CANDI CETO KARANGANYAR



" Candi Ceto "

Hari ini, berketepatan dengan Hari suci  umat hindu yaitu Nyepi. Perjalanan  saya sampai di lereng Gunung lawu, tepatnya di sebelah barat gunung lawu. Hanya ingin lebih tahu, Sampai mana jejak jejak peradaban hindu kuna di masa itu. Menapak jejak leluhur nusantara. Sebagai bukti dan saksi tinggalan tinggalan kerajaan majapahit, Yang pernah ramai akan kesibukan peribadatan masa itu. 
Iya, 
" Candi Ceto "
Tanggal 18 / 03 /2018

" Candi Ceto "

Candi Ceto Terletak Di Dusun Ceto
Desa Gumeng
Kec. Jenawi
Kab. Karanganyar

" Candi Ceto "

Bangunan Candi Ceto, Terletak pada Bidang tanah di.lerang Gunung lawu, Dengan ketinggian hampir 1500 Mdpl. Dan letaknya pun berdekatan dengan Situs Bangunan Candi Sukuh, Candi Menggung dan Candi Plagatan. Candi Ini di temukan Oleh C. J Vander Vlies pada tahun 1842. Gugusan Candi Ceto menghadap ke arah mata angin Barat. Berentuk punden berundak undak. Yang terbagi atas 11 teras atau undak undakan. Memanjang ke belakang, Dari arah barat ke arah timur. Kurang leih memiliki ukuran hampir 190 meter x 30 meter. Tempat pemujaan ini merupakan tinggalan dari Kerajaan Majapahit. Yang di bangun tahun 1397 şyaka atau 1475 Masehi. Berdasarkan inscripsi yang di temukan yang berbunyi 

" Peling Padamel irikang buku tirtasunya Ra Ya Hilang şyaka ķāĺānya Wiku Goh Anahut Iku ".

Di depan Gapura pertama, Terdapat tiga teras. Pada teras pertama terdapat tiga arca dalam posisi berlutut / Bersimpuh. Dua arca di antaranya dalam ke adaan rusak / Fragmen. Namun, Arca yang satunya masih nampak kelihatan bagus.

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

Teras Ke dua di depan gapura utama, terdapat swbuah arca dalam posisi kaki bersimpuh dengan kaki yang satundalam posisi jongkok dam kaki yang satunya dalam posisi di duduki, kedua tangan berada di depan, Si telangkupkan di depan dada, Posisi ibu jari saling berkaitan atau saling di tempelkan, Dengan kepala sesikit memengadah ke atas. Seolah olah hampir mirip seorang yg sedang memohon atau berdoa kepada Sang Hyangnya.

" Candi Ceto "

Teras ketiga di depan gapura utama terdapat lahan kosong. Teras pertama setelah masuk gapura utama merupakan halaman Candi. Teras ke dua terdapat Patilasan Ki Ageng Krincing Wesi, yang di percaya dan di yakini sebagai tokoh bubak alas desa ceto. Petilasan ini merupakan bidang tanah yang di tinggikan. Berbentuk Bujur Sangkar berukuran 6 x 6 meter. Di seyiap sisi siainya di tata batu batu andesit, yang di fungsikan sebagai penguat, Aupaya gundakan tanah yg di tinggikan twrsebut tidak larut terkikis ari saat musim Hujan.

" Candi Ceto "

Di tengah tengah halaman rumah yang di anggap sebagai tempat tinggal Ki Ageng Krincing Wesi, Terdapat tempat pemujaan beratap ijuk dari pohon Kolang kaling, Yang menaungi auainan batu nadeait yang berbentuk seperti tugu.

Yang di yakini sebagai rumah Ki Ageng Krincing Wesi.

" Candi Ceto "

Tedapat anak tangga untuk menuju ke ruang pemujaan yang berbentuk Kura kura.

" Candi Ceto "

Bagian Anak tangga yang berbentuk kura kura.

" Candi Ceto "

Susunan Batu Andesit yang hampir mirip dengan bangunan Tugu.

Pada teras  ketiga, Terdapat susunan batu yabg membentuk phallus ( Alat kelamin Laki Laki ), Bertipe ampallang dan di apit dua buah lambang Kerajaan Majapahit. 

" Candi Ceto "

Di tempat ini juga terdapat tatanan Batu berbentuk segitiga.Hiasan Hiasan ini merupakan lambang kesuburan. Phallus batu dan segitiga tersebut, sekilas seperti anak panah yang membujur ke arah barat atau mengarah ke arah pintu masuk bangunan candi. Di sebelah timur terdapat tatanan Batu berbebtuk segitiga terdapat batu berbentuk kura kura Besar yang berada di atas tatanan Batu berbebtuk seperti sayap kelelawar. Dan di antara tatanan batu tersebut, Terdapat satu buah lambang dari kerajaan Majapahit, Yaitu Surya Majapahit.

" Candi Ceto "

Pada halaman atau bagian teras ini, Juga terdapat dua buah batu yang melambangkan Surya Majapahit. Yang terdapat pada samping kanan dan kiri lingga yoni yang berbentuk phallus.

" Candi Ceto "

Terdapat juga struktur segi empat yang mengapit jalan masuk di tengah tengah teras. Di sini juga terdapat pula, Dua buah arca sosok tokoh. Yang satu dalam posisi bersila dan yang lain dalam posisi berlutut. Dua arca binatang dan dua buah arca berbentuk kura kura, Yang menjadi tempat pijakan kaki / Anak tangga yang menuju ke teras berikutnya.

" Candi Ceto "

Pada teras ke empat terdapat struktur tatanan batu, Yang membentuk pola segi empat. Hampir menyerupai dinding bangunan dan memiliki relief. Merupakan kisa cerita Sudamala. Sama halnya yang terdapat pada bagian bagian dari komplek Candi Sukuh.
Yaitu, Bercerita tentang, Usaha manusia yang ingin melepaskan diri dari malapetaka.

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

Gambar poto di atas merupakan kumpulan kumpulañ relief Sudamala.

Di sisi dalam bangunan teras ke empat tèrdapat arca Bima, Yang menjaga gerbang yang menuju ke bangunan teras ke lima.

" Candi Ceto "

Poto di atas merupakan anak tangga yang menghubungkan bangunan teras ke Lima, Terlihat bangunan yang menggunakan kayu beratap, Merupakan bangunan pendapa. Yang berada di kanan dan kiri mengapit jalan ke bangunan teras berikutnya.

" Candi Ceto "

Bangunan dari bahan material kayu, Yang memiliki enam belas soko guru. Bangunan atapnya berbentuk joglo limasan. Khas bangunan rumah di pulau jawa. Gambar yang di atas merupakan bangunan pendapa yang berada di sebelah kanan, Dengan posisi kita akan naik ke teras berikutnya. Sampai sekarang, Pendapa terswbut masih di gunakan dalam acara keagamaan.

Anak tangga yang menuju teras ke enam. Di depan anak tangga, berdiri dua buah arca ( Mungkin ) Berfungsi sebagi penjaga gapura. Kalau dalam struktur bangunan candi candi pada umumnya, Dua buah arca itu memiliki nama Dwarapala.

" Candi Ceto "

Anak tangga yang menghubingkan teras ke enam.

" Candi Ceto "

Arca penjaga gapura berada di sisi kiri

" Candi Ceto "

Arca penjaga gapura, Berada di sisi sebelah kanan.

Setelah menaiki tangga dari teras ke lima. Teras ke enam juga memiliki dua buah bangunan pendapa, Yang mengapit jalan menuju teras ke tujuh. Dengan kesamaan ini Bahwa, pendapa tras ke enam, Juga masih di fungaikan untuk ritual keagamaan sampai sekarang.


" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

Dua buah bangunan pendapa, Yang terbuat dari bahan kayu. Berbentuk joglo limasan khas jawa tengahan.

" Candi Ceto "

Arca sabdopalon


" Candi Ceto "

Arca Naya genggong

Dua buah arca tersebut merupakan, arca sabdopalon dan nayagenggong. Di percaya bahwa, Dua buah arca tersebut merupakan pendarmaan dari dua orang abdi kinasih Prabu Brawijaya. Di sisi utara terletak arca sabdopalon dan di sisi selatan terletak arca naygenggong. Sua buah arca tersebut di letakan dalam ruangan kecil, Berbentuk rumah pemujaan. Di teras ini juga terdapat pendapa yang di sebut, pendapa dalam.

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

Dua buah bagunan pendapa kecil, Yang berada di samping kanan kiri teras ke delapan.

Pada teras ke delapan, di samping kiri ( sisi selatan ) terdapat lingga berbentuk phallus atau yang di sebut sebutkan sebagai kuntobimo.

" Candi Ceto "

 Dengan hiasan bulatan yang berada di samping kanan kiri lingga tersebut.

Arca Sang prabu brawijaya berada di sisi Utara. Pintu masuk teras ini berupa bangunan gapura. Dan dinding gapura bertuliskan: 

" Candi Ceto "

" Peling Padamel iri kang Buku Tirtasunya Hawaki ra ya hilang kalanya wiku goh anahut iku "

Artinya : peringatan pendirian tempat peruwatan atau tempat untuk pembebasan dari kutukan, di sirikan tahun 1397 şaka.

Teras ke delapan meeupakan teras bangunan candi utama atau candi induk. Dan bangunan paling puncak atau bangunan yang paling atas. Yang di jadikan tempat pemujaan untuk memuja kepada sang hyang Widi atau penguasa alam semesta.

" Candi Ceto "


" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

Denah bangunan candi utama ini berbentu segi empat persegi panjang dan mengecil pada bagian atasnya. Kalau saya menyebutkan seperti bentuk trapesium. Dan di perkuat dengan Vondasi atau tatanan batu andesit berpola kotak. 

" Candi Ceto "

Rumah pemujaan yang berada di depan bangunam candi utama, tepatnya berada di sebelah selatan. Berisikan bedera Indonesia berwarna merah putih.  Dan beberapa swnjata tajam berwujud tombak. Dengan sebuah batu berpola seperti bingkai pada sisi sisinya. Mungkinkah yang di dalam itu prasasti. Hanya dapat mengambil photo dari luar bangunan saja.

" Candi Ceto "

Gapura teras ke delapan. Hampir mirip bangunan gapura utama candi bentar dan bangunan gapura utama pura di bali.

Banyak ragam dan jenis jenis situs cagar budaya di berbagai daerah. Kental dengan cerita magic, mistis dan mitosnya. Hanya dengan perjalanan spiritual itulah, Kaki buyut kita melindunginya dengan unsur cerita di luar penalaran kita. Hanya bisa kagum dan bangga atas hasil hasil karyanya. Untuk di kenang dan di fahami setiap alur dan sumber ceritanya.

" Demi Kejayaan Nusantara "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "

" Candi Ceto "



" Candi Ceto "

" Candi Ceto "


" Tjandi Tjeto "
Tanggal 18 / 03 / 2018
Karanganyar
Lereng Gunung Lawu
Jawa Tengah




Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA