WATU LUMPANG LEMAH IRENG
" Watu Lumpang Lemah Ireng Bawen "
Dusun Klowoh
Desa Lemah Ireng
Kec. Bawen
Kab. Semarang
Masuk dalam daftar wilayah Merak mati yang sekarang menjadi pwralihan nama menjadi Merak Redjo.
Jika dalam sebutan nama kuna, Merak Mati merupakan peralihan suatu bahasa, Yang mengikuti ucapan lidah yang menjadi kebiasaan dalam penyebutan. Nama kuna Merakmati adalah Mramti.
http://sasadaramk.blogspot.com/2019/05/menengok-sejenak-watu-lumpang-klowoh.html?m=1
Di antaranya :
Pendapat Ke dua yaitu :
Pendapat Ketiga :
" Kadeso atau Bedol Deso atau Sedekah Bumi "
Pendapat Ke Empat
Kalau jaman sekarang, Lingga Yoni Reborn.
" Watu Lumpang Lemahireng "
_Hobiku_Sobo_Alas_
Banyak situs situs cagar budaya, yang dapat kita temui di wilayah itu. Contohnya seperti sisa sisa bangunan Candi dan sisa sisa sisa bangunan patirtaan Kuna.
Justru dari pada itu, Saya beserta teman yang lain, Mengindikasikan bahwa, Daerah yang sekarang ini bernama Lemah Ireng, Belum pernah bahkan mungkin Tidak ada tentang Situs Cagar Budayanya sama sekali. Karena dengan alasan pribadi saya, Setiap agenda blusukan dan seringnya menggali keterangan dari warga, Kita selalu gagal untuk mendapatkan info keberadaan situs tersebut atau tanpa ada jawaban yang pasti. Sehingga kita sampai mempunyai pendapat seperti itu.
Lama berangsurnya waktu, Mungkin alam telah memberikan jawabanya. Sore itu, Tanggal 22 / 05 / 2019, Saya di ajak rekan yang memiliki hobi yang sama, Untuk datang ke desa lemah ireng. Dengan iming iming, Bahwa di desa tersebut telah dibtemukan bongkahan Watu Lumpang dengan wujud yang mungkin bisa di bilang sempurna, Di area proyek lahan yang akan di berdirikan bangunan perumahan.
Uniknya lagi, Watu lumpang itu di temukan secara tidak sengaja oleh pekerja proyek. Yaitu, Salah satu operator eskafator yang telah mengerjakan tugasnya untuk meratakan lahan tersebut. Saat penggalian tanah, Secara tidak sengaja, Alat Back Hoe itu telah mengenahi bongkahan batu berbentuk bulat dengan lubang cekung di tengahnya.
" Watu Lumpang Lemahireng "
Watu Lumpang merupakan salah satu jenis Benda Cagar Budaya, Yang memang harus di Rawat dan di lestarikan. Karena, Menurut saya pribadi. Watu lumpang merupakan salah satu jenis benda cagar budaya warisan dari leluhur nusantara. Yang dulu pernah di gunakan untuk kegunaan yang semestinya. Tonggak sedjarah desa, Watu Lumpang juga bisa di jadikan penanda munculnya peradaban pada masa itu.
Banyak pendapat yang mengutarakan,tentang kegunaan dari pada fungsi watu lumpang tersebut.
Mungkin bisa di simak lebih lanjut dari pada blogger dari sahabat saya sasadara.mk
http://sasadaramk.blogspot.com/2019/05/menengok-sejenak-watu-lumpang-klowoh.html?m=1
Di antaranya :
" Watu Lumpang Lemahireng "
Pendapat Pertama
Watu Lumpang Merupakan salah satu penanda satu wilayah yang di swbut dengan " Krajan ".
Di mana terdapat sebuah desa atau tempat yang berkaitan dengan nama krajan. Sudah di pastikan, lokasi tersebut terdapat situs cagar budaya, Minimal Watu lumpang dan situs lainya, Berupa, Kemungkin arca Nandi dan Yoni, Watu lesung atau watu kenteng.
" Watu Lumpang Lemahireng "
Watu Lumpang di gunakan sebagai alat untuk mempermudah suatu pekerjaan, Yaitu, untuk menumbuk hasil pertanian di masa itu.
" Watu Lumpang Lemahireng "
Watu lumpang di ciptakan sebagai alat, Untuk sarana pemujaan dewi kesuburan. Dewi Sri atau Dewi Padi.
Dengan Cara di melakukan upacara dan di ikuti oleh Lapisan masyarakat pada umumnya kala itu.
Mengadakanya di tengah tengah tanah yang lapang dan luas. Di sertai penyembelihan Hewan Unggas berupa Ayam. Penyembekihan di laksanakan pada penampang atas batu lumpang. Dengan Cara, Darah ayam yang keluar dari lehernya, Di masukan pada cekungan penampang batu lumpang atas di bagian tengahnya.
Hasil penyembelihan unggas atau ayam tadi, Dagingnya di masak dan di makan secara kebersamaan. Mungkin jika sekarang di sebut sebut juga sebagai :
" Kadeso atau Bedol Deso atau Sedekah Bumi "
Upacara adat seperti ini, Sesering Mungkin di lakukan pada saat menjelang musim tanam dan musim panen tiba.
" Watu Lumpang Lemahireng "
Watu Lumpang memiliki pasangan yaitu sebatang alu, Yang terbuat dari batu Juga. Antara watu lumpang dan alu, Merupakan benda yang di gunakan sebagai sarana pemujaan Juga. Pendapat ini memang agak masuk akal jika menurut saya. Alu dan watu lumpang, Merupakan gambaran atau bentuk lingga dan yoni yang belum sempurna. Jadi, Alu dan Watu Lumpang, Merupakan bentuk awal peewujudan lingga dan yoni, Jauh sebelum Mataram Kuna terbentuk. Mungkin juga setelah era megalitikum.
Setiap masa, Perkembangan pemikiran manusia selalu mengalami oerubahan dengan ide kratifnya, untuk membuat suatu gagasan yang masuk logika.
" Watu Lumpang Lemahireng "
Secara keseluruhan pendapat di atas, bagiku masuk di akal semua. Untuk mencari kenenaran tentamg fungsi watu lumpang sangat sulit. Karena, Belum pernah di ketahui atau di temui sebait prasasti yang menjelaskan tentang kegunaan watu lumpang tersebut.
" Watu Lumpang Lemahireng "
Biarkan manusia berpendapat tentang logika dan nalar yang di gunakannya. Karena, Kembali pada pendapat yang terakhir, Bahwa, Kegunaan watu lumpang sangat minim dan belum di ketahui sumber yang jelas.
Tugas kita sebagai penulis atau perangkai sebuah narasi, Hanya berbagi ilnu dan sedikit pengetahuan yang kita ketahui saja.
Selanjutnya terserah mereka mereka yang akan menanggapi akan hal ini.
Ikuti Penelusuran kita selanjutnya, Di tempat tempat yang lain tetunya. Dengan kebahagiaan dan kedamaain pengetahuan Umat.
_Hobiku_Sobo_Alas_
Komentar
Posting Komentar