MAKAM SYECH DOMBA
" NAPAK TILAS ZIRAH MAKAM SYECH DOMBA "
Assalamu'alaikum warokhmatullohi Wabrokatuh
Al khamdulillah
Wasyukurillah
'Ala Ni'matillah
'Amma Ba'd
Para pembaca yang budiman, Sujud Syukur ke hadirat ALLOH SWT yang telah melimpahkan Rakhmat dan Hidayahnya. Sehingga saya di berikan Kesehatan Jasmani Rokhani dan jug Kesehatan.
Bi qoulina " Al khamdulillah Hirobbil'alamiin.
Sholawat serta salam, Senantiasa tercurahkan ke pada Junjungan Kita, Nabi Akhiruzzaman, Muhammad SAW.
Semoga kita termasuk Ahli Syafaatnya di Yaumul Qiamah ..
AMIIN YAA ROBB
Blusukan Religi kali ini, Kita menentukan pilihan suatu tempat yaitu mengunjungi sebuah makam yang berada di puncak bukit. Atau di sebut dengan Gunung Cekeran, Makam tersebut Adalah salah satu Makam dari Murid :
" Sunan Tembayat atau Ki Ageng Pandan Aran atau Ki Ageng Susuhan Pandan Aran atau Ki Ageng Padhang Arang atau Pangeran Mangku Bumi "
Beliau Bernama Syech Dombo ( Setelah Di Angkat menjadi murid Sunan Tembayat ) / Ki Sambang Dalan ( Nama Waktu Menjadi Begal atau Perampok )
Makam Tersebut Terletak di sebuah bukit yang di namakan
Gunung Cakaran,
Desa Paseban
Kec. Bayat
Kab. Klaten
Sebelah barat daya dari Gunung Jabbal kat, di mana terdapat makam Waliulloh Sunan Tembayat Murid Dari Sunan Kalijaga.
" PERTEMUAN SUNAN TEMBAYAT DAN KI SAMBANG DALAN ( Syech Domba ) "
Makam Syech Domba
Dalam perjalanan Dari Semarag menuju ke Gunung Jabbal kat, Untuk menyusul Kanjeng Sunan Kalijogo. Ki Ageng Pandam Aran selalu berjalan di depan istrinya. Sesangkan Istrinya Nyai Ageng Kaliwungu, Berjalan di belakang Ki Ageng Pandan Aran agak berjauhan di belakang. Di tengah tengah perjalanan, tepatnya di sebelah selatan Semarang, Ki Ageng Pandan Aran di cegat oleh dua orang begal atau perampok, Mereka hanya berdua saja. Nama pimpinan perampok itu adalah Ki Sambang Dalan beserta satu rekannya. Kedua perampok menawarkan dua pilihan. Antar harta atau mati. Dan ke dua perampok itu mengincar bekal berupa harta. Dan meminta Harta tersebut dengan cara paksa ke pada Ki Ageng Pandan Aran.
Sedangkan Ki Ageng Pandan Aran tidak membawa sepeserpun dari harta benda yang di makaudkan oleh ke dua perampok itu. Pada akhirnya, Ki Ageng Pandan Aran menyuruh kedua perampok itu mengambil harta yg di Bawa Nyai Ageng Kaliwungu, Istrinya. Dan memberitahukan kepada kedua perampok itu, Bahwa tongkat yang di bawa istrinya merupakan tongkat dari bambu yang berisikan perhiasan di dalamnya. Sebelum ke dua perampok itu mendekati Istrinya, Ki Ageng Pandan Aran memberi Pesan kepada kedua perampok itu, Cukup kalian ambil tongkatnya saja, tapi jangan kau apa apakan wanita itu, karena wanita itu adalah Istriku, dan aku persilahkan kalian pergi jauh dan tidak mengganggu perjalananku, setelah jaian mendapatkan apa yang kalian inginkan.
Sehingga ketua Begal atau rampok yang bernama Ki Sambang Dalan bergegas lari mendekati istri dari Ki Ageng Pandan Aran, terlihatlah Nyai Ageng Kaliwungu sedang berjalan membawa tongkat dari bambu sendirian saja di belakang.
merebut tongkat tersebut dengan cara kasar dan memaksa.
Makam Syech Domba
Nyai Ageng Kaliwungu pun menangis dan bergegas menyusul Ki Ageng Pandan Aran.
Karena belum puas dengan nafsu serakahnya, Ki Sambang Dalan dan Rekannya lari mengejar Ki Ageng Pandan Aran beserta istrinya, untuk meminta bekal yg di bawa Ki Ageng Pandan Aran.
Dan mengancam beliau berdua, jika tidak menyerahkan bekal yg di bawa Ki Ageng Pandan Aran, Seolah tidak percaya kesua perampok itu, Jika Ki Ageng Pqndan Aran benar tidak membawa bekal sesikitpun dengan dugaan yang di maksud, maka ... Ki Sambang Dalan dan rekanya akan membunuh beliau berdua, Jika permintannya tidk di penuhi.
Akhirnya Ki Ageng Pandan Aran berkata :
" Wong wis Salah kok Isih Tego temen "
Artinya : " Sudah salah kok masih tega banget "
Terucapnya kata " Salah Tega ", yg keluar dari Ki Ageng Pandan Aran sekarang menjadi Kota " Sala Tiga ".
Nb : Itu Fersi cerita rakyatnya.
Yang di ceritakan oleh pakuncen makam bernama Bapak Surip.
Pakuncen Makam Syech Domba
Bapak Surip yg berasal dari desa Paseban, desa cekeran, di bawah kaki bukit cekeran
Kisah Cerita Syech Domba
Yg di tempelkan dalam tembok bangunan komplek makam
Jika Menurut Isi prasasti angka tahun yg tercantum adalah 672 çāķā sama dengan 24 juli 750 masehi.
Yg berisi tentang penetapan tanah şîmã atau tanah persikan atau tanah bebas pajak.
Di desa Hampra oleh Raja Bhanu.
Dan ..... !!!
Jikalau tersebutnya salatiga, terdapat pada sebuah prasasti plumpungan.
Dsn. Plumpungan
Ds. Kauman Kidul
Kec. Sidorejo
Kodya Salatiga
Prasasti tersebut di tulis di atas dataran batu andesit, berdiameter sekitar 5 m.
Yg di tulis menggunakan aksara jawa kuno dan bahasa sansekerta.
Yang berisi :
1. Semoga bahagia ! Selamatlah rakyat sekalian ! Tahun śãķă telah berjalan 672 / 4 / 31 ( 24 juli 760 masehi ).
2. Tengah Hari
3. Dari beliau, untuk agama dan kebaktian kepada maha tinggi, telah menganugerahkan sebidang tanah, agar memberikan kebahagiaan kepada mereka.
4. Yaitu desa hampra yg terletak di wilayah Trigramyama ( salatiga ) dengan persetujuan dari Siddhdewi ( sang dewi yang sempurna dan mendiang ) berupa daerah bebas pajak dan perdikan.
5. Di tetapkan dengan tulisan aksara atau prasasti yang di tulis menggunakan ujung mempelam
6. Dari beliau yang bernama bhanu. ( dan mereka ) dengan bangunan suci atau candi ini. Selalu menemukan hidup abadi.
" Kutipan Dari Buku Bunga Rampi Warisan Leluhur "
" Candi di jawa tengah dan Daerah Istimewa djogjakarta "
Oleh Beliau
Bapak Dr. F.X. Sardjono M.,Spa
Prasasti Plumpungan
Prasasti plumpungan

Prasasti Plumpungan
Prasasti Plumpungan
Kemudian Ki Ageng Pandan Aran Mengucapkan Beberapa kalimat, ujar atau sabdo.
" Siro yekti tego temenan, Solah Tingkahmu Ngambus ngambus koyo Wedus " Artinya " Perbuatanmu sangat benar benar tega, perbuatanmu mengendus ngendus seperti domba "
Dan kata kata itu di tujukan kepada ki sambang dalan, maka seketika kepala Ki Sambang Dalan Berubah Menjadi Kepala Domba.
Dan rekan dari Ki Sambang Dalan Ketakutan, sehingga dia dalam posisi jongkok dan gemetaran ( Ngewel ) seluruh tubuhnya.
Sehingga Ki Ageng Pandan Aran mengucap sabdo " Siro Nemen Tegele, Siro Ngewel Ngwel koyo lumakune ulo "
Seketika ucapan itu merubah wujud kepala dari rekan ki Sambang Dalan Menjadi Ular.
Seketika itu juga, mereka berdua akhirnya menangis meronta ronta, tidak akan mengulangi perbuatanyaan, memintanya agar di ampuni kesalahanya dan mereka mengajukan diri menjadi murid Ki Ageng Pandan Aran.
" Maka Ki Sambang Dalan Di julukinya Sebagai Syech Domba dan Rekanya Di Juluki Syech Kewel "
Akhirnya mereka berduan menjadi murid Ki Ageng Pandan Aran, mereka berdua juga mengikuti Ki Ageng Pandan Aran beserta Istrinya, Menuju ke Gunung Jabbal kat, untuk menemui Gurunya yaitu Sunan Kalijaga.
Sesampainya di Gunung Jabbal Kat, Ki Ageng pandan Aran menunggu Gurunya di Atas puncak.
Terlihat dari kejauhan, Sosok Menggunakan Pakaian Adat jawa, berwibawa menghampiri rombongan Ki Ageng Pandan Aran.
Dan melaporkan kejadian kejadian aneh di dalam perjalanan, san kejadian aneh yg menimpa Ki Sambang Dalan beserta satu Rekanya.
Kerena ketidak sengajaan Atas Ucapan Yg di tururkan Ki Ageng Pandan Aran.
Lalu berujar Kanjeng Sunan Kalijogo " Lelakune Wong Urip Tanpo Ilmu iku pado dene karo khayawan, Lelakune Wong Urip Amargo Nuntut Ilmu iku podo Karo Duweni derajad Kamanungsan "
Artinya :
" Orang hidup tanpa ilmu itu sama seperti hewan, orang hidup menuntut ilmu itu sama juga mempunyai derajad kemanusiaan "
Dan ucapan itu di tujukan kepada Ki Sambang Dalan dan rekanya, Seketika wajah merwka berdua berubah menjadi manusia Seutuhnya, Di juluki mereka bertiga.
Ki Ageng Pandan Aran menjadi Sunan Tembayat.
Kedua Murid Sunan Tembayat Syech Domba dan Syech Kewel.
" Di atas Fersi Cerita Rakyat "
Makan Syech Domba
Gapura Menuju komplek makam Syech Domba.
Saat berkunjung silaturrakhmi ke rumah pakuncennya atau mbah surip, Beliau bercerita sesikit tentang Makam Syech Domba.
Beliau mengatakan bahwa, kenapa makam Syech Domba di beri nama Gunung Cekeran.
Pada suatu hari, Syech Domba di panggil Sunan Tembayat melalui santrinya, untuk menghadapnya.
Peaan itu lalu di sampaikan kepada murid tersebut.
Pada dasarnya, Syech Domba Akan di jadikan salah satu abdi dalem keraton Demak Bintoro, Yang akan menduduki jabatan sebagai tokoh penting di keraton Demak Bintoro, Mengingat beliau dulu adalah salah satu abdi kerajaan Majapahit yg memberontak, dan akhirnya melarikan diri dari pengejaran prajurit Majapahit, karena ingin di tangkap dan di hukum.
Beliau melarikan diri dan bersembunyi di antara salatiga dan boyolali di dalam hutan, dan menjadi perampok.
Tapi beliaunya tidak mau, bahkan beliau memilih memperdalam ilmu tasyawuf.
Dan lebih suka mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, yaitu GUSTI ALLOH TA'ALA
Makam Syech Domba
Jalan naik yg menuju makam Syech Domba di
Dusun Cekeran
Desa. Paseban
Kec. Bayat
Kab. Klaten
Makam Syech Domba
Setelah Sunan Tembayat Mendengarkan keputusan dari Syech Domba.
Munculah Burung Merak berwarna putih, terbang mengelilingi Puncak Gunung Jabbal kat.
Dengan Ucapan Sunan Tembayat, Syech Domba Di utus untuk mengikuti ke mana hinggapnya burung Merak tersebut.
Dan berkata bahwa, di mana burung Merak itu hinggap, maka di situlah Syech Domba akan menjalankan niatnya menuntut ilmu tasyawufnya.
Syech Domba Pun menyanggupi perintah gurunya dan mengikuti kemana arah terbang dan hinggapnya burunh tersebut.
Setelah mengikuti terbangnya Burung merak, pengejaran Syech Domba pun berhenti, tepatnya di sebelah barat daya Gunung Jabbal kat, karena di dapatinya burung merak putih tersebut hinggap di puncak gunung dan menyeker nyeker tanah yg berada di puncaknya.
Di sebutlah Gunung tersebut Sebagai Gunung Cekeran dan terjadilan nama desa di kaki gunung itu menjadi desa cekeran.
Makam
Pintu Masuk Ke komplek makam Syech Domba.
Setelah Burung Merak tersebut selesai memberi petunjuk ke pada Syech Domba, yaitu dengan menyeker nyeker puncaknya, lalu burung merak Putih tersebut terbang menuju ke suatu gunung, tepatnya berada di sisi barat gunung cekeran dan hilang di gunung tersebut sampai sekarang.
Sampai sekarang Gunung itu di beri nama Gunung Merak.
" Juga terdapat Tiga Buah makam Selir Pakubuwono V "
" Temukan di Blog Saya tentang makam Selir Pakubuwono V dalam versi Gunung Merak Putih di jelajahkarungrungan.blogspot.com "
Makam Syech Domba
Mushola di dalam komplek makam Syech Domba, Sengaja di bangun untuk para peziarah saat akan melakukan kewajibanya sebagai umat muslim, dan bermunajad kepada Gusti ALLOH TA'ALA.
Makam Syech Domba, biasnya di penuhi pengunjung pada malam 21, 23, 27 Ramadhan, sama halnya dengan Makam Sunan Tembayat di Kec. Bayat dan Makam Waliulloh Kahasan Munadi yg berada di Desa Nyatnyono
Kec. Ungaran Barat
Kab. Semarang.
Komplek Makam Syech Domba
Pada Akhirnya, Syech Domba Menetap di Gunung Cekeran samapai Malaikat Izroil Menjemputnya dan di makamkan di puncak Gunung Cekeran.
Gambar Makam di atas, di duga sebagai para santri dari Syech Domba dan Sunan Tembayat.
Sepertinya juga, Yg bersemayam di dalam pusara tersebut, seperti tokoh penting dalam keraton.
Yg saya ingat hanya satu nam saja pada tulisan kijing gambar makam di atas.
" Singo Seban "
Wallohua'lam bissowab
Hanya ALLOH yg mengetahui Kebenarannya.
Saya Hanya Penyambung lidah dari sesepuh pini sepuh, yg di wasiatkan kepada pak Surip dan keluarganya.
Dan saya tulia di blog ini untuk menyampaikan kepada Para Pembaca yg budiman.
Demi Kejayaan Nusantara
Jelajahkarungrungan.blogspot.com
Mantab brather
BalasHapusKerennn
BalasHapus