WATU LUMPANG KEMBAR DESA SETRO DAN KLESEM



" BLUSUKAN JEJAK KERAJAAN KUNO WATU LUMPANG KEMBAR SETRO BERGAS "


Setelah melakukan kegiatan blusukan di desa Ngobo atau Kebun Karet PTPN IX Ngobo, kita melakukan penelusuran perjalanan menuju ke sebuah desa di 

Kec. Bergas.
Kab. Semarang.

Dengan suasana masih di area perkebunan karet. Desa setro, Yang mempunyai kaitan erat dengan unsur cerita tentang keberadaan situs cagar budaya berupa watu lumpang. Watu Lumpang tersebut memiliki sebuah mitos, Bahkan legenda yg di kemas dalam cerita rakyak yang cukyp menarik, yang sudah menjamur di kalangan khalayak ramai, Khusunya di desa setro dan di desa klesem. Karena keberadaan watu lumpang tersebut berada di antara tengah tengah kedua desa tersebut. Di Pinggir jalan Utama, yang memiliki rute, Yang menghubungkan ke beberapa desa di antarnya, desa mendiro menuju desa Gondoriyo. Keberadasn ke dua situs tersebut Berada di sebelah kanan jalan, Jika arahnya dari desa Mendiro ke Gondoriyo, Dan bahkan sebaliknya.
Watu Lumpang tersebut mempunyai karaktèr cerita yang sama dengan desa Watu Lumpang yang berada di kebun karet Ngobo. Kenapa demikian, warga dari desa ngobo yang menceritakan hal yang sama antara keterkaitannya dengaan situs watu lumpang ngobo dan situs watu lumpang kembar setro. Saat kita mengadakan napak tilas di desa ngobo, Tepatnya gumug krajan, di tengah2 hutan karet, ada bongkahan batu lumpang. Yang konon ceritanya, Batu Lumpang tersebut merupakan bagian salah satu dari kedua watu lumpang Di desa setro Ini.

Watu Lumpang Kembar Setro


 Jalan yang memisahkan kedua desa. Antara desa klesem dan desa setro. Rute perjalanan blusukan kami melalui jalur tersebut, di mulai dari  desa Gondoriyo menuju ke desa Mendiro. Sedangkan Watu Lumpang tèrsebut, Berada di sebelah kiri jalan, Du antara rimbunan rumput dan rindangnya pohon karet.


Watu Lumpang Kembar Setro

Watu Lumpang kembar, Warga menyebutnya. Jika di kisahkan dengan alur cerita rakyat. Watu lumpang Oerkebunan Karet Ngobo, Dulu berasal dari sini ( Lumpang perkebunan karet Setro ), Adalah bagian dari sini. Karena menurut cerita rakyat, Keberadaan watu lupang Ngobo terletak di antara tengah tengah watu lumpang kembar tersebut. Kenapa bisa berpindah sampai sana ( Kebun Karet Ngobo ).
Alur cerita Rakyat menjelaskan, akemarahan sesosok mbah wali pada saat itu, Karena hasil tanam atau hasil tani tidak berhasil, Karena selalu di rusak oleh wereng ( Hama ). Maka dengan amarahnya, Mbah wali menendang watu lumpang yg berada di bagian tengah, Sehingga terpental sampai ke kebun karet ngobo.

Nb : Hanya cerita rakyat yang mampu melindungi situs cagar budaya di setiap daerah yang berketempatan.


Watu Lumpang Kembar Setro

Situs watu lumpang Kembar, Memiliki Ukuran diameter lingkar luar 126 cm, Ukuran diameter tengah pada lubang berukuran 34 cm
Kedalaman sumbu tengah 26 cm.
Untuk ukuran watu lumpang sebelah kanan, Jika kita menghadap ke barat dalm posisi di antaranya.


Watu Lumpang Kembar Setro

Situs watu lumpang Kembar, Memiliki Ukuran diameter lingkar luar 124 cm, Ukuran diameter tengah pada lubang berukuran 28 cm
Kedalaman sumbu tengah 24 cm.
Untuk ukuran watu lumpang sebelah kiri, Jika kita menghadap ke barat dalm posisi di antaranya.


Watu Lumpang Kembar Setro

Fungsi dari watu lumpang :
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa, Situs watu lumpang memiliki beberapa fungsi. Dan itupun tidak bisa di jadikan acuan untuk suafu kebenaran. Karena, Sumber yang pasti belum bisa di jelaskan afu belum bisa di tentukan dengan atau mungkin adanya prasasti atau inscripsi yang menjelaskan tentang kegunaan watu lumpang tersebut.

Beberapa pendapat di antaranya menyatakan :

1. Watu Lumpang berfungsi sebagai penanda tanah krajan, Di mana suatu desa yang mempunyai sebutan krajan, Bisa di pastikan memiliki situs cagar budaya, Minimnya Watu lumpang atau situs lainya. Karena watu lumpang merupakañ penanda awal munculnya suatu peradaban yg pertama kali terbentuk atau muncul di jaman jaman kerajaan Kuna.

Watu Lumpang Kembar Setro


2. Fungsi watu lumpang di sebutkan, Sebagai sarana pemujaan dewi sri atau dewi kesuburan atau dewi padi. Yaitu di lakykan dengan upacara pemujaan yang akan di laksanakan pada saat musim tanam dan musim panen. Dengan cara penyembelihan ayam jantan yang di lakukan di atas batu lumpang tersebut, dengan mengalirkan drah segar yang keluar dari leher ayam ke lubang watu lumpang yg berposisi di tengah. Kemudian daging ayam di masak dengan cara di bakar, Dan di bagi bagikan kepada orang yang yang mengikuti acara pemujaan tersebut.

Watu Lumpang Kembar Setro

3. Fungsi watu lumpang yang berikutnya, Yaitu : watu lumpang sengaja di ciptakan sebagai alat untuk mempermudah suatu pekerjaan. Di antaranya di gunakn sebagai penumbuk padi atau hdil panen lainya.

Di antara pendapat ketiga yg tertera di atas, fungsi watu lumpang merujuk ke pendapat nomor 3 ( Tiga ) di mana do sebutkan. Bahwa, watu lumpang merupakan salah satu alat yabg di gunakan untuk mempermudah suagu pekerjaan.

Banyak kisah atau legenda rakyat yang terjadi pada suagu daerah. Mungkin dengan cara seperti itulah, Mereka melindunginya melalui cerita ganjil dan berbuah mistis.


Tetap semangag dalam berkarya
" Demi Kejayaan Nusantara "









Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA