JEMBATAN PENINGGALAN BELANDA

 JEMBATAN PLENGKUNG ALAS DARUPONO,

PENINGGALAN BELANDA

Perjalanan berikutnya masih di seputaran alas Darupono. Nah, disini kita mendatangi situs, yang secara kebetulan saling berdampingan. Tapi, kedua situs tersebut beda jauh masanya.

Untuk Obyek Yang pertama kita datangi adalah Konstruksi jembatan  peninggalan belanda, yang di rakit pada masa colonial yang belum di ketahui angka tahun pembangunannya. Karena, pada saat explore ke lokasi tersebut, yang di duga media penulisan Prasasti Angka tahun pembangunan sudah runtuh atau ambruk ke sisi tepian sungai tersebut.

Yang kedua, situs bangunan Candi peninggalan Kerajaan Matara hindu, yang berbahan baku banon atau batu bata merah kuno.

Jika melintasi hutan Darupono di Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terlihat sangat indah dan terasa nyaman untuk beristirahat. Selain tempatnya yang teduh, jalur aspal yang membelah hutan tersebut, ternyata juga dipenuhi penjual minuman beraneka ragam. Dari penjual es kelapa muda, rujak buah, sampai kuliner.

Jika disaat musim buah durian dan rambutan telah tiba, Pedagang buah buahan tersebut akan ikut meramaikan suasana ramahnya hutan. Sejuk dan rindangnya pohon jati dan Pohon Angsana yang berada di sekitaran. Akan tetapi, Mungkin belum banyak juga yang tau. Tentang apa saja yang tersimpan didalam Luasnya Alas Darupono ini, Selain keexotisan tempat dan keramahan lingkungannya.

Langsung saja kita bahas kedua sisi Misterinya

Banyak cerita warga yang mengabarkan betapa mistis dan wingitnya Alas Darupono. Selain cerita yang didasari dengan kebenaran atas kesaksian seorang warga. Adanya kuburan korban dari aktifis PKI pada masa itu, dan bagaimana mayat PKI yang dibantai pada tahun 1965 tersebut dikuburkan secara masal.

Kutipan sedikit tentang cerita kuburan masal, sumber berita dari salah satu media elektronik kompas.com

Saksi hidup terkait dengan keberadaan kuburan masal adalah, Bapak Suparjo 73 tahun. Warga RT 001 RW 002 Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan, mengaku bahwa dirinya adalah salah satu orang yang menguruk kuburan korban G-30-S itu.

“Ada sekitar 10 orang yang menguruk kuburan itu. Salah satunya saya,” kata Suparjo, tepatnya hari  Kamis 29/9/2022.

Menurut Bapak Suparjo, ada sekitar 40 mayat yang ada di satu lubang besar itu. Dari 40 mayat, Bapak Suparjo, mengaku tidak ada yang dikenalinya.

Sekilas kisah cerita dari salah satu warga Darupono, yang mengalami kejadian hari kelam itu.

Jembatan Penghubung Desa, Alas Darupono

Namun, disini saya tidak akan membahas tentang kelamnya pada masa itu, saya akan membahas tentang bangunan peninggalan belanda yang berada di Alas Darupono, yang menghubungkan antar kedua desa, yaitu Desa Kedungsuren dengan Desa Sidomakmur Kecamatan Kaliwungu Selatan.

Warga menyebutnya Jembatan Plengkung. Karena, bentuk bangunannya memiliki ciri khas melengkung pada bagian pagar sisi kanan dan kirinya. Di bangun pada masa kolonial belanda, kala itu nama Indonesia masih Hindia belanda. Jembatan yang di bangun diatas aliran sungai Blorong ini, memiliki ukuran panjang kisaran 40 sampai 50 meteran. Dengan ketinggian di atas permukaan air mencapai 10 meter. Lebar sungai dari tepi ke tepi kurang lebih 30 meter. Disangga menggunakan tiga konstruksi bangunan pilar. Dua pilar berada di kawasan Desa Kedungsuren satu pilar lagi berada di kawasan Desa Sidomakmur.

Jembatan Penghubung Desa, Alas Darupono

Kerangka bangunan jembatan berbahan baku Baja, pada bagian dasar bakal jembatan menggunakan bahan baja WF 300 atau Wide Flange Beam ukuran 300 mm ada 2 batang, WF ukuran 150 mm ada 4 batang. Sebagai pengunci atau tulangan jembatan menggunakan WF ukuran 600 mm, yang di potong dengan ukuran 4 meteran dan di tata secara berjajar. Yang di rakit menggunakan baut counter atau baut tanam. Hingga menghasilkan lebar jembatan kurang lebih 2 meter.
Untuk kerangka pagar jembatan menggunakan bahan baja siku berbagai macam ukuran. Lumayan faham untuk bahan konstruksi jembatan, mantan cah proyek soale .. ???

Jika di perhatikan konstruksi bangunan jembatan ini, mirip sekali dengan kosntruksi bangunan jembatan untuk Reel Kereta Api. Apa mungkin, dulu jembatan tersebut memang di bangun untuk aktifitas kereta api pengangkut hasil perhutani.

Dan Jembatan ini mirip sekali dengan Konstruksi bangunan Jembatan Kalikuto dan Kali Bodri di Kabupaten Kendal. Mirip dengan jembatan kalitanggi Tengaran, Kabupaten Semarang sebelum di perbaharui.


Jembatan Penghubung Desa, Alas Darupono

Dan masih banyak lagi misteri yang belum terungkap di Alas Darupono ini. Selain jejak kolonial, beberapa meter tidak jauh dari lokasi keberadaan jembatan ini, terdapat tempat yang dulu pernah berdiri bangunan candi yang di bilang sangat komplit. Memiliki Bangunan Candi Induk, memiliki Bangunan Candi Perwara dan Memiliki BAngunan Candi Apit.

Penasaran, ikuti terus penelusuran tentang jejak sejarah di Alas Darupono, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI