SITUS CANDIREJO


 JEJAK LELUHUR NUSANTARA, PRINGAPUS

Tepatnya tanggal 18 Agustus 2023, komunitas Dewa Siwa mengadakan blusukan ke situs situs yang memiliki sejarah, memiliki keanggunan, dan memiliki keistimewaan. Blusukan kali ini kita bertemakan " BLUSUKAN KEMERDEKAAN ". Edisi blusukan kali ini, kita mendatangi atau mengunjungi reruntuhan situs Bangunan Candi yang berada di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Secara kebetulan, kita kedatangan tamu yang sangat istimewa, beliau berdua berasal dari Jakarta Timur. Beliau Suami Istri yang mempunyai rasa penasaran, dan ingin tau bagaimana rasanya blusukan ke situs tinggalan leluhur Nusantara dan blusukan ke makam makam tua, yang berada diwilayah Ungaran, bergas dan Pringapus.

Sebelum mmelanjutkan perjalanan ke lokasi tujuan yang akan di blusuki, kita menyempatkan mampir ke situs yang berada di desa Gondoriyo, Kecamatan Bergas, dengan menelusuri ulang jejak tinggalan leluhur berupa reruntuhan Bangunan Candi yang berbahan Baku Bata Merah. Penelusuran tidak ada perkembangan sama sekali, masih sama dengan penelusuran awal kita dulu. Belum menemukan bukti jejak arkeolog yang terpenting lainnya.


Situs Candirejo Pringapus

Selesai dari desa Gondoriyo, Blusukan kita lanjutkan ke sebuah Desa yang berada di Kecamatan Pringapus, durasi waktu tempuh dari dusun Mranak ke Desa yang kita tuju, kisaran setengah jam perjalanan. Itu pun belum masuk ke hutan jatinya. Mungkin, jika di kalkulasi waktunya, hampir 45 menitan.
Sesampainya di lokasi, kita masih bisa menyaksikan komponen komponen batuan candi yang masih tersusun. Komponen komponen tersebut adalah kemuncak, mercu, antefiks, dan batuan balok yang terdapat pada bagian selasar dan dinding.

Situs Candirejo Pringapus

Masih dengan keadaan yang sama, kita pun mulai mengenalkan tentang bagian bagian bangunan candi yang masih terlihat utuh. Termasuk tiap tiap komponen batuan yang terlepas.

Nama Candi menurut asal muasal dari salah satu nama untuk Durga sebagai Dewi Maut yaitu Candika. Dalam mitologi Hindu, Dewi Durga disebut sebut sebagai Dewi Maut yang dihubungkan dengan dewi kematian. Jadi, candi adalah sebuah bangunan untuk memuliakan orang yang telah meninggal. Khususnya untuk para raja dan orang – orang terkemuka.
Situs Candirejo Pringapus


Dalam arti bukan orang yang meninggal dikuburkan dalam candi, melainkan bermacam-macam benda yang dinamakan pripih dan dianggap sebagai lambang zat-zat jasmaniah dari sang raja yang telah bersatu kembali dengan dewa penitisnya. Sedangkan mayat dari seorang raja tersebut dibakar dalam sebuah upacara ritual, abu tersebut dihanyutkan ke laut.

Situs Candirejo Pringapus

Dalam serangkaian upacara untuk menyempurnakan roh, maka pada akhirnya, setelah lepas dari alam kemanusian dan menjadi dewa, didirikanlah bangunan suci untuk menyimpan pripih tadi dan selanjutnya diletakkan di dalam dasar bangunan. Bangunan inilah yang kemudian disebut dengan candi. Istilah kata candi, yang berubah penyebutannya menjadi " Canden ", kalimat tersebut masih di pergunakan didaerah Jawa Tengahan dan Daerah Istimewa Jogjakarta untuk suatu tindakan atau suatu pekerjaan dalam pemakaman.

sum: kemdikbud jawa tengah


Situs Candirejo Pringapus

Jika kita melihat keseluruhan komponen komponen batuan Candi ini, dugaan sementara yang saya pikirkan. Dahulu, Bangunan candi itu sangat komplit Besar dan utuh. Dan jika kita bandingkan, bangunan candi ini memiliki kesamaan pada bangunan candi yang berada di komplek Prcandian Gedong Songo Komplek ke 8 dan 9. Cuma perbedaanya, jika di Candi Pringapus itu bangunan Candinya besar, kalau di Gedong Songo komplek 8 dan 9, bangunan candinya kecil. Bisa membedakan demikian di lihat dari panel kemuncaknya.

Terus, Kira kira ada berapa bangunan candi yang berada di Pringapus .. ???
na, soal berapa bangunan yang di temukan dipringapus, kurang begitu faham. Karena, keberadaan bangunan candi tersebut sudah tidak pada tempatnya. Struktur vondasi candi pun, belum pernah melihat sama sekali.

Tapi, jika melihat pada panel panel yang sudah tertata, dugaan sementara, bangunan candi tidak berdiri sendirian. Melainkan ada bangunan candi perwaranya. Ada juga panel yang terdapat pada bangunan punggung pagar, kemungkinan Candi tersebut berada di tengah bangunan pagar bumi. Jadi jika di terangkan, terdapat bangunan pagar bumi yang mengelilingi beberapa bangunan candi. Sebagai Contoh yang mudah saja, saya tampilkan video Bangunan Candi Sambi Sari Sleman. Sekiranya, denah penataan bangunan candinya seperti itu.

Satu lagi mas, kok tidak terlihat arcanya, walaupun itu cuma sekedar arca yang sudah rusak. Apakah memang tidak ada arcanya mas, masak candi sebesar itu dan semegah itu tidak memiliki arca .. ???

Begini sob, saya pernah mendengarkan cerita dari sumber asli warga setempat yang di tokohkan, beliau bernama Bapak muhammad. Beliau bercerita tentang temuan Arca dengan perwujudan seorang wanita memiliki tangan banyak, sedang berdiri di atas sapi yang duduk, Terus beliau bercerita tentang temuan arca dengan perwujudan Gajah yang berbadan manusia dengan tangan empat di antaranya, yang satu arca seseorang berdiri membawa pentungan dan salah satu tangannya bertolak pinggang. Temuan berikutnya, watu lumpang kotak memiliki dlongopan ( bahasa jawa ) mirip teko, watu lumpang berbentuk kotak dengan lubang tengah berbentuk kotak juga.

nah, sekarang kita definisikan temuan di antaranya yang sudah di ceritakan oleh Pak Muhamad. 

Keempat temuan tersebut, saya pribadi bisa meraba dan menggambarkan.

yang pertama temuan Arca Durga Mahisasuramardini
Yang kedua, Arca Ganesha
Yang ke tiga Arca Mahakala
Yang ke empat Yoni, perwujudan Dewa Brahma dan Dewa Wisnu, yang menjadi simbul Dewi Umma Sakti istri Dewa Siwa.

Keseluruhan temuan itu, konon ceritanya sudah di pindah ke musium. Tapi, musium mana kurang begitu faham. Pak Muhamad bilang, musium yang berada di jogja. Karena, yang mengambi orang berpakaian dinas.
obyek yang saya sebutkan tadi, menurut pak muhamad terbuat dari batu yang berwarna putih agak kecokelatan. 

Antefiks, merupakan komponen bagian selasar juga terdapat pada bagian atap


Situs Candirejo Pringapus

Fragmen Mercu adalah komponen yang terdapat pada bagian atap

Radius kisaran 300 meter, juga terdapat lapik arca di area kebun jagung, lokasi tersebut lebih dikenal dengan kedung sobrah. Yang notabenya, lokasi tersebut menurut saya pribadi merupakan sebua petirtaan kuno, yang di bangun menggunakan material batu bata merah kuno.

Radius 250 meter sisi sebelah utara, terkenal dengan sebutan tegal candi. Nah, berhubung obyek tersebut berada di lahan produktif milik warga, jadi kita tidak bisa melihat salah satu komponen material sisa bangunan tersebut, hanya saja terlihat pecahan batu bata merah saja yang bener bener suag ajur mumur. Di lokasi tersebut, dulu juga pernah di temukan watu lumpang berbentuk kotak yang di duga yoni.


Banyaknya situs cagar budaya, yang dapat kita temui di setiap wilayah wilayah yang memiliki potensi cerita rakyat dan mengandung unsur sejarah bangsa. Contoh desa Candirejo, walaupun cuma sekedar watu lumpang saja, desa tersebut tergolong mempunyai cerita rakyat yang kental dengan pesan moral. Tempat ini pula yang memiliki kisah perjalanan tentang munculnya suatu peradaban. Peradaban masa kuno hingga peradaban masa moderen.

 
Situs Candirejo Pringapus

Setelah menjelaskan beberapa fungsi dari pada komponen komponen batuan candi, kali ini bahasan atau beberapa pendapat tentang watu lumpang.


