JAJARAN WATU LUMPANG DAN WATU LESUNG



" WATU LUMPANG DAN WATU LESUNG "


Kab. Boyolali, Tidak asing lagi dengan sebutan nama itu. Daerah yang maju pesat dengan sistim pertaniannya, Subur akan lahan produktif. Berbagai tanaman yang menghasilkan, Ada disini. 
Kec. Cepogo, yang berada di baturan beberapa gunung yg membentenginya. Terkesan seimbang dengan kelestarian alam yg di dukung dengan hawa dingin. Menciptakan suasana Cagar Alam yang patut untuk di nikmati dan di syukuri. Tidak luput dari kesemuanya, termasuk desa dewa wisata kembang kuning, Yang menawarkan kebun bunga dan embungnya. Dari hal yg nyata pun, Telah berada di sini. Yaitu mengenahi keberadaan Situs Cagar Budaya, Yang masih menjadi sumber pertanyaan yang harus di ungkap. Untuk melahirkan sebuah unsur cerita atau Legenda Rakyat, yang mampu mengabadikannya.
Berbagai Macam Bentuk dari Situs situs Cagar Budaya, yang memang di buat dan ciptakan oleh leluhur kita Nusantara. Yang bisa di jadikan Sebagai sumber inspirasi jaman jaman modern saat ini. Menciptakan Sesuatu yg bisa di jadikan warisan warisan, Sampai sekarang ini, Tidaklah sangat mudah. Karena lekuhur kita, Menciptakanya dengan berbagai daya dan upaya. Daya, Dengan Berbagai fikiran dan tenaga. Sedangkan Upaya dengan berbagai perbuatan lelaku ( Tirakat ), karena benda benda tersebut, Akan menjadi sakral dan mistis nantinya.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Sama halnya dengan Jajaran watu lumpang dan watu lesung, Seperti Gambar di atas dan seterusnya. Di ciptakan atau di buat dengan berbagai cara lelaku ritual khusus. Karena, Mungkin hanya berbahan dasar batu batuan biasa saja, Namun Bisa di anggap benda suci dan di sakralkan. Karena pembuatanya melalui tahap tahapan tertentu, Sama seperti yg saya sampaikan ulasan di atas.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Pertanian meningkat taraf kehidupan semakin pesat, Pembaharuan semakin cepat, Peradaban semakin ketat. Negara kita di sebutkan sebagai " negara agraris ". Di mana negara kita memiliki tanah yang subur dengan meningkatnya populitas manusia yg semakin meningkat. Maka, Negara kita membutuhkan lahan pertanian yang sangat luas. Untuk menghasilkan sumber pangan, Yang nantinya akan di pergunakan dan di manfaatkan utuk kebutuhan kebutuhan manusianya. Jika sekarang ( Zaman Modern ) menggunakan sistim pengerjaan untuk lahan pertanin hingga masa penen telah tiba, Sudah tercipta untuk nggunakan mesin. Di Era kerajaan Kuno menggunakan cara manual. Yaitu, menggunakan alat primitifisasi, berwujud cangkul dari batu atu kampak deri batu, yang di fungsikan untuk menggarap lahan pèrtanian, watu lumpang dan watu lesung Untuk memudahkan suatu pekerjaan dalam masa panennya.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Watu Lumpang dan Watu Lesung, Merupakan alat yg di ciptakan untuk mempermudah suatu pekerjaan. Yaitu, menumbuk hasil tani, di fungsikan untuk memisahkan antara kulit dan isinya. Hasil pertanian tersebut, Kemungkinan Padi, Jagung, Gandum / Gondem ( Jawa ). Atau di fungsikan untuk menumbuk hasil pertanin lainya. Seperti bahan obat obatan tradisional pada eranya.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Jajaran Watu lumpang dan watu lesung, Terdapat di desa :

Kembang Kuning
Kec. Cepogo
Kab. Boyolali
Prov. Jawa Tengah

Terdapat di lahan pertanian yang di tanami Rumput Gajah, Yang di manfaatkan Untuk pakan ternak / Tanaman Produksi. Jajaran watu Lumpang dan Watu Lesung di desa kembang Kuning, Mugkin sebagi penanda. Bahwa, Desa Kembang kuning dahulu kalanya, Merupakan lahan pertanian yang subur dengan hasil melimpah, dan Rakyatnya makmur. Sehingga leluhur kita menciptakan sistim pengerjaan hasil tani di buatkan alat seperti itu. 

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Banyak hal pemikiran yang di tuangkan untuk mengetahui fungsi dari watu lumpang. Berbagai macam pendapat di keluarkan dari pemikiran pemikiran. Di antara fungsi fungsi dari watu lumpang tersebut.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Pendapat pertama memberitahukan keterangan bahwa, Watu lumpang memang di ciptakan untuk mempermudah suatu pekerjaan, Yaitu di gunakan sebagai alas atau wadah untuk menumbuk hasil tani, Dengan pasangan alat tersebut berupa alu. Untuk memilah isi dan memisahkan kulitnya.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Pendapat ke dua menerangkan bahwa, Watu lumpang di pergunakan sebagai penanda tanah krajan, Di mana tanah krajan tersebut merupakan awal mulanya terbentuk suatu peradaban baru di masanya. Nama tanah krajan, Sampai sekarang masih di gunakan untuk menandai nama sebuah desa. Dan biasanya, Desa yg menggunakan nama krajan. Biasany pula terdapat situs cagar budaya, Setidaknya watu lumpang dan mungkin situs situs lainya.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Pendapat ketiga, Fungsi watu lumpang. Dipergunakn sebagai sarana pemujaan dewi kesuburan atau dewi padi atau dewi sri. Pemujaan tersebut biasanya, Di adakan setiap akan tiba masa tanam dan musim panen.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Dengan cara mengadakan pemujaan tersebut di tengah tengah tanah lapang, yang di lokasi tersebut sudah berkumpul kerumunan masyarakat di masa itu. Dengan membawa berbagai jenis makanan untuk sesembahan dan berbagai sarana bunga wewangian untu kelengkapanya. Dengan menyembelih seekor hewan unggas, Yaitu ayam pejantan. Yang di lakukan di atas batu lumpang. Dengan mengalirkan darah ayam jantan tersebut kedalam lubang tengah atau cekungan tengah watu lumpang. Lalu hasil penyemembelihan ayam tersebut, Di proses dengan cara di masak dan di bagikan kepada warga yg mengikuti acara pemujaan tersebut, Untuk di santap bersama sama. Mungkin, Lelaku seperti itu telah mendarah daging sampai sekarang. Yang di sebut dengan kadeso ( Bedol Deso ) atau istilah sesekah Bumi. Beda masa beda cara ( Mungkin )

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Mungkin ada lagi penafsiran tentang kegunaan watu lumpang di masa itu. Atas nama blogger dari kang Bambang ( Sasadaramanjer kawuryan, Akan banyak membantu menerangkan fungsi dari watu lumpang tersebut. Dengan alamat


Menunjukan hobi dan kegiatan yang sama pula.

Simak dan buka saja video You Tubenya

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

" Video Expedisi watu lumpang dan watu lesung di desa oembang kuning cepogo boyolali "

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Jajarañ watu lumpang dan watu lesung berjumlah
Sembilan Watu Lumpang
Dan 
Enam Watu Lesung.
Dengan berbagai macam bentuknya.
Bentuk watu lumpang, Berbentuk Bulat, Dengan ukuran hampir memiliki kesamaan. Terdapat cekungan atau kubang tengah di penampang atasnya. Jika umumnya, Diameter lubang tengah sekitar 46 cm, Bahkan lebih. Dan diameter keliling luarnya sekitar dan kurang lebih 84 cm dan bisa lebih besar lagi. Diameter dari sisi tepi ke sisi tepinya, Yang di ukur lewat titik sumbu tengahnya. Bentuk watu lumpang seperti itu, Biasanya di gunakan untuk satu orang saja.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Watu lesung berbagai macam bentuknya. Ada yang bulat pipih, Kotak Pipih dan Oval pipih. Watu lesung pada gambaran di atas. Terlihat sangat besar dan lebar pada ruang penampang atas, Hampir memenuhi semua ruangan. Dan, Watu lesung pun di gunakan sama halnya dengan watu lumpang untuk fungsinya. Sebagai alas untuk menumbuk hasil tani, Dengan skala besar atau berjamaah 
( Bersama Sama ).

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Keseluruham watu lesung dalam kondisi memprihatinkan, Karena rusak pecah dan patah pada baian tengah peda penampang dalamnya, dan sisi tepi bagian dinding dindingnya.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Watu lesung dalam keadaan masih bagus, Haya berjumlah satu buah saja, Yang berbentuk bulat cekung. Yang berada di ujung paling paling selatan.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Dan kondisi watu lesung yang berpola kotak, Yang rusak, Berada di ujung paling utara.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Watu lesung Dalam keadaan rusak parah ada dua.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Watu lesung yg tinggal penampang dalamnya saja, Tanpa dinding bagian tepinya. Pecah pula bagian tengahnya.

Kang bambang

Kang seno

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Pengambilan gambar jajaran watu lumpang dan watu lesung. Di bela belain panjat pohon mahoni, Untuk mendapatkan hasil paling bagus.

" Watu Lumpang Dan Watu Lesung "

Banyak karya karya leluhur kita, Yang masih tersimpan dan belum muncul ke permukaan bumi atau terkubur. Tunggu saja kisah cerita kemunculan artefaks artefaks tersebut. Khusunya di
Kec. Cepogo
Kab. Boyolali

Simak terus penelusuran kita di tempat tempat beikutnya.
Yang pastinya tidak kalah menariknya dan lebih mistis dan kental dengan cerita dan legenda rakyatnya dan expedisi candi telo.

" Penelusuran Candi Telo "


Demi Kejayaan Nusantara
Picnik cerdas
Rekreasi Situs Cagar budaya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA