Jejak Peradaban Alas Darupono
Tanggal 6 Agustus 2023 kemarin, Kita mengadakan kegiatan blusukan yang tidak pada umumnya. Biasanya blusukan, kita lakukan di tempat tepat yang di keramat seperti, Makam kuno, bangunan peninggalan belanda, bangunan masjid kuno, dan bangunan candi yang sudah tidak utuh lagi. Namun Kali ini, kita mengadakan blusukan ke dalam hutan yang sangat luas. Alas Darupono namanya, berada di Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal. Jika mmendengar kalimat Alas Darupono, seolah olah Alas tersebut penuh dengan misterinya, mitos yang tersimpan, cerita rakyat yang membalut kesakralannya.
Tidak lupa, kegiatan itu kita gelar bersama Komunitas sejarah yang berasal dari Kabupaten Kendal, istilahe blusukan dengan tuan rumah. Sekumpulan pemuda yang berkompeten di bidang keisejarah. Kita dari Komunitas sejarah Dewa Siwa asal Kabupaten Semarang kolaborasi dengan Komunitas Sejarah Kendil Wesi yang berasal dari Kabupaten Kendal.
 |
Jejak Alas Darupono |
Kegiatan seperti ini, kita lakukan tidak cuma sekali saja. Mungkin, kesempatan ini yang ke empat kalinya. Imbas dari kegiatan tersebut banyak sekali manfaatnya
Jelas yang pertama Menjalin tali silaturrakhmi antar pemuda.
Yang ke dua, denga kegiatan tersebut, dari apa yang belum tau, kita semakin tau tentang perjalanan sejarah bangsa. Memang, Sengaja kita mencari sensasi baru didalam kegiatan tersebut. Seolah olah memiliki kesan yang sangat berbeda. Saya pribadi merasakan seperti berpetualang di dalam hutan, yang bertujuan untuk mengetahui seluas apakah jejak sejarah dari leluhur bangsa kita, khususnya di jawa tengah.
Memang benar, ternyata memiliki pengalama dan kepuasan tersendiri. Mungkinn juga pengalaman seperti ini dirasakan oleh teman teman komunitas lainnya. Alas Darupono merupakan kawasan perhutani dengan tumbuhan jenis Jati yang berseragam dan sangat luas. Sumber yang saya dapat dari jatengprov.go.id menyatakan. Alas Darupono memiliki luas kurang lebih lima haektar.
 Jejak Alas Darupono |
Banyak cerita dan misteri yang membahas tentang sejarah atau suatu kejadian di tempat tersebut. Mulai dari sejarah Mataram kuno, sampai sejarah perjuangan bangsa. Itupun berdasarkan tinggalan tinggalannya. Namun, di sini saya tidak akan membahas sejarah keseluruhannya. Karena, belum ada bukti atau data yang saya temukan.
Perjalanan kita hanya mendatangi situs tinggalan masa kerajaan hindu klasik, yaitu benda Cagar Budaya berupa Lapik Arca. Lapik arca tersebut memiliki ukuran kecil, tidak sama degan lapik arca pada umumnya yang sering kita jumpai. Benda tersebut memiliki ukuran kurang lebih lebar penampang atas 20 cm, tinggi 20 cm, dan penampang bawah sama 20 cm.
|  Jelajah Ajas Darupono
Kondisi Lapik Arca tersebut aus karena lamanya terakan usia, pecah pada bagian sudut bawah dan pada bagian sisi tengah, Patah pada bagian ceratnya. Saat kita melihat dalam gambar, jika memang benar benda cagar budaya itu sebagai lapik arca, kenapa tidak ada lubang berbentuk kotak pada bagian penampang atasnya, yang di fungsikan sebagai pengunci berdirinya Arca .. ???
 | Jejak Alas Darupono
|
Begini ... !!!
Pendapat saya pribadi, jika kita melihat keterangan di atas, yang menyatakan BCB tersebut memiliki ukuran kecil, kenapa harus menggunakan pengunci segala, untuk berdirinya sesosok Arca. Terkecuali lapik itu berukuran besar dan keberadaannya ada di bangunan Candi. Metode seperti itu memang harus di pergunakan, dengan membuat lubang pengunci pada penampang lapik arca. Supaya, jika ada gejala alam arca tersebut masih tetap bediri dengan tegak.
 | Jejak Alas Darupono
|
Apa to yang di sebut dengan lapik arca itu sendiri .. ??? Jadi, lapik Arca adalah suatu komponen yang berbentuk persegi atau bujur sangkar, untuk tempat berdirinya jenis arca yang di puja. Tergantung dengan kondisi dan situasi lingkungannya. Dugaan sementara, lapik arca tersebut dulu pernah berdiri diatasnya sesosok arca Ganesha. Di mana keberadaan Arca tersebut terdapat pada sebuah sumber mata air atau petirtaan. Di seputaran petirtaan itu, arca ganesha tidak berdiri sendiri. Pada umumnya, ada arca yang mendampingi yaitu Arca Durga Mahisasuramardini.
Contohnya : Petirtaan Candi Ngempon Bekas Situs Petirtaan yang berada di desa Gebugan, Kecamatan Bergas. |
|  | Jejak Alas Darupono
|
Tidak hanya Lapik Arca saja yang dapat kita jumpai di tengah dan luasnya Alas Darupono, temuan itu berupa pecahan pecahan gerabah dan pecahan Guci keramik. Apakah itu barang barang kuno .. ??? Iya .. !!! itu semua barang kuno, akan tetapi tidak bisa memastikan kekunoannya berasal dari kerajaan apa dan masa pemerintahan siapa. Harus dikaji dan diadakan penelitian terlebih dahulu, untuk mengetahui semua itu. |
|
 |
Jejak Alas Darupono
Jika memang sudah jelas keberadaanya tentang benda benda cagar budaya tersebut, Apakah Alas Darupono dahulunya adalah sebuah perkampunag atau peradaban kuno .. ???
Jika pendapat saya pribadi mengatakan iya, bagi saya pribadi sudah jelas keterangan dan temuan temuan yang tertulis di atas.
|
 |
Jejak Alas Darupono.
|
Para leluhur kita memang memukau, sudah lama kita di buat terpana oleh karya karyanya, jejak jejak berdirinya bangunan candi yang masih utuh maupun sudah tidak utuh lagi. Merupakan sebuah misteri yang harus dipecahkan untuk di kaji dan dipelajari secara teliti. Jika ingin mengetahui kebesaran dan wibawanya bangsa kita. Dan misteri tersebut akan berlanjut dan akan selalu menghiasi peradaban masa kini. Banggakan jati diri kita di luar sana, beri tau kepada mereka, betapa Agung dan Anggunya Nusantara kita. Berdiri tegak, dalam pangkuan Ibu Pertiwi. Menjadi Bangsa Yang berharkat dan bermartabat.
Komentar
Posting Komentar