SITUS CAGAR BUDAYA DESA GLAGAH
NAPAK TILAS JEJAK KERAJAAN DI DESA GLAGAH DAN KIJON
Tidak ada maksud menyusun acara untuk acara blukan ke suatu tempat.
Melainkan menjadi tujuan awal memenuhi Suatu undangan Walimtul Ursy ( Resepsi Manten ).
Berhenti sejenak di salah satu pertigaan pasar Gabus, menunggu teman yg kebetulan menghadiri acara tersebut.
Lama menunggu dan tak kunjung datang, akhirnya kita memutuskan melanjutkan perjalanan setelah lama menunggu di pasar ganus hampir satu jam lamanya.
Ternyata dan ternyata, setelah sampai di tempat tujuan, tak habis fikir, masih menunggu temen yg mengadakan janjian bareng untuk berankat secara kebersamaan.
Lumayan agak lama, menunggu sekitar 15 menitan, akhirnya datang juga yg di tunggu.
Memenuhi acara walimah / resepsi pernikahan salah satu teman kerja.
Adalah kebanggaan bagi kita, karena di doa yg di harapkan ke dua mempelai sangat penting dan wajib kita lantunkan.
" Semoga Tercipta Keluarga yg sakinnah, Mawaddah, warrokhmah "
Doa yg kami haturkan ke hadirat ALLOH SWT, kepada kedua mempelai ...
SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU
" Mbak Dinar Andriyani a mz agus. S "
SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU
" Mbak Dinar Andriyani a mz agus. S "
Desa Glagah
Kec. Jatinom
Kab. Klaten
Yang menjadi tempat, di mana mempelai tinggal dan melangsungkan akad Nikahnya.
Setelah Memenuhi undangan acara resipsi Nikahan, kita sebenarnya mengadakan agenda, akan mengunjungi salah satu wahana wisata di daerah cokro, yaitu sebuah wahana wisata kolam renang, yg bersumber asli dari perut bumi.
Mendengar nama Cokro, Pikiranku langsung berpendapat, jangan jangan patirtaan kuno.
Dengan Semangat 45, saya pun tidak berani menolah ajakan tersebut, tanpa pikir panjang saya iyakan saja.
Namun apa mau di kata, Yang kuasa berkehendak lain.
Langit menunjukan wajah kelamnya siang hari itu, Mendung menyelimuti Kec. Jatinom.
Dan niat ke Pemandian Cokro di Batalkan.
Sedih sie enggak ... !!! Cuma Mangkel adja ... !!! 😢😢😢.
Namun apa mau di perbuat, akhirnya salah Satu Teman yg bernama mbak Ami, yang berasal dari desa kijon, tak jauh dari lokasi Desa Glagah, Dengan Baik hatinya, Menawarkan sebuah rencana bagus, Kita di suruh mampir ke rumahnya.
Akhirnya kita semua sepakat, dan kita mampir ke rumah mbak Ami.
Entah Apa yg hinggap di kepala saya, dan memenuhi bisikan di telinga saya, hal yg tak lazim harus terjadi.
Sebelum sampai ke parkiran, tanpa sengaja kepala ini menengok ke arah kiri, tepat di hadapa saya, jarak kurang lebih 10 meter di tengah halaman rumah warga.
Berdiri dua batang pohon salam dan Sejenis Pohon sawo ijo.
Di bawah batang tersebut, terdapat sekumpulan batu batu yg menurut saya adalah batu kuno.
Sehingga menarikdaya untuk melihatnya.
Sutus Desa Glagah
Batu Berpola persegi empat, yg memiliki cekungan berbentuk lingkaran, yangboertama kalai saya lihat.
Saya mengira dan berpendapat, dan memang sengaja saya ucapkan dengan keras " iiih ... watu lumpang "
Saya hanya berfikir, Situs kuno atau Buatan Baru.
Masih kurang yakin saya langsung saja mendekat, dan melihat secara langsu.
Situs Desa Glagah
Saat itu pikiran saya merujuk ke batu lumpang, dan berfikir.
Masak iya sie ... batu lumpang mempunyai dua lubang.
Situs Desa Glagah
Saya tetap berpendapat bahwa itu batu lumpang yg memiliki dua lubang.
Situs Desa Glagah
Setelah saya lihat, ternyata di sekeliling batu tersebut, nampak juga sebuah fragmen arca, yg saya duga.
Sebuah Arca Durga Mahisasuramardini, yg memiliki delapan 8 lengan atau hasta.
Fragmen Arca tersebut, saya kira masih memiliki sambungan bandan yg tidak terlihat, karena sebagian badan kemungkinan tertimbun tanah, namun dugaan saya meleset.
Fragmen Arca Tersebut benar benar memang audah patah pada bagian dada ke bawah.
Situs Desa Glagah
Seorang warga yg duduk di depan rumah, kemungkinan menaruh kecurigaan ke pada saya, sehingga beliau memberanikan diri bertanya ke pada saya.
Warga tersebut memiliki hal yg sama dengan saya juga temen lainya, yaitu memnuhi undangan Walimahan atau resepsi nikahan.
Dalam Percakapan :
Warga : w
Saya : Q
W : Ada apa mas
Q : Cuma melihat lihat batu saja Pak.
W : Apa ada yang aneh dengan batunya mas.
Saya langsung melayangkan beberapa peryanyaan.
Q : Pak, sekumpulan batu ini, dulu di dapat dari mana pak, apakah asli terdapat di halaman ini pak.
W : Asli dari situ mas, batu itu merupakan batu kuno tinggalan mbah wali kok mas.
Q : Ada ceritanya dengan batu batu ini pak.
W : Ada mas, dulu mau di buat sebuah bangunan masjid, namu gagal karena keburuan fajar terbit dan mendengar ayam jantan berkokok di pagi hari.
Pada akhirnya bangunan tersebut di tinggalkan oleh mbah wali dan tidak di teruakan.
Q : Nama dari mbah wali tersebut siapa pak .. ???
W : wah, gak paham mas, dulu embah embah saya cuma bilang begitu saja, tanpa di sebutkan namanya mas.
Q : ooowh, iya iya pak, terimakasih atas petunjuknya pak.
W : Sama Sama pak.
Q : Saya melanjutkan explore batu batu ini boleh kan pak.
W : Silahkan mas,batu batu kotak yg lainya terkubur di dalam bangunan rumah mas.
Q : Oow alah, iya pak iya pak ... !!!
Situs Desa Glagah
Akhirnya saya melanjutkan pengexploran situs tersebut.
Di antaranya terdapat Fragmen Yg di Duga Arca Durga Mahisasuramardini
Fragmen Watu Lumpang.
Dan sebaran Batu kuno, yg di duga batu pengisi selasar bangunan pemujaan berupa candi.
Situs Desa Glagah
Fragmen Arca Yang di Duga Arca Durga Mahisasuramardini.
Kembali percakapan antara saya dengan warga.
Setelah mengaku namanya Bapak Suwarno.
Bapak Suwarno menjelaskan kondisi, fragmen Arca Tersebut dahulunya, dalam Keadaan bwlum parah aeperti saat ini.
Pak suwarno menerangkan bahwa, Arca tersebut dulunya merwajah perempuan, dalam gambarannya.
Memiliki tangan delapan 8, dalam posisi berdiri, di atas hewan berupa sapi, sebutan beliau.
Saat saya menanyakan kondiainya bisa separah ini karena faktor apa kerusakannya pak ... ???
Pak suwarno menjelaskan bahwa, semua rusak saat adabpembungakaran material bangunan, tertimbun material bahan banginan pecahan batu, tertimbun pasi.
Saya menanyakan lagi ... ???
Terus ambungan kaki sekarang di mana pak.
Pak warno : Sudah hilang mas, entah di mana ... !!!
😢😢😢
Situs Desa Glagah
Kalau watu lumpang ini bisa pecah, dan di tumbuhi pohon salam, ceritanya g mana pak.
Pak warno : Wah kurah pahm saya mas, setahu saya yaa memang seperti itu kondisinya, dulunya sih masih bagus mas, tapi saya kurang faham siapa yg menanam pohon salam tersebut.
Terimakasih untuk informasinya pak ...
Situs Desa Glagah
Jika memang iya, Arca Di Atas Menggambarkan sosok Arca Dewi Durga Mahisasuramardini ( sakti ) istri Dewa Siwa.
Keberadaan tempat ini sudah di pastikan dahulunya adalah sebuah tempat pemujaan berupa candi.
Gambaran Dewi Durga Mahisasuramarsini Sangat banyak.
Ada yg memiliki lengan hasta 4, 8, sepengetahuan saya.
Namun ada juga yg memiliki tangan lebih dari 8.
Gambaaran Dewi Durga Mahisasuramardini.
Serinya yg saya lihat, Dewi Durga Berdiri pada punggung seekor kerbau.
Satu diantara tangan sebelah kiri menarik rambut sosok raksasa yg di sebut dengan ASura.
Tangan 1 di antaranya menarik ekor kerbau.
Kerbau tersebut di gambarkan jelmaan Raksasa Atau Asura.
Bersandar pada stela, dalam posisi berdirinya Dewi durga di atas punggung Kerbau ( mahisa ), di bawah badan kerbau terdapat Singga sana pertapaan berupa ukiran padmasana atau Ukiran bunga teratai melingakarinya.
Durga Mahisa Suramardini
Di artikan bahwa, Dewi durga sedang berperang melawan raksasa asura yg berwujud mahisa atau kerbau.
Fragmen Watu Lumpang.
Mungkin dulu di Area Desa glagah ini adalah sebuah pemukiman penduduk, dan area pertanian yg luas dan subur, dengan air yg sangat cukup untuk megolah lahan pertanian.
Dan sarana watu lumpang sebagai bukti, bahwa di sini pernah ada suatu kehidupan yang di bilang cukup ramai.
Watu lumpang kadang juga di gunakan sebagai sarana untuk memudahkan suatu pekerjaan, menumbuk hasil tani dalam skala kecil atau di gunakan sebagai menumbuk ramuan obat obatan.
Ada juga beberapa pendapat yg mengatakan, bahwa fungsi dari watu lumpang di pergunakan sebagai sarana pemujaan dewi Sri atau Dewi Padi atau Dewi Kesuburan.
Hanya pendapat saja, Karena referensi atau sebuah prasasti yg menerangkan sebagai berikut saya blm pernah melihat, mendengar cerita isinya.
Watu lumpang kadang di gunakan sebagai penanda sebuah perkampungan atau suatu tempat, dimana timbulnya awal suatu peradaban, yang benar benar di pilih sebagai tempat tinggal untuk menetap dalam mengembangkan kehidupan.
Tanah krajan contohnya, sering kita jumpai, sebutan krajan biasanya terdapat suatu hal yg ada kaitanya dengan situs cagar budaya, seringnya watu lumpang.
Perjalanan kita lanjutkan ke desa Kijon, Untuk memenuhi tawaran dari teman, yg mempersilahkan kita mampir di rumahnya.
Perjalanan season ke dua menuju ke desa kijon, untuk mampir ke rumah mbak Ami, setelah memenuhi undangan resepsi pernikahan seorang teman pabrik dan mengexplore Sitsu Cagar budaya desa glagah.
Perjalanan kami lanjutkan menuju desa kijon menempuh jarak sekitar 1,5 km.
Berharap di setiap perjalanan menemukan petunjuk yg dapat di jadikan agenda blusukan berikutnya.
Sepanjang perjalanan, mata saya tidak fokus pada satu padangan, yaitu jalan.
Selalu melihat ke samping kanan dan kiri.
Sesampainya di rumah Mbak Ami, nampak seseorang duduk sendiri di dalam rumah, posisi di ruang tamu, dan berjalan ke luar menghampiri kita, menyambut kedatangan kita, untuk dipersilahkan masuk.
Saya pun berfikiran, semoga saja bapaknya mbak ami bisa di mintai informasi soal situs cagar budaya di Desa ini.
Namun perkiraan saya meleset jauh, apa yg saya jadikan acuan untuk blusukan berubah menjadi petanyaan soal tanaman yang terkena penyakit dan jamur.
Nah ... untungnya saya pernah ikut belajar soal tanama secara praktek langsung.
Perjalanan kami lanjutkan menuju desa kijon menempuh jarak sekitar 1,5 km.
Berharap di setiap perjalanan menemukan petunjuk yg dapat di jadikan agenda blusukan berikutnya.
Sepanjang perjalanan, mata saya tidak fokus pada satu padangan, yaitu jalan.
Selalu melihat ke samping kanan dan kiri.
Sesampainya di rumah Mbak Ami, nampak seseorang duduk sendiri di dalam rumah, posisi di ruang tamu, dan berjalan ke luar menghampiri kita, menyambut kedatangan kita, untuk dipersilahkan masuk.
Saya pun berfikiran, semoga saja bapaknya mbak ami bisa di mintai informasi soal situs cagar budaya di Desa ini.
Namun perkiraan saya meleset jauh, apa yg saya jadikan acuan untuk blusukan berubah menjadi petanyaan soal tanaman yang terkena penyakit dan jamur.
Nah ... untungnya saya pernah ikut belajar soal tanama secara praktek langsung.
Saya kasih resep dan obatnya, sekalian takaran dalam literan air untuk dosis tanaman yg terkena penyakit tersebut.
Bapak Mbak Ami, punya rasa juga untuk mencoba dari pendapat saya soal tanaman.
Dan akhirnya mengucapkan terimakasih ke pada saya.
Giliran saya mau mengajukan pertanyaan soal situs cagar budaya yg berada di sini, teringat kita belum melaksanakan sholat dzuhur, akhirnya pertanyaan itu beralih tentang pencarian mushola terdekat.
Oleh Bapak Mbak Ami, kita di beri arah petunjuk jalan yg menuju ke mishola, yg memberi petunjuk, mushola tersebut berada di sebelah selatan lingkungan rtnya.
Dalam perjalanan ke mushola, di sebelah kiri, tepatnya di depan halaman warga, nampak terlihat sebuah maesan berukuran besar, namun cuma satu saja, entah tidak tau makam siapakah itu.
Selang beberapa perjalanan, setelah perempatan, di sebelah kiri terdapat Watu lumpang, Di halaman rumah warga yg terbuat dari bahan kayu atau papan.
Situs Watu Lumpang Kijon
Watu Lumpang itu berada di depan rumah warga, namun buka asli dari sini, karena watu lumpang tersebut adalah, watu lumpang pindahan dari sebuah kebun dan di pindahkan ke depan rumahbsalah satu warga, dan di jadikan landasan menumbuk hasil tani, jagung, dan kopi.
Watu lumpang tersebut di dapatinya di sebelah ruamah, di mana watu lumpang ini sekarang berada, cuma bergeser radius sekitar 30 meter saja, yang awalnya di sebelah barat rumah, di bawah rimbunan pohon bambu sekarang di pindah penempatan di sebelah timur rumah.
Watu Lumpang Desa Kijon.
Watu Lumpang sekarang erada di bawah pohon Waru.
Dari perjalanan tersebut, pikiran saya pun malah semakin menjadi jadi, untuk berharap sebuah petunjuk lagi selain watu lumpang.
Di depan mushola An Nur, yg menjadi tujuan kami melaksanakan sholat dzuhur.
Mushola An Nur Kijon
Pada saat mencari tempat Wudhu, Salah Satu dari kita ada yg melihat sebongkah Batu Berukuran Bujur sangkar.
Setelah saya lihat ternyata sebuah yoni yg berada di Bawah rimbunan pohon Pisang.
Yoni Di desa Kijon.
Penelusuran kita hentikan sementara, karena mengingat, belum melaksanakan ibadah sholat dzuhur.
Dan akan kita lanjutkan setelah sholat dzuhur.
Selang 20 menit, kita melakukan atau melaksanakan sholat dzuhur, akhirnya kita mengadakan penelusuran yg berikutnya.
Melihat kondisi yoni sangat tidak bagus kalau di lihat dari segi penempatanya.
Yoni Desa Kijon
Kondisi yoni nampak dari kejauhan, radius 15 meter.
Yoni Desa Kijon
Kondisi yoni setelah di kihat dari jarak dekat.
Kondisi Yoni rusak pada bagian penampang sudut bagian atas,
Di atas penampang yoni tepatnya, di dalam lubang pengunci, terdapat pecahan gelas dan tumpukan genting bekas, pakaian bekas, dan selembar terpal dari bahan plastik karung yg mendukung dan menjadikan pandangan kurang enak di lihat.
Yoni Desa Kijon
Yoni mempunyai pasangan yang di sebut dengan lingga, dan keduanya seharusnya berada di dalam sebuah bangunan Candi Induk.
Lingga yoni merupakan perwujudan trimurti, perwujudan ke tiga deqa dalam keyakinan hindu kuno.
1. Dewa Siwa Sebagai dewa pelebur atau dewa yg mengawali
2. Dewa Wisnu, adalah dewa yg merawat
3. Dewa brahma adalah dewa pencipta atau pembangun.
\\ Lingga
Lingga merupakan perwujudan Dewa Siwa, yang di simbulkan sebagai alat kelamin laki laki.
Dewa Siwa adalah dewa pelebur dan yg mengawali
\\ Yoni memiliki bentuk kotak bujur sangkar, pada penampang atas yoni, terdapat lubang kotak di tengah berbentuk bujur sangakar, yang di fungsikan sebagai pengunci lingga.
Yoni merupakan perwujudan sosok ke dua dewa dalam keyakinan hindu kuno.
1. Dewa Brahma terdapat pada perwujudan yoni di bagian penampang bgian bawah, sebagi dewa pembangun.
2. Dewa Wisnu terdapat pada perwujudan yoni di bagian penampang atas, sebagai dewa pemelihara.
Dalm mitologi hindu kuno, yoni di lambangkan sebagai Dewi Uma ( Sakti ) istri dewa siwa dan di simbulkan sebagai alat kelamin perempuan.
Terdapat beberapa umpak berjumlah empat buah.
Situs Desa Kijon
Umpak dengan bentuk pola yang sama, bwrada di bawah yoni, di fungsikan sebagai penyangga yoni supaya tidak terguling ke bawah.
Sitsu Desa Kijon
Umoak di atas berjarak 5 meter dari keberadaan yoni, tepatnya berada di sebelah selatan.
Situs Desa Kijon
Umpak dengan bentuk pola yang Sama, berada di sebelah yoni, di antara rimbunan pohon pisang.
Situs Desa Kijon
Umpak dengan pola dan bentuk yang sama berada di samping yoni persis, tepatnya di sebelah barat yoni.
Masih kurang puas dalam penelusuran situs cagar budaya.
Berjarak sekitar 7 meter, terlihat sebuah bongkahan batu, hampir mirip dengan bulat tekur setengah.
Setelah kita datangi, ternyata wujud watu lumpang yg terbalik.
Situs Desa kijon
Keberadaan watu lumpang tidak jauh dari yoni, sama sama di rimbunan pohon pisang.
Keseluruhan situs tersebut berada di bawah rimbunan pohon pisang
Situs Desa Kijon
Mungkin dulu di Area Desa kijon ini ada kaitanya dengan situs yg berada di desa glagah adalah sebuah pemukiman penduduk, dan area pertanian yg luas dan subur, dengan air yg sangat cukup untuk megolah lahan pertanian.
Dan sarana watu lumpang sebagai bukti, bahwa di sini pernah ada suatu kehidupan yang di bilang cukup ramai.
Watu lumpang kadang juga di gunakan sebagai sarana untuk memudahkan suatu pekerjaan, menumbuk hasil tani dalam skala kecil atau di gunakan sebagai menumbuk ramuan obat obatan.
Ada juga beberapa pendapat yg mengatakan, bahwa fungsi dari watu lumpang di pergunakan sebagai sarana pemujaan dewi Sri atau Dewi Padi atau Dewi Kesuburan.
Hanya pendapat saja, Karena referensi atau sebuah prasasti yg menerangkan sebagai berikut saya blm pernah melihat, mendengar cerita isinya.
Watu lumpang kadang di gunakan sebagai penanda sebuah perkampungan atau suatu tempat, dimana timbulnya awal suatu peradaban, yang benar benar di pilih sebagai tempat tinggal untuk menetap dalam mengembangkan kehidupan.
Tanah krajan contohnya, sering kita jumpai, sebutan krajan biasanya terdapat suatu hal yg ada kaitanya dengan situs cagar budaya, seringnya watu lumpang.
Sebuah tempat yg di jadikan sumber inspirasi, untuk menceritakan sebuah pengalaman leluhurkita, yg menjadikan tempat tersebut wajib di kenang dengan beberapa warisan cagar budaya nusantara.
Tetap semangat dalam berkarya
Demi Kejayaan Nusantara.
Nantikan season ke dua 2, dalam perjalanan tanpa sengaja ketemu situs Cagar Budaya Di desa Glagah dan kijon.
Komentar
Posting Komentar