Situs Candirejo Pringapus


Watu Lumpang merupakan salah satu jenis Benda Cagar Budaya, Yang memang harus di Rawat dan di lestarikan. Karena Menurut saya pribadi, watu lumpang merupakan salah satu jenis benda cagar budaya warisan dari leluhur nusantara. Yang dulu pernah di sucikan untuk kegunaan yang semestinya. Tonggak sejarah desa, Watu Lumpang juga bisa di jadikan penanda munculnya peradaban pada masa itu.

Banyak pendapat yang mengutarakan,tentang kegunaan atau fungsi dari pada watu lumpang tersebut.

Pendapat Pertama

Watu Lumpang Merupakan salah satu penanda suatu wilayah yang di sebut dengan " Krajan ".

Di mana terdapat sebuah desa atau tempat yang berkaitan dengan nama Krajan sebagai toponiminya. Sudah bisa pastikan, lokasi tersebut terdapat situs cagar budaya, minimal watu lumpang dan situs lainya, kemungkin keberadaan sisa bangunan Candi maupun jenis arca Nandi dan Yoni, sebutan luasnya watu lesung atau watu kenteng.

Pendapat Ke dua:

Watu Lumpang sengaja di buat dan digunakan sebagai alat, untuk mempermudah suatu pekerjaan. Sebagai contoh, untuk menumbuk hasil pertanian mau pun untuk alat pengolahan obat obatan herbal di masa itu.
Pendapat Ketiga :

Watu lumpang di ciptakan sebagai alat atau sarana pemujaan dewi kesubura atau Dewi Sri atau Dewi Padi. Dengan cara melakukan upacara pemujaan yang di ikuti oleh lapisan masyarakat pada umumnya.

Pemujaan kepada dewi Sri pun, dilakukan  di tengah tengah tanah yang luas dan lapang, tentunya dengan bacaan bacaan mantera dan doa.

Dengan adanya ritual semacam itu, terciptalah tradisi " Wiwitan ( bahasa jawa ) atau awalan " Tradisi tersebut masih terlaksana hingga sampai sekarang, acara seperti itu masih diadakan khususnya daerah pulau jawa dan bali. Wiwitan adalah, upacara adat yang di lakukan untuk mengawali atau memulainya masa panen. Kebanyakan acara wiwitan di adakan saat mulai panen padi.

Dengan adanya tradisi semacam itu, leluhur Nusantara mewariskan budaya ke generasi berikutnya. Walaupun beda cara berdoa, namun sikap pelaksanaan tetap sama walaupun beda tipis.

Jangan memiliki persepsi yang negatif. 
Karena, kita mempunyai konsep masing masing dalam melaksanakan atau melakukan ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha esa.


Pendapat Ke Empat


Watu Lumpang memiliki pasangan yaitu sebatang Alu ( jawa ) Yang terbuat dari batu Juga. Antara watu lumpang dan alu, Merupakan benda yang di gunakan sebagai sarana untuk pemujaan juga. Pendapat ini memang agak masuk akal jika menurut saya. Alu dan watu lumpang, Merupakan gambaran atau bentuk lingga dan yoni yang belum sempurna.

Setiap masa, Perkembangan pemikiran manusia selalu mengalami perubahan dengan ide kratifnya, untuk membuat suatu gagasan yang masuk logika.

Kalau jaman sekarang, Lingga Yoni Reborn.

Secara keseluruhan pendapat di atas, bagiku masuk di akal semua. Untuk mencari kenenaran tentamg fungsi watu lumpang sangat sulit. Karena, Belum pernah di ketahui atau di temui sebait prasasti yang menjelaskan tentang kegunaan watu lumpang tersebut.


Biarkan manusia berpendapat tentang logika dan nalar yang di gunakannya, Kembalikan pada pendapat yang terakhir. Bahwa, informasi yang memuat tentang kegunaan watu lumpang sangat minim dan belum di ketahui sumber yang jelas.

Tugas saya sebagai penulis atau perangkai sebuah narasi, hanya berbagi sedikit pengetahuan yang saya ketahui saja.

Selanjutnya terserah mereka mereka yang akan menanggapi akan hal ini.


Ikuti Penelusuran kita selanjutnya, Di tempat tempat yang lain tentunya. Dengan kebahagiaan dan kedamaain pengetahuan Umat.

_Hobiku_Sobo_Alas_





#GoesDancoex









Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI