WATU LUMPANG DUSUN SENDEN JAJAR



" Watu Lumpang "

Menitih jejak Kearifan lokal, peradaban leluhur di nusantara.

Desa Senden Jajar
Kec. Bergas / Bargha Sri
Kab. Semarang
Provinsi Jawa Tengah

Telah menjadi saksi bisu kearifan lokal tersebut. Di mana para leluhur menjalani kehidupan yang penuh dengan kebijaksanaan dalam mewujudkan cipta, Rasa dan karsa.

Menjadi tujuan utama saya, Untuk mendatangi situs watu lumpang tersebut. Bahwa, Sesungguhnya dengan adanya kemunculan situs watu lumpang. Satu persatu, Dari daerah satu ke daerah lain. Bisa di jadikan sebagi  pembuktian. yang paling utama kelihatan, dan bisa di tunjukan adalah .. !!! Bahwa, Nusantara kita adalah,  tanah agraris. Tanah yang kaya akan mineral, Tanah yang kaya akan sumberdaya Alamnya, Tanah yg kaya akan jenis jenis tanamannya, Tanah yang kaya akan segi budayanya. Lebih jelasnya adalah, Indonesia negara agraris, Negara yang paling bisa mengolah pertanian memanfaatkan lahan tanahnya yang subur, Dan menjadikan Rakyatnya makmur, Karena bergantung dan memanfaatkan sumberdaya alam untuk bercocok tanam. Itu dulu, Era kejayaan kerajaan kerajaan kuno di nusantara.

Perbedaan masa sekarang dengan masa lampau, Sangat jauh. Jika dulu leluhur kita, Bisa menentukan penanggalan kapan musim tanam dan kapan musim panen, dengan tepatnya. Masa sekarang lupa akan ilmu lekuhurnya, dan meninggalkan kebiasaan baik yg di lakukan dan di contohkan oleh leluhur kita.

Sore itu, Saya memutuskan napak tilas jejak leluhur nusantara, Dengan memanfaatkan sedikit watu. Sekedar mencari hiburan yang bermanfaat supaya bisa berbagi sedikit pengetahuan tentang keberadan situs situs cagar budaya watu lumpang.

Sedikit berbagi pengetahuan yang saya miliki dan semoga bermanfaat untuk para pembaca yang budiman.

Watu Lumpang Senden Jajar

Keberadaan situs watu lumpang teraebut. Sebenarnya tidak jauh dari keramaian atau pemukiman warga. Melainkan, Keberadaan watu lumpang tersebut berada di sudut rumah bagian belakang, Atau di pekarangan rumah yang di miliki pak Mansyuri. Salah satu warga dusun Senden.
Kekurahan Jajar.
Kec. Bergas.

Watu Lumpang Senden Jajar

Watu lumpang tersebut, Berbahan baku batu alam. Mungkin kadar kerasnya tidak sama dengan batu andesit, Yang di pergunakan sebagai bahan bangunan tempat pemujaan, Yaitu Candi.
Lebih keras batu andesitnya. Kenapa tidak di buat dengan menggunakan batu andesit saja .. ??? Ada kemungkinan, Leluhur kita memanfaatkan batu batuan alam yang berada di sekitarnya saja. Bisa juga memanfaatkan batuan alam, yang di utamakan. Karena jenis batu andesit sangat aulit di cari kala itu. Adapun Keberadan batu tersebut, Sangat jauh dari daerah tempat asalnya leluhur kita. Batuan andesit, Bisa di temui atau di jumpai di sekitar kaki gunung. Sedangkan lokasi di mana leluhur kita tinggal, Sangat jauh dari pegunungan.
Itu alasan dari saya pribadi, Yang pernah saya dengar dari senior senior ahli sejarah dan bidang perbatuan.

Watu Lumpang Senden Jajar

Beginilah kondisi awal batu lumpang tersebut. Terlihat pada gambar di atas, hanya terlihat permukaan bagian atasnya saja.
Untuk Ukuran : 
Jika menurut ukuran diameter luar watu lumpang tersebut, Ukuranya menunjukan 120 Cm untuk diameter luar.
Untuk diameter lubang atau cekungan tengah 46 Cm.
Dan untuk Kedalaman Cekungan atau lubang tengah sekitar 38 cm.

Watu Lumpang Senden Jajar

Mendapati informasi yang berbentuk cerita, Dari bapak Mansyuri. Pada tahun 2005 pernah di datangi dua orang, Dari perangkat desa. Untuk menindak lanjuti soal pemindahan situs watu lumpang tersebut, Yang akan di alokasikan di depan kantor kelurahan Jajar.
Namun, Sampai tahun 2019 ini, Tidak ada kelanjutanya lagi. Lumayan loh .. !!! Menunggu kelanjutan tersebut, Mencapai kisaran 13 tahun belum jadi pindah. Tapi .. !!! USAHA dari bapak mansyuri, Akan di lanjutkan pemindahanya. Tentunya dengan ijin perangkat desadan dinas terkait. Dan di bañtu warga sekitar, akan di angkat dan di pindahkan ketempat yang aman. Lebih tepatnya di depan kantor perangkat desa.

Setelah kita mengexplore keberadaan watu lumpang, Yang berada di belakang rumah pak Mansuri. Kita bergegas pindah tempat dan mengexplore watu lumpang yang berada tidak jauh dari watu lumpang yg berada di belakang rumah. Jaraknya sekitar 60 meteran, berada di depan rumah, di seberang jalan yang menghubungkan ke beberapa desa di kelurahan jajar.

Watu Lumpang Senden Jajar

Pak Mansyuri bercerita tentang keberadaan awal mula watu lumpang yg ke dua ini. Sebenarnya, Watu lumpang tersebut sudah pindah tempat, Walaupun hanya 3 meter saja. Karena watu keberadaan watu lumpang tersebut berada seperempat lebar jalan yg menghubungkan desa. Saat itu ada pembangunan jalan desa, Yaitu di aspal. Karena takut akan rusak maka Pak Mansyuri beserta dengan kakak kandungnya yang memindahkannya, Dengan alasan, Supaya batu lumpang tersebut tidak pecah atau rusak, masih bisa di pandang, di lihat sebagai bukti atau sumber sedjarah desa tersebut.

Watu Lumpang Senden Jajar

Mitos Dan Mistis Tentang Keberadaan Watu Lumpang : 

Cerita ini tidak jauh berbeda dwngan cerita cerita yang berada di beberapa desa yang memiliki aitua watu lumpang.
Yaitu : Barang siapa yang memindahkan keberadaan situs watu lumpang. Walaupun dengan maksud akan di pergunakan mempermudah suatu pekerjaan / Menumbuk, Maka dengan sendirinya. Watu lumpang tersebut akan kembali lagi ke tempat asalnya atau keberadaan watu lumpang tersebut berada / Berawal.

Mistisnya : 
Setiap watu lumpang tidak ada beda cerita dengan tempatbtemoat lainya. Bahwa di ceritakan, watu lumoang ada penunggunya seperti makhluk astral atau makhluk tak kasat mata. Mungkin bisa saja terjadi. Alasanya, Memang sekedar batu biasa. Namun, Batu teraebut di buat sedemikian rupa.
Dan Mempunyai tujuan tujuan tertentu mestinya. Selain di buat untuk mempermudah suatu pekerjaan. Watu lumpang tersebut, di gunakan sebagai sarana pemujaan dewa maupun dewi dalam kepercayaan hindu kuno.

Watu Lumpang Senden Jajar

Beberapa Fungsi dari watu lumpang banyak fersinya, di antaranya.

1. Watu lumpang memang sengaja di buat sebagai alat untuk mempermudah suatu pekerjaan. Yaitu sebagai alas untuk menumbuk biji bijian, padi dan hasil panen lainya berupa kacang kacangan.
Dan watu lumpang pun mempunyai pasangan yang di sebut dengan Alu.
2. Watu Lumpang di gunakan sebagai penanda tanah krajan, yang seringnya di sebut sebutkan nama di wilayah pedesaan. Di mana, suatu desa yang menggunakan nama krajan. Pastinya ada keberadaan situs watu lumpang. Mungkin juga di sertai dengan watu lesung atau situs situs lainya.
3. Watu Lumpang di pergunakan sebagai sarana pemujaan dewi sri atau dewi padi atau dewi kesuburan. Dengan mengadakan upacara pada saat musim tanam dan musim panen. Biasanya, Upacara di lakukan atau di laksanakan di tengah tengah lapangan, Dengan melaksanakan penyembelihan hewan Unggas atau Ayam jago. Penyembelihan tersebut di lakukan dengn cara, di lakukan di atas watu lumpang, Dan darahnya di alirkan ke dalam cekungan tengah watu lumpang. Selepas itu, Hewan unggas yang di sembelih, Akan di masak dan di bagikan kepada semua warga yang mengikuti upacara pemujaan.

Watu Lumpang Senden Jajar

Banyak kisah tentang adat istiadat dari leluhur kita, Yang dapat kita ambil khikmah dalam setiap perbuatan yang positif untuk di lakukan kebiasaanya hingga sampai sekarang. Merti dusun atau lebih di kenal dengan sebutan " Kadeso "

" Look This is my You Tube



" Nusantara Itu Indah "












Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI