arti bukan orang yang meninggal dikuburkan dalam candi, melainkan bermacam-macam benda yang dinamakan pripih dan dianggap sebagai lambang zat-zat jasmaniah dari sang raja yang telah bersatu kembali dengan dewa penitisnya. Sedangkan mayat dari seorang raja tersebut dibakar dalam sebuah upacara ritual, abu tersebut dihanyutkan ke laut.

Dalam serangkaian upacara untuk menyempurnakan roh, maka pada akhirnya, setelah lepas dari alam kemanusian dan menjadi dewa, didirikanlah bangunan suci untuk menyimpan pripih tadi dan selanjutnya diletakkan di dalam dasar bangunan. Bangunan inilah yang kemudian disebut dengan candi. Istilah kata candi, yang berubah penyebutannya menjadi " Canden ", kalimat tersebut masih di pergunakan didaerah Jawa Tengahan dan Daerah Istimewa Jogjakarta untuk suatu tindakan atau suatu pekerjaan dalam pemakaman.

sum: kemdikbud jawa tengah


Candi Kedungsuren, Kaliwungu Selatan

Poto kiriman dari mas Fikri A.e, Saat melakukan survei lokasi temuan struktur bangunan Candi.

Jika melihat dari kontur tanah yang sangat subur dan luas, pernyataan dari Mas Fikri pun sangat mengejutkan. Bahwa, temuan struktur pondasi bangunan Candi ada ditiga titik dari tempat yang berbeda. Dalam arti berbeda adalah Luas dan Persialnya Struktu Bangunan Candi tersebut. Dugaan semetara, tiga vondasi tersebut pernah berdiri bangunan Candi Induk, Candi Pervara dan Candi Apit. Dengan Hadap atau menghadap arah mata angin Ke Barat dan timur. Bangunan Vondasi Candi Berdiri diatas dua lapis Banon atau bata kuno yang di jadikan alas struktur tersebut. Candi dibangun dekat dengan aliran Sungai Blorong yang terdapat Tempuran. Aliran sungai tempuran adalah, pertemuan dua arus sungai yang menjadi satu. Jadi istilahnya, pertemuan sungai itu di sebut tempuran atau pertigaan arus sungai. 

Candi Kedungsuren, Kaliwungu Selatan

Temuan kemuncak dan beberapa panel lainya seperti Antefiks.
Panel panel tersebut ditemukan saat di lakukan survei pada bulan oktober tahun 2021, yang sudah saya sebutkan di awal.

Pada umumnya, kemuncak candi hindu disebut dengan ratna dan kemuncak candi buddha di sebut dengan stupa. Untuk Keberadaan panel itu sendiri, terdapat pada bangunan candi bagian atap paling atas. Untuk penyebutan atap dalam bangunan candi disebut dengan svarloka yang artinya Hunian atau Dunia para Dewa. 

Pada tiap tingkatan atap terdapat mercu atap, yang tiap sisinya berjumlah lima. Berbentuk menyerupai menara semu tapi dalam ukuran yang kecil, dengan perbandingan pada sisi bawah dan atap menara. Mercu atap tersebut mengapit tumpal yang berada diantaranya. Keberadaan mercu itu sendiri, terdapat pada bagian atap tingkat pertama, kedua dan ketiga.

Bahan untuk kemuncak tersebut dari batu andesit, untuk ukuran tingginya belum diketahui.


Candi Kedungsuren, Kaliwungu Selatan


Candi Kedungsuren, Kaliwungu Selatan

Bahan bangunan Candi menggunakan Banon, batu Bata Kuno. Poto banon di atas merupakan bagian lantai dasar untuk alas berdirinya bangunan.

Candi Kedungsuren, Kaliwungu Selatan

Antefiks adalah, sebuah panel penghias yang terdapat pada bagian selasar mau pun bagian atap. Antefiks memiliki ukiran yang di sebut dengan suluran, sedangkan suluran itu sendiri merupakan tumbuh tumbuhan yang sengaja dipahat pada obyek tersebut. Supaya terlihat anggun dan kesannya memiliki seni pandang yang realistis, istilah gambar mendekati 3D.

Mau memberikan penilaian apalagi tentang karakter bangunan candi di indonesia ini. Saking kagumnya atas hasil karya leluhur Nusantara, sampai tidak bisa mengungkapkan perasaan. Karena saking kagumnya. 

Hanya bisa memmberi pesan
Ayo Dolan Candi

Kunjungi
Lindungi
Lestariakan

Dolan Hemat, Picnik Cerdas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI