JEJAK KERAJAAN KUNO DI BERGAS / BARGHA SRI

"SISA SISA BANGUNAN KUNO SITUS CAGAR BUDAYA BERGAS"


Masa Kejayaan Kerajaan kuno, terbentuklah suatu desa yang bernama Bargha Sri / bergas, Yang sekarang Ini menjadi salah satu nama Kecamatan Di bawahi.
 Kab. Semarang
Prof. Jawa Tengah.
Kecamatan Bergas adalah, Hasil pemekaran Kec. Klepu.
Kec. Bergas dengan Kec. Pringapus.
Kecamatan bergas membawahi beberapa kelurah, si antaranya kelurahan bergas lor.

Tujuan kita kali ini mengexplore Desa bergas lor, yang banyak menyimpan sisi sisi Cagar Budaya Yang harus di munculkan.

Sisa sisa bangunan masa Kejayaan kerajaan kuno, banyak nertebaran di desa tersebut.
Di antara peninggalan peninggalan leluhur yg kini terbengkelai tanpa ada perhatian dari siapa pun juga.
Kita segelintir pemuda yg mencoba akan mendatangi
Mempelajari
Dan mempublikasikan
Kepada khalayak ramai, dengan harapan supaya dapat ikut membantu dinas tekait, sehubungan dengan adanya situs cagar budaya di desa tersebut, supaya mendapatkan perhatian juga dari warga masyarakat pada umumnya.

Blusukan kali ini, Kita di temani oleh dua orang sahabat, beliau berasl dsri kota Salatiga, yang kebetulan mempunyai tujuan yg sama dengan kita.
Kang Abdi dan kang Yoan.

Pejalanan blusukan kita di mulai dari Arca Ganesha mbah doel Jalal.
Situs Candi Lawang Di sikunir.
Situs Fragmen Yoni Dan Lapik Arca di Sawah Reco dan di lanjut ke Desa Bergas Lor.
Di desa bergas lor, hanya Beberapa meter saja dari Gang masuk desa ini, sudah di sambut dengan keberadaan Batu Candi Berpola kotak persegi, berpelipit dan Memiliki ukiran relief bunga.

Situs Bergas Lor

Ini yang di maksud Material Bangunan candi, warga bergas berpendapat, bahwa komponen tersebut adalah sisa sisa bangunan masjid yg gagal.

Situs Bergas Lor

Situs Ini terdapat di depan rumah mbah kasni.
Di atas pola vondasi rumah.
Mbah kasni Bercerita bahwa, batu tersebut di angkat oleh Suaminya dari Sawah reco, sepulangnya dari menggarap lahan sawah.

Situs Bergas Lor.

Komponen Batu pada bangunan Candi, dengan guratan relief terdapat pada bagian sudut depan.

Percakapan Mbah Kasni dengan Kang Dhani Putra saat mencari keterangan dari mana komponen Batuan kuno tersebut.
Kang Dhani Putra Dan Mbah Kasni

Dhani Putra : Dp
Mbah Kasni : Mk 

Mk : kenapa mas, kok melihat lihat batu
         Tersebut ... ??? Apa mau di beli ... !!!
Dp :  Kalau di beli, mau di kasih harga 
         Berapa mbah ... ??? Batu macam itu
         Gak laku di jual mbah, Malah
         Merepotkan Saja.
Mk : Loh kok bisa Merepotkan Kenapa
         Mas ... ???
Dp : Batu itu, Memiliki sedjarah dengan
         Desa bergas Mbah, Dan apa bila di
         Jual, akan menimbulkan masalah 
         Dengan dinas terkait mbah.
Mk : Oh begitu ... !!! Batu itu dulu sisa
         Bangunan masjid wurung kok mas
Dp : Ceritanya bagai mana mbah, Masjid
         nya kok bisa urung di buat.
Mk : Iya mas, jaman dulu, sebelum                     kakek dan neneku ada, sisa                         bangunan masjid itu sudah ada                 mas.
         Dulu mbah wali membangun                     sebuah masjid, bekum selesai,                     sudah ketahuan ayam jantan                     berkokok di pagi hari.
Dp : Nama mbah walinya siapa mbah ...           ???
Mk : Kurang tau mas, Mbah saya dulu               tidak bercerita tentang nama                     mbah  walibtersebut.
Dp : Terus lokasi pembangunan masjid            itu di mana mbah, apakah asli dari           tempat ini juga mbah.
Mk : Tidak mas, batu di depan itu, dulu            di angkat mbah kakung (Suaminya )         Dari sawah reco mas ... !!! Setelah            mbah kakung pulang dari macul                sawah.
Dp : Sama mbah kakung di bawa
         pulang, mau di buat apa mbah ...               ???
Mk : Niatnya dulu mau di buat 
         landasan mencuci pakaian, terus                gak jadi.
Dp :  kok gak jadi mbah, ada apa mbah
         ???
Mk : Tidak apa apa mas.

Beberapa menit kemudian kita berpamitan untuk meneruskan penelusuran.
Kita melanjutkan penelusuran di belakang rumah mbah kasni.
Hanya menemukan beberapa sisa dari bangunan saja.

     Situs Bergas Lor

     Situs Bergas Lor

Kedua Batu material pada gambar, di alih fungsikan sebagai umpak penyangga tatanan kayu bakar.

Saat akan melanjutkan penelusuran lagi, saya bertemu dengan mbah Kastamah, beliau menceritakan pernah melihat batu berbentuk segi tiga bergambar bunga, pikiranku langsung merujuk pada komponen ( Antefiks ), dua buah di belakang rumahnya.
ANTEFIKS adalah, Komponen pada sebuah bangunan pemujaan atau candi, yang terdapat pada Selasar atau bagian dari kaki candi yang di sebut dengan Bhurloka ( Dunia Para Manusia ), atau pada bagian Atap bangunan candi atau di sebut dengan Svarloka ( Dunia Para Dewa Dewi Berkumpul ), yang memiliki fungsi sebagai penghias.
Dan sebuah keceng ( Bejana Besar ) yang terbuat dari batu juga ( Watu Lesung ) terdapat tidak jauh di belakang rumahnya.
WATU LESUNG adalah, Salah satu alat untuk memudahkan suatu pekerjaan dalam pertanian, alat sebagai Penumbuk hasil panen dalam skala besar.

Saat saya menanyakan di manakah keseluruhan batu batu tersebut ke pada Mbah Kastamah.
Mbah Kastamah menjawab, keseluruhanya di bawa orang mas.
( Poto mbah kastamah tidak saya cantumkan, alasan beliau saat akan di poto takut ).
Setelah penelusuran hanya menjumpai 2 buah balok batu saja, kami memutuakan penelusuran yg berikutnya.
Tidak jauh dari rumah Mbah kasni, kita menjumpai komponen batu berbentuk balok, di halaman rumah warga.

     Situs Bergas Lor

Situs batu berpola kota persegi, beada di samping rumah warga.

Situs Bergas Lor    
Komponen batu penyusun yang memiliki relief relief bunga ceplok cerbingaki dan sulur sulur

   Situs Bergas Lor

Relief bunga ceplok berbingkai, merupakan identitas bangunan jawa tengahan


                                  Situs Bergas Lor

Relief flowra sulur sulur yg keluar dari tempayan atau Vas / pot Bunga.
Ke dua profile relief tersebut si fungsikan sebagai penghias bangunan candi.


    Situs Bergas Lor

 Batu berpola / batu berbentuk kotak segi empat, di temukan warga saat menggali tanah dengan ke dalaman 1 jengkal, yang akan di bangun sebagai garasi mobil milik puteranya.
Warga ini mengaku bahwa, masih banyak batu batu seperti itu di bawah lantai rumahnya.
Beliau juga mengaku, jika galian tanah yg akan di buat fondasi rumahnya, dulu pernah di temukan batu batu model seperti itu, tidak di rusak atau di jadikan bahan material tambahan untuk bangunan, melainkan sengaja di kubur kembali di dalam tanah, karena warga tersebut tau, jika material batu dengan bentuk seperti itu, bukan batu sembarangan, juga bukan batu buatan orang sekarang, melainkan masih merujuk batu pembuatan mbah wali.

Perjalaan kita lanjutkan di Area Masji Bergas Lor, Sumber cerita warga, bahwa di area bangunan masji itulah susunan batu tersebut, berpusat.
Akhirnya kami memutuskan mengunjungi masjid tersebut, siapa tau ada petunjuk lainya.


Masjid Jami'atul Abiddin
Masjid Bergas Lor

     Situs Bergas Lor

Berada di depan Masjid

Situs Bergas Lor   
Berada di depan Masjid

     Situs Bergas Lor
Berada di belakang masjid

Situs Bergas Lor
Berada di belakang Masjid

    Situs Bergas Lor
Di depan rumah salah satu warga

Situs Bergas Lor

                    Situs Bergas Lor

Situs Bergas Lor

Situa Bergas Lor

Situa Bergas Lor

Yang pada Akhirnya kita berhenti dibdwpan rumah warga yang bernama Mbah Asmai, Karena kami melihat komponen batu yg memiliki profil berelief flora masih sangat bagu, di pajang di depan rumah.

Saat kami berhenti dan melihat Batu berelief tersebut, kekuarlah Mbah Asmai, dan
Terjadi percakapan dengan Beliau

Mbah Asmai : Ma
Dhani putera : Dp

Ma : Ada apa mas
Dp : cuma lihat lihat batu mbah.
Ma : oh ... iya mas, silahkan.
Dp : Dapat Dari mana batu ini mbah.
Ma : Itu mas, sebelah rumah.
( mbah asmai sambil menusingkan jari telunjuknya ke arah galian tanah yg akan di buat Vondasi rumah )

Dp : Siapa yg membawa ke sini mbah.
Ma : Anak saya kemarin mas, waktu ikut kerja bhakti menggali tanah untuk vondasi rumah.

Dp : Batunya Bagus yaa mbah ..
Ma : Yaa jelas toh mas, tinggalane mbah wali.

Dp : Ceritanya kok bisa di anggap tinggala dari mbah wali, bagai mana mbah.

Ma : Itu cerita jaman dahulu mas, sewaktu mbah wali mau membuat masjid, gagal atau urung mas, karena ke duluan ayam jantan berkokok di pagi hari, akhirnya tidak di teruskan, dan menjadi masjid wurung.

Alhasil dari verita nara sumber yg berbeda, melainkan dari ke tiga orang tua berpendapat sama, keputusan dari cerita atau legenda rakyat memang benar begitu versi ceritanya, dengan adanya pembangunan masjid wurung oleh mbah wali.
Namun : Dari kita mengartikan bahwa seaungguhnya, desa bergas lor memiliki atau menyimpan banyak kenang kenangan dari leluhur kita, yg pernah ada, pernah hidup pada zaman kerajaan kerajaan Mataram Kuno.
Dan di pastikan bahwa, masa eranya kerajaan kuno, bergas lor memiliki bangunan yang sangat megah berupa tempat pemujaan ya itu CANDI

" Tetap Semangat Dalam Berkarya "
Demi Kejayaan Nusantar

Sisa sisa reruntuhan bangunan sebuah pemujaan berupa candi.
Merupakan salah satu maha karya yg di ciptakan oleh leluhur pada jaman kerajaan Kuno yg berada di suatu tempat.
Memang sengaja menciptakan sebuah bangunan di tempat tempat yg telah di pilihnya, Sehingga memudahkan untuk mencapai apa yg telah di gapainya.
Seringnya bangunan candi di bangun pada area tanah yg subur, di perbukitan dan dekat dengan mata air.
Kenapa demikian.
Karena leluhur kita mempunyai Filosofi tersendiri tentang kontur tanah yg akan di bangun tempat pemujaan.
Keterkaitan tanah dan mata air memiliki peranan yg penting, dalam kehidupan peradaban di masa kejayaan kerajaan kuno di nusantara.

😙😙😙😛😛😛😎😎😎

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WATU LUMPANG DAN UNFINIS YONI KENDALI SODO

MAKAM WALIULLOH SYECH SUDJONO DAN KE DUA SAHABATNYA

SITUS CANDI DI MAKAM WALIULLOH KHASAN MUNADI