WATU LUMPANG JATI PELEN DAN WONOREJO
SITUS WATU LUMPANG
JATI PELEN ( wono rejo )
Masih meniti sisa sisa peradaban kuno, di sebelah desa kawah,
Dusun Jati Pelen
Desa Wono rejo
Masih di kec. Pringapus.
Informasi dari warga desa kawah mengatakan kepada kita,
Bahwa di desa Jati pelen ada dua watu lumpang di pematang sawah, tanpa berfikir panjang, kita melanjutkan perjalanan di desa jati pelen dan berjumpa dengan seorang Bapak2 tengah baya, meminta informasi tentang keberadaan ke dua situs watu lumpang tersebut.
Bapak karmani nama beliau, beliau menerima pertanyaan kami dengan baik dan santu, selan beberapa waktu, Bapak karmani mengantar dan menunjukan di mana batu lumpang itu berada.
Di depan desa jati pelen di seberang jalan, di pematang sawah.
SITUS WATU LUMPANG
JATI PELEN 1
From You Tube
From You Tube
SITUS WATU LUMPANG JATI PELEN
SITUS WATU LUMPANG
Desa jati pelen
Kel. Wono Rejo
BAPAK KARMIN DAN MBAK MONA JULIA
Perjalanan kita lanjutkan lagi ke sisi kanan desa jati pelen.
Dan banyak kisah rakyat yg di ceritakan oleh Bapak Karmin.
.
Perjalanan amenuju situs watu lumpang dan watu sigar atau watu pandai ( watu yg di gunanakan landasan, untuk membuat senjata tajam seperti pedang dan beberapa senjata tajam lainya )
.SITUS WATU LUMPANG KE DUA
DESA JATI PELEN
.
.
SITUS WATU LUMPANG KE DUA
DESA JATI PELEN
Beberapa ragam fungsi dari Watu Lumpang dengan beberapa pendapat yang berbeda.
Pendapat 1
bahwa situs Watu lumpang ini di fungsikan sebagai sarana pemujaan Dewi padi atau dewi Sri dan lebih di kwnal dengan Dewi Kesuburan.
Untuk sarana memohon berkah atas kesuburan tanah dan hasil tani yg melimpah, biasanya di fungsikan saat melakukan acara pemujaan adat, Seperti datangnya Musim tanam dan Seusai Hasil panen.
Pendapat Ke 2
Situs Watu Lumpang di fungsikan sebagai oenanda tanah krajan, Di mana peradaban awal di buka atau di mulai, Beberapa hal yang dapat di jadikan acuan adalah, Di setiap desa yang menggunakan nama Kjrajan sudah barang tentu terdapat situs cagar budaya, walaupun minimnya sebuah watu lumpang atau beberapa dari situs situs lainya.
Pendapat yang ke 3
Watu lumpang memang di ciptakan sebagai alat untuk memudahkan suatu pekรจrjaan, Seperti contoh, Pekerjaan Menumbuk hasil panen atau menumbuk untuk ramu ramuan obat tradisional.
.
Situs Watu Lumpang Jati Pelen
Beberapa meter arah ke timur jelasnya, jarak tempuh sekitar 100 meter.
Terdapat Situs watu sigar, atau watu pandai,
SITUS WATU SIGAR ATAU WATU PANDAI
Situs Watu Sigar atau Watu Pandai
Watu pandai ini berada di sebuah sendang, Menurut cerita rakyatnya, tutur kata dari pak Karmin.
Dulu batu ini di fungsikan sebagai pembatas desa pada kala itu, terus di alih funsikan sebagai landasan memandai beberapa senjata pada zaman kerajaan, ketika saya tanya, dari kerajaan mana ... ???
Pak karmin mwnjawabnya dwngan tegas.
Pada masa kerajaan para wali mas...!!! Tegasnya.
Dan saya pun hanya tersenyum dan mengiyakan saja.
Saya balik tanya lagi, dulu kerajaan para wali perangnya dengan kerajaan apa pak...???
Pak karmin pun menjawab dengan tegasnya ... Kerajaan Solo mas ๐๐๐ ... !!!
Mengabadikan momen yg di ceritakan bapak karmin, harus tetap di hargai atas jasanya.
Karena cerita rakyat juga yg membuat bisa bertahannya keadaan situs situs tersebut.
Dan terciptanya kelestari dan di rawat.
SITUS WATU SIGAR ATAU WATU PANDAI
Situs Watu Sigar dan Watu Pandai
Tidak sampai di situ saja perjalanan jelajah situs cagar budaya ini.
Karena informasi dari pak karmin, di desa sebelah, desa sambeng yg berlokasi di sebelah barat desa jati pelen, terdapat situs watu lumpang juga.
Heeeem...!!! Kayaknya bakalan seru ini, satu hari hampir penuh dengan penjelajahan situs cagar budaya.
Tanpa berfikir panjang, kita pamitan dan menuju ke desa Sambeng.
Sampai di gapura desa sambeng, kita kebingungan mau mengintograsi siapa, karena pada saat itu banyak warga yg beraktifitas pekerja pabrik.
Namanya niat baik mungkin, kita di pertemukan dengan banyak kerumunan orang2 yg baru pulang dari sawah ( para petani ), dan menyempatkan bercengkerama bersama.
Heeem...??? Gak tau juga sieh, apa yg di bicarakan beliau beliau, tapi bukan itu tujuan kita, mendengarkan beliau bercengkerama.
Kelamaan mikir juga sie...!!! Harus dari mana memulai tentang pertanyaan situs watu lumpang itu.
PERJALANAN MENUJU WATU LUMOANG KE TIGA
Perjalanan Menuju Desa Sambeng, di mana watu lumpang ke tiga berada.
Percakapan saya dengan salah satu warga dalam kerumunan.
Ibu darsi namanya.
Kulanuwun...!!! Buu...!!!
Ibu darsi menjawab,
Monggo mas...!!! Ada apa mas...???
Saya langsung menghujami beberapa pertanyaan tentang situs watu lumpang tersebut, dan seolah olah, ibu darmi merahasiakan sesuatu.
Kelihatan dari raut wajahnya sie... ( apa saya yg baperan yak... )
Dari kerumunan lain, tiba tiba ada jawaban yg menyambar pertanyaanku ke pada ibu darmi.
Dengan lantang mengajukan pertanyaan kembali ke pada saya.
GOLEK WATU LUMANGNG AREP GAWE OPO MAS ... ??? OPO AREP KOK TUKU ( cari batu lumpang mau di buat apa mas ... ??? Apa kamu ingin membelinya ... ??? )
OOH... MBOTEN PAK...NAMUNG DEREK MIRSANI MAWON...AJENG NINGALI SITUS TINGGALAN LELUHUR ... ( tidak pak...hanya ingin melihat saja...mau melihat situs tinggalan leluhur ...
Bapak itu mengajak saya...!!!
AYO MELU AKU MAS...!!
( ayo ikuti saya mas )
ENGGIH...MONGGO KULO DEREKAKEN PAK
( Iya ... silahkan saya ikuti pak )
Dan kita mengikuti bapak itu menuju sebuah rumah yg tidak jauh dari tempat beliau kumpul2 dengan warga lainya tadi.
Yg kelanjutanya kita saling memperkenalkan diri.
Sambil mengulurkan tangan, beliau menanyakan nama saya.
Namanya siapa mas...???
Saya pun menjawab...!!!
Saya eka ... pak.
Dan saya memulai memperkenalkan satu persatu dari kita,
ini saudara saya, Namanya alexa dan ini istrinya mbak mona julia, dan yg ini mas juni montong.
Bapak tersebut menyebutkan namanya,
Nama saya yohanes mas...!!!
Dan ini istri saya
Dan yg itu menantu saya
Yg ini anak saya
Dua anak anak kecil itu cucu saya ...
Dan Ini Watu Lumpangnya mas...!!!
Sambil mengarahkan dengan tangan beliau memperkenalkan dan menunjukan situs watu lumpang tersebut.
Akhirnya saya mulai berani mengajukan beberapa pertanyaan.
Saya : Maaf pak...saya mau tanya...???
Pak yoh : Silahkan mas...!!!
Saya : Apakah watu lumpang ini berasal atau asli sudah berada di sini pak...???
Mulai lah bapak yohanes bercerita tentang situs watu lumpang tersebut.
" TIDAK MAS " ... Sebenarnya watu lumpang ini dulu berada di pematang sawah milik warga sini juga, berhubung lahan sawah tersebut masih produktif.
Rencana dari pemilik lahan, watu lumpang ini akan di hancurkan mas...karena menurutnya menggangu pekerjaan dalam bercocok tanam,
kenapa kok bisa sampai di sini ... !!! ( bapak yohanes mengulang pertanyaan saya ).
Saya mendengar beberapa warga bercerita dari mulut ke mulut, bahwa watu lumpang itu akan di hancurkan.
Bergegaslah saya menemuai warga yg mempunyai lahan sawah teraebut.
Sengaja saya minta dan saya akan merawatnya.
Jawaban dari pemilik sawah...
Silahkan jika anda berminat.
Dengan rasa bangga, saya mengumpulkan warga sekitar 4 ( empat ) orang, meminta bantuan untuk mengangkat dan memindahkan watu lumpang iti ke depan rumah saya, dengan imbalan 100 ribu rupiah per orang.
Saya pun masih kurang puas dengan cerita bapak yohanes tersebut.
Lalu saya ajukan pertanyaan lagi ke pada beliau.
Karena ada apanya pak, watu lumpang ini anda bawa pulang dan anda mau merawatnya di rumah.
Dengan lantang pula, pak yohanes menjawab " KARENA ITU TINGGALAN MBAH WALI MAS ".
Baru saya mengerti dan mengagumi sosok bapak yohanes yg masih peuli dengan situs cagar budaya.
Cerita menarik dari saya yg mungkin bisa menyadarkan kita.
Sebagai para pemuda tunas tunas nusantara.
Yg ternyata bapak yohanes itu adalah sosok seorang suami atau kakek yg bertanggung jawab.
Beliau bekerja sebagai buruh pencari rumput, yg menghidupi keluarganya.
Yg lebih menyentuh lagi, ternyata bapak yohanes mempuyai cacat fisik di bagian kaki kirinya semenjak lahir.
Tidak bisa di bayangkan, kurangnya fisik beliau ternyata ada kelebihan tentang kepedulian.
Kalau bapak yohanes bisa, kenapa kita tidak, kita harus memiliki rasa tanggung jawab atas situs cagar budaya, karena itu merupakan warisan dari leluhur kita pada jaman kerajaan kerajaan kuno di masa lampau.
SITUS WATU LUMPANG SAMBENG
KE 3 ( tiga )
.
Situs Watu Lumpang di Desa Sambeng
POTO BERSAMA PAK YOHANES
DAN SITUS WATU LUMPANG
Dari kanan ke kiri, mbak mona julia, saya, pak yohanes, kang juni montong.
❤❤❤
Akhirnya saya berpamitan pulang dan memberikan sedikit pesan kepada pak yohanes dan keluarganya.
Untuk tetap menjaga situs watu lumoang tersebut, biarpun ada orang yg mau membeli atau membayarnya, jangan sampai di berikan.
Dan bapak yohanes menjawabnya dengan tegas.
Saya tidak akan menjualnya kepada siapapun dan di beri harga berapapun, karena ini tinggalan leluhur saya, yaitu tinggalane Mbah Wali.
๐๐๐
Tidak ada salahnya kita mulai mempelajari situs situs cagar budaya yg ada di nusantara.
Karena kewibawaan orang orang nusantara, dulu tumbuh dari beliau beliau yg mencetak sedjarah pada msanya.
.
Datang
Kenali
Pelajari
Thanks to
Mbak mona
Om alexa
Mas Junian
" Tetap Semangat Dalam Berkarya
Demi Kejayaan Nusantara "
Komentar
Posting Komentar