WATU LUMPANG BERGAS
" Sisa Peradaban Kuna Desa Bergas Kidul "
Kala Senja Mulai menyembunyikan Pancarannya. Di mana Alur jalur kehidupan dunia, mulai kembali ke tempat istirahatnya. Seperti Teman pelengkap manusia kembali ke sarangnya. Untuk melepas lelah penat seusai mempertaruhkan Harapan untuk Asanya.
Kidung Alam perlahan mulai menyapa.
Hening malam mulai berbicara.
Meneriakan sayup alunan, nada lembut lewat desiran Angin yg membawa selimut dinginnya kesunyian.
Begitulah kiranya, Gambaran Ungkapan imajinasi saya untuk memuji sang alam atas segala yg di ciptakan.
Bargha Sri atau Bergas, Mungkin ada yang menemukan kalimat nama sebuah daerah di atas. Memang saya bekum menemukan sumber aslinya.
Tapi, Jika di lihat dan di baca tiap ejaan kalimat tersebut. Bahwa, Nama bergas dulunya di sebut dengan Bargha Sri ( Nama Kunanya / Mungkin ). Yaitu, Sebuah wilayah yang cukupstrategis di lereng Gunung Karundungan ( Nama Kuna ) Gunung Ungaran. Yang indah untuk di kagumi. Pendapat tentang ilmu yang mempelajari geografis letanya sebuah situs cagar budaya, Seperti Sisa bangunan Candi, Dan watu lumpang. Saling berkaitan erat dengan pilihan tempat, Yang sekiranya banyak mengandung air dan menyuburkan tanah di lokasi, Di mana di temukan banyak tinggalan era mataram kuna atau era kerajaan hindu kuna.
" Watu Lumpang Bergas "
Sore itu, Memang sengaja menghabiskan waktu di tengah tengah laan produktif yang berupa lahan sawah yang luas. Di lokasi tersebut, Memang kita mengorek informasi kepada siapa saja yg kita jumpai di lokasi itu. Tidak ada yg istimewa, Hanya sekedar menanyakan ada atau kah tidak ada keberadaan situs cagar budaya di lokasi yersebut.
Al hasil, Pertanyaan yang kita lontarkan, Kepada para pekerja sawah telah membawakan hasil. Yang menurutku itu sangat istimewa. Karena, Memang itu tujuan kita .. !!! Menanyakan keberadaan situs batu lumpang dua bongkah, Hanya ketemu satu bongkah saja. Yang satu bongkah, Sebenarnya tidak jauh dari lokasi satu, Hanya saja, Batu lumpang ke dua sudah tertimbuh tanah bercampur àir, Yang siap untuk di tanami Padi. Untuk Mengungkap dan berusaha bercerita dengan media yang kita dapatkan adalah, Salah satu kepuasan tersendiri menurut saya pribadi. Karena apa .. !!! Di sinilah saya bisa memahami unsur alam yg di kembangkan menjadi halnyg di sucikan atau di sakralkan.
Iya .. !!! Hanya sekedar batu lumpang saja. Tapi, Jangan salah .. !!! Mungkin cuma seonggok batu berbentuk bulat, cekung tenga hampir mirip dengan Kue Donat. Batu itu di buat dan pernah di sucikan pada masanya dulu. Bahkan, Sampai sekarang .. Belum ada yang bisa mengutarakan kegunaan dari pada batu lumoang yang aslinya. Karena memang tidak pernah di tulia keterangan tentang batu lumpang tersebut di masanya. Hanya lewat penyampaian yang secara di raba Saja.
" Watu Lumpang Bergas "
Banyak pendapat yang mengutarakan,tentang kegunaan dari pada fungsi watu lumpang tersebut.
Mungkin bisa di simak lebih lanjut dari pada blogger dari sahabat saya sasadara.mk
Di antaranya :
Pendapat Pertama
Watu Lumpang Merupakan salah satu penanda satu wilayah yang di swbut dengan " Krajan ".
Di mana terdapat sebuah desa atau tempat yang berkaitan dengan nama krajan. Sudah di pastikan, lokasi tersebut terdapat situs cagar budaya, Minimal Watu lumpang dan situs lainya, Berupa, Kemungkin arca Nandi dan Yoni, Watu lesung atau watu kenteng.
Watu Lumpang di gunakan sebagai alat untuk mempermudah suatu pekerjaan, Yaitu, untuk menumbuk hasil pertanian di masa itu.
Watu lumpang di ciptakan sebagai alat, Untuk sarana pemujaan dewi kesuburan. Dewi Sri atau Dewi Padi.
Dengan Cara di melakukan upacara dan di ikuti oleh Lapisan masyarakat pada umumnya kala itu.
Mengadakanya di tengah tengah tanah yang lapang dan luas. Di sertai penyembelihan Hewan Unggas berupa Ayam. Penyembekihan di laksanakan pada penampang atas batu lumpang. Dengan Cara, Darah ayam yang keluar dari lehernya, Di masukan pada cekungan penampang batu lumpang atas di bagian tengahnya.
Hasil penyembelihan unggas atau ayam tadi, Dagingnya di masak dan di makan secara kebersamaan. Mungkin jika sekarang di sebut sebut juga sebagai :
" Kadeso atau Bedol Deso atau Sedekah Bumi "
Upacara adat seperti ini, Sesering Mungkin di lakukan pada saat menjelang musim tanam dan musim panen tiba.
Watu Lumpang memiliki pasangan yaitu sebatang alu, Yang terbuat dari batu Juga. Antara watu lumpang dan alu, Merupakan benda yang di gunakan sebagai sarana pemujaan Juga. Pendapat ini memang agak masuk akal jika menurut saya. Alu dan watu lumpang, Merupakan gambaran atau bentuk lingga dan yoni yang belum sempurna. Jadi, Alu dan Watu Lumpang, Merupakan bentuk awal peewujudan lingga dan yoni, Jauh sebelum Mataram Kuna terbentuk. Mungkin juga setelah era megalitikum.
Setiap masa, Perkembangan pemikiran manusia selalu mengalami perubahan dengan ide kreatifnya, untuk membuat suatu gagasan yang masuk logika.
Kalau jaman sekarang, Lingga Yoni Reborn.
Secara keseluruhan pendapat di atas, bagiku masuk di akal semua. Untuk mencari kenenaran tentamg fungsi watu lumpang sangat sulit. Karena, Belum pernah di ketahui atau di temui sebait prasasti yang menjelaskan tentang kegunaan watu lumpang tersebut.
Biarkan manusia berpendapat tentang logika dan nalar yang di gunakannya. Karena, Kembali pada pendapat yabg terakhir, Bahwa, Kegunaan watu lumpang sangat minim dan bekum di ketahui sumber yang jelas.
Tugas kita sebagai penulis atau perangkai sebuah narasi, Hanya berbagi ilnu dan sedikit pengetahuan yang kita ketahui saja.
Selanjutnya terserah mereka mereka yang akan menanggapi akan hal ini.
Ikuti Penelusuran kita selanjutnya, Di tempat tempat yang lain tetunya. Dengan kebahagiaan dan kedamaain pengetahuan Umat.
" Watu Lumpang Bergas "
Penelusuran kita, Tidak cukup sampai di sini saja. Kita melanjutkan ke aebuah desa, Masih di dalam naungan Bargha Sri, Tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Dengan sebutan :
Dusun Pondansari
Desa Bergaskidul
Kec. Bergas
Desa tersebut, Masih banyak menyisakan sisa sisa dari peradabsn masa kuna di sekitarnya. Belum sampai di sebut dengan akhir sebuah perjalanan. Di sisi bahu jalan, Kita melihat salah satu bukti dari pedaban kuna tersebut. Batu berbentuk Bulat balok, Dengan profile seperti memiliki pahatan yang halus berbentuk kotak bujursangkar. Ternyata sebuah Fragmen lingga tergeletak di depan rumah warga, Di bawah rimbunya pohon Cengkeh.
" Fragmen Lingga Di bergas Kidul "
Usut punya Usut. Setelah di pertanyakan kepada warga tersebut, awal mula.keberadaan fragmen lingga tersebut tidak di ketahui. Seingat warga tersebut, Bahwa Fragmen lingga itu, Dulu si alih Fungsikan sebagai patok pembatas tanah. Sejak dari Embahnya yg kita gali informasinya. Cuma, Dugaan kita mengatakan, Bahwa fragmen lingga tersebut merupakan pindahan dari sebuah tempat. Kenapa saya berkata demikin .. !!! Karena, Pertanyaan dan bukti pendukung lainya, di seputaran tersebut memang tidak ada. Dan, Fragmen lingga tersebut sendirian dan tidak ada temannya ( Kasihan si lingganya )
Lingga Adalah, Salah satu bagian dari Simbul trimurti jika terlihat lengkap denga keberadaan Yoni.
Lingga Lambang Dari Dewa Siwa
Yoni adalah, Lambang dari Dewa Brahma dan Dewa wisnu.
Dalam mitologi keyakina Hindu Kunanya.
Di lambangkan kesuburan.
Saling berkaitan dan saling berpasangan.
Setelah menelisik seputaran daerahbyabg terdapat fragmen lingga. Kita beranjak menibggalkan lokasi tersebut, dan pindah haluan ke lokasi selanjutnya.
Perjalanan saya dan kang dhany, Akhirnya di.pwrtemukan dengan komponen salah satun panel dari aebuah bangunan Kuna, Mungkin Candi.
Seperti biasanya, Kita mengorek k
keterangngan kepada salah satu warga, Yang .. Secara kebetulan, Komponem yg saya makaud itu berada di halaman rumahnya.
" Komponen Batu Penyusun
Bangunan "
" Komponen Batu Penyusun
Bangunan "
Sangat mudah di ingat dan di cerna, dari beberapa pertanyaan dari kita. Hanya di jawab dengan jawaban " Saya dapat dan mengambilnya dari sawah reco "
Istimewa mas ulasannya...lanjut lan untuk menguri² sejarah nenek moyang
BalasHapus