SISA BANGUNAN CANDI KABUPATEN SEMARANG


" SISA BANGUNAN CANDI KABUPATEN SEMARANG "

Siswi  Telekomunikasi Tunas Harapan Blusukan Bareng  Komunitas Dewa Siwa 


Dalam rangka melaksanakn kegiatan saat libur kerja, sudah menjadi kebiasaan saya bersama teman teman Komunitas Sejarah " Dewa Siwa " melakukan blusukan dan mengadakan penelitian kecil yang kita lakukan. Penting banget buat kita, dan mungkin tidak penting bagi orang lain. Seperti pada awal kata pendahuluan ini. Saya pribadi menyatakan bahwa, diri saya bukan jebolan sekolah yang berbasis akademis, yang memuat dan menceritakan tentang kisah perjalanan jenjang pendidikan perguruan tinggi, entah perguruan tinggi Negeri mau pun perguruan tinggi Swasta. Yang jelas saya senang melakukan sebuah perjalanan yang menurutku bermanfat untuk diri saya pribadi, dan syukur bisa bermanfaat untuk orang lain.

Dalam rangka melaksanakan blusukan kali ini, biasanya kita berjalan menyusuri tempat tempat yg keramat dengan teman teman komunitas sejarah saja. Tapi, kali ini saya mengajak orang yang kita anggap spesial, tidak lain beliau adalah seorang Ibu yang mempunyai peranan penting di kecamatan Tuntang. Beliau bernama bu Palufi istri dari pak camat Tuntang yang bernama Pak Budi. Beliau juga menjadi seorang tokoh yang memiliki peranan penting sebagai Ketua Umum PKK kecamatan Tuntang. Beliau memang suka blusukan juga. Tapi, blusukan yang beliau lakukan beda dengan blusukan yang kita lakukan. Beliau aktif dalam kegiatan ngecamp di gunung, ikut penanaman pohon di Gunung, ikut berpartisipasi dalam kegiatan membersihkan sungai dari sampah, dan bersosialisasi tentang kebersihan lingkungan desa. Dari kegiatan beliau, sementara itu dulu yang baru saya ketahui dan yang bisa saya sampaikan. Kita memang sengaja mengajak beliau untuk mengikuti kegiatan kami. Tanpa basa basi, beliau pun menyetujuinya. Dan mungkin bisa menambah pengalaman baru untuk koleksi kegiatannya. 

Komunitas Sejarah Dewa Siwa

Sebenarnya saya berteman dengan beliau di Face Book sudah lama, ketemuan baru dua kali. Itu pun tanpa di sengaja, saat saya dan beliau bersama sama Ziarah di komplek makam Kyai Hasan Munadi desa Nyatnyono. Dari hasil pertemuan kita saling tukar pengalaman, bercerita tentang kegiatan kita masing masing. Pada akhirnya, beliau tertarik dengan kegiatan blusukan yang saya lakukan dengan temen temen komunitas sejarah. Beliau sangat tertarik dan pengen ikut dalam kegiatan tersebut. Kegiatan blusukan ke tempat yang memiliki unsur sejarah. Karena, sejak awal ketemu beliau belum pernah ada kesempatan untuk jadwal blusukan bareng, pada tanggal 18 februari 2023 kegiatan tersebut terlaksana juga.

Dengan adanya kabar yang menyatakan  beliu bisa ikut blusukan, kabar tersebut saya sampaikan ke teman komunitas sejarah " Dewa Siwa ", saya pribadi meminta kepada teman komunitas, untuk mmembantu memback up secara bersama. Dan kita pula yang tentukan blusukan tersebut, cuma di seputaran tuntang saja. Lumayan banyak juga yang memback up beliau, yang kita anggap sebagai sesepuhnya komunitas " Dewa Siwa "

 P a k     N a n a n g
Ibu    W a h y u n i
Pak Widjatmiko  Ap
M a s   Eka Kombor
Kebetulan ada juga salah satu Siswi kelas VIII yang mengikuti kegiatan tersebut

Nama M a u l i d a  Azzahra

dari SMK Telekomunikasi Tunas Harapan
Tengaran Kab. Semarang

Sengaja kita tunjukan dan kita kenalkan tentang tinggalan tinggalan masa klasic tinggalan dari masa keemasan Kerajaan Mataram Kuno atau hindu kuno. Kita kenalkan satu persatu tentang bagian terpenting dari bangunan candi.

Yoni

Yang pertama kita kenalkan dengan yang namanya Yoni.

Nah, yoni itu apa .. ???

Menurut Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Yoni merupakan representasi dari Parwati ( sakti / istri Dewa Siwa ), dan merupakan simbol alat kelamin wanita / kewanitaan. Yoni memiliki pasangan berupa Lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa sebagai simbol alat kelamin laki laki. Persatuan antara lingga yoni ini dalam keyakinan Hindu dianggap sebagai simbol kesuburan.

Yoni merupakan perwujudan antara dua Dewa Hindu kuno, yaitu Brahma dan wisnu ( visnu )

Menurut analisa pribai, dengan mengumpulkan sumber dari teman yang berkeyakinan hindu

Yoni pada umumnya berbentuk kotak bujur sangkar, memiliki dua bagian penampang yaitu bawah dan atas. Perwujudan penampang bawah sebagai Dewa Brahma, sebagai dewa pencipta
Sedangkan penampang atas sebagai perwujudan Dewa wisnu, yaitu dewa pemelihara.

Penampang atas yoni memiliki lubang kotak persegi berbentuk bujur sangkar, yang di fungsikan sebagai pengunci lingga. Penampang bagian atas berbentuk cekung mendatar, terdapat pahatan berupa saluran lubang cerat yoni bagian tengah. Penampang tersebut berfungsi untuk menampung air susu dan keluar lewat lubang bagian tengah cerat yoni.

Yoni disini memiliki ukuran tinggi 76cm, lebar 60cm, bagian bawah cerat terdapat hiasan fauna berebntuk Naga kobra atau Naga Basuki dan Kura kura. Dengan posisi, naga kobra menyangga kura kura dengan kepalanya, sedangkan kura kura menyangga cerat yoni dengan punggunya.

Gambaran tersebut mengisahkan tentang Samudera Mantana.
Sumber dari

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id

Kisah pengadukan Samudera susu, menceritakan tentang perburuan air keabadian ( amerta ) di dalam Samuera Ksira yang melibatkan Penyu Akupa, Naga Basuki, Gunung Mandara, para dewa dan asura ( raksasa ).

Penyu Akupa adalah penjelmaan Dewa Wisnu di jadikan tumpuan Mandara supaya tidak tenggelam ke dasar laut. Naga Basuki yang melilit Gunung Mandara berfungsi sebagai tali untuk mengaduk samudera. Kepala di tarik oleh asura, dan ekornya di tarik oleh para dewa. Dewa indera duduk di puncak Gunung Mandara ehingga tidak akan melambung. Pengadukan ini menghasilkan racun yang sangat berbahaya yang bisa menghancurkan alam semesta. Racun itu kemudian di telan oleh Siwa. Parvati ikut membantu meremas leher Siwa dengan erat sehingga racun itu tidak keluar lagi. Karena alasan inilah Siwa di beri nama sebagai Nilakantha ( dewa yang memiliki leher biru ). Dari pengadukan tersebut juga muncul dewi Sri dan dewi Laksmi, apsaras ( dewi ), ardhacandra yang menghiasi rambut Siwa. Permata kaustuba di sisipkan di mmahkota Wisnu, busur, sangkha ( kerang ), chatta ( payung ), parijatha ( pohon bunga abadi ). Selain itu muncul juga hewan hewan magis seperti kamadhenu atau Surabhi, sapi ajaib yang dapat mengabulkan permintaan, gajah Airawata, Kuda Ucchaisrawas, dan yang terakhir keluar adalah Dhanwantarai, Penyembuh surga yang membawa air keabadian amerta (Archipel: Kingdom of The Sea, 2017 )

Cara melakukan pemujaan pada dewa Siwa
 
Jadi pada dasarnya,  saat melakukan pemujaan lingga di lumuri dengan mentega secara menyeluruh. Selanjutnya, dari ujung atas lingga di siram menggunakan air susu, secara sistematis aliran susu tersebut memenuhi penampang atas yang berbentuk cekungan. Dari penampung tersebut, air susu keluar lewat lubang cerat yoni

Kondisi Yoni

Yoni tersebut dalam keadaan rusak pada bagian tertentu
Patah pada bagian cerat yoni
Bagian sisi ke empat sudutnya.
Bagian ceratnya
Bagian hiasan Naga kobra dan kura kura yang terdapat di bawah cerat yoni

Untuk penjelasan tentang Yoni, sebenarnya masih banyak
Di sini saya kutib beberapa yang sekiranya penting dan mudah di pelajari saja.

  
Nandi

 Blusukan kita masih dalam satu lingkungan, sebuah tempat yang terdapat situ situs peninggalan hindu klasik dan masih di kabupaten Semarang. Perkiraan saya tentang jumlah bangunan pemujaan kuno di lokasi tersebut, kisaran tiga bangunan yang dulu pernah berdiri. Di antaranya dua bangunan candi dan satu bangunan patirtaan kuno. Sementara kita mengadakan blusukan di  tiga lokasi yang saling berdekatan. lokasi pertama yang terdapat Yoni dan panel bagian punggung pagar lengkap dengan hiasannya, di halaman rumah yang terdapat arca Nandinya, yang berikutnya sebuah sendang yang terdapat relief kala.

Saya akan memberitahukan tetang kondisi arca nandi tersebut

Arca nandi yang terlihat pada gambar di atas dalam kondisi masih bagus menurut saya. Karena terlihat pada gambar, bentuk kaki masih sempurna tidak ada pecahahan atau patahan sedikitpun pada bagian tersebut. Singgasana atau lapik pada bagian bawah masih berbentuk oval walaupun tidak sempurna. Sudah hal yang biasa, setiap arca nandi terpenggal pada bagian kepalanya. dan di samping nandi terdapat kemuncak ( ratna ). Dugaan saya, ratna atau kemuncak tersebut merupakan salah satu panel penghias punggung pagar sebuah bangunan.

Nandi adalah  kendaraan atau wahana Siwa, dewa paling tinggi di antara sebutan Trimurti.
Keberadaan nandi biasanya terdapat dalam bangunan candi yang di sebut pervara, dan bersanding dengan balepitha atau lebih di kenal dengan lapik sajen. Keberadaan candi pervara itu sendiri,  berada di depan persis bangunan candi induk. Jika pintu bangunan candi induk menghadap ke timur, berarti pintu candi pervara menghadap ke barat bahkan sebaliknya. Dan disisi selatan bangunan candi induk terdapat bangunan candi apit, yang sama sama hadap arahnya dengan candi induk.

Relief Kala

Kita bergeser atau pindah lokasi blusukan, tepatnya di sebuah sendang kuno yang terdapat relief kala. Relief kala ini dalam keadaan masih bagus dan masih terlihat alur pahatannya. Cuma, relief tersebut rusak pada ke dua bagian gigi rahangnya.

Relief kala biasanya di letakan di ambang pintu bangunan candi, pada relung kulit luar bangunan candi, yang berketempatan arca arca penjaga arah mata angin. Kala jawa tengahan biasanya di gambarkan bentuk kepala beserta rambutnya, tangan, dan rahang atas. Bentuk dasar kala adalah Singa yang merupakan binatang lambang kekuatan dan keadilan serta penghancur kekuatan jahat. Kala juga merupakan perwujudan dari banaspati, penjaga hutan, karena banguanan candi merupakan bangunan miniatur Gunung Mahameru, yang di penuhi dengan hutan lebat. Kala di yakini memiliki fungsi untuk penangkal atau pengaruh hawa jahat, terbukti kala berada pada bagian ambang pintu bangunan candi. Penyerap hawa jahat atau hawa hitam pada setiap orang yang masuk kedalam bangunan candi.

Panel Punggung Pagar dan Kemuncak Mutiara


Kemuncak ( Ratna ) Panel Pagar

Masih pada satu lokasi beda tepat.

Tidak jauh dengan keberadaan yoni, kita dapat melihat dua gambar di atas berupa panel bagian punggung pagar, lengkap dengan hiasannya berupa kemuncak atau ratna. Biasanya kemuncak terdapat pada bangunan candi, lebih tepatnya pada bagian svarloka ( dunia para dewa ) atau atap bangunan candi. Namun, pahatan bentuk kemuncaknya beda dengan gambar yang di atas. Semestinya lebih rumit dan banyak motif motifnya. Sedangkan perangkat kemuncak pada bagian bangunan candi lengkap dengan mercunya. Kita amati dua gambar di atas, merupakan kemuncak yang terdapat pada punggung pagar yang mengelilingi sebuah bangunan. Fungsinya sebagai penghias banguanan pagar saja. Jika pengen tau wujud bangunan lengkapnya, datang atau kunjungi situs liyangan. Di sana bakalan menemukan punggung pagar lengkap dengan hiasan kemuncaknya. Bahkan, kemuncaknya sama pahatannya dengan ke dua foto di atas. Cuma beda pada ukuran besar kecilnya.

Belajar      tidak      harus      di     dalam     ruangan      saja
Alangkah lebih baiknya, belajar di lakukan di luar ruangan

supaya apa .. ???
Supaya ilmu yang masuk lewat alam sekitar bisa masuk dengan sempurna

Kata Siapa ... ???
K   a   t   a     Saya



#GoesDancoex



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA