SITUS LANGGAR BUBRAH KUDUS




" Langgar Bubrah "

Dalam rangka melaksanakan kegiatan blusukan di hari libur kerja. Waktu tersebut saya manfaatkan untuk jalan jalan mengunjungi situs situs bersejarah. Dolan bareng bersama teman yg notabenya sama sama pecinta Situs Cagar Budaya Nusantara. Kali ini saya mengunjung Situs Cagar budaya yang berada di Kabupten Kudus. Bangunan bersejarah berupa peninggalan masa Klasic yg terkenal dengan sebutan " Langgar Bubrah " Yang pertama saya lakukan saat di lokasi kunjungan tersebut adalah, melakukan sedikit penelitian dengan cara saya pribadi. Langkah awal yang saya lakukan adalah, melihat detailnya bangunan trsebut, mengambil gambar setiap sudut bangunan dan mengambil gambar setiap ornamen pahatan pada bagian kaki bangunan sampai ke dining Bangunan. setelah demikian, saya melakukan sedikit Analisa tentang bangunan tersebut. Kemudian saya rangkum, saya tulis dengan cara membandingkan antara sumber primer dan sumber sekunder, mengumpulkan suber sumber penelitian yg sudah di sahkan oleh berbagai fihak. Dalam melaksanakan survei, saya melibatkan teman yg sama sama suka di bidang penelitian dengan cara kita sendiri, yg kita anggap tidak berbobot. Kenapa saya menyebutnya demikian, karena saya pribadi bukan jebolan akademis dari sebuah fakultas Negeri maupun Swasta, hanya bocah seneng dolan saja.

Tujuan dari tindakan saya tersebut adalah, berusaha mengenal, mencintai, lalu mempublikasikan Product Nusantara yang pernah di ciptakan oleh leluhur kita, dari peradaban, sebelum keyakinan muslim masuk ke Nusantara. Hingga masa Transisi Hindu Muslim, Hingga menjadi sebuah warisan yang sangat berharga, mungkin tidak ternilai harganya.

Dan tujuan berikutnya adalah, Sebagai penarik atau daya maghnet kepada mereka, teman teman pemuda dan pemudi untuk mencintai dan mngunjungi serta melestarikan peninggalan leluhur Nusantara. Dengan harapan, supaya generasi berikutnya bisa melihat dan menceritakan hal yang sebenarnya. Dan tidak menutup kemungkinan, cuma bisa mendengar cerita dari turun temurun, atau menerima sebuah karangan fiktiv yang menjadi babat atau legenda saja. Sehingga menimbulkan perdebatan yang tidak perlu terjadi di kalangan Akademis dengan Pengetahuan yang mengandalkan Katanya atau Jarene ( bahasa jawa ), Karena hilangnya bukti sejarah yg semakin lama, semakin rapuh dan sirna di telan masa. Hingga, alur sejarahnya tidak bisa di temukan, karena sumber yg di maksud sudah tidak berwujud sama sekali. Hingga bingung untuk mengupas sejarah, tentang Gagah dan Perkasanya Nusantara kita.

Situs Langgar Bubrah

KUDUS.

Langgar Bubrah, kebanyakan warga menyebutnya. Sebuah bangunan kuno, yang berada di tengah tengah  jajaran Rumah Warga Desa Demangan, Rt 02 RW 04, Kecamatan Kota kudus.

Bangunan ini berbahan Baku Banon ( Bata Kuno ), yang terbuat dari tanah liat dengan campuran sekam atau kulit pari bagian luar, yang di bakar menggunakan kayu, hingga menciptakan suhu panas mencapai 120 deajat celcius. Dari bahan mentah berwarna cokelat menjadi menjadi bahan matang hingga berubah warna merah marun. Konsep pembuatannya pun, sama halnya dengan batu bata jaman sekarang. Cuma, perbedaan pada sistem pembakarannya saja.
Setelah di anggap matang, batu bata atau banon tersebut menjalani proses di tata sedemikian rupa, hingga membentuk sebuah bangunan dengan konstruksi yang di tentukannya. Untuk proses berikutnya, banon yang sudah tertata, akan mengalami proses pemahatan. Pahatan demi pahatan, pada akhirnya memiliki gaya oriental yg mengandung makna dan filosofi kehidupan pada masanya. Pahatan tersebut menghasilkan sebuah Karya yang memiliki pesan moral, yg wajib kita pelajari dan kita terapkan pada kehidupan masa kini. Bahkan, kehidupan di sekitaran pun, tidak luput untuk di sematkan dan di pahat pada dinding bangunan, berupa relief yg berbentuk sulur sulur atau tumbuh tumbuhan yang menjalar, termasuk Jenis jenis Fauna. 

Sebagai contoh pahatan pesan moral yang tersemat pada Bangunan kuno di tempat tempat lain, di antaranya

1. Candi Borobudur
2. Candi Prambanan
3. Candi Sojiwan
4. Candi Sari
5. Candi Kalasan
6. Candi Sewu
7. Candi Mendut

" Situs Langgar Bubrah "

Sesuai dengan namanya, Bangunan Langgar Bubrah  minim sekali akan ornamen ornamen hiasan yang melekat pada bagian bagian kulit luar. Hanya terlihat ornamen pahatan relief yg di angkap paling simpel saja. Contohnya pada bagihan Kaki Bangunan, tepatnya berada di bagian bawah tembok sisi sebelah barat.

Sesuai dengan namanya, bangunan Langgar Bubrah hampir menyerupai bangunan langgar atau ushola pada umumnya. Yaitu, tempat beribadah bagi saudara kita pemeluk agama muslim. Bangnunan ini memiliki ukuran panjang 4 meter, lebar 3 eter, dan tinggi 2,5 meter. Memperlihatkan ciri ornamen sander atau swastika dengan imbuhan motif bunga. Sedangkan pada dinding badian dalam di ukir dengan motif anyaman ranting dengan posisi vertikal. Selain bangunan dari bata merah, bentuk fasad atau bentuk batur ini mengingatkan pada sebuah bangunan megah, yaitu menara kudus di komplek Masjid dan Makam Sunan Kudus.


" Situs Langgar Bubrah "

Panil Hias pada dinding Langgar Bubrah, yang berbentuk roset dan palang yunani, Desa demangan, Kota Kudus.

" Situs Langgar Bubrah "

Pada bagian sisi timur, lebih tepatnya di luar bangunan Situs Langgar Bubrah. pada halaman terdapat tiga Batuan berjenis Andesit. Di depan bangunan atau di halaman bangunan Langgar Bubrah terdapat Watu Lumpang, Dor Pall dan di duga Fragmen Arca.

" Situs Langgar Bubrah "

Kalau Warga Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai tempat Pengimaman, Karena bentuknya yg menyerupai tempat tempat Pengimaman pada umumnya, yang terdapat pada sebuah bangunan Mushola atau Masjid pada umumnya. Dan, secara kebetulan, bagian bangunan tersebut berada di bagian antara ruang sudut tembok sisi Barat dan selatan, dan menghadap ke arah timur.

" Situs Langgar Bubrah "

Motif pada dinding ini di penuhi dengan Relief Flora atau tanaman Sulur sulur yang membentuk bingkai. Relief motif ini terdapat pada dinding sisi bagian selatan.

" Situs Langgar Bubrah "

Relief bermotif slimpetan, dua Ular Naga saling melilit Vajra, Motif ini terdapat pada dinding luar bangunan. Langgar Bubrah, Desa Demangan, Kota Kudus


" Situs Langgar Bubrah "

Pintu Gerbang Masuk Langgar Bubrah pada bagian Sisi Selatan, di Desa Demangan Kota Kudus


" Situs Langgar Bubrah "

Terdapat ruangan kecil di dalam bangunan Langgar Bubrah. tepatnya berada di sudut tembok bagian selatan membujur ke barat. Nah, bangunan atau ruangan inilah yang di duga sebagai tempat pengimaman sebuah Bangunan Masjid, Mushola atau Langgar. dan terpahat pada dinding bagian dalam bermotif palang romawi

" Situs Langgar Bubrah "

Dua pintu masuk yang menuju ke ruangan Langgar Bubrah. dua pintu masuk tersebut menghadap ke selatan dan menghadap ke timur. tapi, keduanya saling bertemu dan menuju ke dalam ruangan utama yang sama

" Situs Langgar Bubrah "

Di duga Inscriptie yang menunjukan angka tahun pembuatan bangunan langgar bubrah. Inscriptie tersebut dalam keadaan Aus dan sudah tidak bisa di baca lagi. Yang di duga inscriptie tersebut berada pada dinding dalam, tepatnya berada di sebelah kiri tempat atau ruangan kecil yg di anggap pengimaman 


" Situs Langgar Bubrah "

Pahatan atau ukiran panel relief dengan motif bunga berbingkai kotak. Panel tersebut berada pada bagian dinding kulit luar. berada di sisi barat dinding kulit luar.

" Situs Langgar Bubrah "

Panil hias slimpetan yang terdapat pada bagian dinding luar bangunan. Langgar Bubrah Desa Daleman, Kudus Kota 

" Situs Langgar Bubrah "

Istilah Langgar Bubrah tidak lazim terdengar bagi masyarakat di luar Kudus. Bahkan, istilah atau kata Langgar Bubrah juga banyak di sebutkan di desa desa dikabupaten semarang. Contoh tempat yang mendapat sebutan seperti itu,

Desa Nyatnyono Ungaran Barat.
Candirejo Ungaran Barat
Kawengen Ungaran Timur
Sidomulyo Ungaran Timur
Kalirejo Ungaran Timur
Wonorejo Pringapus
Candirejo Pringapus
Nongkosawit Gunubgpati

Dan mungkin di Kecamatan dan kabupaten lainnya juga masih ada.
Unsur cerita rakyat yang memiliki kesamaan, dan tidak ada yg berbeda. Biarpun menggunakan tokoh yang di agungkan pada masanya ataupun tanpa penamaan tokoh dalam sebuah cerita tersebut. Contoh tokoh yang di agungkan antara lain, pasti penyebutanya tidak luput dari para Wali Sembilan atau yg lebih di kenal dengan Dewan Wali Songo. Penyebutan dengan adanya cerita itu, biasanya berkaitan dengan bangunan pemujaan kuno yg di sebut dengan Candi. atau tempat beribadah umat Hindu kuno pada masa kejayaan mataram klasic. Jika di tarik kesimpulan, sebenarnya Ada manfaatnya juga, orang orang pada masa itu menyebutnya dengan Bangunan Masjid Wurung atau Bangunan Masjid Bubrah. Yang di ceritakan dengan pembangunan masjid yg di lakukan oleh wali, dengan durasi waktu yang di tentukan. Mulai dari pertengahan malam hingga sebelum terbitnya fajar dari ufuk timur. Namun, pembangunan Masjid tersebut di rasa gagal karena ada sesuatu hal yg menggangu aktifitas Mbah Wali saat pembangun Masjid Tersebut. Sehingga, kejadian itu di nilai suatu kegagalan yg fatal, karena sudah tidak dapat di ulang lagi. Maka dari itu, di rasa sangat gagal dalam pembangunan, karena suatu kejadian yg tak terduga, akhirnya mbah wali pergi. Sehingga, pembangunan Masjid pun di tinggalkan dan tidak di teruskan. Dari cerita itu, istilah  tersebut Muncul, hingga penamaan itu masih melekat di benak masyarakat sampai sekarang. Yang di maksud dengan di sebutan bangunan Masjid Wurung adalah Candi. Karena dengan Cara seperti itulah, cara leluhur kita melestariakan situs bersejarah yg bisa bertahan dan di jadikan sumber bukti nyata untuk pewarisnya. yaitu, anak cucunya

" Situs Langgar Bubrah "

M I T O S  D A N  L E G E N D A

Menurut Cerita yang berkembang di Masyarakat, Ketika Pangeran Pontjowati sedang menyelesaikan Pembangunan Masjid tersebut, dengan durasi waktu yang sudah di tentukan. Malam itu sudah menunjukan waktu menjelang Subuh. Tiba tiba, dia melihat seorang Janda yang sedang melaksanakan kegiatan menyapu. Suatu kegiatan yg di lakukan oleh Orang orang Jaman dulu. 

Dari kejadian itu, Pangeran Pontjowati akhinya mengurungkan niatnya untuk menyelesaikan pembangunan Masjid tersebut. Di rasa sangat gagal, karena suatu kejadian yang tidak teruga. Maka, Pangeran Pontjowati pergi meninggalkan Bangunan yang belum selesai di garapnya. Sebaliknya, Sang Pangeran menghampiri seorang Wanita Janda yang menyapu tersebut. Dalam sebuah cerita, Sang Pangeran Menyabdanya menjadi batu. Konon Ceritanya, Wanita Janda yang di sabda jadi batu tersebut berubah menjadi patung atau Arca. Dan arca tersebut di gambarkan berjenis kelamin wanita, keberadaan Arca yang di maksud, berdiri tepat di halaman Langgar Bubrah, Tepatnya berada di pojok depan sisi sebelah timur utara.

Semoga adanya cerita tersebut, mampu berfikir dengan kemanfaatan sebuah alur cerita pada Situs Langgar Bubrah


Demangan, Kota Kudus

Ungaran Timur, Semarang, Jawa Tengah
26 februari 2020









Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA