MAKAM KYAI KAWUK DESA GLAWAN, PABELAN

 

Sabtu 18 Februari 2023

19 : 30 Persis

#GoesDancoex


" M A K A M  KYAI KAWUK  DESA GLAWAN "

Saya menulis tentang letak strategis Desa Glawan, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Saya pun mengikut sertakan tentang asal usul sejarah berdirinya desa, dengan menyebutkan salah satu tokoh Pahlawan Nasional yang mengusir penjajah belanda di kota salatiga dan sekitarnya. Tokoh yang terkenal dengan keberaniannya adalah Pangeran Diponegoro, merupakan putera Sri Sultan Hamengkubuwono III yang menikah dengan Raden Ajeng Mangkorowati dari Pacitan Jawa Timur. Di ceritakan bahwa Pangeran Diponegoro mempunyai anak didik yang bernama Raden Noyodipo atau lebih di kenal dengan Kyai Luwuk. Tokoh tersebut yang akhirnya menjadi Cikal Bakal desa Glawan. Apakah pusaranya ada di desa tersebut .. ??? Makam beliau ada di salah satu dusun yang bertoponimi Krajan. Bahkan makam tersebut sudah saya tulis dalam narasi Blogger ini dengan tema " Makam Kyai  Noyoipo Atau Kyai Luwuk " dan sudah saya abadikan dalam bentuk video yang berada di Channel Youtube saya dengan alamat " eko budi z "

Memang di dusun setempat terdapat dua komplek makam kasepuhan dengan pahatan atau langgam nisan Pakubuwanan, yang satu makam Kyai Luwuk dan yang ke dua makam Kyai Kawuk. 

Ada sedikit kejanggalan yang memberatkan pikiran saya, tentang kisah cerita di balik kedua makam kasepuhan yang berada di dusun tersebut, Antara Kyai Kawuk dengan Kyai Luwuk. Walaupun makam tersebut sama sama terdapat pada satu dusun dan desa yang sama. Pandangan warga setempat memiliki perbedaan dengan langgam pahatan nisan dan jirat makamnya.  Yang di yakini hanyalah kisah cerita secara turun temurun saja. Penuturan warga setempat, makam kasepuhan Kyai Kawuk dengan makam kasepuhan Kyai Luwuk, terhitung rentan waktunya lebih tua makam Kyai Luwuk, jika di banding dengan makam Kyai Kawuk. Padahal, jika saya mengamati pahatan nisan lebih tua Kyai Kuwuk. Tidak heran jika hal demikian terjadi di tempat tersebut. Karena, kejadian yang sama pun, masih banyak di daerah daerah lainnya.

Komplek Makam Kyai Kawuk

Kenapa demikian .. ??? Saya akan mengulasnya dengan tulisan ini.

Kedua makam tersebut saya jadikan bahan untuk pembanding saja. Menurut pribadi saya, yang  mengacu pada sebuah buku yang di tulis berdasarkan penelitian Arkeologi  dan di sahkan oleh Instansi Pemerintah. Buku tersebut berjudul " Nisan Nisan Nusantara " Penulis M. Yazir Arafat dari Jogja. Buku tersebut mengupas tentang nisan nisan nusantara mulai dari nisan Kasepuhan Demak Troloyo sampai nisan nisan Pakubuwanan pahatan Pantura. Di dalam tulisan ini, saya mengikut sertakan berupa video video yang di upload, yang mengupas tentang pahatan nisan. Akun Youtube tersebut  dengan Chnnel " Rezpect86 ". Karena pada dasarnya, isi materi lewat pesan yang di sampaikan sama dengan buku yang di pelajarinya. Setelah menemukan kecocokan di antara keduanya, penerapan kedua sumber tersebut saya jadikan panduan untuk tulisan ini. Supaya lebih falid untuk mengenali jenis jenis nisan yang terdapat di  setiap daerah.

Gambar di bawah ini sebagai perbandingan saja, merupakan makam Kyai luwuk yang berada di komplek makam kasepuhan dusun Krajan, desa Glawan

A
Koplek Makam Kyai Luwuk

Gambar di atas dengan keterangan huruf " A " merupakan komplek makam Kyai Luwuk
Pahatan nisan yang berada pada gambar tersebut merupakan pahatan nisan langgam Pakubuwanan abad ke 19 atau setara dengan tahun 1801. Merupakan makam yang paling di sepuhkan atau makam yang paling di tuakan di desa tersebut. 

Keterangan pada gambar " B "

B
Komplek Makam Kyai Kuwuk

Komplek makam Kyai Kuwuk dan Nyai Kuwuk yang berada dalam satu lokasi yang sama namun beda tempat. Jarak antara kedua komplek makam terebut kisaran 250 meteran. Dalam arti masih satu wilayah perdusunan. Jika mengamati pahatan nisan Kyai Kuwuk, pahatan tersebut  masih mengikut sertakan ciri kas dari pepundennya, yaitu mataram islam. Pahatan tersebut berupa hiasan kembang awan, yang berfungsi sebagai identitas dan penghias. Yang berada pada tubuh nisan di bagihan samping kanan dan kiri. Hiasan kembang awan merupakan ciri kas dari nisan nisan sepuh langgam Hanyokrokusuman Ageng dan Hanyokrokusuman Alit ( Amangkuratan ).

Pahatan nisan demikian merupakan pahatan nisan masa peralihan yang di kembangkan oleh generasi berikutnya. Nisan nisan akhir dari pahatan Amangkurat atau Hanyokrokusuman Alit, awal dari pahatan nisan langgam Pakubuwanan.

Komplek Makam Kyai Kawuk / Istri Kyai Kuwuk

Untuk kesimpulan dari kedua makam  Kyai Kuwuk dengan Kyai Luwuk lebih tua makam Kyai Kuwuk, dengan memvisualkan pahatan batu nisan.

Tentang nama Kyai Kuwuk.

Dalam kamus Bahasa Jawa yang mengartikan kalimat Kuwuk adalah, seekor binatang buas berwujud Kucing yang hidup di dalam hutan, bukan Macan bukan pula Singa. Kuwuk merupakan hewan yang aktif, cerdas dan pandai berburu untuk mencari mangsa. Kucing tersebut termasuk hewan predator pemakan daging di sebut juga sebagai Macan Akar. Salah satu ciri khasnya adalah penyukaii tempat yang lembab dan rimbun. Bahkan mereka bisa bertahan hidup dalam kondisi cuaca extrime. 
Sekilas tentang Kyai Kuwuk

Pada zaman Raja raja Jawa berkuasa di masanya, sematan nama yang di berikan kepada seseorang yang memiliki keahlian kusus itu hal yang biasa. Karena kebanyakan, orang orang yang berpengaruh dan berjasa pada suatu pemerintahan, mereka akan di carikan nama julukan oleh sang pemimpin, karena berjasa dengan pengabdian jiwa dan raganya. Bahkan, sampai saat beraksi pun, sang pahlawan tidak mau di sebut nama aslinya. Hal semacam itu, masuk dalam sebuah perlindungan dan menyembunyikan identitasnya. Jadi sangat jarang orang orang yang memiliki keahlian khusus di sebut nama aslinya. Kenapa demikian .. ??? Semisal orang yang mendapat julukan ternyata ahli di bidang perang, semestinya pahlawan tersebut mempunyai musuh yang banyak. Sikap musuh tidak mungkin berdiam diri saja dalam kekalahannya, fihak musuh pun akan menyebar telik sandinya, guna mencari informasi keberadaan dan kelemahan pahlawan tersebut.

 Akan lebih mudah lagi, jika musuh sampai tau nama asli dan identitas sang pahlawan. Tidak mungkin pula fihak lawan akan memburu pahlawan tersebut. Karena sudah jelas akan kesulitan dalam pncarian dan menghadapinya. Musuh pun akan mencari kelemahan sang pahlawan dengan menjadikan anggota keluarganya sebagai tawanan perang. Itulah salah satu fungsi nama julukan pemberian dari sang pemimpin kepada seseorang yang di anggap pahlawan

Komplek Makam Kyai Kawuk

Pendapat saya tentang nama atau julukan kuwuk, semestinya beliau mempunyai keahlian kusus di bidangnya. Mengingat nama kuwuk di atas adalah hewan kecil, liar dan buas. Saya tidak punya catatan kusus mengenahi sematan nama kuwuk. Tapi, saya berpendapat bahwa, seorang pemimpin atau Raja memberikan sematan tersebut sudah di perhitungkan dari bibit, bebet dan bobot termasuk katurranggan. ( Ingat, manusia juga memiliki katurranggan loh ). Katuranggan adalah istilah penyampaian sebuah sifat yang berbentuk penilaian fisik manusia. Dalam arti bentuk di sini adalah ukuran badan, juga bisa di artikan memiliki pengetahuan yang luas di bidangnya.

Kyai Kuwuk memiliki keahlian di bidang peperangan, dengan cara bersembuyi di dalam hutan untuk menyergap musuh musuhnya ( Seperti perang gerilya ).
Perilaku dan karakter beliau, yang di terapkan dalam strategi peperangan seperti kucing liyar yang sedang menyergap dan memburu mangsanya, supaya lebih mudah dan lebih cepat untuk bisa mengalahkan musuh musuhnya. 
Beliau memiliki perawakan yang kecil untuk ukuran badannya, lincah dan gesit untuk peranannya sebagai ksatria perang. Perilaku dan gambaran fisiknya sama dengan kuwuk atau sama dengan kucing hutan. Bahkan, penggambaran fisik beliau tidak sama dengan Tentara atau Prajurit pada umumnya.

Keahlian di bidang perang itulah yang menjadikan beliau mendapat sematan nama " Kuwuk " karena, beliau paling mahir dalam mengatur strategi dan memimpin peperangan melawan musuh musuhnya. Setrategi perang yang  selalu membuahkan hasil, sehingga Pepundennya merasa senang dengan sepak terjangnya.

Beliau bukan Kyai yang umumnya di sebut, yang pandai di bidang Ilmu Keagamaan maupun di bidang ilmu Tasyawuf.  Beliau adalah seorang " Senopati Perang "


Belajar tidak harus di dalam ruangan 
Kadang, perlu juga belajar di luar ruangan
Karena, Akan semakin mudah untuk memahami ilmu yang di sampaikan oleh alam




By GoesDancoex









Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA