CANDI SUKUH
" JELAJAH LERENG GUNUNG LAWU CANDI SUKUH "
Candi Sukuh Dk. Berjo
Ds. Sukuh
kec. Ngargoyoso
Kab. Karanganyar
Letak gugusan candi ini berada di sebelah barat kaki Gunung Lawu, berada di ketinggian kurang lebih 910 Mdpl.
Bentuk gugusan Candi Sukuh mirip dengan Punden Berundak undak, membentuk tiga teras yang membujur dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 100 meter, makin meninggi ke arah timur.
Candi Ini menghadap ke barat dan memiliki bangunan utama di teras paling tinggi, berbentuk seperti piramida terpangkas puncaknya, hampir memiliki kesamaan dengan bangunan piramida yang berada di mesir.
Candi Sukuh
Candi Sukuh merupakan bangunan candi agama hindu Tantrayanan, yangbdi bangun sekitar abad XV atau tahun çaka 1437 masehi. Kata Sukuh adalah " Pergi Melaksanakan Perang ".
Bentuk bangunan candi sukuh terkesan sangat sederhana, baik dari bangunan gugusan candinya, maupun bentul segi Arca dan Relief yang terdapat pada candi tersebut.
Situs Candi Sukuh di temukan oleh Jhonson ( Residen Inggris Di Surakarta ).
Mulai saat itu banyak kalangan sarjana mengadakan penelitian di Candi Sukuh.
Di antaranya \\ Dr. Van Der Vlis tahun 1842, Hoepermen di Teruskan Verbeek pada tahun 1889, Knebel tahun 1910, dan Sarjana Dari Belanda Dr. WF. Stutterheim //.
Untuk mencegah kerusakan yg makin memprihatinkan, Dinas setempat pernah merehabilitasi candi tersebut pada tahun 1917, sehingga keadaan candi sukuh, sama halnya seperti yg kita lihat sekarang ini.
Candi Sukuh
Batu berbentuk tirus ke atas, dengan lubang di tengah, berada di sebelah kanan gapura pintu masuk ke candi
Candi Sukuh
Di candi ini banyak di temukan arca dan relief dalam bentuk manusia, binatang dan lambang.
Yang kebanyakan merupakan seksualitas atau kesuburan.
Sebagai ornamen tantrik seperti lingga - yoni, yang di gambarkan sangat mirip sekali dengan alat vital pria dan wanita.
Di antaranya relief lingga berbentuk phallus yang di gambarkan berhadapan dengan vagina ( yang di pahat di dalam lorong gapura pertama.
Relief Lingga Yoni Candi Sukuh
Relief Lingga Yoni Candi Sukuh
Selain itu juga terdapat sebuah lingga yg mempunyai tinggi sekitar 2 meter dan terdapat prasasti pada batang lingga tersebut, lingga tersebut berbentuk mirip dengan alat kelamin laki laki, yang kini di simpan di musium nasional jakarta, yang bertuliskan Biseka yang bagawan gangga suding laksana purusa sorning rat, wuku tumpek kaliwon ing wayang 1362, dan Katon karungu brahmana purusa tersebut di kelilingi hiasan 4 bola, ( Kebiasaan Orang saat itu : menanam bola bola kecil di bawah kulit penis ), dengan relief keris, Matahari serta bulan sabit, dan berangka tahun setara 1440 m.
Di samping itu juga terdapat relief cerita Samudramantana, sudamala, Nawaruci dan pandai besi.
Setiap teras terdapat tangga dan satu gapura, gapura ini berbeda dengan bangunan bangunan candi yang berada di jawa tengah, karena bangunan hindu candi sukuh beserta dengan arca dan relief hampir menyerupai bangunan megalitik.
Setiap teras terdapat bangunan talut yang membujur dari barat ke timur yg berfungsi sebagai pembatas.
Gapura pintu masuk teras ke dua di jaga sepasang dwarapala.
Teras pertama bangunan candi berada di sisi sebelah barat, sebagai bangunan pintu masuk pertama yg memiliki gapura berbentuk trapesium, dan di sebutkan sebagai gapura padu raksa, yang di lengkapi tangga batu dan lorong gapura.
Terdapat hiasan pada atas gapura masuk, relief kala yang berada di sisi barat dan sisi timur.
Relief kala tersebut, tidak memiliki kesamaan dengan relief kala bangunan candi candi pada umumnya
Relief kala di sebelah timur
Relief kala di sebelah barat.
Sengkalan " Gapuro Buto Mangan Wong " dan " Gapuro Buto Anahuy Buntut "
Dinding Gapura pertama " Oarang Bersenjata "
Dinding Gapura Pertama " Relief Garuda "
Teras pertama berbentuk Empat persegi panjang, dan pada teras ini terdapat umpak batu dan tiga batu berelief
1. Relef di sebelah timur, seorang laki laki menunggang Gajahdi ikuti oleh pengiringnya yang membawa tombak.
2. Terdapat fragmen batu umpak nerelief empat ekor sapi.
3. Fragmen umpak batu berikutnya seorang laki laki menunggang kuda di kawal oleh lima orang bersenjatakan tombak, namun di relief ini hanya terlihat dua orang saja yang membawa tombak, dan seorang lagi berdiri di depan, sedang membawa payung.
Teras ke dua Candi
Gapura ke dua candi dalam kondisi rusak, di kanan dan di kiri gapura terdapat arca penjaga pintu atau Dwarapala
Namun ke dua dwarapala tersebut dalam keadaan rusak karena aus ( mungkin ), dengan tubuh polos, dan gada yg di bawanya pun tanpa ukiran.
Gapura Ke dua
Arca Dwarapala sebelah kiri
Arca Dwarapala sebelah kanan
Teras kedua lebih tinggi dengan halaman yang lumayan cukup luas.
Terdapat relief di sebelah selatan yaitu Pandai Besi, relief yang menggambarkan kegiatan pandai besi, berdiri sosok wanita di bawah atap dari genting, dengan bangunan terbuka, sedang berdiri memegang tuas pompa dalam peralatan pandai besi, fungsi memompa supaya api dalam tungku tidak padam saat di gunakan.
Pada bagian tengah terdapat relief Manusia Berkepala Gajah, ( Ganesha ) mengenakan penutup di kepala berupa sorban, dan sedang menari dan berdiri pada satu kaki kanan, sementara kaki kiri di tekuk dan menggigit ekor seekor anjing.
Relief gambaran gajah ini merupakan sengkalan yang berbunyi " Gajah Wiku Anahut Buntut " yang menunjukan angka tahun 1378 şaka atau sama dengan 1496 Masehi.
Angka tahun yersebut selisih duapuluh tahun dengan gapura di teras pertama.
Relief Pandai Besi - Gajah Wiku Anahut Buntut
Ukiran pada relief pandae besi sebelah kanan ( Utara ), menggambarkan seorang laki laki sedang duduk berjongkok, yg di duga sebagai Bima, tampak sedang menemba sebilah pedang, di depan nampak tergeletak beberapa bilah senjata berupa, keris, tombak dan pisau.
Candi Sukuh
Undak undakan / anak tangga masuk ke lokasi teras ke tiga dari sebelah Selatan.
Nampak sebuah Jaladwara di sebelah anak tangga.
Di sebelah Kanan Dan Kiri anak tangga paling atas, terdapat Dua buah arca Dwarapala sebagai penjaga pintu, dengan kondisi sudah aus.
Candi Sukuh
Jaladwara pads dinding pembatas teras ke tiga di sebelah selatan.
Candi Sukuh
Kedua Dwarapala penjaga pintu sebelah selatan, dalam kondisi Aus karena lamanya termakan usia
Teras Ke tiga Candi
Teras Ke Tiga
Teras Ke Tiga
Teras Ke tiga
Teras Ke Tiga
Teras ke tiga ini di anggap bangunan paling suci, atau Bangunan Pusatnya.
Terdapat jalan yg membelah halaman atau jalan dengam tatanan batu yg berada di tengah halaman.
teras ke tiga merupakan pekataran terbesar yg berisikan candi induk, dua bangunan candi kecil, dua buah batur, jajaran arca dan beberapa Relief.
Bangunan candi induk hampir mirip dengan bangunan Piramida yang terpangkas pada ujung puncaknya.
Berdiri dan menghadap ke arah barat.
Di depan candi induk terdapat arca berbentuk kura kura besar dan menghadap ke arah barat semua.
Candi Sukuh
Selasar Paling Atas Candi Sukuh, Kemungkinan, batu berbentuk kotak Bujur sangakar, dengan lubang kotak di tengah, di duga sebagai tempat di mana lingga yang berbentuk Phalus berada.
Candi Sukuh
Pemandangan Area komplek Candi Sukuh, mengahadap ke barat dari atas.
Arca Kura Kura Besar di depan Candi Induk
Pada sebelah selatan jalan tatanan batu, terdapat candi kecil yang di sebut dengan Candi Bimaswarga, bangunan nerdenah bujur sangkar.
Candi Bimaswarga
Relief Candi Bimaswarga
Relief Candi Bimaswarga
Arca Kura kura dan Candi Bimaswarga
Di dalam relung candi terdapat Arca Yang sangat terkenal dengan sebutan Kyai Sukuh
Di depan bangunan Utama, tepatnya di sebelah selatan jalan berbatu, terdapat sebuah altar berbentuk persegi panjang, oada bangunan altar terdapat sebuah tangga yang menghadap ke barat, di sebelah tangga terdapat dwarapala, dan di sebelah kiri depan altar, terdapat relief seorang tokoh, dalam posisi duduk dan menyilangkan kakinya ke depan.
Altar
Pada bagian atas terdapat batu berbentuk phalus, sebagai sarana pemujaan.
Dan pada bagian sudut bangunan altar, terdapat obelisk yang di hiasi dengan relief yang menggambarkan seorang laki laki, dan ke dua tangannya memegang senjata trisula dan di kelilingi oleh lingkaran.
Relief Laki Laki Kedua Tangan Membawa trisula, Dan di Kelilingi Semacam Lingkaran.
Di dinding selatan obelisk terdapat jaladwara berbentuk relief laki laki telanjang dalam sikap jongkok.
Di sebelah batur selatan, terdapat sebuah arca orang berdiri, menghadap ke arah utara, dengam tangan kiri memegang alat kelaminya dan tangan kanannya memegah sebuah senjata ( 1 )
Di sebelah selatan candi induk, jyga terdapat sebuah arca, dalam posisi tangan kiri memegang alat kelaminya, kondisi kepala terpenggal ( 2 ).
Tugu Batu Obelis
Terdapat relief yang menggambarkan berbagai cerita, terdapat relief garudeya, di sisi lainya terdapat relief dua orang wanita, dan sisi lainya terdapat relief ular, relief ini menceritakan Garudeya.
Arca Seekor Garuda yang membentangkan sayapnya, dan di setiap bagian kakinya sedang mencengkeram seekor gajah dan seekor kura kura.
Relief seseorang sedang menunggang garuda di pundaknya.
Relief di atas menggambarkan tiga tokoh wayang, punokawan ( manusia biasa tapi bersifat seperti dewa ), tokoh satunya membawa gong.
Telief Kala Mrga
Bangunan tugu batu ( obelisk ) ll, pada obelisk ini terdapat kala mrga, yaitu relief berbentuk tapal kuda dengan tiga relief kepala kala, bagian atas dan kedua kijing bagian bawah.
Bangunan ini mengupas verita tentang dewa ruci, pada bagian temgah terdapat relief dewa ruci, pada bagian tengah terdapat relief dewa siwa berhadapan dengan bima, keduanya berdiri di atas naga berkepala gandan wasuki dan taksana di bawah siwa dan Bima terdapat relief seorang pendeta yang sedang duduk di depan rumah, dan di bagian paling bawah, terdapat dua orang pendeta yang terlihat sedang berebut sesuatu, relief di bawah ini menceritakan kisah bima bungkus.
Di atas tugu batu obelisk ini, memuat kisah Adiparwa.
Gambar relief dua orang tokoh, di hadapan raksasa yang terlentang, dan di atas tubuh raksasa di gambarkan para punakawan.
Batur Dewaruci
Dari relief ini di ukir relief sapi sedang menggigit ekornya sendiri.
Yang berbunyi : " peling dug kili ri katangan dug anungkul marang arga, pawitra saka kalanya goh wiku hanaut bu ( n ) tut 1379.
Terjemahnya : untuk di ingat ingat ketika bersujud di kahyangan ( puncak gunung ), terlebih dulu agar datang di pemandian suci, saat itu adalah tahun saka goh wiku anahut buntut 1379.
Bongkahan Batu Berelief Celeng ( Babi Hutan )
Bongkahan Batu Berelief Gajah
Fragmen Arca Gajah
1. Relief yang menggambarkan, ketika Dewi Kunti meminta pada Sadewa ( Berjongkok ) agar mau " Ngruat " Betari Durga, Namun Sadewa Menolak.
Tampak di belakang sadewa tergambar seorang punakawan dan di belakang dewi kunti juga terdapat seotang punakawan.
2. Menggambarkan ketika sadewa di ikat ke dua tangannya, di bawah pohon Randu Alas, karena tidak bersedian Meruat Betari Durg.
Betari Durga telah berubah menjadi sosok Raksasi ( Raksasa wanita ) yang berwajah mengerikan.
Dua sosok raksasa di belakang durga adalah Kalantaka Dan Kalanjaya.
Sosok bidadari yang di kutuk karena tidak menghormati dewa dan di lahirkan sebagai raksasa.
Di belakang Sadewa terlihat sosok punakawan Semar.
Gambar pada relief terlihat sosok hantu yang melayang layang dan di atas sebuah pohon sebelah kanan terdapat dua ekor burung Hantu.
Adegan Ini di tampilkan dalam hutan Setra Gandamayu ( Gondo mayit ), tempat pembuangan dewa yang di usir, karena melakukan pelanggaran.
3. Relief ketika Menggambarkan ketika dewi Uma ( Durga Seyelah di ruwat Sadewa, Berdiri di atas padmasana.
Punakawan menghaturkan swmbah kepada sang dewi uma.
4. Gambaran relief sadewa berhasil meruat Sang Durga, kemudian Sadewa di perintah pergi ke pertapan Prangalas, Di situ Sadewa menikah dengan dewi Pradapa.
Pada bagian Ini di gambarkan bagaimana Sadewa bersama punakawan Semar berhadapan dengan pertapa buta bernama Tembrapetra dan Putrinya Ni Padapa di pertapa Prangalas, dan Sadewa Ingin menyembuhkan Dari kebutaanya.
Relief Bima mengangkat raksasa dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan membawa senjata tombak yang siap untuk di tancapkan ke bagian perut raksasa.
Pada relief bima di atas, terdapat prasasti bertuliskan " Padamel Rikang Buku ( r ) Tirta Surya 1361 saka ".
Arca Dwarapala besar, yang mengalami rusak dan hanya terlihat di bagian atasnya saja ( 1 ).
Arca manusia yang tinggal separuh bagian bawah saja ( 2 ).
( 1 ) ( 2 )
Prasasti Candi Sukuh
Arca Garuda
Arca lain pada yeras ke tiga adalah, arca garuda yang berdiri dengan sayap membentang, dan kondisi kepala tersebit sudah hilang.
Pada bagian ekor salah satu arca terdapat sebuah prasasti yang berbunyi : "Lawase Rajeg wesi duk pinerp kepeteg dene wong medang, ko hempu rama karubuh alabuh geni harbut bumi kacaritane babajang mara mari setra hanang tang bango 1363.
Dan di bagian depan garuda terdapat prasasti yang berbunyi : " Sagara muni murub kutuk ing akasa 1364 "
Kidung Sudamala
Dan kisah
Garudeya
info menarik
BalasHapusKeren kakak
BalasHapus